Pages

Tuesday, October 4, 2011

Gelar Senjata Warnai HUT ke-66 TNI



BMP3F MARINIR




RUDAL 003
JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai gelar alat utama sistem senjata (alutsista) turut mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun ke-66 Tentara Nasional Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (5/10/2011). Gelar senjata dilakukan di Plaza Mabes TNI Cilangkap dan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan tamu undangan.

Alutsista yang digelar di acara HUT ke-66 TNI yang bertemakan "Dengan Keterpaduan dan Profesionalisme, TNI Bersama Komponen Bangsa Siap Menjaga dan Menegakkan Kedaulatan serta Keutuhan NKRI" antara lain, empat unit BMP-3 F Marinir, dua unit HOWITZER Marinir, dua unit LVT-7 Marinir.
LVT-7 MARINIR
Ada pula dua unit Radar Portable Paskhas, tiga unit helikopter TNI yang terdiri dari satu unit Helikopter MI 35 TNI AD, satu unit Helikopter Bell TNI AL, dan satu unit Helikopter Super Puma TNI AU.
PANSER ANOA 6X6
Digelar pula empat pucuk peluru kendali (rudal) PORRAD Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Denarhanud) Rudal 003/Kodam Jaya, delapan unit kendaraan taktis ANOA Batalyon Infranteri Mekanis 201 Kodam Jaya. Tak hanya itu, TNI juga menggelar demonstrasi Fly Pass Pesawat Tempur TNI AU, Free Fall, Beladiri Militer Yong Moodo, Rampak Bedug, dan Tarian Papua.

Rangkaian acara lainnya adalah penandatanganan sampul Hari Pertama Perangko Seri TNI, serta pemberian tanda kehormatan kepada Kolonel Czi Satrio Medi Sampurno, Kapten Kal. Iryanto, dan Serma Mar Edi Utomo.
MI-35 TNI AD


SUMBER : KOMPAS

Indonesia Perlu Kapal Selam dan Fregat Baru




ILUSTRASI


JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia sedang menjajaki pembelian kapal selam dan kapal perang baru jenis fregat.
"Kemungkinan besar kita membeli dari negara Asia. Saat ini sudah dijajaki kapal selam buatan Korea Selatan," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Suparno, Selasa (4/10/2011) di Jakarta.
Suparno menjelaskan, pihaknya tidak memilih kapal selam buatan Eropa Barat karena disesuaikan kemampuan keuangan. Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan untuk membeli dari produsen lain di Asia, selaian Korea Selatan.
Korea Selatan kini sedang memperbaiki kapal selam KRI Nanggala yang akan kembali beroperasi awal tahun depan di Indonesia. Sedangkan pengadaan fregat, menurut Suparno, diharapkan bisa diwujudkan sebanyak tiga unit.
"Pembangunan fregat direncanakan dalam bentuk kerja sama asing dan dalam negeri. Sebagian modul dibuat di dalam negeri," kata Suparno.
Selain persenjataan, Suparno menegaskan, sangat penting menyediakan perumahan dan perbaikan kesejahteraan prajurit TNI AL. Dengan memenuhi kebutuhan dasar prajurit, mereka akan lebih fokus dalam bertugas.

SUMBER : KOMPAS

TNI AL Incar Helikopter Seawolf





JAKARTA, KOMPAS.com — TNI Angkatan Laut mengincar helikopter tempur Sea Wolf untuk masuk jajaran tempur memperkuat armada laut Indonesia.
Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Suparno di Jakarta, Selasa (4/10/2011), mengatakan, helikopter tersebut memiliki fungsi perang antikapal selam. "Kami merencanakan membeli satu skuadron Sea Wolf untuk mendukung operasi pengamanan laut dan juga mampu menggelar peran antikapal selam," kata Suparno.
Helikopter Sea Wolf buatan Amerika Serikat diketahui juga dapat berperan sebagai gunship atau dilengkapi senjata berat untuk memberi dukungan tembakan udara-permukaan.
Sebelumnya, sempat dikabarkan adanya rencana pembelian helikopter Lynx atau Super Lynx.

SUMBER KOMPAS

A400M Airbus Versi Militer Terbaru Mendarat di Halim



A400MJAKARTA, KOMPAS.com

 — Pesawat angkut militer modern buatan Airbus tipe A400M mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (4/10/2011).
Kepala Dinas Penerangan Lanud Halim Mayor (Sus) Gerardus Maliti menjelaskan, pesawat singgah beberapa hari di Jakarta. "Pesawat tersebut akan mengadakan demonstrasi dan joy flight yang dapat diikuti media yang dijadwalkan Kamis atau Jumat. Pesawat tersebut kini berada di Skuadron Udara 2 di Lanud Halim," kata Maliti.
Kementerian Pertahanan RI, siang ini, akan menandatangani kerja sama dengan pihak Airbus terkait rencana pengembangan pesawat transport militer yang mungkin dibangun bersama antara Airbus dan Indonesia. Saat ini, Airbus tipe A400M dioperasikan di banyak negara Eropa Barat sebagai pengganti pesawat angkut C-130 Hercules dan C-160 Transall yang sudah beroperasi sejak tahun 1960-an. Daya angkut A400M adalah dua kali kemampuan Hercules dan Transall.
Airbus A400M dapat terbang hingga ketinggian 37.000 kaki dengan kecepatan maksimum 0,72 kecepatan suara. A400M bermesin turboprop dengan penggerak delapan bilah di tiap baling-baling pesawat bermesin empat itu. A400M dapat mengangkut 116 pasukan para dan mampu mengisi bahan bakar di udara (air refueling).

SUMBER : KOMPAS

Imparsial: TNI Fokus ke Pertahanan



 
Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Jurnas.com | DIREKTUR Eksekutif Imparsial Poengky Indarti mengatakan, TNI terlalu sibuk dalam urusan-urusan di luar pertahanan. Dia menilai TNI malah lebih berkonsentrasi dalam mempengaruhi politik negara, khususnya di masa Orde Baru. “Padahal dulu kekuatan pertahanan TNI diperhitungkan di kawasan Asia,” kata Poengky Indarti dalam konferensi pers Menyikapi Hari HUT TNI Ke-66 pada 5 Oktober 2011 di Kantor Imparsial Jakarta, Selasa (4/10).

Karenanya, kata Poengky, TNI harus mulai kembali membenahi diri untuk memperkuat sistem pertahanan salah satunya dengan meningkatkan kemampuan alat utama system senjata (alutsista).

Dia menekankan agar TNI memperkuat alutsista dan membangun sistem pertahanan laut untuk mencegah dan menanggulangi pelanggaran-pelanggaran kedaulatan maritim Indonesia serta sengketa maritim dengan negara-negara tetangga. “Kehadiran TNI dengan armada alutsista modern dapat mendukung upaya mencapainya kemenangan diplomasi Indonesia," kata Poengky.

Hal lain yang juga mendesak dilakukan, kata dia, adalah pengembangan TNI AL. Selama ini TNI lebih menekankan pengembangan matra darat dan mengabaikan pengembangan dua matra lainnya. “Pengembangan postur masih menitikberatkan matra darat dan bukan penguatan kekuatan matra laut dan udara," katanya.

SUMBER : JURNAS

Imparsial: Tingkatkan Kekuatan Maritim


Jurnas.com | MEMASUKI usianya yang ke-66 pada 2011 ini, TNI harus memperkuat kekuatan maritimnya. Selama ini, TNI dinilai terlalu sibuk mengurus hal-hal di luar urusan pertahanan. “Kekuatan maritim Indonesia perlu dibangun sebagai garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Tanah Air,” kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti dalam konferensi pers Menyikapi Hari HUT TNI Ke-66 pada 5 Oktober 2011 di Kantor Imparsial Jakarta, Selasa, (4/10)

Penguatan sistem pertahanan laut, kata Poengky, penting untuk ditingkatkan untuk mendukung upaya-upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.

Dia menilai, selama ini TNI belum maksima dalam menjaga kedaulatan NKRI. "Hal ini terbukti dengan lemahnya alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mencegah dan menanggulangi pelanggaran-pelanggaran kedaulatan maritim Indonesia serta sengketa maritim dengan negara-negara tetangga," kata Poengky.

Direktur Program Imparsial, Al Araf menambahkan, pemerintah dan DPR serta instansi terkait lainnya harus segera membuat program yang jelas dalam membangun kekuatan maritim Indonesia. “Sebagai negara maritim, kekuatan angkatan Laut Indonesia masih jauh dari harapan,” katanya. Al Araf menambahkan, Imparsial akan terus mendorong masalah ini agar kekuatan maritim Indonesia semakin kuat.

SUMBER : JURNAS

Isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia


Pembukaan UUD 1945
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusulah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan0negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdsEr kepada :
  • Ketuhanan Yang Maha Esa,
  • kemanusiaan yang adil dan beradab,
  • persatuan Indonesia, dan
  • kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
  • serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

  • Renungan:

    1. Mungkin Anda pernah menghafal isi Pembukaan UUD 1945. Cobalah Anda renungkan isinya. Kalau mungkin, hafallah kembali isinya.
      SUMBER : UUD 45

    BERITA POLULER