Para pejabat militer rezim Zionis memperingatkan keputusan Turki mengirim pasukan maritimnya guna mendukung kapal-kapal bantuan ke Jalur Gaza. Pusat informasi Palestina melaporkan, para panglima militer Zionis Israel setelah berdialog dengan Menteri Peperangan Zionis Israel, Ehud Barak, mengatakan, "Jika pemerintah Turki merealisasikan ancamannya dan mengirim pasukan angkatan laut ke dekat pantai Israel maka Ankara akan menerima konsekuensi yang berat."
Menlu Turki, Ahmet Davutoglu Jumat (2/9/) mengusir Dubes Israel dari Ankara, setelah publikasi laporan komite investigasi PBB yang membela penyerangan tentara Israel terhadap kapal Mavi Marmara. Turki juga membekukan semua kesepakatan militer dengan rezim Zionis dan menyatakan bahwa Ankara akan mengambil langkah-langkah yang dinilai perlu guna menjaga keamanan pelayaran di timur Mediterania.
Tim penyidik PBB yang dipimpin Jeffrey Palmer, membenarkan serangan militer Israel terhadap kapal Mavi Marmara. Tim itu menyatakan bahwa kapal Marmara (Freedom Flotilla) telah melakukan tindakan ilegal dengan memasuki wilayah Palestina yang diblokade Israel.
Tel Aviv mengitensifkan blokade di Jalur Gaza sejak tahun 2007. Komando pasukan Zionis Isreal pada tanggal 31 Mei 2010 menyerang konvoi kapal bantuan ke Jalur Gaza di perairan internasional. Akibatnya, sembilan warga Turki tewas.
IRIB