Pages

Sunday, June 12, 2011

PERBATASAN LEBANON-ISRAEL

foto perbatasan lebanon-israel
LEBANON SELATAN, 12/6 - PERBATASAN LEBANON-ISRAEL. Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Indobatt melakukan pengamanan di sekitar pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) merupakan area yang sering menimbulkan konflik antara masyarakat Lebanon dengan tentara Israel (IDF), sehingga membutuhkan pengamanan yang ekstra ketat.

FOTO ANTARA

Iran Undang Pakar Bahas Nuklir Israel



Reaktor nuklir Israel, Dimona
Iran akan menggelar Konferensi Internasional Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi kedua untuk membahas kebijakan ambiguitas nuklir rezim Zionis Israel. Konferensi ini akan berlangsung di Tehran pada tanggal 12-13 Juni 2011, setahun setelah pertemuan pertama, yang mengusung tema "Energi Nuklir untuk Semua, Senjata Nuklir Tidak untuk Siapapun," koresponden Press TV melaporkan pada hari Rabu (8/6).
Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh pakar internasional, duta besar dan perwakilan dari badan-badan internasional, seperti PBB dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Mehdi Akhoundzadeh mengatakan kepada Press TV bahwa konferensi akan membahas kebijakan ambiguitas nuklir Israel, penolakan Tel Aviv untuk mengakui atau menyangkal memiliki senjata nuklir.
"Konferensi kedua merupakan kelanjutan upaya Republik Islam Iran dalam 20 tahun terakhir," katanya.
"Kami merasa perlu ada dokumen hukum yang sangat kuat, dokumen yang mengikat, sebuah dokumen yang dapat diverifikasi bahwa semua negara, terutama pemilik senjata nuklir, untuk bergabung dengan aturan itu dan kami berharap dalam konferensi Tehran, melalui kontribusi para ahli, kita bisa menyiapkan ruang untuk itu," jelasnya.
Sejak tahun 1958, ketika Israel mulai membangun reaktor plutonium Dimona dan fasilitas pengolahan uranium, secara diam-diam telah memproduksi puluhan hulu ledak nuklir. Rezim itu kini tercatat sebagai pemilik tunggal senjata nuklir di Timur Tengah.
Mantan Presiden AS, Jimmy Carter untuk pertama kalinya pada Mei 2008 mengakui bahwa Tel Aviv memiliki 150 hulu ledak nuklir di gudangnya. Israel, bagaimanapun tidak membenarkan atau membantah memiliki senjata nuklir di tengah kebijakan "ambiguitas nuklir."
Akhoundzadeh mengatakan, Amerika dan sekutunya terus menekan negara-negara seperti Iran, yang tidak memiliki senjata nuklir, sementara mengabaikan ancaman nuklir Israel di Timur Tengah.
Iran termasuk negara yang menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan juga bangsa pertama yang mengusulkan pembentukan sebuah zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah. (IRIB/RM)

IRIB

Indonesia-Iran Rencanakan Konvoi Gaza

 Indonesia dan Iran berencana untuk menyelenggarakan misi multi-nasional parlementer dalam upaya untuk mematahkan blokade rezim Zionis Israel atas Jalur Gaza sejak 2007.
Ketua parlemen Iran Ali Larijani pada hari Kamis (9/6) menyeru penjadwalan pengiriman bantuan untuk Gaza, yang dipimpin oleh anggota parlemen dari Iran dan Indonesia, IRNA melaporkan.
Pada Juni 2007, Israel memperketat blokade Gaza setelah pemerintah yang terpilih secara demokratis, Hamas memimpin wilayah itu. Blokade Israel berdampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza, di mana hampir 1,5 juta orang ditolak hak-hak dasar mereka untuk kondisi kehidupan yang layak, pekerjaan, kesehatan dan pendidikan.
Meskipun adanya seruan internasional berulang, Israel tetap menolak untuk mengangkat blokade bahkan melancarkan serangan mematikan atas wilayah itu, yang menggugurkan lebih dari 1.400 warga Palestina.
Larijani, yang tiba di Jakarta Rabu malam, menekankan bahwa negara-negara lain bisa ambil bagian dalam konvoi kemanusiaan ini.
Di pihak lain, Ketua DPR RI Marzuki Alie juga menyampaikan harapan bahwa misi itu dapat berlayar ke Gaza sebelum bulan Ramadhan sebagai hadiah kepada warga Gaza.
Larijani dan Marzuki Alie juga menyatakan dukungan mereka atas perjanjian antara faksi-faksi Palestina untuk membentuk pemerintah persatuan dan upaya bangsa Palestina harus diakui sebagai sebuah negara merdeka.
Dalam sebuah pernyataan bersama, kedua pihak mengatakan, Indonesia dan Iran telah mengambil langkah-langkah global mengenai isu Palestina. "Sekarang kita menyaksikan bahwa sebagai hasil dari langkah-langkah itu, berbagai faksi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, telah bergabung di meja perundingan dan kami berharap hal ini akan sukses," tambahnya.
Hamas dan Fatah berseteru sejak Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada Januari 2006. Kedua faksi akhirnya menandatangani perjanjian rekonsiliasi di Mesir bulan lalu untuk membuka jalan bagi pembentukan pemerintah persatuan interim. (IRIB/RM)

IRIB

Iran Blak-blakan Soal Nuklir AS dan Israel

 Republik Islam Iran mengecam Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel karena melanggar Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Tehran menyatakan Washington adalah satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir untuk menyerang negara lain.
"Pemerintah Amerika adalah pelanggar utama NPT," kata Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dalam sebuah sesi pembukaan Konferensi Internasional Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi di ibukota Iran, Tehran pada hari Ahad (12/6).
"Israel adalah penghalang terbentuknya kawasan Timur Tengah, yang bebas dari senjata nuklir," tambahnya.
Salehi menyatakan, Israel, sebagai pelaku utama terorisme, kekerasan dan ketidakamanan di Timur Tengah, memiliki berbagai senjata nuklir dan instalasi di luar pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Pejabat senior Iran ini menekankan bahwa pendukung Israel, terutama Amerika, telah berusaha untuk melengkapi Tel Aviv dengan senjata pemusnah massal. Ditambahkannya, keberadaan senjata tersebut merupakan bahaya terbesar bagi keamanan global.
"Setidaknya ada 23.000 hulu ledak nuklir di tangan negara-negara tertentu dan hampir 10.000 jenis senjata tersebut berada pada tingkat operasional, sedangkan lebih dari 2.000 berada pada tingkat siaga dan siap diluncurkan dalam beberapa menit," jelasnya.
Seraya memperingatkan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir, sengaja atau tidak, akan mengakibatkan bencana yang tak terbayangkan, Salehi menegaskan, negara-negara nuklir masih ngotot mempertahankan senjata nuklir taktis dan strategis serta meremajakannya.
"Situasi semacam ini tidak akan memberikan kontribusi bagi promosi keamanan internasional. Kepemilikan senjata tersebut bertentangan dengan NPT," tegasnya.
Lebih lanjut, Salehi menandaskan bahwa NPT tidak pernah menegaskan hak bagi negara-negara nuklir untuk secara permanen menjaga arsenal senjata nuklir mereka. Ditambahkannya, Iran percaya bahwa pelucutan senjata nuklir adalah kebutuhan mendesak untuk membangun sebuah dunia yang aman.
"Perlucutan senjata nuklir adalah satu-satunya cara yang dapat menyelamatkan peradaban umat manusia dari ancaman kehancuran, sebagai akibat dari penggunaan sengaja atau tidak senjata seperti itu," tukasnya.
Pada bagian lain pidatonya, Salehi menyerukan masyarakat internasional untuk mewajibkan Israel menandatangani NPT dan mengizinkan IAEA untuk memeriksa fasilitas nuklirnya, sebagai salah satu cara untuk membangun stabilitas di Timur Tengah dan mencegah proliferasi. Dia juga mendesak semua pemilik senjata kimia untuk memenuhi batas waktu penghancuran senjata terlarang itu pada tanggal 24 April 2012 nanti.
Hari ini, Iran membuka Konferensi Internasional Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi di Tehran. Acara ini akan ditutup pada tanggal 13 Juni 2011, setahun setelah pertemuan pertama, yang mengusung tema "Energi Nuklir untuk Semua, Senjata Nuklir Tidak untuk Siapapun."
Pakar nuklir lebih dari 40 negara, para duta besar dan perwakilan dari badan-badan internasional seperti PBB dan IAEA menghadiri konferensi dua hari di ibukota Iran.
Iran juga berencana untuk menggelar konferensi serupa di tingkat menteri di mana Tehran kembali mempromosikan pesan-pesan bahwa semua negara berhak atas energi nuklir untuk tujuan damai. (IRIB/RM/SL)

IRIB

Lagi, Iran Sukses Ujicoba Rudal Baru

 Iran berhasil menguji coba dua sistem pertahanan udara baru buatan dalam negeri, bernama Mersad dan Shahin, seorang jenderal senior Iran mengumumkan.
"Sampel utama rudal Mersad dan Shahin telah dikirim ke Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya dan saat ini sedang diuji dan akan diresmikan," kata komandan pangkalan, Jenderal Farzad Esmaili, seperti dikutip IRNA pada hari Ahad (12/6).
Dia menambahkan bahwa rudal Mersad telah berhasil diujicoba dan diserahkan ke pangkalan udara Khatam al-Anbiya oleh industri pertahanan Iran. "Rudal Mersad dan Shahin akan bergabung dengan sistem pertahanan udara Iran," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Esmaili juga menuturkan bahwa sistem radar Iran telah dioptimalkan dan saat ini dalam kondisi prima.
Esmaili sebelumnya mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Mersad mampu memukul sasaran hingga jarak 150 kilometer. Dikatakannya, Iran juga menembakkan dua rudal Shahin, yang mengenai sasaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat terobosan besar di bidang pertahanan dan mencapai swasembada dalam produksi berbagai peralatan militer. Sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, negara ini telah memulai kampanye untuk kemandirian dalam industri pertahanan dan meluncurkan proyek-proyek militer.
Iran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara didasarkan pada pertahanan. (IRIB/RM/SL)

IRIB

Kapal Perang AS Picu Kemarahan Rusia

 Rusia memprotes kehadiran sebuah kapal perang Angkatan Laut AS di Laut Hitam, yang sedang mempersiapkan latihan angkatan laut bersama dengan Ukraina.
Pada hari Ahad (12/6), Moskow mengecam pengerahan kapal penjelajah AS, yang dilengkapi dengan sistem rudal balistik di Laut Hitam. Ditambahkannya, kehadiran kapal itu merupakan ancaman terhadap keamanan nasional Rusia, AFP melaporkan.
"Kami memiliki sejumlah pertanyaan tentang kedatangan kapal penjelajah Angkatan Laut AS di Laut Hitam untuk berpartisipasi dalam latihan perang Ukraina-AS 2011," kata sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengabaikan kehadiran unsur-unsur infrastruktur strategis Amerika di dekat perbatasannya. Kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah ancaman terhadap keamanan Rusia.
Moskow telah gagal mencapai kesepakatan dengan Barat terkait sebuah proyek sistem rudal di Eropa. Kremlin mengatakan, Washington tidak memberikan jaminan bahwa sistem rudal tersebut tidak ditujukan untuk Rusia.
Amerika menolak seruan Rusia untuk mengontrol bersama-sama sistem rudal tersebut. AS dan Rumania mencapai kesepakatan pada bulan Mei untuk menyebarkan bagian dari sistem rudal di Eropa. (IRIB/RM/SL)

IRIB

Soal F-14, Iran Tidak Pernah Mengemis!

 Wakil Koordinator Angkatan Udara Republik Islam Iran, Marsekal Besar Aziz Nasirzadeh menyatakan, pesawat-pesawat F-14 milik Iran, tetap mampu melanjutkan operasinya meski selama tiga dekade Amerika Serikat telah memberlakukan embargo komponen pesawat tempur tersebut
Dalam wawancaranya dengan IRNA hari ini (11/6) Nasirzadeh mengatakan, "Meski Republik Islam Iran menghadapi keterbatasan dalam menyediakan komponen pesawat F-14, namun pentingnya pengoperasian pesawat tersebut menjadi berkali lipat bagi Iran mengingat jet tempur itu hanya digunakan oleh Amerika dan Iran."
Seraya menyinggung bahwa Amerika Serikat telah menghentikan produksi pesawat F-14 beberapa tahun lalu, Nasirzadeh menegaskan, "Angkatan Udara Amerika telah menghapus armada F-14 sehingga dengan demikian, komponen pesawat tersebut tidak digunakan atau diekspor ke negara lain."
"Mungkin Amerika Serikat beranggapan bahwa Iran berusaha mencari komponen dan suku cadang pesawat tersebut, namun pada hakikatnya Iran sama sekali tidak memerlukan komponen dan suku cadang dari Amerika," tutur Nasirzadeh.
Menurutnya, Republik Islam Iran tidak pernah mengulurkan tangan kepada siapa pun dan faktanya adalah bahwa aktivitas pesawat F-14 tidak pernah terhenti.
Dikatakannya, "Pesawat F-14 milik Iran memiliki jadwal terbang setiap hari dan melakukan berbagai latihan di berbagai pangkalan udara. Bahkan kami mampu meningkatkan kemampuan pesawat modern tersebut."
Lebih lanjut Nasirzadeh menjelaskan, "Elektronik dan radar pesawat F-14 juga telah ditingkatkan dan diperbaruhi dan untuk menyuplai keperluan kompenen dan onderdilnya, telah diambil langkah-langkah penting untuk memenuhi permintaan tersebut di dalam negeri."
"Seluruh komponen pesawat, harus diganti pada waktu tertentu," ungkap Nasirzadeh seraya menolak penggunaan kata usang sebagai bahasa yang cocok untuk armada F-14 Republik Islam Iran.
(IRIB/MZ)


IRIB

BERITA POLULER