Pages

Thursday, June 9, 2011

TNI AL & ROK Navy Sepakat Latihan SAR Kapal Selam




JAKARTA - TNI AL dan Angkatan Laut Korea Selatan sepakat menjajaki latihan bersama SAR kapal selam untuk meningkatkan profesionalisme dan ketrampilan prajurit matra laut kedua negara.

Juru bicara TNI AL Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Kamis (9/6), mengatakan kerja sama dan latihan bersama kedua angkatan laut selama ini telah berjalan baik.

"Semua bentuk kerjasama dan latihan bersama, dibahas rutin dalam forum navy to navy talk angkatan laut kedua negara, salah satu yang disepakati untuk dijajaki adalah latihan bersama SAR kapal selam," ungkapnya.

Dialog antar-angkatan laut kedua negara dilakukan dua hari sejak Rabu, dihadiri Asisten Operasi Angkatan Laut Korsel Laksamana Muda Kim Kyung-sik.

Sebelumnya, Kyung Sik melakukan kunjungan kehormatan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Kunjungan tersebut bertujuan memperkuat hubungan kerjasama militer kedua negara di bidang latihan, operasi, dan pendidikan dapat terus ditingkatkan pada masa mendatang.

Sumber : ANTARA

Wednesday, June 8, 2011

Pesawat N 219 Kebanjiran Peminat


08 Juni 2011

Pesawat N-219 yang akan diproduksi PT. DI (photo : BPPT)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pesawat terbang komuter N-219 banyak diminati sejumlah pemerintah daerah. Padahal pesawat jenis ini baru memasuki tahap pembuatan prototipe. "Mereka tertarik membeli untuk transportasi penghubung antarkabupaten kota," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2011.

Sedikitnya ada 40 pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota yang berminat membeli N-219. Minat para calon pembeli terungkap dari hasil muhibah bisnis Kementerian Perindustrian di sejumlah daerah. "Mereka bisa membeli pesawat itu sendiri atau dengan menggandeng maskapai lokal untuk penerbangan terjadwal ataupun carter," kata Budi.

Sekitar 300 insinyur diterjunkan untuk mengembangkan N-219. Pesawat ini memakai dua mesin, yang masing-masing berkekuatan 8.50 HP. Komponen lokal mencapai 70 persen. Sisanya berupa mesin dan sistem avionik dipasok dari impor. Saat ini PT Dirgantara Indonesia berhasil membuat 3 jenis pesawat: NC-212, CN-235, dan N-250.

Pesawat yang dirancang PT Dirgantara Indonesia itu memiliki kapasitas 19 kursi. Pengadaan N-219 sudah mendesak karena pesawat di kelas itu banyak yang berusia 20 tahun sehingga perlu segera diganti. Nantinya pesawat perintis berusia uzur dapat diganti dengan N-219. Pengembangan N-219 menjadi bagian dari program restrukturisasi PT Dirgantara.

Menurut Budi, Kementerian Perindustrian masih mempersiapkan detail teknis dan desain prototipenya. Pembuatan prototipe pesawat membutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar. Tahun ini Kementerian Perindustrian sudah mengajukan anggaran untuk 2012 bagi pengembangan N-219 sebesar Rp 59 miliar. Ditargetkan prototipe pesawat N-219 mampu terbang pada 2014.

Pengamat penerbangan Ruth Hana Simatupang mengatakan tipe N-219 sangat cocok untuk daerah dengan lapangan udara terbatas. Daerah semacam ini membutuhkan transportasi udara sebagai penghubung wilayah, terutama di Indonesia bagian timur. Menurut Hanna, Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri. "Tapi hasilnya tetap perlu dikaji kelayakannya," katanya.

Dengan memproduksi sendiri, kata Hanna, biaya pengadaan pesawat tersebut bakal jauh lebih murah ketimbang membelinya dari negara lain. "Jelas lebih murah membikin sendiri daripada membeli. Apalagi kita memang sudah mampu memproduksinya," katanya.

(Tempo Interaktif)

ANZAC Class Frigate Successful in Anti-Ship Missile Defence with Phase Array Radar Test


08 Juni 2011

The Evolved Sea Sparrow Missile launches from the Vertical Launch System on board HMAS PERTH. HMAS PERTH is the first RAN ship to utilise the Australian designed and developed Phase Array Radar to detect, track and engage the remotely piloted air target (all photos : Australian DoD)
Step forward for Navy’s Anti-Ship Missile Defence

A major milestone in the delivery of an upgraded Anti-Ship Missile Defence for the Royal Australian Navy’s Anzac Class frigates has been achieved with the completion of a successful trial of the system.


Minister for Defence Materiel Jason Clare said the project involved a comprehensive upgrade of the HMAS Perth’s anti-ship missile defence systems including a new phased array radar.


“This technology was developed and designed here in Australia by CEA Technologies,” Mr Clare said.


“It’s cutting edge technology which will improve the ability of our frigates to detect and track targets.”
“It also means the Ship is now capable of engaging multiple targets at the same time.”


Test firing was conducted at sea last month and involved the successful firing of an Evolved Sea Sparrow Missile using the phased array radar system.

The Ship leaves today for the Pacific Missile Range Facility in Hawaii to conduct operational testing.


HMAS Perth is the lead Ship in this project. Defence will now prepare a business case for Government to upgrade the other seven ANZAC Class frigates.

(Australian DoD)

Pembelian Pesawat Kepresidenan RI Telah di Setujui



Cutaway Boeing business jet 2

JAKARTA - Tak lama lagi Indonesia akan mempunyai pesawat kepresidenan sendiri. Pemerintah telah menemukan kata sepakat dalam penentuan harga pesawat Boeing Business Jet 2 dengan pabrikan Boeing dari AS. Pesawat Boeing Business Jet 2 ini akan dibeli pemerintah dengan harga USD 58 juta.

"Kami berhasil menegosiasi USD 58 juta dari USD 62 juta," kata Mensesneg Sudi Silalahi dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6). DPR sebelumnya sudah menyetujui pengadaan pesawat kepresidenan.

Saat ini, Sudi sudah membuat surat kepada Menteri Keuangan untuk pengadaan green aircraft. "Sudah ditandatangai persetujuannya 27 Desember 2010 yang lalu," kata Sudi.

Dengan telah disepakatinya harga, maka pesawat ini akan mulai dirakit tahun 2012 dan diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2013. "Kini tim teknis sedang mempersiapkan desain interiornya," ucapnya.

Sumber : DETIKNEWS.COM

Pesaka Astana Luncurkan Adiwira HMTV 2.5 ton


08 Juni 2011

AMDAC Adiwira kendaraan 4x4 dengan payload 2.5 ton dan mampu membawa 12-18 pasukan (photo : Sinar Harian)

Ada yang spesial dari pernyataan Menteri Pertahanan Malaysia Dr Ahmad Zahid Hamidi waktu memberikan pernyataan bahwa agensi keselamatan Malaysia (ATM, APMM, Polisi) diwajibkan untuk memakai produk pertahanan lokal.

Zahid mengemukakan hal tersebut bersamaan dengan pemberian nama bagi kendaraan lokal High Mobility Tactical Vehicle (HMTV) 2,5 ton buatan Pesaka Astana Sdn, Bhd dengan nama AMDAC Adiwira.

Adiwira dikembangkan sejak 2003 (photo : Utusan)

AMDAC Adiwira adalah kendaraan 2,5 ton berjenis truk 4x4 yang dikembangkan dari basis kendaraan buatan Prancis ACMAT VLRA. Pengembangan kendaraan ini telah dimulai pada tahun 2003 lalu.

Pesaka Astana Sdn, Bhd, merupakan perusahaan bumiputra Malaysia yang berdiri pada tahun 1992 dan bergerak dalam pembuatan kendaraan berat dan tugas khusus. Kendaraan berat produksinya diberi merek AMDAC. Pesaka mempunyai keahlian merancang, mengubah dan manufaktur kendaraan khusus mulai dari chasis 4x4, 6x6, 8x8, 10x10 dan kendaraan roda 12x12.

ACMAT VLRA tampak dari depan (photo : Mercutioclub)

Beberapa produk Amdac telah dipakai oleh Angkatan Tentara Malaysia, diantaranya adalah Recovery Vehicle dan Pontoon Bridge. Pesaka pada tahun 2001 bekerjasama dengan perusahaan Prancis CNIM untuk memasok Motorized Floating Bridge/Pont Flottant Motorise (PFM) berbasis truk 10x10 bagi ATM. Pesaka juga memasok ATM dengan kendaraan Medium Recovery Vehicle berbasis kendaraan truk 6x6.

Pada tahun 2004 Pesaka Astana melakukan aksi korporasi dengan mengambil alih perusahaan Prancis ACMAT, namun upaya ini tidak mulus dan akhirnya dibatalkan oleh pengadilan Prancis.
ACMAT (Ateliers de Construction Mécanique de L'Atlantique, juga dikenal sebagai ALM-ACMAT) adalah perusahaan Prancis yang bergerak dalam pembuatan kendaraan tipe cross country dan taktis militer sejak tahun 1958.

ACMAT VLRA tampak dari belakang (photo : Cocoricosef)

VLRA (Véhicules de Liaison, de Reconnaissance et d'Appui) merupakan kendaraan produksi ACMAT untuk fungsi pengintaian, kawal, dan pendukung yang dirancang untuk beroperasi dalam lingkungan yang keras. Kendaraan ini tersedia dalam varian 4x4 dan 6x6. Truk ini dipakai oleh Angkatan Bersenjata Prancis dan 40 negara lainnya di dunia.

ACMAT VLRA telah dikembangkan ke berbagai versi karena dari awalnya kendaraan ini dirancang untuk menjadi platform yang fleksibel dan mampu melakukan banyak misi, sehingga dapat dipakai untuk penggunaan sipil maupun militer. Model yang dikembangkan mencapai 80 buah dan untuk fungsi militer kendaraan ini dapat diperlengkapi dengan senapan mesin 7,62 mm atau 12,7 mm serta peluncur granat otomatis 40 mm.

(Defense Studies)

Baca Juga :

Pesaka Astana, Unisel to Develop Specialised Tactical Vehicles
14 Maret 2011

PESAKA Astana Sdn Bhd, which makes customised vehicles, is developing 2.5-tonne specialised tactical vehicles, initially for military use.

Pesaka Astana is working with Universiti Selangor (Unisel) to manufacture the vehicle. Its group chief executive officer Datuk Rafie Sain said it expects to produce up to 500 units of the vehicle in its first year of production.

"We have done all the research and development of the specialised tactical vehicle and are now looking at manufacturing them.

"We expect to roll out the vehicles at the manufacturing level in June," he told Business Times in an interview in Shah Alam recently.

Known as the collaborative campus scheme, Rafie said the company had allocated some RM4 million for the vehicle's development.

"The project started in 2003, but had to stop in 2005 due to several problems. It was then revived in 2009. We are using the local university and our own engineers to develop this product," he said.

Pesaka Astana claims to be the first in Malaysia to successfully manufacture its own customised chassis and specialised vehicle chassis. This is by expanding on the acquired knowledge gained from its integrated manufacturing system (IMS) experience and continuous research and development.

The IMS allows Pesaka Astana to source the necessary components through its network of original equipment manufacturer worldwide to manufacture its products, Rafie said.

On research and development, he said it is better to work with the local universities rather than its corporate peers. "Firms come and go but universities will always be there to teach and transfer knowledge to others."

(
New Straits times)

Empat Sukhoi Force Down di Langit Balikpapan

Sukhoi TNI AU

Foto:detik foto
7 Juni 2011, Balikpapan (tribunkaltim.co.id): Meski Kota Balikpapan diguyur hujan, Senin (6/6/2011), empat pesawat Sukhoi tetap terbang di langit Balikpapan.

Ini merupakan bagian dari latihan Hanud kilat B/11, Cakra B/11 dan operasi tameng petir tahun 2011 di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Balikpapan. Menurut Komandan Lanud Balikpapan Letkol Pnb Rifa Yanto ST Msc, selama berada di Balikpapan, keempat pesawat ini akan mengadakan force down yaitu latihan koodinasi melalui radar dan pengejaran pesawat asing yang masuk wilayah NKRI.

"Dalam latihan ini, pesawat asing terdeteksi oleh radar memasuki wilayah udara NKRI dikejar oleh pesawat sukhoi untuk dipaksa mendarat (landing)di Lanud Sepinggan," jelas Rifa. Latihan ini berakhir pukul 12.00 Wita, keempat pesawat tempur ini kembali memasuki base ops Lanud Balikpapan.

Sumber: Tribun Kaltim

U.S. Navy cruiser anchors in Romania for NATO European missile shield project


The Monterey U.S. Navy cruiser
The U.S. Navy cruiser Monterey anchored in the Romanian southeastern Passenger Berth of the Port of Constanta on the Black Sea within the NATO European missile shield project, Romania news agency Actmedia said on Tuesday.
"The cruiser's visit to the Port of Constanta is part of the permanent efforts of the U.S. Navy in strengthening the partnership with the Romanian Navy and of increasing interoperability in the Black Sea area," the U.S. Embassy to Romania was quoted as saying by the agency.
The Monterey is holding its first appearance within the project. It is equipped with the AEGIS air defense system and missiles.
"Moreover, the USS Monterey cruiser is equipped with the AEGIS air defense system that represents the first stage of the adaptive phase approach of the anti-missile shield, an important element to Romania, which agreed to host interceptors within the second phase of the program."
The cruiser will stay in Romania until Thursday.
Russia and NATO agreed to cooperate on the so-called European missile shield during the NATO-Russia Council summit in Lisbon in November 2010. NATO insists there should be two independent systems that exchange information, while Russia favors a joint system.
Russia is opposed to the planned deployment of U.S. missile defense systems near its borders, claiming they would be a security threat. The U.S. is reluctant to provide legally binding guarantees that the system will not be directed against Russia.

MOSCOW, June 7 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

BERITA POLULER