Pages

Tuesday, October 4, 2011

Gladi Tempur Di Hutan Selogori






Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melaksanakan gladi tempur dengan materi  pertempuran hutan (Urban Warfare) bertempat di Hutan Selogiri, Kabupaten Banyuwagi Jawa Timur, Senin (03/10). Kegiatan itu merupakan rangkaian Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal.

Dalam gladi tempur tersebut Pasukan Khusus TNI AL sedang melaksanakan pengunduran setelah berhasil menghancurkan obyek vital musuh. Selanjutnya empat tim pasukan baret merah maron itu menuju titik jemput yang berada disekitar Gunung Selogiri. Jalur yang dilintasi  merupakan darah kritis (Killing Ground)yang dikuasi musuh,  namun jalan itu adalah  jalan satu-satunya yang dapat dilalui.

Ketika melintasi rimbunya semak belukar yang berada di area killing ground tersebut tim pertama mendapat serangan dari musuh dari tempat tersembunyi. Tim Kopaska mebalas tembakan dari lorong killing ground sambil terus melakukan pengunduran kearah titik jemput. Musuh yang masih tersisa terus berusaha melakukan pengejaran terhadapa tim gabungan Kopaska dan Navy Seal.

Untuk mengahambat gerakan musuh yang terus melakukan pengejaran dijalur pengunduran  tim gabungan pasukan khusus dua negara itu  memasang jebakan (Booby Trap). Jebakan tersebut dipasang pada jalur yang telah dilaluli oleh tim Kopaska dan Navy Seal. Berbagai macam jebakan yang dibuat  secara kovensional dan nonkonvensional berupa senjata, bahan peledak dan jebakan yang diperoleh dari alam sekitar.

Setelah tiba dititik jemput ternyata Helly yang mereka harapkan belum tiba dan persedian makanan telah habis. Untuk dapat bertahan hidup dihutan sampai datangnya penjemputan tim gabungan melakukan Jungle Survival dengan berusaha mencari makanan yang berasal dari hutan sekitar berupa binatang, tumbuhan, buah-buahan serta umbi-umbian yang dapat dimakan.

Latihan bersama ini dilaksanakan untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu tentang Jungle Warfare, Booby Trap dan Jungle Survival. Tim kopaska menyampaikan pengalaman dan ilmu kepada personel US Navy Seal tentang taktik bertempur dihutan, memasang berbagai macam jebakan dan bertahan hidup dihutan.

Pengamanan VIP Aspek Laut


Komado Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melaksanakan latihan pengamanan dan pengawalan Very Important Person (VIP) aspek laut di dermaga Tanjung Wangi Kabupaten Banyuwagi Jawatimur Kamis (29/09). Kegiatan itu merupakan rangkaian Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 yang digelar oleh Kopaska TNI AL dan US Navy Seal yang dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan.

Pengamanan (Pam) VIP aspek laut melibatkan personel Kopaska dan Navy Seal dengan menggunakan sarana kendaraan tempur atas air berupa dua buah Sea Rider. Latihan tersebut merupakan bagian dari materi latihan Personel Security Drill (PSD) dan merupakan kemampuan tempur khusus yang dimiliki oleh Komando Pasukan Katak. Pengaman VIP yang dipelajari dalam latihan ini meliputi Pam VIP aspek darat menggunakan kendaran berupa mobil, pengawalan VIP dari dan menuju bandara, gedung serta Pam VIP menggunakan jalur lintas laut cepat.



Banyuwangi merupakan derah latihan yang digunakan oleh Kopaska TNI AL dalam melaksanakan latihan di medan yang sesungguhnya (Manlap) ketika menggelar latihan bersama dengan US Navy Seal. Banyak pengetahuan dan ilmu yang didapat dari latihan PSD kali ini baik dari pihak Kopaska maupun Navy Seal. Kedua pasukan khusus ini saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam melaksakan tugas pengamanan terhadap VIP sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang mereka gunakan.

Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan Pam VIP namun secara umum strategi yang digunakan kedua pasukan khusus tersebut hampir sama baik dari segi taktik, teknik dan kemampuan pergerakan personel dalam satu tim. Latihan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan personel Pasukan Katak dalam mengantisipasi perubahan dan perkembangan peperangan laut yang semakin kompleks.

Selain melaksanakan latihan Pam VIP pada hari itu juga menggelar latihan penyusupan kedaerah lawan menggunakan sarana Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB). Kegiatan latihan ini bertujuan untuk mengetahi sejauh mana kesiapsiagaan Pasukan Katak dalam melaksanakan peperangan laut khusus Maritime Interdiction Operation (MIO).

sumber KOARMATIM

Monday, October 3, 2011

Formasi Delta Sukhoi Meriahkan HUT TNI 2011



Senin, 3 Oktober 2011 | 11:18
Formasi Delta Sukhoi Meriahkan HUT TNI 2011Formasi Delta Sukhoi Meriahkan HUT TNI 2011


JAKARTA- Formasi Delta lima unit pesawat Sukhoi akan memeriahkan peringatan HUT ke-66 Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober 2011.

Aksi berupa terbang lintas tersebut ditampilkan lima unit Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK dalam gladi bersih peringatan HUT ke-66 TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (3/10).

Gladi bersih yang disaksikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan ketiga kepala staf angkatan itu juga dimeriahkan terbang lintas satu flight pesawat Hawk 100/200.

Selain terbang lintas dua jenis pesawat tempur TNI tersebut, serangkaian hari jadi TNI pada tahun ini dimeriahkan pula atraksi terjun bebas beberapa prajurit dari TNI dan Polri.

Para penerjun itu dikeluarkan dari "perut" pesawat C-130 Hercules yang melintas di atas Markas Besar TNI Cilangkap.

HUT ke-66 TNI juga dimeriahkan beragam atraksi keterampilan bela diri prajurit TNI dan aneka kesenian.

Peringatan HUT ke-66 TNI bertemakan "Dengan Keterpaduan dan Profesionalisme TNI Bersama Komponen Bangsa Siap Menjaga dan Menegakkan Kedaulatan serta Keutuhan NKRI".

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan memimpin langsung peringatan hari jadi TNI yang telah memasuki usia setengah abad lebih.

Pesawat Su-27 SK merupakan pesawat tempur multifungsi, terutama fungsi air superiority atau keunggulan di udara dengan jarak jangkauan jelajahnya yang jauh, serta kemampuan manuver yang tinggi.

Pesawat itu memiliki kemampuan combat radius sejauh 1.500 kilometer serta jarak jelajah maksimal 4.000 kilometer sehingga jika ada pesawat asing masuk wilayah RI dari Timor Leste atau Papua, maka pesawat itu mampu mencegat walaupun lepas landas dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Sementara pesawat Su-30, memiliki maximum operating range sampai 5.200 kilometer dan kecepatan tertinggi mencapai 2,3 kali kecepatan suara

Menhan Raker dengan Komisi I DPR Bahas RKA Kemhan/TNI 2012 dan Pangadaan Alutsista 2010-2014



Jakarta, DMC - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Senin (3/10) di Ruang Rapat Komsisi I DPR RI, Jakarta. Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq dengan agenda pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kemhan/TNI Tahun Anggaran 2012 dan Pengadaan Alutsista TNI melalui Pinjaman Luar Negeri (PLN) 2010-2014.
Turut mendampingi Menhan dalam Raker tersebut Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan  Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan. Hadir pula pejabat dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan antara lain Kasum TNI, Wakasad, Wakasal dan Wakasau.
Terkait dengan RKA Kemhan/TNI TA. 2012, Menteri Pertahanan menjelaskan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2012, Kemhan dan TNI mendapat Pagu Anggaran sebesar Rp. 64.437,00 M.
Lebih lanjut dijelaskan Menhan, untuk rencana penggunaan Pagu Anggaran  Kemhan/TNI TA 2012 menurut jenis belanja yang meliputi  belanja pegawai 42,18 % sebesar Rp. 27.181,42 M,  belanja barang 17,72 % sebesar Rp. 11.416,20 M dan belanja modal  40,10 %  sebesar 25.839,39 M.
Sementara itu, terkait dengan pengadaan Alutsista TNI melalui PLN 2010-2014, Menhan menjelaskan dalamBlue Book Bappenas tanggal 19 September 2011 anggaran pengadaan Alutsista TNI melalui PLN 2010-2014 sebesar USD 6,557,360.00.
Menhan menegaskan bahwa pengadaan Alutsista kedepan yang dibiayai APLN 2010-2014 akan diprioritaskan untuk pengadaan buatan dalam negeri. Apabila dari dalam negeri juga belum memungkinkan, maka pengadaan dilakukan dari luar negeri dengan syarat joint production (produksi bersama), memintaoffset dan sedapat mungkin dilakukan dengan kompensasi trade-off.
Menhan menambahkan, dalam rangka pengawasan dan percepatan proses pengadaan Alutsista TNI 2010-2014, Menhan mengatakan pemerintah telah membentuk High Level Committe (HLC) saat Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin oleh Presiden pada tanggal 11 Agustus 2011.
HLC ini diketuai oleh Wakil Menteri Pertahanan dan beranggotakan lintas instansi antara lain, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Bappenas,Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP).Terkait dengan HLC ini, secara khusus Wamenhan menjelaskan kepada Komisi I DPR RI bahwa HLC ini dibetuk dalam rangka pengendalian, pengawasan dan percepatan pengadaan Alutsista TNI. “Sasaran dari tim pengendali adalah mulai pada saat perencanaan maupun pelaksanaan dalam skema pengadaan dan pembiayaan Alutsista TNI”, ungkap Wamenhan.

sumber : DMC

Kapal Selam TNI AL Paling Mutakhir



 
www.indosmarin.com / www.indosmarin.com
Jurnas.com | KAPAL selam untuk mendukung pelaksanaan tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam mengamankan wilayah laut Indonesia akan memiliki sistem senjata paling mutakhir.

Kapal selam ini merupakan buatan Korea Selatan yang dilakukan dalam bentukjoint production Indonesia-Korsel. "Kapal selam yang paling canggih saat ini tipe 214. TNI AL akan memadukannya dengan mengambil bodi kapal tipe 209 1.500 ton, tapi dengan sistem persenjataan 214," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan usai menghadiri gladi bersih upacara peringatan HUT TNI di Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap Jakarta, Senin (3/10). KSAL menambahkan, Indonesia telah memiliki kapal selam jenis 209 berbobot 1.300 ton.

KSAL menuturkan, saat ini kemampuan industri pertahanan dalam negeri belum mampu untuk membangun kapal selam. Karenanya pengadaan kapal selam ini dilakukan dalam bentuk joint production dengan Korsel. Kerja sama yang akan menghasilkan tiga unit kapal selam ini akan dilakukan di kedua negara.

Pembangunan kapal selam pertama dilakukan di Korea disertai pengiriman ahli dari Indonesia untuk mempelajari teknologinya. "Yang kedua separuh-separuh oleh kedua negara, dan yang ketiga baru di bangun di Indonesia," jelas KSAL.

Dijelaskan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di tempat yang sama, pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) harus dibeli dari produksi dalam negeri. "Kalau belum bisa, kita lakukan joint production. Kalau joint productionpun tidak bisa, boleh membeli, seperti kapal selam ini," kata Panglima. Namun demikian, kata Panglima, pembelian kapal selam buatan Korsel ini menguntungkan Indonesia karena dapat dilanjutkan dengan joint productionsehingga terjadi transfer teknologi.

Pada Jumat (30/9) lalu KSAL mengatakan, biaya pembangunan tiga kapal selam ini menghabiskan dana Rp9,5 triliun. Pengadaan kapal selam untuk TNI AL ini menjadi prioritas setelah pengadaannya terlambat 2-3 tahun. Untuk menyusul keterlambatan ini, pengadaan kapal Selam tersebut akan dipercepat dari 30 bulan menjadi hanya 1,5 tahun.

sumber : JURNAS

PT DI Gandeng dengan Airbus untuk Pesawat Pesanan TNI AU

Herdaru Purnomo - detikFinance 

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (DI) kembali melakukan kerja sama dengan perusahaan manufaktur pesawat Airbus S.A.S. Salah satu bentuk kerja sama tersebut yakni dalam produksi pesawat pesanan TNI AU Airbus Military’s CN 295.

"Kita lakukan lagi kerja sama dengan Airbus karena kan sebenarnya sudah sejak dahulu kita bekerjasama karena krisis 1998 sempat terhenti," ungkap Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso ketika ditemui di Kantor Menteri Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (3/10/2011).

Dijelaskan Budi, kerja sama tersebut dalam hal produksi bagian-bagian pesawat, teknologi hingga lisensi pemesanan pesawat untuk di ekspor keluar. Adapun khusus pesanan TNI AU dimana berupa CN 235 juga akan dikerjakan Dirgantara dengan menggunakan lisensi Airbus.

"TNI AU memesan 9 pesawat pengganti Fokker 27 yakni CN 295 lisensi khusus dari Airbuss. Jadi kita akan memproduksi pesawat tersebut," terangnya.

Ia menambahkan, untuk pesawat yang akan diekspor antara lain CN 212 untuk Thailand dan CN 320 berupa komponennya. "Masih banyak yang lainnya tapi pada intinya kerjasama ini akan mendorong peningkatan kinerja PT DI untuk menguasai market share Asia Pasifik," tegas Budi.

Untuk itu, Budi menambahkan restrukturisasi kinerja keuangan perusahaan akan dilakukan terlebih dahulu dengan menunggu kucuran skema Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui PPA sebesar Rp 700 miliar.

"Jadi sudah pas, untuk pengembangan teknologi dan lisensi itu dari Airbus sedangkan untuk restrukturisasi dari PMN melalui PPA sebesar Rp 700 miliar," tukasnya.


sumber : DETIK


PTDI kembangkan pesawat tempur



Senin, 3 Oktober 2011 18:39 WIB | 862 Views
KFX/IFX/F-33 STEALTH
Pada 2021, Indonesia diharapkan akan memiliki pesawat tempur dengan kelas di atas F-16 Fighting Falcon.
 Mereka dikirimkan dalam tugas negara..."
  •  

Jakarta (ANTARA News) - 35 staf PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah berada di Korea Selatan untuk menggarap proyek pengembangan pesawat tempur (fighter) generasi 4,5 yang merupakan proyek kerjasama Korea Selatan dan Indonesia.

"Mereka dikirimkan dalam tugas negara yang diberikan kepada PT DI oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan Bisnis PT DI, Dita Ardonni Jafri, kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Kementerian Pertahanan menjadi koordinator program dengan melibatkan TNI-AU, PT DI, ITB, Kementerian Riset dan Teknologi serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 

Persiapan untuk pembuatan pesawat tempur masa depan yang sementara ini diberi kode KF-X/IF-X (Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment) tersebut akan berjalan panjang dan sertifikasi baru akan keluar sekitar tahun 2021.

Pesawat tempur akan berkelas di atas F-16 atau Sukhoi-30, namun masih di bawah F-35 Amerika Serikat yang sudah masuk generasi 5.

Di luar Amerika Serikat, baru Indonesia dan Korea Selatan yang serius mempersiapkan pesawat tempur sekelas ini dan dirancang terbang berdaya tahan terbang 4,5 jam dan berdaya angkut 6.000 kg, termasuk sistem persenjataan.

Dalam program ini,  Indonesia berusaha memajukan industri nasional dengan aktif merancang, memproduksi, mengintegrasi dan mengujikan pesawat tempur ini.

Rancangannya diarahkan memenuhi persyaratan operasi jangka pendek, menengah dan jangka panjang TNI AU, disamping guna meningkatkan kemampuan industri, pengembangan teknologi nasional, dan kemandirian sistem pertahanan nasional di masa datang.

Kedua pemerintah telah menandatangani Letter of Intentproyek ini pada 6 Maret 2009 dan Nota Kesepahaman (MOU) pada 15 Juli 2010, lalu Kesepakatan Penjagaan Kerahasiaan  pada 20 November 2010 serta Hak Kekayaan Intelektual dan Persetujuan Proyek pada 11 Maret 2011.

Program KF-X/IF-X memasuki fase pengembangan teknologi selama setahun (2011-2012), kemudian akan memasuki fase pengembangan rekayasa manufaktur mulai 2013 sampai 2020, dan produksi pada 2021.(*)
sumber : Antara

Ada tank terbang untuk HUT ke-66 TNI



Senin, 3 Oktober 201 18:12 WIB | 1081 Views
Helikopter Mi-24 PBB yang serupa dengan Mi-35P terbang dalam satu misi operasi di Afrika. Mil Mi-35P semacam inilah yang kini memperkuat Pusat Penerbangan TNI-AD yang bermarkas besar di Pangkalan Udara TNI-AD Ahmad Yani, Semarang. (REUTERS/Luc Gnago)
 ... pilot Soviet yang berbahasa Rusia, Mi-35P dijuluki letayushiy tank atau tank terbang...

   Jakarta (ANTARA News) - Satu helikopter berkelir hijau gelap diparkir di halaman rumput Markas Besar TNI, Cilangkap, sebagai komponen upacara hari jadi ke-66 TNI pada 5 Oktober nanti. Dua kanon 30 milimeter dan dua selongsong besar peluncur roket menambah sangar penampilan.
    Helikopter itu adalah Mil Mi-35P adalah helikopter serang buatan Rusia dan merupakan turunan dari helikopter militer sebelumnya yaitu Mi-24. Dia mengombinasikan kemampuan tembak sekaligus mengangkut tentara, dan julukannya adalah tank terbang.
    Ada beberapa versi Mi-35, salah satunya adalah Mi-35P yang dimiliki TNI Angkatan Darat sejak Oktober 2010. Terdapat lima unit Mi-35P yang bermarkas di Skuadron 31/Serbu Pusat Penerbangan TNI-AD.           
    Pembelian helikopter tersebut merupakan realisasi perjanjian pemerintah RI dan Rusia pada September 2007 menggunakan fasilitas kredit pembelian luar negeri dari pemerintahan Rusia sebesar 56,1 juta dolar AS atau setara dengan 64,5 miliar rupiah. Harga itu termasuk pencakupan persenjataan dan amunisi serta pelatihan bagi para calon awak pesawat.
    Berdasarkan nomenklatur helikopter militer yang dilansir Jane's Defence, Mi-35P memiliki kesamaan fungsi dengan jenis helikopter AH-1 Cobra, UH-60 Black Hawk, AH-64 Apache atau pun Mangusta A129. Masih ada lagi yang cukup sekelas, yaitu Kaman Ka-50 Alligator, juga buatan Rusia. 
    Di Indonesia, Mi-35P itu dimodifikasi dengan menambahkan senjata mesin fleksibel berkaliber 12,7 mm dan senjata laras ganda dengan kaliber 30mm. Bersanding di antara dua NAS-332 Super Puma, jelas keganasan helikopter berkursi duduk ganda model tandem itu bertambah-tambah.
    Helikopter tersebut juga dilengkapi dengan sistem AT-6 tank anti rudal yang berguna dalam operasi kontra kendaraan lapis baja. Masih ada dudukan meriam dan sistem tembak untuk target udara yang bergerak lambat; yang semuanya demi mendukung transportasi pasukan.
    Rusia sudah mengekspor beberapa varian helikopter Mi-35 ke sejumlah negara selain ke Indonesia di antaranya Republik Ceko yang memesan 10 helikopter pada 2005-2006, Venezuela dengan 10 Mi-35M pada 2006, serta Brazil yang memesan 12 helikopter Mi-35M pada 2008. 
    Varian helikopter Mi-35 tersebut banyak dipakai di Afghanistan sejak perang 2001 dan biasanya terbang  membawa 1.470 peluru, 128 roket dan dua rudal anti tank. Jadi bisa dibayangkan bobot maksimal helikopter serang yang mampu pula membawa enam personel itu.
    Model awal dari helikopter Mi-35P adalah jenis Mi-24, bisa dibilang tipe ini menjadi model paling mudah untuk dikonversi menjadi model-model lain lebih letal. Dari tipe inilah lalu lahir tipe Mi-35P yang pertama muncul perdana di muka umum pada peresmian batalion-batalion infantri raiders di Jakarta pada 2004.
    Mi-35P merupakan helikopter bermesin ganda yang ditujukan untuk memberikan dukungan bagi tentara darat dari jarak dekat, menghancurkan kendaraan lapis baja serta sebagai alat transportasi pasukan atau barang; artinya helikopter ini merupakan alat tempur pasukan infantri yang terbang.
    Oleh pilot Soviet yang berbahasa Rusia, Mi-35P dijuluki letayushiy tank atau tank terbang. Konon tubuh dan kanopi kacanya mampu menahan tembakan hingga kaliber 20 milimeter dari jarak cukup dekat. Nama lainnya adalah buaya karena kemiripan bentuk.
    Karakteristik lainnya adalah kabin barang dan kokpit terhubung dengan ukuran panjang 2,83 meter, lebar 1,46 meter dan tinggi 1,2 meter sehingga mampu mengangkut delapan tentara yang dapat menembakkan senjata mereka dari jendela samping yang dapat dibuka.
    Jumlah baling-baling atas helikopter itu berjumlah lima dengan panjang 17,3 meter sedangkan baling-baling ekor berjumlah tiga dengan panjang 3,9 meter. Panjang sayap adalah 6,5 meter. Helikopter itu dapat terbang hingga kecepatan 335 kilometer per jam dengan jumlah kebutuhan bahan bakar 360 liter avtur per jam.
    Bobot di darat helikopter tersebut tanpa muatan adalah 8,5 ton dan mampu mebawa delapan tentara ditambah senjata eksternal berbobot 1,5 ton. (SDP-03)

sumber Antara

BERITA POLULER