Pages

Sunday, September 11, 2011

Retrofit Tank AMX-13 Oleh Pindad, Bagian Grand Strategi Menuju Kemandirian Pembuatan Tank



10 September 2011


Tank ringan AMX-13 sebelum upgrade dan prototipe tank AMX-13 hasil retrofit (photo : Kaskus Militer & Pussenkav)
Bandung, DMC - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jum’at (9/9) melakukan kunjungan kerja ke PT. Pindad (Persero) dalam rangka melihat secara langsung kesiapan tindak lanjut dari kontrak retrofit kendaraan tempur Tank AMX-13. Dalam peninjauannya Wamenhan berharap kepada PT. Pindad untuk melihat kontrak retrofit tank ini sebagai bagian dari grand strategi menuju kemandirian industri pertahanan, khususnya kemandirian dalam pembuatan tank.
“Retrofit tank ini perlu dilihat dari suatu kerangka yang makro sebagai bagian grand strategi dalam rangka menuju kemandirian industri pertahanan, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan ini adalah bagian dari pembuatan tank oleh Indonesia” ungkap Wamenhan dalam arahannya.
Turut hadir mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Kabadan Ranahan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Prof. Dr. Pos M Hutabarat, Direktur Teknik Industri Pertahanan Kemhan Brigjen TNI Agus Suyarso. Hadir pula beberapa pejabat tinggi di jajaran TNI Angkatan Darat antara lain Waaslog Kasad, Waasrena Kasad dan Komandan Pussenkav V.
Dalam peninjauannya, Wamenhan yang juga didampingi sejumlah Tim Asistensi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) tersebut diterima oleh Direktur Utama PT. Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono.
Lebih lanjut Wamenhan menekankan kepada seluruh jajaran PT. Pindad mulai dari jajaran direksi sampai pada jajaran operasional teknis untuk menangkap kontrak retrofit tank ini sebagai tantangan sekaligus juga tuntutan.
Menurut Wamenhan, apabila PT. Pindad dapat menjawab tantangan dan tuntutan ini maka akan terjadi suatu trush building yang tinggi. Oleh karena itu, trush building quality dan trush building produksi hendaknya menjadi catatan utama.
Sementara itu, menanggapi penekanan dan arahan dari Wamenhan, Dirut PT. Pindad mengatakan akan berusaha menggunakan segala sumber daya yang ada untuk melaksanakan dengan sebaik – baiknya dan semaksimal mungkin proyek retrofit tank AMX-13 ini. (BDI/SR)
(DMC)

Wamenhan Tinjau Retrofit Tank AMX-13 Di Pindad



BANDUNG - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jum’at (9/9) berkunjung ke PT. Pindad (Persero) untuk melihat secara langsung kemajuan retrofit Tank AMX-13. Dalam peninjauannya Wamenhan berharap PT. Pindad melihat kontrak retrofit ini sebagai bagian darigrand strategi menuju kemandirian industri pertahanan, khususnya dalam pembuatan tank.

“Retrofit tank ini perlu dilihat dari suatu kerangka yang makro sebagai bagian grand strategi dalam rangka menuju kemandirian industri pertahanan, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan ini adalah bagian dari pembuatan tank oleh indonesia” ungkap Wamenhan dalam arahannya.

Lebih lanjut Wamenhan menekankan kepada seluruh jajaran PT. Pindad mulai jajaran direksi sampai pada jajaran operasional teknis untuk mampu menjawab tantangan dan tuntutan ini maka akan terjadi suatu trust building yang tinggi. Oleh karena itu, trust building quality dan trush building prosuksi hendaknya menjadi cacatan utama.


Wamenhan saat mendengar penjelasan Dirut PT. Pindad tentang proses retrofit tank AMX-13 TNI AD

Dalam peninjauannya, Wamenhan juga didampingi sejumlah Tim Asistensi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Rombongan Wamenhan diterima oleh Direktur Utama PT. Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono.

Sementara itu, menanggapi penekanan dan arahan dari Wamenhan, Dirut PT. Pindad mengatakan akan berusaha menggunakan segala sumber daya yang ada untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin proyek retrofit tank AMX-13 ini.

Sumber : DMC

RI-Korsel Sepakati Pengembangan Panser Bersama



10 September 2011

Doosan K21 buatan Korea Selatan (photo : Deagel)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat mengembangkan panser dan tank bersama. Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman antara PT Pindad dengan Busan Ltd terkait rencana kerjasama itu di Jakarta, Jumat (9/9).

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, PT Pindad dan Busan akan bersama-sama memproduksi panser Anoa Tarantula. "Indonesia akan membuat 11 unit panser Tarantula dan Korea Selatan 11 unit," katanya.

Dirut PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono, mengatakan Anoa Tarantula teknologinya diserap dari Doosan DST. Panser itu akan dipersenjatai kanon 90 mm buatan Belgia. "Kontrak kerjasama pengadaan kendaraan tempur tersebut sudah dilakukan pada 2009 sebanyak 22 unit. Sebanyak 11 unit "built-up" akan segera tiba dari Doosan DST, sedangkan sisanya 11 unit dikerjakan oleh Pindad," ungkap Adik.

Tak hanya itu, PT Pindad akan mengembangkan kendaraan tempur tank ringan mulai 2014, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat. Rencana tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan panser dan tank TNI AD yang saat ini 90 persen diisi oleh produk asing.

Menurut Adik, tank ringan itu akan merujuk pada model produk mancanegara saat ini, seperti produk K-21 buatan Doosan DST Korea Selatan dan Turki (ACV300). Tank ringan ini memiliki bobot antara 15 ton-25 ton dengan dua jenis penggerak kendaraan berupa ban atau rantai. Namun ada pula tank ringan lainnya yang memiliki bobot 25 ton lebih.

ACV 300 buatan FNSS Turki (photo : Defencetalk)
Selain panser dan tank, ditandatangani pula pengembangan bersama nota kesepahaman dengan Daewoo International Corporation untuk kerjasama pengembangan kapal cepat rudal (KCR-70). Selain panser dan KCR-70 kedua negara juga telah melakukan pengadaan bersama empat unit kapal "Landing Platform Dock" (LPD), pesawat jet tempur KFX/1FX dan kapal selam.

Indonesia dan Korsel mengukuhkan kerjasama pertahanan kedua negara ditandai dengan penandatangana nota kesepahaman oleh Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos, M Hutabarat, dan Direktur Biro Kebijakan Kekuatan Korsel, Lee Yung Dae.

Setelah Pesawat Tempur, RI-Korsel Jajaki Produksi Kapal Selam



09 September 2011

Proses pembuatan kapal selam (photo : krblog)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kerja sama di bidang industri pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan terus dikembangkan. Setelah tahun ini dimulai pengembangan pesawat tempur Korea-Indonesia Fighter Xperiment (KIF-X), kedua negara sedang menjajaki kerja sama baru pembuatan kapal selam dan panser.

Bersamaan dengan kunjungan delegasi Kementerian Pertahanan Korea Selatan ke Indonesia, PT. Pindad menandatangani naskah kesepahaman (MoU) dengan Busan Ltd. terkait rencana kerja sama itu. Pada saat yang sama, PT. Palindo juga menandatangani Memorandum of Understanding dengan Daewoo International Corporation untuk kerja sama pengembangan kapal cepat rudal.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan PT. Pindad dan Busan akan bersama-sama memproduksi panser Tarantula. "Korea Selatan akan membuat 11 unit panser Tarantula dan Korea Selatan 11 unit," katanya pada acara penandatanganan MoU di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat, 9 September 2011.

Tim dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan berkunjung ke Indonesia selama dua hari terakhir. Rombongan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan General (Ret.) Kim Kwan-Jin. Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Pos, M. Hutabarat, mengatakan kunjungan ini untuk membicarakan kerja sama kedua negara dalam pengadaan alutsista.

"Juga dibicarakan berbagai hal tentang ASEAN, perkembangan ketegangan di Laut Cina Selatan, dan Semenanjung Korea," katanya. Kedua delegasi mengadakan pembicaraan sejak pagi tadi dan masih berlanjut hingga saat ini. Pembicaraan juga sempat dihentikan sejenak untuk penandatanganan MoU tentang Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Indonesia-Korea Selatan.

Perjanjian ini menandai kesepakatan kedua negara untuk mengadakan pembicaraan secara reguler, meliputi pengembangan, produksi, dan pemasaran alat utama sistem persenjataan yang digunakan kedua negara. "Juga pertukaran informasi mengenai pekembangan teknologi di bidang industri pertahanan yang ada sekarang ini," kata Pos.

Soal kerja sama pembuatan kapal, Sekretaris Dirjen Potensi Pertahanan Marsekal Pertama Leonardi mengatakan Palindo dan Daewoo akan membuat Kapal Cepat Rudal KCR 70. Rencana kerja sama akan dibicarakan lebih lanjut, terutama mengenai apakah yang diproduksi hanya kapal saja atau termasuk sistem persenjataan.

(Tempo Interaktif)

Indonesia Mantapkan Kerjasama Pertahanan Dengan Tiga Negara Eropa



JAKARTA - Indonesia akan memantapkan kerja sama pertahanan dengan tiga negara Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Spanyol, kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Selama ini Indonesia telah memiliki kerja sama pertahanan dengan tiga negara itu, meski masih berjalan parsial, katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Sabtu (10/9).

Oleh karena itu, Indonesia dan tiga negara tersebut akan mengakselerasi kesepakatan kerja sama pertahanan agar menjadi payung hukum politik bagi keempat negara dalam kerangka kerja sama pertahanan termasuk di dalamnya kerja sama industri pertahanan.

"Indonesia dan Jerman serta Indonesia dengan Spanyol, rancangan kesepakatan kerja sama pertahanannya sudah pada tahap pematangan untuk menjadi nota kesepahaman yang akan ditandatangani menteri pertahanan masing-masing negara,"u>arnya.

Rancangan kesepakatan kerja sama antara Indonesia dengan Prancis, menurut dia, masih dalam tahap konsep awal dan akan didalami terus.

Ia mengatakan dengan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), maka kerja sama antara Indonesia dengan masing-masing negara Eropa itu dapat meningkatkan dan memperluas kerja sama yang sudah berjalan selama ini yang masih parsial.

Dalam kaitan itulah, Wamenhan akan melakukan kunjungan kerja ke Berlin dan Stuttgard (Jerman), Madrid (Spanyol), kemudian Paris dan Marseille (Prancis) selama sepekan mulai 11 September 2011.

"Yang jelas, kerja sama yang dijalin tersebut harus didasarkan saling menghormati, menghargai, dan menguntungkan kepentingan nasional," kata Sjafrie.

Selain memantapkan payung hukum politik kerja sama pertahanan, ia mengemukakan, akan dibahas pula pengembangan kerja sama indsutri pertahanan antara Indonesia dengan tiga negara itu.

"Kerja sama industri pertahanan yang telah berjalan antara Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan Indonesia dan tiga negara itu akan kami mantapkan pula, agar dapat mendukung kemandirian industri pertahanan nasional sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi nasional," demikian Sjafrie Sjamsoeddin.

Sumber : ANTARA

Kerjasama Pertahanan RI - Korea Selatan



JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kiri) bersama Menhan Korea Selatan General (ret.) Kim Kwan-Jin (kanan) menyaksikan penandatangan kerjasama pertahanan RI-Korea Selatan oleh Ditjen Potkan Pos Hutabarat (kedua kiri) dan Ditjen Force Policy Bereu Lee Young Dae (kedua kanan).

Kedua Menhan juga saling bertukar replika pesawat terbang jenis CN 235 dan T-50 usai penandatanganan kerjasama pertahanan RI-Korea Selatan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (9/9). Kementerian RI dan Korea Selatan akan mengadakan kerjasama "joint production" antar kedua negara untuk memproduksi pesawat tempur jenis KF-X/IF-X. FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/ss/pd/11




Petinggi Korea Selatan pun kagumi KRI Dewaruci




9 September 2011, Jakarta (ANTARA News): KRI Dewaruci, siapa tidak tahu? Pada L'Armada 2003 di Perancis --sebagai misal-- dia menjadi satu-satunya wakil kapal layar tiang tinggi dari Asia dan Afrika yang hadir di perhelatan maritim internasional dengan peserta puluhan koleganya.

Bukan main-main untuk bisa ke sana dengan jarak tempuh dan waktu hingga 12.000 mil laut dan berbulan-bulan. Dia bukan kapal baru, buatan 1953 dari Hamburg, Jerman. Bung Karno sangat percaya pada peran ampuh KRI Dewaruci sebagai goodwill ambassador Tanah Air.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, diberitahu beberapa fakta dari segudang fakta tentang kapal perang non kombatan berkelir putih bersih itu. Kim geleng-geleng kepala mengagumi ketangguhan kapal latih taruna TNI-AL, KRI Dewaruci, yang disaksikan dalam bentuk model berskala.

"Ini kapalnya pakai mesin? Karena kapal ini sudah melakukan beberapa kali muhibah keliling dunia," katanya. Paling tidak sudah 36 misi pelayaran latih dan navigasi astronomi dilakoni KRI Dewaruci.

Korea Selatan tidak memiliki kapal layar latih militer sekelas KRI Dewarusi. Dia bertanya kepada Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, yang mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Jumat.

Pertanyaan itu pun dijawab Harsusanto, "Pakai, kapal ini sudah menggunakan mesin." Mendengar itu. Menhan Korsel Kwan-Jin pun berdecak kagum. KRI memang dilengkapi mesin diesel berdaya cuma ratusan tenaga kuda saja sehingga kecepatan maksimalnya pun cuma 11-12 knot per jam. Jika dipadu layar, bisa mencapai 17 knot per jam.

"Kalian, Indonesia, pasti sangat bangga memiliki kapal ini," kata Kim.

Kim memang tidak cuma datang untuk mengagumi KRI Dewaruci. Itu cuma bagian saja dari penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pertahanan kedua negara.

Indonesia memang tengah menjalin kerja sama pertahanan dengan Korea Selatan. Untuk awal, pesawat tempur latih dasar-lanjut, T-50 Eagle, dibeli dari negara itu sekaligus menyisihkan kompetitor Rusia-nya, Yakovlev Yak-130 Mitten.

Menurut rencana besar pertahanan negara, Indonesia akan merancang dan membangun pesawat tempur sekelas F-16 Fighting Falcon bersama mitra Korea Selatannya itu.

Sumber: ANTARA News

BERITA POLULER