Pages

Thursday, September 29, 2011

Russia tests new ballistic missile

Sineva submarine-launched ballistic missile (SLBM). Archive

Russia carried out on Thursday a successful test of a new sea-based intercontinental ballistic missile, the Defense Ministry said.
The Liner missile was launched from the Tula (Delta IV class) strategic submarine in the Barents Sea targeting the Kura test grounds on the Kamchatka peninsula.
"The missile's warheads hit the designated area on schedule," spokesman Col. Igor Konashenkov said.
The Liner is an advanced version of the solid-propellant Sineva submarine-launched ballistic missile (SLBM) which is currently in service with the Russian Navy. It has a longer range and enhanced missile defense penetration capability.
According to the developer of the missile, the State Missile Center, the Liner can carry up to four medium-yield warheads or up to 12 small-yield warheads, or their mixture.
In comparison, Russia's much-coveted Bulava SLBM can carry only six small-yield warheads.

SUMBER : RIA NOVOSTI

Menhan Vahidi: Iran Kontrol Penuh Teluk Persia!




Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan Angkatan Laut Iran memiliki kontrol penuh atas Teluk Persia demi menjaga stabilitas kawasan tersebut.
Menanggapi pertanyaan tentang usulan AS mengenai dibangunnya jalur khusus dengan melibatkan  Angkatan Laut AS dan Iran, Vahidi mengatakan tidak ada kebutuhan semacam itu.
Sebelumnya, pada bulan September sejumlah media massa Barat melaporkan bahwa AS menginginkan dibuatnya jalur khusus kolektif untuk mencegah kemungkinan konfrontasi antara kekuatan kedua negara.
Terkait rencana untuk melengkapi angkatan laut negara itu dengan rudal laut Qader, Vahidi mengungkapkan bahwa rudal ini memiliki kemampuan khusus termasuk kemampuan menembak sasaran frigat, kapal perang serta target di pesisir.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran berhasil menorehkan prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan militer penting dan sistem pertahanan.
Republik Islam Iran berulang kali meyakinkan bahwa kekuatan militernya tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, karena negara ini mengadopsi sistem pertahanan defensif.

Iran berencana untuk mengirimkan armada kapal perang 16 nya ke Teluk Aden sebagai bagian dari upaya untuk memberikan keamanan bagi kapal tanker minyaknya  di daerah yang dipenuhi pembajakan itu.(IRIB/PH)

Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol dan Korsel Dibatalkan



Hery Winarno - detikNews


Jakarta - Rencana Komisi I DPR untuk melawat ke Spanyol dan Korea Selatan akhirnya dibatalkan. Hal ini dikarenakan komisi yang membidangi urusan luar negeri itu sudah tidak lagi memiliki kepentingan ke dua negara itu.

"Rencana itu sudah dibatalkan tadi. Karena kita sudah tidak punya kepentingan ke sana," ujar anggota Komisi I DPR, Max Sopacua, saat dihubungi detikcom, Kamis (29/9/2011).

Menurut Max, Komisi I memang pernah merencanakan kunjungan ke dua negara itu. Tujuan kunjungan ke dua negara itu untuk studi banding terkait RUU Intelijen.

"Itu rencana awal dulu, tetapi kan RUU Intelijen sudah hampir rampung jadi kunjungan itu kita batalkan karena sudah tidak perlu lagi," terangnya.

Selain dalam rangka studi banding terkait RUU Intelijen, kunjungan ke Spanyol dan Korsel awalnya ingin melihat persenjataan di dua negara itu. Namun hal itu dirasa tidak terlalu mendesak.

"Itukan tidak urgent juga toh, ya akhirnya kita batalkan. Jadi tidak ada kunjungan ke Spanyol dan Korsel," imbuh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.

detik

Komisi I DPR ke Spanyol dan Korsel

T-50 Golden Eagle terbang dalam formasi. (Foto: KAI)
JAKARTA (Pos Kota) – Komisi I DPR RI berencana akan melakukan studi banding ke Spanyol dan Korea Selatan, untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Industri Strategis Alat Utama Sistem Persenjataan (Insra Alutsista).
“Kita pergi dalam rangka RUU Instra Alutsita, ‘ terang Wakil Ketua Komisi I DPR, T.B. Hasanudin di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (29/9).
Menurut Hasanudin, pergi ke Spanyol karena Komisi I ingin melihat bagaimana industri kapal tempur buatan mereka. Sedang ke Korea Selatan untuk mengetahui industri pembuatan senjata, pesawat T 50 dan kapal selam.
“Kita kan mau membuat industri startegis alutsita dalam negeri, tapi kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita harus bisa kerja sama, kapan agendanya kan kita break down, dan lain-lain,” pungkasnya
sumber :poskota

Iraq makes first payment for 18 F-16s


Iraq makes first payment for 18 F-16s

The Iraqi government has transferred its first payment for 18 F-16C Fighting Falcons, bringing Iraq closer to independently securing its airspace, Pentagon Press Secretary George Little said Sept 27.
"These aircraft will help provide air sovereignty for Iraq to protect its own territory and deter or counter regional threats," Little said.
The fighter aircraft, he said, "are also a symbol of the commitment to a long-term strategic partnership between the United States and Iraq."
The fighters are the block 50/52 variant of the aircraft -- the current production version of the F-16 Fighting Falcon. The sale is valued at about $3 billion, Little said.
The United States conducts foreign military sales with Iraq, he added, "and fully supports Iraq's efforts to purchase military equipment in line with its domestic spending priorities and in accordance with its budget laws and procedures."
Such foreign military sales will be a cornerstone of future cooperation and support the development of a long-term cooperative security relationship with Iraq, Little said.
"Foreign military sales around the world, such as this purchase of F-16 aircraft," the press secretary said, "strengthen our diplomatic and military relationships with our allies and supports American industry and jobs at home."

DEFENCE TALK

Indonesia Akan Bangun Simulator Sukhoi



29 September 2011, Bogor (ANTARA): Indonesia akan segera membangun simulator pesawat jet tempur Sukhoi untuk menempa keterampilan dan kemampuan para pilot pesawat tempur tersebut secara intensif, efektif dan efisien.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA usai peresmian simulator Super Puma NAS 332 di Bogor, Kamis mengatakan, "penjajakannya sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012,".

Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara.

"Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki," kata Kasau.

Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien.

"Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan...bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari," tutur Kasau.

Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar.

"Ini untuk memudahkan para penerbang menjangkau simulator. Tidak seperti para penerbang Hawk yang berada di Pontianak yang harus ke Pekanbaru karena simulatornya di sana. Itu tidak efektif dan efisien. Jadi kita upayakan simulator dibangun tidak jauh dari pangkalan pesawat atau heli dimaksud," ujar Imam.

Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi.

Indonesia telah memiliki Sukhoi sejak 2003 dan kini telah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi dengan berbagai jenis. Kini Indonesia tengah menjajaki pembelian enam unit lagi pesawat sejenis untuk memperkuat skuadron tempurnya.

Sumber: ANTARA News

Simulator NAS-332 Dioperasikan, Awak Penerbang Makin Mahir




29 September 2011, Bogor (ANTARA News): Indonesia salah satu negara pertama Asia Tenggara yang mengoperasikan helikopter buatan Aerospatiale, Perancis, dari seri Puma. Bahkan kita juga membuat mereka dalam lisensi. Kini efektivitas dan efisiensi menuju peningkatan kemahiran pilot dan navigatornya semakin baik karena simulator helikopter sedang itu sudah ada.

Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, meresmikan pemakaian simulator seri Super Puma (NAS-332) di dalam Gedung Simulator di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Atang Sandjaja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI-AU. Ini sangat berguna, selain menghemat biaya latihan juga untuk melatih emerjensi, dan latihan terbang sesuai dengan silabus yang diajarkan," kata Sufaat.

Situasi dan kondisi yang ditampilkan layar monitor setara pandangan 3 dimensi dan efek-efek sejati bisa dihadirkan. Dengan begitu, awak pesawat terbang itu bisa berada dalam keadaan yang sangat mendekati kenyataannya sejatinya.

Ada keistimewaan dari simulator buatan Perancis yang dibeli Indonesia itu. Simulasi enam situasi dan kondisi penerbangan dengan berbagai variannya --terutama cuaca buruk dan pendaratan darurat di laut ataupun darat-- bisa dilakukan.

TNI AU Resmi Punya Simulator Heli Super Puma

TNI Angkatan Udara resmi memiliki simulator helikopter Super Puma NAS 332 untuk mendukung keterampilan dan kemampuan para penerbang helikopter matra udara.

Peresmian dilakukan di Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Bogor, Kamis.

Pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh empat pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan, desain, instrumen avionik), DSL, Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik, visual sistem), Belanda ("motion system") dan Amerika Serikat (radar).

Imam mengatakan, setelah lima tahun pembangunan simulator tersebut sangat bermanfaat untuk membina kemampuan_d.n keterampilan para penerbang helikopter. "Sangat efektif dane.isien termasuk untuk mengantisipasi situasi 'emergency'," katanya.

Ia mengatakan, penerbang yang sudah lama tidak terbang juga bisa menggunakan simulator untuk menempa kembali kemampuannya. Begitu juga, katanya, untuk penerbang baru, bisa menabung jam terbang sebelum menggunakan pesawat atau helikopter yang sesungguhnya.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI AU," kata Imam. Ia mengatakan, keberadaan Simulator NAS-332 Super Puma merupakan salah satu terobosan strategis dalam meningkatkan keahlian personel TNI AU khususnya helikopter.

Usai meresmikan simulator, Kasau didampingi Danlanud Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, pilot Danwing 4 Kolonel Pnb Eding menjajal simulator tersebut selama 20 menit.

Sumber: ANTARA New/Republika

BERITA POLULER