Pages

Wednesday, September 28, 2011

Iran Berencana Bangun Kapal Induk



Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memperkenalkan rudal Ghader di Tehran, Agustus lalu. (Foto: AP)

28 September 2011, Tehran (Berita HanKam): Wakil KASAL Iran Captain Mansour Maqsoudlou mengumumkan negaranya berencana merancang dan membuat kapal induk.

Rancangan awal kapal induk telah disetujui dan proses riset, rancang dan pembangunan kapal segera dimulai, ungkap Maqsoudlou dikutip IRNA, Rabu (28/9).

Angkatan Laut Iran telah membuat agenda untuk memproduksi kapal perang dari berbagai kelas, sebagian telah diproduksi massal dan sebagian dalam pengkajian.

Maqsoudlou menegaskan AL Iran mampu melakukan upgrade peralatan dan sistem di kapal perang.

Iran telah membangun kapal perusak 1420 ton pertama Jamaran, kapal dilengkapi radar modern dan sistem peperangan elektronik. Kapal telah dioperasikan angkatan laut melakukan patroli di perairan Teluk Persia.

Rudal Ghader Diproduksi Massal

Iran memproduksi massal rudal anti-kapal Ghader dan mengirimkan ke Angkatan Laut dan Korps Penjaga Revolusi Iran.

Rudal Ghader mempunyai jarak jelajah lebih dari 200 km. Rudal dirancang, dibuat dan diproduksi massal oleh para ahli dan teknisi Iran untuk menghancurkan kapal perang berukuran besar dan kapal induk.

Rudal dapat ditembakan dari udara, darat dan laut. Dilengkapi dengan auto-pilot digital, anti-jamming dan dapat diprogram. Ghader mampu melacak dan menemukan sasaran di laut pada ketinggian rendah dan mengkaramkan sasaran.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pertama kali memperkenalkan rudal Ghader pada 23 Agustus 2011 di Tehran. Ahmadinejad mengklaim militer negaranya dapat melumpuhkan musuh ditanahairnya setelah Iran mengoperasikan rudal Ghader.

Produksi massal rudal Ghader oleh Iran membantah keraguan media Barat akan kemampuan Iran memproduksi rudal anti-kapal. Sebelumnya media Barat menuduh rudal Ghader bukan diproduksi oleh industri pertahanan Iran.

Sumber: Press TV/MEHR

Paskhas dan Paskau Gagalkan Pembajakan Pesawat



Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). Simulasi yang diikuti sejumlah anggota Tim Aksus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU dan CTU TUDM tersebut, merupakan puncak kegiatan dari Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/AMA/11)

27 September 2011, Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Malaysia menggagalkan serangan teroris yang melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker di Bandara Supadio Pontianak.

"Beberapa teroris yang menyamar sebagai teknisi dan awak pesawat berhasil melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker yang melaksanakan penerbangan dari Malaysia dengan tujuan Jakarta," kata Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang, Kustono, di Sungai Raya, saat latihan bersama Elang Malindo di upron Lanud Supadio, Selasa.

Dia mengatakan, di tengah perjalanan, teroris memaksa pilot untuk mengubah tujuan ke Bandara Supadio Pontianak. Setelah pesawat "landing" di Bandara Supadio Pontianak, maka teroris membawa dua pilot menuju ke VIP room Bandara Supadio untuk dijadikan sandera.

Tiba-tiba, di kejauhan tepatnya melintas di atas runway pesawat Fokker F-27 yang membawa lima orang peterjun gabungan yang terdiri dari tiga orang sniper dari Den Bravo Paskhas dan tiga orang sniper dari CTU Paskau TUDM.

Mereka akan melaksanakan infiltrasi melalui "free fall day" DC yang telah ditentukan untuk melaksanakan pengamatan dan pengamanan dini terhadap area sasaran yang akan diserbu oleh unit anti teror.

"Kemudian masing-masing penerjun mendarat dan melanjutkan infiltrasi ke titik-titik yang dapat melingkupi sasaran tempat sandera ditahan. Setelah unit sniper menempatkan diri, unit sniper akan menghubungi pusat dan melaporkan situasi dan kondisi," katanya.

Sementara area sasaran yang sangat berguna dalam mendukung proses pembebasan sandera yang akan dilaksanakan unit AKSUS, kata Kustono yang agkan di udara, lanjutnya, pesawat CN 235 TUDM yang membawa unit gabungan Den Bravo Paskhas dan CTU Paskau melakukan strategi penyerangan.

Unit pembebasan sandera langsung keluar melalui ramp door dan bergerak dengan teknis menuju daerah sasaran. Sementara Pesawat CN 235 melaksanakan parking menghadap ke runway dengan tujuan untuk segera melaksanakan eksfiltrasi, sementara itu, unit pengaman akan melindungi pesawat dari ancaman.

Kedua unit tersebut melaksanakan serbuan secara serentak dengan mengutamakan unsur pendadakan, kecepatan dan ketepatan. Dan setelah gedung berhasil dikuasai dan sandera berhasil dibebaskan, unit ini langsung melaksanakan escape menuju pesawat CN 235 dengan di cover oleh sniper dan FPU.

Aksi teroris tersebut berhasil digagalkan berkat kerja sama dua negara (Indonesia-Malaysia) melalui pasukan khusus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU (Indonesia) dan Unit CTU Paskau dari satuan khusus TUDM (Malaysia).

"Ini merupakan rangkaian simulasi pelaksanaan latihan bersama Elang Malindo XXIV/2011 di Lanud Supadio. Dalam operasi antiteror ini, unit ini melaksanakan infiltrasi dengan cara air landed dan kemudian melaksanakan pembebasan sandera," tuturnya.

Unit itu terdiri dari Counter Terorist Unit dan Force Protectino Unit. Dalam hal itu, CTU bertugas untuk melaksanakan pembebasan sandera dan FPU bertugas untuk melaksanakan pengamanan di sekitar pesawat.

Infiltrasi udara dilakukan dengan menggunakan pesawat Foker 27-01 TNI AU dan pesawat CN 235 TUDM.

"Hari ini merupakan latihan teakhir dari Elang Malindo 2011. Dan besok pagi, kita akan melakukan upacara penutupan," kata Kustono.

Sumber : Antara

Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Latma Elang Malindo



27 September 2011, Kubu Raya (ANTARA News): Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). Simulasi yang diikuti sejumlah anggota Tim Aksus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU dan CTU TUDM tersebut, merupakan puncak kegiatan dari Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/11)

Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/11)

Sejumlah anggota Counter Terroris Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melintasi pesawat CN 235 TUDM usai mengikuti Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/11)

Monday, September 26, 2011

Iran Akan Segera Luncurkan “Destroyer Jamaran II”



kapal perusak Jamaran I
Komandan Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Habibullah Sayyari mengatakan, kapal perusak produksi dalam negeri kedua akan segera bergabung dengan armada angkatan laut negara ini. Produksi kapal perusak Jamaran II itu sedang melalui tahap akhir, kata Sayyari dalam wawancaranya dengan IRNA Kamis (22/9).
Pejabat tinggi militer Iran ini menambahkan bahwa Iran telah memproduksi secara massal kapal perusak Jamaran pertama yang sudah bergabung dengan armada angkatan laut.
Sayyari menekankan pentingnya partisipasi luas Iran di perairan bebas yang menurutnya bertujuan melindungi perairan teritorial Iran dan menjamin keamanan untuk kapal tanker minyak dan kapal dagang Iran di rute perairan internasional.
Ia juga mengatakan bahwa Iran akan segera mengirimkan 16 kapal perang ke Teluk Aden sebagai bagian dari program pengawalan kapal-kapal Iran di perairan yang rawan aksi pembajakan.
Iran telah memulai program swasembada industri pertahanan dan telah meluncurkan sejumlah proyek-proyek militer sejak kemenangan Revolusi Islam.
Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal diproduksi dalam negeri pertamanya, Jamaran, di perairan Teluk Persia pada bulan Februari, 2010.
(IRIB/MZ)



IRIB

Erdogan: Mengapa Barat Biarkan Israel Miliki Senjata Nuklir ?



   
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam standar ganda Barat terhadap senjata nuklir Israel. Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Minggu, Erdogan mencatat bahwa Israel adalah satu-satunya pemain di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. "Mengapa negara-negara Barat melarang Iran memiliki senjata nuklir, namun pada saat yang sama tidak  melarang Israel memiliki senjata nuklir? "tanya Erdogan sinis menyikapi standar ganda Barat soal senjata nuklir.
Sebelumnya, Erdogan menyatakan, Ankara, jika diperlukan, akan memberikan reaksi lebih keras terhadap Rezim Zionis Israel.
"Turki  akan menunjukkan reaksi lebih keras terhadap Israel," ungkap Erdogan Kamis (22/9) seperti dilaporkan Press TV. Ia juga mengisyaratkan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Turki pasca serangan brutal pasukan komando rezim Tel Aviv terhadap kapal bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang mengakibatkan tewasnya sembilan aktivis Turki.
Turki menurunkan hubungan dengan Israel setelah Tel Aviv menolak untuk meminta maaf atas serangan terhadap armada Kebebasan Gaza, yang menyebabkan sembilan warga Turki tewas pada tanggal 31 Mei 2010.
Sebelumnya pada bulan September, Menteri Ekonomi Turki mengatakan Ankara akan terus menjaga hubungan normalnya di bidang ekonomi dengan Tel Aviv. Dari Januari 2011 sampai Juli 2011, perdagangan antara Turki dan Israel mencapai $ 2,3 miliar. (IRIB/PH)


IRIB



TOT KAPAL SELAM



PDFPrint
Tuesday, 27 September 2011


JAKARTA – Kementerian Pertahanan meminta agar seluruh pihak yang terkait dengan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) kapal selam, menyiapkan diri untuk proses transfer of technology(ToT).


Perusahaan dan negara yang diajak bekerja sama akan diputuskan maksimal dua bulan mendatang. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengungkapkan, pengadaan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut seharusnya sudah di-lakukan 2–3 tahun lalu.Pasalnya, jumlah armada kapal selam RI hanya dua unit, yakni Cakra dan Nanggala, sehingga tidak mencukupi untuk mendukung pengamanan wilayah laut. Sudah sejak lama pemerintah mencari perusahaan dan negara yang dinilai paling cocok untuk diajak bekerja sama dalam pengadaan kapal selam.

Beberapa negara sempat dijajaki, seperti Jerman dan Korea Selatan. “Kita belum memutuskan siapa negara pemenangnya,” kata Eris di Jakarta kemarin. Diharapkan, tahun ini proses pengadaan memperlihatkan progres yang berarti.“Dalam dua bulan ini, Badan Ranahan Kemhan harus sudah memutuskan negara mana,” kata perwira tinggi berpangkat bintang tiga ini. Badan Ranahan tidak hanya memutuskan negara mana yang dipilih,tapi juga meminta spek dari pengguna, yaitu TNI AL, menyangkut kapal selam seperti apa yang dibutuhkan.

“Kemudian, dia (Badan Ranahan) mencari perusahaan mana yang bisa memenuhi. Sekarang ini dalam fase akan memutuskan,” terang dia. Meski belum ditentukan,pihaknya meminta agar semua pihak yang berkepentingan dengan pengadaan kapal selam ini menyiapkan diri mulai dari sekarang. “Nanti begitu diputuskan siapa yang menang,kita sudah punya konsep. Ini lho yang kita butuhkan kalau kita mau transfer teknologi. Nah, konsep itu nanti kita bicarakan dengan siapa pemenangnya,” bebernya.

Eris menyatakan sejauh ini telah ada gambaran mengenai seperti apa tahapan-tahapan yang harus dilakukan jika telah ditentukan produsennya.“Kita juga perlu mengaudit sekarang ini, misalkan yang mau diajak kerja sama nantinya PT PAL, bagaimanaPTPALmenyiapkan diri untuk bisa sebagai industri yang kita tunjuk untuk transfer teknologi,”tuturnya. Menurut Eris, sejauh ini PT PAL belum memberikan pernyataan terkait kesanggupannya untuk ikut membuat komponen tertentu dari kapal selam itu.

“Belum ada komitmen itu, tetapi kita, pemerintah, menginginkan bahwa teknologi ini bisa kita serap saat kita mengadakan ini,”tegas dia. Di samping itu, ke depan juga akan dinegosiasikan lagi di antaranya terkait teknis pelaksanaan maupun jumlah unit yang akan diproduksi. “Kalau misalnya kita sudah involvedalam pembuatan,bagaimana?” sebutnya.

Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI Bonggas S Silaen sebelumnya menuturkan, pengadaan kapal selam merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan alutsista TNI Angkatan Laut.Program ini menjadi salah satu proyek yang bakal cukup banyak menyedot anggaran. 


Sumber : SINDO

Delegasi IT Kemhan RI Kunker ke Singapura dan Korsel


Jakarta, DMC - Delegasi IT (Information Technologies) Kementerian Pertahanan RI, Mabes TNI dan Mabes Angkatan Darat melaksanakan kunjungan Kerja ke beberapa negara pengguna IT terkemuka. Adapun tujuan kunjungan kerja tersebut adalah mempelajari tentang sistem pengamanan Jaring internal dan Eksternal di jajaran Kemhan dan TNI.

Delegasi mengawali kunjungan kerja selama lima hari (19-23 September 2011) tersebut dengan menghadiri Workshop  “ The IBM Smarter Defense” di IBM Singapura Pte Ltd 9 Changi Business Park Central I The IBM Place, Singapura Senin (19/9). Workshop tersebut menjelaskan tentang Defense Operation Platform yang digunakan dilingkungan Kementerian Pertahanan Amerika, Australia dan negara-negara barat lainnya.

Pada hari berikutnya Delegasi IT Kemhan Selasa, (21/9) melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya menujuHuneed Technologies di Incheon, Korea Selatan dan Pameran IT di CoexMall, Seoul Korsel.  Usai mengikuti pameran tersebut Rabu, (22/9) delegasi mengunjungi Microsoft Korea, Inc Seoul Korsel dan diterima oleh Direktur Public Sector, Mr. Woo Sung Lim. Saat berada di Microsoft Korea, Inc  rombongan menerima paparan tentang produk-produk terbaru yang dihasilkan Microsoft Korea diantaranya, Microsoft Link Communication serta menyaksikan demo teleconfrance.
Pada hari yang sama delegasi meneruskan kunjungan ke Bandara di Perbatasan Negara Korea Selatan dan Korea Utara. Seluruh rombongan juga berkesempatan menyaksikan sistem pengamanan Bandara dari dalam Bunker.  Keesokan harinya Kamis, (23/9) Delegasi melanjutkan perjalanan ke DMZ ( Demiliterized Zone) dan Tunnel no. 3 di Paju perbatasan Korsel dengan Korut.
Turut serta dalam Delegasi IT Kemhan dan TNI, diantaranya Kapusdatin Kemhan, Brigjen TNI Akhmad Buldan, M.A, Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin, Waka Pusinfolahta TNI, Kolonel Arm. Royke Kaparang, dan Ses Disinfolahta, Kol. Caj Drs. Syarif Usman. 

BERITA POLULER