Pages

Monday, August 1, 2011

KSAU: Maret Super Tucano Tiba


 
/ embraer
Jurnas.com | PESAWAT tempur Super Tucano akan melengkapi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AU Maret 2012. Super Tucano EMB-314 buatan Brazil ini diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya pada ulang tahun TNI AU 9 April 2012.

"Bulan Maret tahun depan sudah bisa didatangkan, mudah-mudahan empat unit selama tiga bulan. Biasanya begitu," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7). Menurut KSAU, TNI AU memang merencanakan pengadaan 16 unit Super Tucano untuk mengganti pesawat tempur taktis OV-10 Bronco yang sudah tidak beroperasi.

Pesawat Super Tucano tidak hanya berfungsi sebagai pesawat latih, karena juga mampu bertugas sebagai pesawat penghancur. Pesawat bermesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica ini mampu menembakkan asap ke darat dengan cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Super Tucano memang direncanakan bertugas membantu pasukan darat karena memiliki kemampuan khas melakukan close air support.

JURNAS

Kekuatan Pokok Minimum TNI AU Mendesak


www.tni.mil.id / www.tni.mil.id
Jurnas.com | SEBAGAI salah satu komponen pertahanan negara, kekuatan TNI AU harus terus mengikuti perkembangan lingkungan strategis. Hal ini penting agar TNI AU menjadi salah satu komponen kekuatan yang dapat memiliki kekuatan tawar dalam menyelesaikan konflik antar negara.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, agar dapat melaksanakan tugas sebagaimana disebut UU 34/2004 tentang TNI, kebijakan awal yang harus ditempuh adalah memenuhi Kekuatan pokok minimum/ minimum essential forces (MEF). "Kita harus punya kekuatan udara yang kuat, meliputi operasi taktis, operasi strategis, air defence, air mobility, dan recognized,"kata Imam.

Untuk menjadi angkatan udara yang berkemampuan, kata Imam, TNI AU harus melakukan semua itu. "Kalau negara kita ingin punya kekuatan yang memiliki kekuatan tawar. Kemampuan politik dalam diplomasi ditambah dukungan TNI semua matra, akan enak. Orang akan memperhatikan saat bernegosiasi dengan kita,"katanya.

Untuk mencapai kemampuan tersebut,kata KSAU, TNI sedang membangun semua kekuatannya. "Sehingga nanti 2024 kita bisa melakukan operasi apa saja dengan kemampuan yang baik,"pungkasnya.

SUMBER : JURNAS

Habibie Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

Habibie Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

BJ Habibie
Jumat, 29 Juli 2011 08:49 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie bersama sekitar 45 orang mantan karyawan IPTN serta tenaga ahli Indonesia di bidang kedirgantaraan yang tersebar di Bremen, Ausburg, Muenchen dan Hamburg mengadakan acara silaturahmi di Hamburg. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu diisi dengan pemberian wejangan serta pemaparan mengenai perkembangan industri penerbangan nasional.
Konjen RI Hamburg, M. Estella Anwar Bey, menyampaikan apresiasi kepada Prof. Habibie yang berkenan memberikan pencerahan mengenai revitalisasi industri penerbangan di Indonesia. Itu termasuk masalah pembenahan SDM yang semakin berkurang serta pemberdayaan komponen dan tenaga ahli nasional untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di tanah air.



CN-235 for the South Korean Coast Guard (photo : duyz - Indoflyer)

''Dalam pemaparannya, Prof. Habibie menyampaikan keinginan dan keyakinan akan kembalinya kejayaan industri dirgantara Indonesia yang mengalami kemunduran sejak 1995,'' demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Jumat (29/7).
Habibie mengatakan bahwa mundurnya kedirgantaraan Indonesia tersebut antara lain disebabkan kurangnya upaya pemerintah untuk memfasilitasi produk dari PT Dirgantara. Apabila ingin memajukan industri penerbangan nasional, pemerintah harus lebih serius dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri dirgantara. Hal tersebut termasuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan riset.
Untuk memajukan industri kedirgantaraan Indonesia, tidak hanya diperlukan kebijakan yang baik dari pemerintah. Kebijakan tersebut juga harus disertai tindakan nyata dalam mendukung riset yang dilakukan oleh para tenaga ahli dan cendikiawan.
''Pada 16 tahun lalu, Indonesia sudah mampu membuat pesawat N-250 Gatot Kaca dan CN-235 serta produk-produk lainnya yang sempat mendulang sukses di dunia penerbangan nasional dan internasional,'' kata Habibie. ''Namun saat krisis, atas desakan IMF, kejayaan industri tersebut terpaksa harus pupus karena berbagai alasan.''
Habibie menyatakan masyarakat dan pemerintah Indonesia tentu rindu akan kejayaan industri dirgantara seperti pada era 1990-an. Namun, keinginan tersebut diharapkan jangan sampai masuk perangkap untuk berpolemik seperti dahulu sehingga industri dirgantara melemah.
''Saat ini pemerintah tampaknya memiliki keinginan kembali untuk memajukan industri penerbangan nasional, namun keinginan tersebut harus didukung oleh riset dan ketersediaan para ahli teknologi. Dalam kaitan ini, pemerintah harus menyediakan wadah agar para ahli teknologi Indonesia dapat berkiprah dan berkarya di negeri sendiri,'' ujarnya.

REPUBLIKA ONLINE

S. Korea, Indonesia to launch partnership for Seoul's fighter jet project



KFX-double engine version (photo : chosun
 

By Yoo Jee-ho
SEOUL, Aug. 1 (Yonhap) -- South Korea and Indonesia will this week launch their partnership for Seoul's project to develop new stealth fighter jets, local procurement officials said Monday.

   According to the Defense Acquisition Program Administration (DAPA), defense and procurement officials from the two countries will mark the beginning of their partnership in an opening ceremony of their new joint research center on Tuesday in Daejeon, some 160 kilometers south of Seoul. Noh Dae-rae, head of DAPA, and Eris Herryanto, secretary general of the Indonesian defense ministry, will attend the event, the DAPA said.

   The partnership calls for Indonesia to shoulder 20 percent of early development costs, or US$10 million, for South Korea's KF-X project. Indonesia will also send some 30 researchers to join about 100 South Korean researchers to work on the joint development project over the next two years.

   The two countries signed a preliminary deal last year in which Indonesia agreed to acquire about 50 KF-X fighters in exchange for picking up costs and jointly producing and marketing new fighter jets. The formal agreement was reached in April this year.

   "Since initiating diplomatic ties in 1973, South Korea and Indonesia have maintained friendly ties in many areas," Noh said in a DAPA statement. "In particular, the KF-X project has been made possible thanks to our consistent exchange and cooperation in the defense industry and defense procurement. It will be a strategic project that will be responsible for the development of defense industries and national security in both countries."

   South Korea's Air Force has been pursuing the KF-X project since 2000 to replace its aging F-4/5 fighter jets with locally produced aircraft equipped with stealth capabilities by 2020. A prototype for the homegrown fighter jet will be selected by 2012, according to the DAPA.

   In May this year, Indonesia agreed to purchase 16 of South Korea's T-50 Golden Eagle trainer jets, marking the first South Korean export of the supersonic jets.

   Then in July, a South Korean shipbuilder was picked as among the final candidates to export submarines to Indonesia in a project worth about $1 billion.
 
 

Lanud Medan Jadi Skadron Tidak Ganggu Perkembangan Kota Medan


F-16 TNI AU. (Foto: Lanud Iswahjudi)

Medan, (Analisa). Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Medan Kol (Pnb) A Rasyid Jauhari menyebutkan, rencana menjadikan Lanud Medan sebagai skadron angkatan udara ke depan tidak akan mengganggu perkembangan pembangunan Kota Medan.
Namun, kata Danlanud di sela-sela peringatan Hari Bakti ke 64 TNI AU di Apron Kelapa Sawit Medan, Jumat (29/7) pagi, keputusan sepenuhnya berada pada pemerintah.

"Wacana menjadikan Lanud Medan sebagai skadron, sudah tercantum dalam rencana strategis TNI Angkatan Udara. Semuanya tergantung pada kebijakan pemerintah," ucapnya. 

Sampai saat ini, lanjutnya, masih belum ada persiapan-persiapan khusus untuk menuju menjadi skadron. Untuk itu, Lanud Medan masih tetap sebagai fungsi pokoknya mempertahankan dan menjaga segala sarana dan prasarana yang ada. "Kita tetap mempertahankan dan menjaga segala sarana dan prasarana yang ada. Sebagai pangkalan TNI AU, sewaktu-waktu diperlukan untuk keperluan tugas tetap siaga," ungkapnya.

NKRI

Dalam tugasnya, sebut Danlanud, TNI AU bersama-sama komponen masyarakat lainnya di bumi pertiwi akan menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "TNI AU merupakan salah satu dari komponen bangsa yang secara bersama-sama menjaga keutuhan NKRI. Sebagaimana para pejuang TNI AU dulu mengabdi demi negara," jelasnya.

Sebelumnya saat upacara, Danlanud menjadi inspektur upacara membacakan sambutan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat SIP. 

Dijelaskan, peringatan hari bakti TNI AU diawali dari dua peristiwa penting pada 27 Juli 1947. Ketika itu serangan udara pertama kali dilakukan TNI AU serta gugurnya tiga pelopor dan perintis TNI AU.

Peristiwa serangan udara dilakukan Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani dan Mulyono yang dibantu tiga teknisi Sutardjo, Kaput dan Dulrachman yang sekaligus sebagai penembak udara. Mereka dengan berani menyerang dari udara kedudukan Belanda di Kota Salatiga, Semarang dan Ambarawa dengan dua pesawat Cureng dan Guntei.

Gugur

Sedang gugurnya tiga pelopor dan perintis angkatan udara, yakni, Komodor Udara Agustinus Adi Sutjipto, Komodor Udara Prof Dr Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udarda Adi Soemarno Wirjokusumo. Mereka gugur saat pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan bantuan dari palang merah Malaya ditembak pesawat Kitty Hawk Belanda. Mereka jatuh di Desa Ngoto, sekitar 3 km selatan Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.

Ketua Panitia yang juga Kepala Rumah Sakit TNI AU dr Abdul Malik Lanud Medan, Mayor (Kes) drg Setyo Harmoko menambahkan, peringatan Hari Bakti ke 64 di jajaran TNI AU Medan, sebelumnya juga dirangkaikan berbagai kegiatan seperti gotongroyong di pekuburan TNI AU, bakti sosial, khitanan massal, ziarah ke makam pahlawan dan puncaknya upacara peringatan di Lanud Medan serta ramah tamah dengan jajaran TNI AU.(nai)

HARIAN ANALISA

Sunday, July 31, 2011

Kemhan Dan DPR Sepakat Alokasikan APBN-P 2011 Untuk Belanja Alutsista Dalam Negeri


JAKARTA - Dalam rangka mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri, Kementerian Pertahanan bersama DPR telah menyepakati bahwa anggaran belanja negara khususnya untuk APBN-P 2011 yang dialokasi untuk pengadaan Alutistsa TNI untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), nantinya akan dipergunakan melalui pengadaan dalam negeri.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) saat memberikan pengarahan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P produksi dalam negeri kepada perusahaan industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Jumat (29/7) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Selain dari BUMNIP dan BUMS, hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dari Kemhan, Kemenkeu serta Tim Asistensi KKIP. Hadir pula Tim Konsultasi KP3B. Tim KP3B terdiri dari pejabat Inspektorat Kemhan dan TNI, BPKP, LKPP dan Monitoring KPK.

Wamenhan lebih lanjut menjelaskan, Kementerian Pertahanan pada tanggal 21 Juli 2011 melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, dimana dalam rapat tersebut telah disetujui alokasi perubahan anggaran perubahan untuk MEF dibelakukan untuk industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Wamenhan, hal tersebut sangat menggembirakan bagi semua pihak, tahun 2011 pada APBN-2011 difokuskan MEF-nya itu untuk membeli dari dalam negeri. Karena sudah menjadi suatu komitmen bersama, tentunya hal tersebut akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri baik BUMNIP maupun BUMS selaku produsen.

Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, lebih lanjut Wamenhan meminta kepada BUMNIP dan BUMS, pertama untuk meningkatkan kualitas manajerial (infratruktur, manajemen dan SDM), kedua tertib administrasi, prosedural dan sesuai mekanisme, dan ketiga memenuhi ketiga kriteria pengadaan (harga, kualitas dan waktu).

Selain menjelaskan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P 2011 untuk memenuhi MEF melalui pembelian dalam negeri, dalam kesempatan tersebut Wamenhan selaku Sekretaris KKIP juga menjelaskan tentang skema optimalisasi industri pertahanan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan dalam negeri.

Skema optimalisasi tersebut meliputi beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang mengarah kepada keberpihakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri antara lain kebijakan pengadaan Alutsista yang memprioritaskan produksi dalam negeri, pembentukan KKIP dan penyusunan Rancangan Undang – Undang Revitalisasi Industri Pertahanan.

Sumber : DMC

TNI AU Akan Peroleh Hibah Hercules


C-130H Hercules RAAF dari Skuadron 37 mendarat di pangkalan udara Richmond dalam rangka menyambut 50 tahun beroperasinya Hercules oleh RAAF pada 6 November 2008. RAAF telah memiliki Hercules versi J dan akan mempensiunkan versi H. (Foto: Australia DoD)

29 Juli 2011, Yogyakarta (Jurnas.com): TNI Angkatan Udara akan menerima pesawat angkut Hercules yang merupakan hibah dari pemerintah Australia. Hibah pesawat yang diberikan Australia ini berjumlah 4 unit. "Tahun ini kami akan mendapat 4 unit pesawat hercules dari Australia. Tinggal menunggu pemerintah Australia saja,"kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Selain itu, kata KSAU, pada tahun 2012, TNI AU juga akan mendapat tambahan pesawat Sukhoi berjumlah 6 unit.

Lebih lanjut KSAU menjelaskan, TNI AU akan mengadakan penambahan 9 pesawat Hercules untuk menggenapkannya menjadi 2 skadron. Empat unit hibah dari Australia ini merupakan bagian dari rencana penambahan itu. Tapi KSAU tidak menyebutkan dari mana penambahan lima unit sisanya.

Dua skadron pesawat Hercules TNI AU itu akan terdiri dari pesawat tanker, pesawat VIP, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon. Sebelumnya, TNI AU mendapat tawaran hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari pemerintah Amerika, Australia, dan Norwegia. Ketiga negara itu menawarkan akan memberikan potongan khusus yang diberikan pada pemerintah Indonesia. Namun yang sudah dipastikan adalah hibah dari Australia.

Sumber: Jurnas

BERITA POLULER