Selasa, 1 November 2011 10:03 WIB | 1044 Views
Model yang telah dimodifikasi dari roket Long March CZ-2F yang membawa pesawat luar angkasa tanpa awak Shenzhou 8 diluncurkan dari landasan di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Provinsi Gansu, China, Selasa (1/11). China meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak Shenzhou 8 Selasa dini hari, membuka jalan untuk pelatihan penggabungan dengan pesawat lain yang akan menjadi uji utama kemampuan negara dengan kekuatan meningkat itu untuk menguatkan cengkeraman jangka panjang mereka di bidang luar angkasa. (FOTO ANTARA/REUTERS/China Daily/ox/11.)
Beijing (ANTARA News) - China mengatakan mereka telah berhasil meluncurkan sebuah pesawat antariksa tak berawak, Selasa, sebagai langkah ke depan ke tujuan untuk membangun stasiun ruang angkasa pertamanya pada 2020.
Shenzhou VIII telah meluncur dari padang pasir Gobi di bagian baratlaut China pada pukul 5.58 waktu setempat (pukul 4.58 WIB), kata kantor berita Xinhua.
Pesawat itu kemudian memisahkan diri dari roket peluncurnya, sebuah Long March-2F yang dimodifikasi, sekitar 200 kilometer di atas Bumi.
Pesawat itu akan bergabung dengan Tiangong-1 atau "Heavenly Palace", mungkin dalam beberapa hari, di tempat yang akan menjadi pengaitan ruang angkasa pertama negara itu dengan sebuah modul yang telah mengorbit Bumi.
Pengaitan percobaan itu adalah bagian dari persiapan China untuk membangun stasiun ruang angkasa pertamanya pada 2020, tempat para astronout dapat tinggal selama beberapa bulan, seperti yang mereka lakukan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) NASA atau bekas Rusia, Mir.
Teknologi pengaitan di ruang angkasa itu sangat penting karena kedua pesawat itu, ditempatkan di orbit yang sama dan memutari Bumi sekitar 28.000 kilometer per jam, harus bersatu secara progresif untuk menghindari penghancuran satu sama yang lainnya.
Jika itu berhasil, China akan meluncurkan dua pesawat antariksa lainnya tahun depan untuk melakukan lebih banyak percobaan-percobaan pengaitan (pesawat ruang angkasa).
Menurut kantor berita Xinhua, sedikitnya sebuah pesawat akan diawaki, dan dua wanita astronout akan termasuk di antara mereka yang dilatih untuk misi tersebut. Jika mereka terpilih, mereka akan menjadi wanita-wanita pertama China yang dikirim ke ruang angkasa.
China telah memulai program penerbangan ruang angkasa berawaknya pada 1990 setelah negara itu membeli teknologi Rusia dan pada 2003 menjadi negara ketiga yang akan mengirim manusia ke ruang angkasa, setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat.
China menganggap program ruang angkasanya yang serius sebagai simbol pencapaian globalnya yang berkembang.
(ANT)
ANTARA