Pages

Tuesday, August 2, 2011

Tiada Tempoh Beli Pesawat Tempur Pelbagai Guna


03 Agustus 2011

Pesawat tempur Typhoon (photo : zap16)
KUALA LUMPUR - Kerajaan tidak menetapkan tempoh bagi pembelian pesawat tempur pelbagai guna (MRCA) bagi menggantikan sepenuhnya pesawat pejuang MiG-29 Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).

Menteri Pertahanan, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi berkata, ini kerana, pembelian pesawat itu tertakluk kepada peruntukan kewangan yang diperolehi kementerian berkenaan.

"Buat masa ini, kita masih mengkaji dokumen-dokumen MRCA," katanya pada sidang akhbar selepas menghadiri perhimpunan bulanan Kementerian Pertahanan di sini hari ini.

Kerajaan baru-baru ini telah mempertimbangkan untuk membeli pesawat MRCA Eurofighter Typhoon yang bernilai RM3 bilion setiap satu bagi menggantikan sepenuhnya pesawat pejuang MiG-29.

Dalam perkembangan berlainan, Ahmad Zahid memberitahu, Kementerian Pertahanan telah mendapat peruntukan tambahan sebanyak RM493.33 juta bagi tujuan belanja mengurus aset kementerian.

Katanya, ia digunakan bagi menyelenggara dua kapal selam milik negara dari kelas Scorpene.

"Peruntukan itu telah diluluskan dalam sidang Dewan Rakyat pada penggal lalu," katanya.

Sementara itu, ketika mengulas mengenai pertemuannya dengan Perdana Menteri Kemboja, Hun Sen baru-baru ini, Ahmad Zahid menyifatkan pertemuan itu bagi membincangkan kawasan yang menjadi pertikaian di mana ia telah diputuskan Mahkamah Jenayah Antarabangsa (ICJ).

The Defence Ministry Received an Additional RM493.3 Million Allocations This Year


02 Agustus 2011

Malaysia's Scorpene submarine (photo : Militaryphotos)


The Defence Ministry received an additional RM493.3 million allocations this year, and said today the amount was needed to maintain the country’s two Scorpene submarines.

The additional amount raises the ministry’s total budget to whopping total of RM11 billion.

“The main purpose is to maintain our Scorpene submarines as that expense was not included in the budget,” The Star quoted Defence Minister Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi (picture) as saying.

The purchase of Malaysia’s RM7 billion Scorpene submarines has been a subject of wide controversy, after authorities deported a French lawyer who has been pursuing judicial investigations into the matter in the French courts, the day after he spoke on the issue in Penang.

Pakatan Rakyat (PR) MPs have accused the Najib administration of wanting to keep the facts hidden in the purchase of the submarines from French defence firm DCNS and up to RM16 billion in defence deals over the past three years.

The purchase of two submarines from French defence company DCNS in 2002 was made when Datuk Seri Najib Razak was still defence minister and a company run by Abdul Razak Baginda, said to be a close aide of the then-deputy prime minister, was reported to have received commissions of over RM500 million from the deal.

Human rights groups and opposition parties here also linked the episode to the 2006 murder of Mongolian Altantuya Shaariibuu.

OV 10 Pergi, Selamat Datang Super Tucano



Super Tucano milik AU Ekuador (foto: Airliners.net)
 
1 Agustus 2011, Malang (Kompas.com): Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa’at meresmikan monumen OV-10F Bronco di Lanud Abd Saleh, Malang, akhir pekan lalu.

Ini menjadi penanda berakhirnya masa pakai pesawat OV-10 Bronco. OV-10 Bronco telah di-grounded dan akan digantikan dengan pesawat tempur Super Tucano. Setelah peresmian, Imam beserta rombongan meninjau shelter Skadron Udara 21 yang akan dibangun untuk pesawat baru Super Tucano.



26 Januari 2011, Yogyakarta -- (Pentak Lanud Adisutjipto): Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, Selasa (25/1) menyerahkan pesawat OV-10 Bronco kepada Kepala Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Letkol Sus Drs Sudarno. Acara serah terima dilaksanakan di Ruang Utama Museum dan dihadiri seluruh perserta Rapat Pimpinan TNI AU dan Apel Komandan Satuan Tahun 2011.

Sesaat sebelum peresmian, Imam Sufa’at menyampaikan harapannya agar dengan memonumenkan pesawat yang memiliki julukan si kuda liar atau biasa disebut kampret di jajaran TNI AU ini dapat menjadi sarana untuk mengenang kiprahnya dalam medan laga dan para awak yang telah gugur bersamanya.

OV-10 Bronco telah berjasa di antara lain Ops Seroja (1976-1979) di NTT, Ops Tumpas (1977-1978)di Irian Jaya, dan Ops Halilintar (1978) di Riau. Setelah peresmian monumen, KSAU beserta rombongan meninjau Skadron Udara 21 untuk pembangunan shelter pesawat Super Tucano yang akan datang menggantikan pesawat gaek OV-10F Bronco.

Sumber: KOMPAS

Lemhannas Gelar Seminar Terorisme dan Pameran Senjata

 

Pameran senjata penanggulan terorisme di gedung Lemhannas RI, Jakarta. ANTARA/Puspa Perwitasari


TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI mengelar seminar penanggulangan terorisme mulai hari ini, Selasa, 2 Agustus 2011. Seminar yang akan berlangsung selama 2 hari ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD Mayor Jenderal Agus Surya Bakti, pengamat terorisme Al Chaidar, Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Inspektur Jenderal Bekto Soeprapto, pengamat terorisme dari Australia Beliver Singh, serta AS. Hikam dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Pada hari pertama seminar, pembahasan akan difokuskan pada penanggulangan terorisme dengan menggunakan pendekatan secara lunak (soft approach). Seperti penanggulangan terorisme melalui bidang ekonomi, penguatan pendidikan dasar, serta deradikalisasi.

"Seminar ini untuk mendapatkan pembahasan mendalam soal terorisme," ujar Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji di Gedung Lemhannas.

Seminar juga akan memfokuskan penanggulangan terorisme dengan metode pendekatan keras atau hard approach. Ada tiga cara yang bisa digunakan melalui pendekatan keras ini. Yakni melalui intelijen, pendekatan hukum, dan militer. "Setelah dibahas, naskah seminar akan dikirimkan pada Presiden sebagai masukan kebijakan," ujarnya.

Tak hanya pemaparan dari para pembicara, seminar tersebut juga sekaligus mempertontonkan sejumlah persenjataan untuk penanggulangan terorisme dari Detasemen Khusus Anti Teror Bravo 90 (Den Bravo) Paskhas TNI Angkatan Udara, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) Marinir TNI AL, serta Satuan Penanggulangan Teror-81(Sat-81) Kopassus TNI AD. Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri juga menampilkan contoh-contoh bom yang digunakan para pelaku teror, seperti dalam kasus Bom Bali, bom buku Utan Kayu, bom Cirebon, dan bom Serpong.
TNI AU Pamerkan Senapan Penghancur Tank Baja

Senjata canggih penghancur tank baja (Foto: Runi Sari B/Okezone)

Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara (AU) memamerkan sebuah senjata canggih berupa senapan piranti penembak jitu yang diklaim mampu menghancurkan tank baja atau bangunan yang berasal dari material baja.

Peralatan perang canggih bernama NTW ini dipamerkan bersamaan dengan seminar bertajuk Penanggulangan Terorisme bagi Persatuan dan Kesatuan Dalam Rangka Ketahanan Nasional” yang digelar di Gedung Lemhanas, Jakarta, Selasa (2/8/2011).

Menurut Anggota Detasement Bravo TNI AU Serda Ahmad Ridwan, senjata canggih mutakhir buatan Afrika Selatan memiliki amunisi berkaliber 20 mm.

“Ini senjata counter sniper yang memiliki amunisi dua kali ledakan. Selain bisa menghancurkan tank, bisa juga menghancurkan material baja. Ini senjata tercanggih yang dimiliki TNI AU, khususnya jenis sniper,” ujarnya.

Selain senjata NTW, dalam kegiatan itu juga ikut dipamerkan sejumlah peralatan canggih milik TNI yang berfungsi untuk mengantisipasi ataupun menjinakkan bom. Salah satunyanya adalah Robot Vehicles Defender System milik TNI Angkatan Laut.

Robot buatan Kanada berbobot 273,8 kilogram, memiliki lima kamera, enam roda dan dikhususkan untuk menjinakkan bom

TEMPO INTERAKTIF /OKE ZONE

Monday, August 1, 2011

Pasukan Libanon dan Israel Saling Lepaskan Tembak di Perbatasan


(AP/Lutfallalh Daher) Pasukan pemelihara perdamaian PBB asal Spanyol yang duduk di atas kendaraan lapis baja berpatroli di perbatasan di daerah Wazzani River, Libanon, Senin (1/8) pasca bentrokan pasukan Libanon dengan Israel.
Jerusalem, (Analisa). Pasukan Israel dan Libanon terlibat bentrokan, Senin (1/8), di perbatasan, daerah bergolak tempat ketegangan dengan mudah bisa menyulut kembali permusuhan antara kedua negara.
Para pejabat kedua belah pihak belum melaporkan korban jiwa dan masing-masing pihak saling menyalahkan atas bentrokan tadi.

Menurut militer Israel, pasukan AD Libanon menembaki pasukan Israel yang secara rutin berpatroli di perbatasan di wilayah Israel, sehingga mendorong pasukan Israel membalas tembakan.

Penembakan tadi terjadi setelah pasukan Israel memasuki wilayah Libanon, kata seorang petugas militer Libanon. Aksi penembakan tersebut terjadi di sepanjang Wazzani River di ujung tenggara Libanon di seberang dari posisi-posisi Israel.

Neeraj Singh, seorang jurubicara pasukan pemelihara perdamaian PBB di Libanon, mengatakan, tembakan tadi berhenti dan daerah itu tenang. UNIFIL melakukan penyelidikan untuk memutuskan bagaimana insiden bisa terjadi, tambahnya.

Para pejabat militer Israel mengatakan, Israel ingin mengatasi situasi dan memelihara ketenangan di perbatasan.

Tindak kekerasan tadi memicu ketegangan baru pada tapal batas bergolak tempat Israel dan militan Hizbullah Libanon berperang lima tahun silam selama sebulan.

Pada Mei, pasukan Israel bentrok dengan massa demonstran Libanon pro-Palestina yang mendekati perbatasan. Pihak militer mengaku melepaskan tembakan setelah demonstran mencoba merusak pagar perbatasan. Tapi menurutnya, enam demonstran yang tewas mungkin ditembak oleh pasukan AD Libanon, klaim yang dibantah Libanon. (AP/es)

ANALISA

China to Enhance Modernization of Military Forces


By Chinese Government News on Tuesday, August 2nd, 2011
China to Enhance Modernization of Military Forces
China will steadily reform national defense and the army and constantly modernize the military forces, said China's Minister of National Defense. Defense minister Liang Guanglie made the remarks at a reception in Beijing Sunday celebrating the 84th founding anniversary of the People's Liberation Army (PLA).
August 1 every year is China's Army Day.
"In the world today, peace, development and cooperation remains the trend of the times. However, world peace and development faces multiple challenges. China is going through unprecedented and extensive social changes," said Liang.
He said the army faces more arduous and heavier tasks and should stay alert to challenges.
He called for enhancing the capability to accomplish diversified military tasks, with the capability to win local wars under the conditions of informatization at its core.
"We will expand and deepen preparedness for military struggle, vigorously carry out military training under the conditions of informatization, promote independent innovation in defense science and equipment development," said Liang.
He also called for accelerating the building of modern logistics, intensifying the training of high-caliber and new-type military personnel, actively and steadily carrying out defense and military reforms and constantly modernizing the PLA.
Liang, also a member of China' Central Military Commission and a state councilor, said the army will continue to oppose and deter the secessionist activities for "Taiwan independence" to make due contributions to the peaceful development of cross-Straits relations and China's complete reunification.
He also pledged working for long-lasting peace and common prosperity of the world.
"(We will) continue to follow the independent foreign policy of peace, deepen friendly exchanges and cooperation with the armed forces of other countries and contribute to building a harmonious world of enduring peace and common prosperity."
Over the past 84 years, the PLA has made outstanding contributions to safeguarding the nation's sovereignty, security and territorial integrity as well as advancing China's economic and social development, said Liang.

China needs at least three aircraft carriers: general


By Agence France-Presse on Monday, August 1st, 2011
China needs at least three aircraft carriers to defend its interests, a general said, days after the state media broadcast footage of its first carrier in a rare public mention of the project.
"If we consider our neighbours, India will have three aircraft carriers by 2014 and Japan will have three carriers by 2014," General Luo Yuan, a senior researcher with the Academy of Military Sciences, was quoted as saying by Beijing News.
"So I think the number (for China) should not be less than three so we can defend our rights and our maritime interests effectively."
His comments, published Friday, came after China sought to downplay the capability of its first aircraft carrier, saying on Wednesday the vessel would be used for training and "research".
Beijing believes that the three Japanese carriers it referred to, built for helicopter operations, could eventually be converted into full aircraft carriers.
China recently confirmed it was revamping an old Soviet ship to be its first carrier, a project that has added to regional worries over the country's fast military expansion and growing assertiveness on territorial issues.
"We are currently re-fitting the body of an old aircraft carrier, and will use it for scientific research, experiments and training," defence ministry spokesman Geng Yansheng told a news briefing.
Asked whether the carrier's addition to China's military arsenal would significantly raise the country's military capability, Geng said only that to "overrate or underrate the carrier's role are both incorrect".
The United States on Friday welcomed China's mention of the carrier, calling it a step toward better transparency between the Pacific powers.
China's People's Liberation Army -- the largest armed force in the world -- is extremely secretive about its defence programmes, which benefit from a huge and expanding military budget boosted by the nation's runaway economic growth.
The PLA also operates the country's navy.

BERITA POLULER