Pages

Tuesday, August 9, 2011

Mayjen TNI Asmyn Yusri Nasution Jadi Pangkostrad

 
Humas TNI AD / TNI AD
Jurnas.com | JABATAN Panglima Komando strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) hari ini, Selasa, 9/8, diserahterimakan dari Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo kepada Mayjen TNI Asmyn Yusri Nasution, di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Selasa, (9/8). Jenderal Pramono Edhie Wibowo saat ini diberi tugas sebagai Kepala Staf Angkatan darat, sedangkan Mayjen TNI Asmyn Yusri Nasution sebelumnya menjabat sebagai Aster Panglima TNI. "Kostrad memiliki dua peran penting, sebagai Kotama Operasional TNI, tugas pokok Kostrad adalah menyelenggarakan operasi pertahanan tingkat strategis sesuai dengan Kebijakan Panglima TNI. Sedangkan sebagai Kotama Pembinaan TNI Angkatan Darat, Kostrad bertugas membina kesiapan operasional atas segenap jajaran komandonya yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada KSAD, "kata Jenderal Pramono.

Karena itu, katanya, Kostrad harus memiliki mobilitas tinggi dan mampu bereaksi cepat sebagai wujud ketanggap segeraan terhadap segala bentuk dan jenis ancaman yang timbul di seluruh wilayah nusantara.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan acara serah terima jabatan Pangdam III/Siliwangi dari Mayjen TNI Moeldoko kepada Mayjen TNI Muhamad Munir dan Pangdam IV/Diponegoro dari Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono kepada Mayjen TNI Mulhim Asyrof.

Mayjen TNI Moeldoko mendapat promosi jabatan sebagai Wakil Gubernur Lemhanas sedangkan Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono menjabat sebagai Aster Panglima TNI. Mayjen TNI Muhamad Munir sebelumnya menjabat sebagai Kasdiv-II/Kostrad dan Mayjen TNI Mulhim Asyrof sebelumnya menjabat sebagai Asrena Kasad.

JURNAS

Monday, August 8, 2011

Pertemuan Joint Committee Program KF-X/IF-X

F-33 /IF-X/ KF-X




8 Agustus 2011, Jakarta (Ristek): Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangani nota kerjasama pengembangan pesawat tempur Korean – Indonesia Fighter (KF-X/IF-X). Pesawat ini didisain lebih unggul dari pesawat F-16 buatan Amerika dimana radius penyerangannya lebih luas, sistim avionik dan sistem radar lebih canggih, serta tidak tertangkap radar musuh (stealth technology).

Kerjasama tersebut akan meliputi kerjasama pengembangan teknologi (technology development) selama 2 tahun dari tahun 20011.

Kemudian dilanjutkan kerjasama dengan engineering dan manufacturing Development yang akan membutuhkan waktu 10 – 15 tahun hingga mendapatkan prototipe yang sudah mendapatkan sertifikat. Setelah itu baru akan di produksi secara masal baik untuk digunakan oleh masing-masing angkatan udara kedua negara maupun untuk dijual ke negara lainnya. Tahun 2020 KF-X/IF-X ditargetkan sudah siap untuk di operasikan oleh kedua negara dan dijual ke negara lainnya.

KFX - medium fighter aircraft with 4.5 generation technology (photo : hangkong)

Untuk memulai kerjasama pengembangan teknologi tersebut diatas, pada tanggal 2 Agustus 2011 lalu telah dilakukan pertemuan pertama joint committee antara pejabat kedua negara (the first joint committee meeting).

Dalam kesempatan tersebut juga telah diresmikan fasilitas Combined Research & Development Center (CRDC) di kota Daejeon sebagai fasilitas bersama pengembangan teknologi KF-X/IF-X. Pejabat Indonesia yang terlibat pada saat peresmian CRDC adalah Sekjen Kemhan, Duta Besar RI untuk Korsel, Dirjen Pothan Kemhan, Ka. Balitbang Kemhan, dan Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek Kementerian Riset dan Teknologi. Sedangkan dari Korea Selatan adalah pejabat dari DAPA (Defence Acquisition Procurement Administration), Presdir ADD (Agency for Defence Development), Presdir KARI (Korea Aerospace Research Institute), Presdir KAI (Korean Aerospace Industry), Presdir LIG, dan Marsekal Madya dari Airforce Korsel.

Dengan diresmikannya CRDC maka kerjasama pengembangan teknologi sudah dimulai. Tim engineering Indonesia yang sudah ada di Daejeon-Korsel saat ini sejumlah 21 orang dari total rencana 35 orang. Sisanya akan dikirim dalam waktu dekat ini.

Adapun komposisi tim engineering lengkap nantinya adalah 21 orang dari PT DI, 4 orang dari ITB dan 7 orang dari TNI-AU, serta 3 orang dari Kemhan. Mereka akan bekerjasama dengan tim engineering (lebih kurang 150 orang) Korsel selama 3-6 bulan. Setelah itu akan dikirim kembali tim engineering lanjutan beberapa gelombang hingga tahun 2012.

Sumber: Humas Ristek

Modernisasi Pesawat TNI-AU


Surplus F-16A/B USAF ditawarkan ke Indonesia. (Foto: USAF) KEKUATAN alat utama sistem persenjataan di udara Nusantara terus dibenahi, ditambah, bahkan dipermodern,
seiring dengan perencanaan TNI-AU, yang dalam kurun waktu 2005-2024 akan mengganti sejumlah pesawat tempur dan angkut yang berusia 20-30 tahun.
Modernisasi alutista suatu negara, tidak bisa dipungkiri, harus terus dilakukan, meskipun anggaran mungkin menjadi kendala. Apa pun alasannya, modernisasi pesawat terbang harus dilakukan.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Imam Sufaat mengungkapkan, pergantian pesawat memang akan dilakukan mulai dari OV-10 Bronco yang kini telah di-grounded. Hal itu sebagai dampak dari beberapa musibah yang terjadi menimpa putra bangsa yang harus gugur dalam latihan. Pesawat tempur Hawk MK-53, F-5 Tiger, dan F-16 Fighting Falcon juga akan mengalami pergantian.
Sebanyak 16 pesawat tempur taktis OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat, dengan ciri khasnya memiliki dua ekor, kali pertama datang ke Indonesia tahun 1976, dengan  tugas penting, yakni mendukung operasi di daerah Timor Timur.


T-50 Golden Eagle terbang dalam formasi. (Foto: KAI)

Kini, pesawat-pesawat  itu berada di Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan mengakhiri tugasnya di sana. Nasibnya benar-benar berujung di ladang tebu pada Juli tahun lalu setelah terjadi musibah jatuh.
F-16 Fighting Falcon, pesawat tempur berjenis Multirole Fighter(multiperan) yang diproduksi oleh pabrikan Lockheed  Martin kini berada di Skuadron Udara 3 Lanud Iswahyudi. Ini salah satu pesawat yang sangat terkenal di dunia, digunakan oleh 25 negara di  seluruh dunia. Kini, di Indonesia mulai dibenahi dengan dua pilihan, membeli F-16 baru tapi hanya terjangkau beberapa buah saja. Atau menerima hibah dari pemerintah Amerika sebanyak 24 buah pesawat tempur F-16.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sudah optimis, pesawat hibah tersebut tidak lama lagi akan menginjak di Bumi Pertiwi. Kini, Kementerian Pertahanan juga sedang menyiapkan  peralatan untuk melakukan peningkatan kemampuan F16 hibah tersebut.
Pesawat Hawk MK-53 milik Skuadron Udara 15 di Lanud Iswahyudi masuk ke Indonesia pada tanggal 29 September 1980. Masa pakai pesawat tersebut akan habis di tahun 2011. Pesawat buatan Inggris, yang dibeli pada tahun 1978 tersebut, sudah lama menganggur karena mengalami kerusakan mesin. Hebatnya, Skuadron Teknik 042 Iswahyudi berhasil memperbaiki lagi dan menfungsikannya sebagai pesawat tempur.
 
/ embraer
Jurnas.com | PESAWAT tempur Super Tucano akan melengkapi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AU Maret 2012. Super Tucano EMB-314 buatan Brazil ini diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya pada ulang tahun TNI AU 9 April 2012.






Super Tucano
Kini, modernisasi pesawat terbang sudah menapak jalan, dengan diawali datangnya pesawat canggih asal Rusia, Sukhoi SU-27 ataupun SU-30, melalui pangkalan udara Iswahyudi Maospati Magetan.
SU-27 Flanker adalah pesawat tempur generasi ke 4, pesawat ini murni  pesawat tempur fighter dengan kemampuan serangan udara ke udara yang  paling unggul di kelasnya.
Sukhoi Su-27SK / Su-30SK yang dikenal dengan manuver kobranya kini jadi kebanggaan anak bangsa, berada di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar.


Shukoi TNI AU

Dan kebanggaan ini pun akan bertambah lagi di kala Super Tucano EMB-314 pengganti OV-10F Bronco datang dari Brasil. Mengapa pesawat ini jadi begitu menarik dan patut disimak meski masih menggunakan baling-baling (propeller). F-16 dan Hawk MK-53 masih menjadi perbincangan dan perdebatan untuk mengganti dan apa penggantinya. Justru pengganti OV-10 sudah matang, tinggal menunggu kedatangannya.
Berbekal pengalaman Si Kuda Liar yang memiliki prestasi gemilang dalam melakukan pertempuran taktis, perang gerilya di Timor Timur ataupun di Aceh semasa operasi GAM, pesawat ini sangat berperan. Dari pengalaman dan kemampuannya itulah, salah satu keputusan untuk mencari pengganti OV-10F adalah dengan beragam kriteria yang mendekati kemampuan yang dimiliki OV-10.
Kepastian pengganti OV-10 disampaikan Marsekal Pertama TNI Irawan Supomo, Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh waktu itu. Setelah dilakukan serangkaian uji kinerja terhadap beberapa calon pengganti Bronco, sepertinya lebih cocok dengan Super Tucano.
Irawan menuturkan, ada lima jenis pesawat yang dilirik TNI Angkatan Udara sebagai penggantinya.  Yakni KO-1 dari Korea, K-8 Karakorum produksi bersarna China dan Pakistan, EMB-314 Super Tucano buatan Brasil, T-6B Texan II (Amerika Serikat) dan Pilatus PC-9 buatan Swiss. “Hanya dua  yang diajukan ke Departemen Pertahanan, yaitu Tucano dan KO-1,” katanya waktu itu.
Jenis pilihan pesawat pengganti itu pun berbeda-beda, tapi dari beberapa kriteria pesawat yang diusulkan sebagai pembanding, akhirnya hanya Su (Sukhoi) 25/39, L-159B buatan Cheko, YAK 130, K8P dan KO-1 yang lebih sesuai.
Alih Teknologi
Su 25/39, pesawat Sukhoi buatan Rusia, merupakan pesawat mesin jet ganda untuk dukungan serangan udara jarak pendek. L-159B buatan Cheko merupakan penempur ringan yang dirancang bisa dipergunakan untuk segala fungsi. Pesawat latih berkursi ganda (pengembangan L159A) didesain sebagai pesawat latih lanjut (Advanced and Operational/Lead-In Fighter Training).
L159B dapat dikonfigurasi sesuai spesifikasi kebutuhan negara pemesan. Selain mengadopsi peran pesawat latih jet, pesawat ini dapat diubah fungsi sebagai pesawat tempur ringan, termasuk membawa rudal darat-udara dan udara-udara, juga melakukan misi-misi lain, seperti kombatan, patroli udara dan intai/mata-mata. Pesawat ini menggunakan mesin jet buatan Honeywell/ITEC F124-GA-100 yang disebut-sebut sebagai mesin terbaik dikelasnya.
Calon lainnya adalah M346 buatan Italia, K8P buatan China dan KO1B buatan Korea. TNI-AU sudah tahu karakterisitik pesawat buatan Korea, di antaranya sudah digunakannya K0-1 Wongbee di Skuadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisucipto, Yogyakarta.
Dari lima jenis pesawat sebagai pembanding, ditinjau dari sisi essential dan kriteria tambahan, ternyata EMB-314 paling unggul dibanding lainnya, seperti Sukhoi 25/39, L159A, YAK 130, K8P dan KO-1. Misalnya dalam kemampuan melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah. EM B-314 lolos, sementara Yak 130 gagal. Juga dalam kemampuan melaksanakan operasi malam hari, kemampuan  terbang malam  tanpa eksternal tangki. Juga mampu membawa senjata, baik berupa bom, roket maupun senapan mesin.
Kriteria lainnya, pesawat dapat digunakan untuk jangka waktu minimal 25 tahun, dukungan operasional dapat dilaksanakan oleh pesawat C-130 Hercules. Mudah dalam suku cadang dan peralatan lainnya.
Hal ini memang tertuang dalam klausul alih teknologi, di mana suku cadang bisa diproduksi di PT Dirgantara Indonesia.
Kini, dengan sudah ditandatangani kontrak pembeliannya, hanya dalam hitungan bulan, langit Nusantara akan dihiasi dengan pesawat tempur taktis Super Tucano EMB 314 buatan Brasil.
Kehebatan dan kekaguman terhadap pesawat ini seperti yang dilontarkan pilot senior TNI AU, Marsda TNI Ganjar Wiranegara yang pernah mencoba kehebatan pesawat ini di Brasil pada tahun 2007 lalu. Meskipun pesawat tidak memiliki radar, avionil Super Tucano mampu menerima data link-nya (send/receive tracks/waypoint), weapon system status, present position transmission, transmit aircraft systems status, operational coordination serta intelligence information tentang targets dan avoidance area.
Bahkan untuk terbang malam, Super Tucano juga telah dilengkapi Night Vision Goggles (NVG) Gen III, di mana external dan internal lights full NVG compatible.
EMB 314 Super Tucano adalah pesawat buatan pabrikan Embraer  Brasil. Pesawat ini masuk kategori pesawat antigerilya dan serangan  udara-darat. Pada operasionalnya, pesawat ini lebih banyak digunakan untuk  membantu pergerakan pasukan darat, terutama infantri, kavaleri dan artileri.
Komandan Skuadron 21 yang lama, Letkol Pnb Fairlyanto juga mengungkapkan keunggulan pesawat buatan Brasil ini. Service life 12.000 hingga 18.000 jam, dapat operasi malam. Bahkan mampu take off dan landing pada landasan minimal 1500 meter.
Kedatangan tim Mabes Angkatan Udara ke Brasilia, termasuk di dalamnya Komandan Skuadron 21 Pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang yang baru, Mayor Pnb James Yanes Singal pada awal Juli lalu mempertegas bahwa EMB-314 adalah yang dipesan pemerintah Indonesia menggantikan OV-10 F Bronco.  Kedatangan di sana diartikan sebagai Design Review Meeting  (DRM) yang dimaksudkan sebagai penentu akhir sebelum pesawat itu dirakit.
“Artinya, dengan adanya DRM, itu berarti sudh final bahwa pesawat EMB-314 Super Tucano dengan kondisi seperti itulah yang dipesan oleh Indonesia,” kata James Yanes. Memang masih kosongan tanpa amunisi, tapi paling tidak pesawat itu sudah di install untuk pemasangan beragam persenjataan.
Kini, personel sudah disiapkan, baik penerbang, ground crew, dan personel lainnya, untuk pemeliharaan tingkat ringan dan sedang. Bahkan kemampuan bahasa pun sudah diarahkan ke percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris. Tinggal pelaksanaannya pengiriman personel ke Brasil.
Besar harapan KSAU, 9 April 2012 di langit Nusantara akan dihiasi minimal empat pesawat Super Tucano mewarnai ulang tahun TNI-AU.

F-33 / KFX



Ke depan pun, langit Ibu Pertiwi semakin semarak di kala pesawat latih dengan kecepatan supersonik  T-50 Golden Eagle buatan KAI (Korea Aerospace Industries) tiba. Pesawat ini sebagai pengganti F-16 dan akrab disebut miniatur dari F-16. Cocok untuk pertempuran langsung terutama Air to Air dan Air to Ground. Pemerintah sudah menandatangani  pembelian pesawat total 16 Unit sejak april 2011 dan akan tiba tahun 2013.
Bahkan pesawat  Hawk MK-53 juga akan mengalami modernisasi dengan akan digantikannya pesawat ini. Ada empat jenis pesawat yang sudah dicoba, L-159B dari Ceko, Yak 130 dari Rusia, Aermacchi M346 dari Italia, dan Chengdu FTC-2000/JL-9 dari China.
Apa pun jenisnya, pesawat baru tersebut, sepanjang pada kontrak awal ditegaskan ada alih teknologi, tidak menutup kemungkinan PT Dirgantara Indonesia juga akan mumpuni untuk membuat seluruh atau sebagian pesawat tempur yang dimiliki TNI-AU. Mudah-mudahan.(Wihardjono-24).

SUARA MERDEKA

AL Vietnam Akan Diperkuat 6 Kapal Selam Kelas Kilo


Kapal selam kelas Kilo dalam perjalanan menuju Cina. (Foto: DID)

9 Agustus 2011, Jakarta (Berita HanKam): Angkatan Laut Vietnam akan memiliki satu brigade kapal selam terdiri dari enam kapal selam kelas Kilo 636 dalam 5-6 tahun mendatang ditegaskan Menteri Pertahanan Vietnam Phung Quang Thanh saat jumpa pers di Hanoi, Rabu (3/8) dikutip harian Tuoi Tren.

Vietnam juga membeli jet tempur, rudal serta perangkat militer lainnya guna mempertahankan kedaulatan Vietnam, tambah Menhan Thanh.

Menhan Thanh yakin pembelian ini tidak memicu perlombaan senjata di kawasan, tetapi hal yang wajar untuk suatu negara meningkatkan pertahanan guna mempertahankan kedaulatannya. Menjaga keamanan di laut dan kedaulatan merupakan salah satu tugas Angkatan Darat, Angkatan Laut, Polisi Maritim dan Penjaga Pantai Vietnam.

AB Vietnam akan melindungi para nelayan sesuai hukum dan juga membantu masalah teknis, insiden dan resiko lainnya saat bekerja di lautan.

Pesawat patroli maritim C212-400 diserahkan Airbus Military pada Vietnam awal bulan ini. (Foto: Airbus Military)

Menurut Center for Analysis of Strategic and Technologies (CAST), Vietnam menjadi pembeli senjata terbesar Rusia pada 2009. Pembelian enam kapal selam diesel-elektrik kelas Kilo 636 merupakan pembelian kedua terbesar, setelah pembelian 8 kapal selam oleh Cina.

Rusia akan mulai mengirimkan kapal selam ke Vietnam pada 2014. Rusia dan Vietnam meneken kontrak senilai 3,2 milyar dolar pada Desember 2009. Saat kunjungan kerja Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung ke Rusia.

Kapal selam akan dipersenjatai sistem rudal jelajah Club-S, diungkapkan Oleg Azizov pejabat Rosoboronexport.

Frigate kelas Gepard 3.9. (Grafis: DID)

Vietnam memesan juga dua frigate kelas Gepard 3.9 Project 1166.1 pada 2006. Frigate dirancang menghancurkan kapal permukaan, kapal selam dan sasaran udara. Dipersenjatai sistem rudal anti kapal Uran-E, tabung torpedo 533 mm, sistem artileri pertahanan udara Palma, satu pucuk meriam 76,2 mm AK-176M, dua pucuk meriam 30 mm AK-630M serta satu unit helikopter Ka-28 atau Ka-31 Helix.

AU Vietnam akan diperkuat 24 Sukhoi Su-30MK2 yang terbagi dalam dua kontrak pembelian. Pesawat dibangun di Komsomolsk-on-Amur. Polisi Maritim Vietnam telah menerima satu pesawat patroli maritim C212-400 buatan Airbus Military awal bulan ini, pesawat kedua diserahkan akhir tahun dan pesawat ketiga pada awal tahun depan.

Sumber: Tuoi Tren

House Leader Pushes Extension of 15-Year AFP Modernization Program


09 Agustus 2011

Philippine Marine Corps with V300 + cannon (photo : Timawa)
MANILA — A ranking member of the House of Representatives has asked Congress to fast track the approval of a bill providing for another 15-year modernization program for the Armed Forces of the Philippines (AFP) to upgrade the fighting capability of the soldiers in the field.

Muntinlupa City Rep. Rodolfo Biazon, chairman of the House committee on national defense and security, said there is a need to immediately approve House Bill 4949 seeking to amend Republic Act 7898, otherwise known as the AFP Modernization Act, as the current program will expire in December this year.

"The modernization program should focus on internal security to be able to address some critical areas in the country," he said.

Biazon said the proposed P428 billion for the first five years of the modernization program as provided under HB 4949, which he authored, will be utilized for the procurement of new military hardware.

Aside from firearms and ammunition, the AFP needs more helicopters which could be used for transporting arms and medical supplies and picking up the injured soldiers and ferry them to and from hospitals.

Biazon said Congress can use the Malampaya earnings estimated at P103 billion for the modernization plan.

"A part of that amount could be earmarked for the procurement of more helicopters for field operations," he said.

Data shows that in 2002, the AFP has a strength of 106,000 soldiers, with reserves of 131,000 men.

The Army, with 73,000 personnel, has eight infantry divisions and five engineer battalions. Equipment included 40 Scorpion tanks.

The Navy has a total of 24,000 personnel, including 7,500 Marines, with one frigate and 58 patrol and coastal combatants.

The Philippine Air Force (PAF) has the strength of 16,000, with 49 combat aircraft and 67 armed helicopters.

In previous years, the PAF was able to purchase new SF-260 trainer planes and night attack helicopters. It was also set to acquire eight primary trainer aircraft, 10 additional Huey UH-1H utility helicopters, eight brand new combat utility helicopters, eight new attack helicopters, two light lift aircrafts, and 12 trainer helicopters.

"As former AFP chief, I would know and would be able to look more closely at the way the AFP modernization plan would be more apt and beneficial, not only to the Philippine military but to the government and people," said Biazon.

"There is a need to recommend an amount that will give the AFP modernization a more realistic modernization program and effectively respond to the real needs of the country’s military arm," he said. (PNA)

Koarmabar Tingkatkan Kemampuan Peralatan IMSS di KRI



9 Agustus 2011, Jakarta (Koarmabar): Dalam rangka meningkatkan kemampuan operasional peralatan Integrated Maritime Surveillance system (IMSS) yang dipasang di unsur kapal perang Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dilaksanakan kegiatan Preventive Maintenance peralatan IMSS di KRI pada saat sandar di Dermaga Pondok Dayung Jakarta Utara, kemarin.

Kegiatan Preventive Maintenance tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data (Kadisinfolahta) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Kolonel Laut (E) Sigit Winarko, ST bekerja sama dengan teknisi dari mitra kerja diantaranya di KRI Silas Papare (SRE-386) dan KRI Patimmura (PTM-371).

Kadisinfolahta Koarmabar Kolonel Laut (E) Sigit Winarko ST dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara periodik selama tiga bulan sekali dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan operasional peralatan IMSS maupun personel pengawak yang bertugas mengoperasionalkan secara teknis peralatan yang berbasis Information and Technologi (IT) dalam menunjang keberhasillan tugas-tugas Koarmabar.

Lebih lanjut dikatakan pemasangan peralatan IMSS di unsur-unsur kapal perang jajaran Koarmabar sebagai salah satu bagian dalam organisasi IMMS yang secara terpusat dioperasikan di Puskodal Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat dengan markas komando di Batam.

Pemasangan peralatan IMSS sebagai salah satu upaya TNI Angkatan Laut yang dilaksnakan Koarmabar dalam mengembangkan sebuah system operasi berbasis Information and Technologi (IT ) yang saat ini sudah tergelar mulai dari Batam sampai dengan Sabang dalam rangka meningkatkan pengamanan dan pengendalian perairan Indonesia secara optimal khususnya di jalur pelayaran internasional di sepanjang Selat Malaka

Lebih lanjut Kadisinfolahta Koarmabar mengatakan, Operasional IMSS yang digelar Koarmabar menunjukkan peningkatan Maritime Domain Awareness dalam mengamankan perairan khususnya di Selat Malaka dari tindak pelanggaran laut diantaranya illegal logging, fishing, migrant, arm smuggling dan sebagainya

Pada kesempatan tersebut juga, Kadisinfolahta Koarmabar memberikan penekanan kepada personel pengawak peralatan IMSS di KRI (Shipboard Surveillance System/SSS), bahwa peralatan IMSS syarat dengan tehnologi dan personel militer rawan mutasi, untuk itu diperlukan kaderisasi dalam mengoperasikan peralatan tersebut.

Selain itu dikatakan pengawak peralatan harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap perlatan IMSS serta harus memaksimalkan penggunaan peralatan IMSS secara optimal dan profesionalisme dalam rangka mendukung tugas-tugas Komando Armada RI Kawasan Barat.

Sumber: Koarmabar

TNI Ciptakan Prototipe Kendaraan Taktis 4 X 4


(Photo: Pos Kota)

8 Agustus 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia berhasil menciptakan prototipe kendaraan taktis dengan tenaga penggerak empat roda 4x4, untuk dikembangkan dan digunakan mendukung tugas pokok TNI.

Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto selaku Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) Rantis 4 x 4 TNI menyerahkan prototipe itu kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan kendaraan tersebut dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur.

"Beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), China (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Peancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya," tuturnya.

Rihananto memaparkan cara kerja dari kendaraan 4 x 4 adalah mesin dihubungkan dengan differensial tengah ("transfer case") yang membagi tenaga ke roda belakang dan roda depan. Karena pada saat menggunakan penggerak empat roda, penggunaan energi lebih tinggi.

"Biasanya penggerak empat roda hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja, dengan mengaktifkan melalui tombol atau tuas tertentu," ucapnya, menjelaskan.

Rihananto menambahkan kendaraan taktis yang dimiliki itu masih dibuat dari beberapa komponen dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan 1979 -1981.

"Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan, termasuk tukar alih suku cadang, sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan," ujarnya

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah kelompok kerja TNI guna mewujudkan suatu prototipe kendaraan taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodasi kebutuhan operasional satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.

"Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep `Minimum Essential Forces` (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alutsista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alutsista," ucap Rihananto.

Ia menambahkan, pembuatan prototipe kendaraan taktis TNI juga melibatkan mitra industri yakni PT. Autocar, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama.

"Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible," tutur Rihananto.

Sumber: ANTARA News

TNI Berhasil Ciptakan Prototipe Rantis

08 Agustus 2011

Prototipe kendaraan taktis/rantis 4x4 (all photos : PosKota)
JAKARTA (Pos Kota) – TNI kini memiliki Kendaraan Taktis (Rantis) 4 x 4 yang dikenal dengan 4-Wheels Drive (4WD atau 4 x 4) yaitu kendaraan taktis yang memiliki tenaga penggerak pada keempat rodanya, dengan tujuan untuk mendapatkan traksi yang memadai dalam segala kondisi jalan. Penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).
Dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI, Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto selaku Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) Rantis 4 x 4 TNI menyampaikan bahwa kendaraan tersebut dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.


Cara kerja dari kendaraan 4 x 4 adalah mesin dihubungkan dengan differensial tengah (transfer case) yang membagi tenaga ke roda belakang dan roda depan. Karena pada saat menggunakan penggerak 4 roda, penggunaan energi lebih tinggi. Biasanya penggerak 4 roda hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja, dengan mengaktifkan melalui tombol atau tuas tertentu.

Kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.


Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.

“Selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible,” jelas Kolonel Kav Rihananto.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.

(PosKota)

BERITA POLULER