Pages

Sunday, June 12, 2011

Kapal Perang AS Picu Kemarahan Rusia

 Rusia memprotes kehadiran sebuah kapal perang Angkatan Laut AS di Laut Hitam, yang sedang mempersiapkan latihan angkatan laut bersama dengan Ukraina.
Pada hari Ahad (12/6), Moskow mengecam pengerahan kapal penjelajah AS, yang dilengkapi dengan sistem rudal balistik di Laut Hitam. Ditambahkannya, kehadiran kapal itu merupakan ancaman terhadap keamanan nasional Rusia, AFP melaporkan.
"Kami memiliki sejumlah pertanyaan tentang kedatangan kapal penjelajah Angkatan Laut AS di Laut Hitam untuk berpartisipasi dalam latihan perang Ukraina-AS 2011," kata sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengabaikan kehadiran unsur-unsur infrastruktur strategis Amerika di dekat perbatasannya. Kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah ancaman terhadap keamanan Rusia.
Moskow telah gagal mencapai kesepakatan dengan Barat terkait sebuah proyek sistem rudal di Eropa. Kremlin mengatakan, Washington tidak memberikan jaminan bahwa sistem rudal tersebut tidak ditujukan untuk Rusia.
Amerika menolak seruan Rusia untuk mengontrol bersama-sama sistem rudal tersebut. AS dan Rumania mencapai kesepakatan pada bulan Mei untuk menyebarkan bagian dari sistem rudal di Eropa. (IRIB/RM/SL)

IRIB

Soal F-14, Iran Tidak Pernah Mengemis!

 Wakil Koordinator Angkatan Udara Republik Islam Iran, Marsekal Besar Aziz Nasirzadeh menyatakan, pesawat-pesawat F-14 milik Iran, tetap mampu melanjutkan operasinya meski selama tiga dekade Amerika Serikat telah memberlakukan embargo komponen pesawat tempur tersebut
Dalam wawancaranya dengan IRNA hari ini (11/6) Nasirzadeh mengatakan, "Meski Republik Islam Iran menghadapi keterbatasan dalam menyediakan komponen pesawat F-14, namun pentingnya pengoperasian pesawat tersebut menjadi berkali lipat bagi Iran mengingat jet tempur itu hanya digunakan oleh Amerika dan Iran."
Seraya menyinggung bahwa Amerika Serikat telah menghentikan produksi pesawat F-14 beberapa tahun lalu, Nasirzadeh menegaskan, "Angkatan Udara Amerika telah menghapus armada F-14 sehingga dengan demikian, komponen pesawat tersebut tidak digunakan atau diekspor ke negara lain."
"Mungkin Amerika Serikat beranggapan bahwa Iran berusaha mencari komponen dan suku cadang pesawat tersebut, namun pada hakikatnya Iran sama sekali tidak memerlukan komponen dan suku cadang dari Amerika," tutur Nasirzadeh.
Menurutnya, Republik Islam Iran tidak pernah mengulurkan tangan kepada siapa pun dan faktanya adalah bahwa aktivitas pesawat F-14 tidak pernah terhenti.
Dikatakannya, "Pesawat F-14 milik Iran memiliki jadwal terbang setiap hari dan melakukan berbagai latihan di berbagai pangkalan udara. Bahkan kami mampu meningkatkan kemampuan pesawat modern tersebut."
Lebih lanjut Nasirzadeh menjelaskan, "Elektronik dan radar pesawat F-14 juga telah ditingkatkan dan diperbaruhi dan untuk menyuplai keperluan kompenen dan onderdilnya, telah diambil langkah-langkah penting untuk memenuhi permintaan tersebut di dalam negeri."
"Seluruh komponen pesawat, harus diganti pada waktu tertentu," ungkap Nasirzadeh seraya menolak penggunaan kata usang sebagai bahasa yang cocok untuk armada F-14 Republik Islam Iran.
(IRIB/MZ)


IRIB

PLA chief confirms first China aircraft carrier

By Agence France-Presse on Thursday, June 9th, 2011
PLA chief confirms first China aircraft carrier


 
A top Chinese military official has confirmed that Beijing is building an aircraft carrier, marking the first acknowledgement of the ship's existence from China's secretive armed forces.
In an exclusive interview published Tuesday, the Hong Kong Commercial Daily quoted Chen Bingde, chief of the General Staff of the People's Liberation Army, as saying the 300 metre (990-foot) refurbished Soviet carrier "is being built, but it has not been completed".
He declined to elaborate although there has been wide speculation that the vessel was nearly finished after the ship, then called the Varyag, was reportedly purchased in 1998.
It is currently based in the northeast port city of Dalian.
The ship, which an expert on China's military has said would be used for training and as a model for a future indigenously-built ship, was originally built for the Soviet navy. Construction was interrupted by the collapse of the Soviet Union in 1991.
The Hong Kong paper quoted anonymous sources as saying the carrier will be launched by the end of June at the earliest.
Qi Jianguo, assistant to the chief of the PLA's general staff, told the newspaper that the carrier would not enter other nations' territories, in accordance with Beijing's defensive military strategy.
"All of the great nations in the world own aircraft carriers -- they are symbols of a great nation," he was quoted as saying.
But China is involved in a number of simmering marine territorial disputes.
China has claimed mineral rights around the disputed Spratly Islands in the South China Sea, and argued that foreign navies cannot sail through the area without Beijing's permission.
In September, Japan and China clashed over the disputed Senkaku Islands, known as the Diaoyu Islands in China, located in the East China Sea.
In April, Admiral Robert Willard, head of US Pacific Command, said China's navy had adopted a less aggressive stance in the Pacific after protests from Washington and other nations in the region.
The PLA -- the largest army in the world -- is hugely secretive about its defence programmes, which benefit from a big military budget boosted by the nation's runaway economic growth.

KSAU: Pelanggaran Wilayah Meningkat


F-16 TNI AU. (Foto: lanud-iswahjudi)

11 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengemukakan, kegiatan pelanggaran wilayah baik di darat, laut maupun udara meningkat.

"Meski berdasar analisa intelijen dalam beberapa waktu ke depan tidak akan ada invasi terbuka, namun pelanggaran wilayah makin meningkat baik di darat, laut maupun udara," katanya, saat memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) I di Jakarta, Sabtu.

Imam mengatakan, pelanggaran wilayah itu disertai dengan aksi pencurian sumber daya alam baik di darat maupun di laut.

"Pembalakan liar, pencurian ikan marak terjadi di wilayah kita. Karena itu. Berbagai bentuk pelanggaran wilayah disertai kegiatan ilegal seperti pencurian ikan tersebut dapat menjadi potensi konflik bagi dua negara atau beberapa negara," katanya.

Terkait itu, lanjut Imam, sebagai salah satu komando utama yang bertugas menegakkan kedaulatan di udara dan mendukung kedaulatan negara di laut dan darat, Koopsau I harus terus melaksanakan peran dan tugas pokoknya dengan maksimal.

Kasau mengakui, untuk melaksanakan peran dan tugas pokoknya secara maksimal masih terkendala terbatasnya tingkat kesiapan alat utama sishttp://www.blogger.com/img/blank.giftem senjata karena anggaran yang terbatas.

"Namun, bukan berarti dengan keterbatasan itu, jajaran Koopsau I tidak dapat melakukan tugas pokoknya dan perannya. Diperlukan manajemen yang baik yang dapat mensinergikan potensi SDM, alat utama sistem senjata dan lainnya," ujarnya.

Imam menegaskan, diperlukan kreativitas, inovasi yang realistis untuk menjalankan tugas pokok dan peran Koopsau I secara maksimal dihadapkan pada keterbatasan yang ada.

Koopsau I yang bermarkas komando di Jakarta menaungi 19 pangkalan udara atau lanud, tiga detasemen, dan 40 pos TNI AU. Wilayah tanggungjawabnya membentang dari Sabang hingga sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Jawa Tengah.

Sumber: ANTARA News

Istana Beli Pesawat Kepresidenan Seharga Rp 500 miliar



10 Juni 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, menilai pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ2) tidak efektif untuk kunjungan di dalam negeri. Pesawat seharga US$ 58 juta (Rp 500 miliar) ini berbadan besar sehingga perlu landasan panjang. "Sementara itu, landasan di dalam negeri rata-rata pendek," ujarnya kemarin.

Menurut Dudi, BBJ2 hanya cocok untuk kunjungan kenegaraan yang menuntut mobilitas tinggi. "Pesawat ini biasa digunakan para pebisnis di negara-negara maju yang butuh kecepatan waktu tempuh dari satu negara ke negara lain."

Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah berencana membeli BBJ2 dari Boeing Commercial Airplanes dan General Electric, Amerika Serikat. Anggaran pembelian pesawat sudah disepakati Dewan Perwakilan Rakyat. Rencananya, pesawat ini mulai dirakit tahun depan dan selesai pada 2013.

Dudi juga menyoroti efektivitas kegiatan presiden dalam menggunakan pesawat. Jika dalam setahun jumlah penerbangan presiden dengan pesawat minim, pembelian ini menjadi percuma. "Sebab, biaya perawatan mesin pesawat BBJ2 tidak murah," ujarnya.

Dia menyarankan agar pemerintah menggunakan pesawat kecil baling-baling jenis CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia untuk kunjungan domestik. "Pesawat ini cocok untuk kunjungan ke pulau-pulau," ujarnya. Tapi, kata dia, "Kembali kepada pemerintah, banyak mana kunjungan ke negara lain atau ke daerah-daerah?"

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menyatakan pembelian pesawat kepresidenan akan menghemat anggaran Rp 114,2 miliar setahun. Penghematan ini didapat jika dibandingkan dengan menyewa pesawat dari Garuda Indonesia.

Sudi membandingkan anggaran sewa pesawat dan harga pesawat baru. Selama lima tahun (2005-2009), anggaran mencarter US$ 91,9 juta atau Rp 919,6 miliar dan terealisasi Rp 813,7 miliar. Biaya sewa selama lima tahun ini, kata dia, sudah cukup untuk membeli pesawat US$ 85,4 juta.

BBJ2 merupakan salah satu pesawat yang juga dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk untuk tujuan komersial. Beda pesawat BBJ2 untuk komersial dan bisnis (private jet), kata Dudi, hanya pada desain dalam pesawat. Boeing yang digunakan untuk transportasi komersial didesain mengangkut sekitar 200 orang. Harganya sekitar US$ 50 juta. Adapun untuk kepentingan bisnis, desain dalam pesawat diubah dengan berbagai kelengkapan dan mewah. Kapasitas angkut juga terbatas hanya untuk 30-70 orang. "Harganya disesuaikan dengan pesanan," katanya.

Sumber: TEMPO Interaktif

TNI AU Tambah 9 Unit Hercules




JAKARTA - Lima unit pesawat angkut C-130 Hercules akan segera memperkuat TNI AU, ungkap KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta, Sabtu (11/6).

Ditemui ANTARA usai memimpin serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I, KSAU mengatakan lima pesawat angkut C-130 itu akan tiba di Indonesia secara bertahap dalam dua tahun kedepan.

"Kami membutuhkan sembilan pesawat Hercules, dalam dua tahun ini semoga bisa dipenuhi lima dulu. Dengan penambahan sembilan unit itu, maka TNI AU akan memiliki 30 unit," katanya.

Ketiga puluh unit Hercules itu terdiri atas pesawat tanker sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit dan pesawat operasional untuk mengangkut pasukan sebanyak 26 unit.

Ia menuturkan, untuk memenuhi sembilan unit Hercules ke depan pihaknya telah menjajaki beberapa tawaran dari beberapa negara. "Dari beberapa tawaran itu, kami pilih yang terbaik," kata Kasau.

Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, yakni Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.

Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.

Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Namun, semua sebelum dihibahkan ke Indonesia telah mengalami perbaikan dan modifikasi.

AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.

Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan Angkatan Udara Norwegia.

Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.

Sedangkan Australia menawarkan Hercules Tipe J, sesuai hasil kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara Australia pada awal 2011, maka Australia akan segera menyerahkan hibahnya kepada Indonesia.

Sumber : ANTARA

KRI Clurit-641 Sandar di Surabaya


SURABAYA - KRI Clurit-641 sandar di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (10/6). Pangarmatim, Laksda TNI Bambang Suwarto (dua kanan) didampingi Dankormar, Mayjend TNI (Mar) M Alfan Baharudin (tiga kanan) juga berkesempatan meninjau kapal dan melihat demo dari ABK kapal yang mencoba senjata mesin kaliber 12,7.

KRI Clurit-641 merupakan kapal perang jenis kapal cepat rudal karya anak bangsa dibawah di PT Palindo Marine yang menambah kekuatan di jajaran KRI untuk menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi. FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/pd/11.



BERITA POLULER