Pages

Monday, May 30, 2011

TNI AU Latihan Antiteror di Manado



29 Mei 2011, Manado (ANTARA News): TNI Angkatan Udara (AU) akan menggelar latihan penanggulangan antiteroris pembajak udara di Bandara Sam Ratulangi Manado, 31 Mei.

Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Lanudsri) Manado, Letkol (Pnb) Yorry Koloay, di Manado, Sabtu mengatakan, latihan anti-lawan bajak udara tersebut akan dilakukan pasukan khusus TNI AU Detasemen Bravo 90.

"Pada latihan itu juga akan melibatkan Lanudsri, bersama sama instansi terkait sipil dan militer di daerah itu dalam kegiatan penanganan objek vital, Bandara Sam Ratulangi," kata Koloay.

Latihan itu dijadwalkan pada Selasa (31/5) sekitar pukul 21.00 Wita.

Yorry Koloay mengatakan, latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kesatuan antiteror aspek udara.

Terwujudnya kerja sama antar-instansi terkait dalam kegiatan penaggulangan teroris, di objek vital, yakni Bandara Sam Ratulangi.

"Juga, untuk menguji prosedur dan aturan yang dimiliki masing-masing instansi terkait dalam kegiatan penanggulangan teroris atau gawat darurat," kata Koloay.

Menurut Koloay, kegiatan ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, dihadapkan dengan rencana pelaksanaan berbagai kegiatan bertaraf internasional maupun nasional di Sulut dan daerah sekitarnya antara lain Gorontalo.

Seperti pada Agustus 2011, Sulut akan dilaksanakan konferensi tingkat Menteri Perdagangan dan Ekonomi Asean.

Selain itu, berbagai konferensi luar negeri di Sulut dalam rangka keketuaan Indonesia sebegai Ketua Asean tahun 2011.

"Kegiatan ini juga untuk menyikapi perkembangan situasi yang ada, baik itu aksi teroris, maupun dampak dari perkembangan situasi global dan regional," katanya.

Dia menambahkan, kegiatan latihan itu akan melibatkan sekitar 367 personel yang terdiri dari Detasemen Bravo, personel Lanudsri, kepolisian, Lanudal dan otoritas bandara.

Komandan Detasemen Bravo Anti-Teror, Letkol (Psk) Muhammad Juanda, mengatakan, pada kegiatan ini akan melibatkan sekitar 120 personel Detasemen Bravo.

Untuk peralatan yang digunakan pada kegiatan itu antara lain pesawat Hercules, empat kendaraan khusus, peralatan penerjunan serta peralatan penjinak bahan peledak.

Total waktu rangkaian latihan antiteror itu akan berlangsung sekitar 30 menit.

Sumber: ANTARA News

Indonesia-Turki Jajaki Kerja Sama Produksi Tank


Armored Combat Vehicle (ACV) produksi FNSS dilengkapi 25mm SHARPSHOOTER TURRET. (Photo: FNSS)

30 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Indonesia dan Turki tengah menjajaki kerja sama pembuatan tank kelas ringan (light tank). Kerja sama itu masih dijajaki di tingkat perusahaan atau produsen (business to business), sebelum meningkat pada kerja sama dua pemerintahan (G to G). Saat ini penjajakan dilakukan oleh PT Pindad dengan FNSS Defence Systems Co., produsen alat pertahanan dari Turki.

Tank ringan yang akan diproduksi bersama ini memiliki bobot sekitar 13-14 ton dan akan dilengkapi meriam kaliber 90-105 milimeter. "Tank jenis ini untuk memenuhi kebutuhan pasukan kavaleri TNI Angkatan Darat," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepada Tempo di kantornya, akhir pekan lalu.

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut kesepakatan kerja sama Pemerintah RI dan Turki saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara itu, Juni tahun lalu. Kesepakatan tersebut lebih dimatangkan lagi saat Presiden Turki Abdullah Gul melakukan kunjungan balasan ke Jakarta, April 2011 lalu. "Kerja sama industri pertahanan dengan Turki saat ini sudah makin mengerucut," ujar Susilo.

Produsen dari Turki, FNSS, bahkan sudah mengirimkan prototipe tank ringan itu untuk dijajal oleh TNI AD dan PT Pindad. "Tapi, tank yang akan dibuat nanti spesifikasinya akan diajukan oleh TNI AD," kata dia. "Mereka (Pindad dan FNSS) sudah menandatangani MoU (kesepakatan kerja sama)," kata dia.

Kerja sama industri pertahanan dengan Turki ini dilakukan karena negara tersebut bisa memahami kepentingan Indonesia. Seperti diketahui, saat ini pemerintah tengah menggalakkan pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Karena itu, kerja sama industri pertahanan dengan luar negeri diprioritaskan pada negara-negara yang bisa memberikan transfer teknologi dan bersedia melakukan kerja sama produksi (joint production).


(Photo: FNSS)

"Kalau transfer teknologinya besar dan mereka mau joint production, ini yang kami utamakan," kata Susilo. "Jadi, kami mendapatkan banyak benefit (keuntungan), tidak hanya membeli."

Tank ringan yang akan diproduksi bersama antara Indonesia dan Turki ini bakal memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup besar. "Paling tidak bodinya kami (Indonesia) yang buat," kata dia. Instalasi, perakitan, dan desain juga menjadi porsi Indonesia.

Sementara engine (mesin) serta rantai tank akan dibuat oleh produsen Turki. "Untuk rantai tank, Indonesia masih belum bisa buat sendiri," ujarnya. Demikian juga mesin. Menurut Susilo, masih belum efisien jika Indonesia membuat mesin tank sendiri. "Kalau engine, masih lebih murah membeli daripada harus membangun pabrik mesin di sini."

Sumber: TEMPO Interaktif

Kapal Perang Prancis Frigate Vendemiaire (F734) Kunjungi Surabaya



30 Mei 2011, Surabaya (Lantamal V): Kapal Perang Angkatan Laut Prancis Frigate Vendemiaire F734 mengadakan kunjungan persahabatan ke Surabaya selama tiga hari. Kedatangan kapal jenis Frigate tersebut, diambut oleh Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Maman Firmansyah di Dermaga Gapura Surya, Tanjung Perak, Surabaya, Senin (30/5). Pada kesempatan itu, hadir pula Kadisyhahal Letkol Laut (P) Didik Duwijantoko, Kadispotmar Letkol Laut (P) Bakat Gunawan, Dansatroltas Letkol Laut (P) Eko Vidiyanto, serta satu unit Satsik, Satu Peleton Pama dan satu Peleton gabungan Bintara dan Tamtama.

Sesuai dengan rencana, kapal perang tersebut merapat di Dermaga Gapura Surya pukul 09.00 WIB. Setibanya di dermaga, langsung disambut dengan Tarian Remo yang merupakan tarian khas Jawa Timur. Tarian yang dibawakan oleh sanggar tari Studio IVA pimpinan Sanggar Tari Tejo tersebut biasanya ditampilkan saat menyambut kedatangan tamu-tamu terhormat. Rangkaian acara penyambutan diakhiri dengan pengalungan rangkaian bunga oleh salah seorang penari kepada komandan Kapal Perang Frigate Vendemiaire (F734).

Kapal Perang Prancis yang dikomandani oleh Commander Stanislasde Chargeres tersebut adalah kapal buatan Chantiers de I’Atlantique tahun 1992 dan secara resmi masuk jajaran Angkatan Laut Prancis pada tanggal 21 Oktober 1993. Kapal F734 tersebut diawaki oleh 89 ABK, terdiri dari 11 Perwira, 36 Bintara dan 42 Tamtama serta 11 personel pengawak helikopter.

Frigate Vendemiaire F734 memiliki bobot mati 2600 ton (2950 ton muatan penuh), panjang 93,5 meter (307 feet), kedalaman garis air 4.4 meter (14 ft) dengan system pendorong mesin pokok 4 Diesel SEMT Pielstick 6PA6 L280, mesin bantu 1 Ulstein 200 Kw bam propulsor, 2 Propeler variable pace lips, daya dorong 8800 hp (6470 Kw), sumber tenaga listrik 3 baudouin 12P15, 2SR Diesel alternators dan 3 Alsthom AA 49L9 alternator, daya listrik 3 x 590 Kw, dengan kecepatan 20 knots (37 km/h, 23 mph), memiliki jarak jelajah 10.000 nautical miles(19.000 km; 12.000 mil) pada 15 knot.

Selama merapat di Kota Pahlawan, Frigate Vendemiaire F734 akan melakukan beberapa kegiatan di antaranya mengadakan kunjungan kehormatan ke Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Bambang Suwarto, kunjungan Kehormatan ke Komandan Lantamal V Laksma TNI M. Atok Urrahman, Coctail Party di atas FGS Vendemiaire, kunjungan ke Kapal Perang TNI AL, olah raga bersama dan open ships pelajar dari Pusat Kebudayaan Prancis.

Pada saat mengadakan kunjungan ke Mako Lantamal V, kedatangan Komandan Vendemiaire disambut oleh Wadan Lantamal V Kolonel Marinir I Ketut Suardana dengan didampingi oleh Para Asisten Danlantamal V serta Danpomal Lantamal V. Dalam kunjungan itu, diadakan pemutaran Profile Lantamal V, tukar menukar cindera mata serta foto bersama.

Sumber: LANTAMAL V

Sunday, May 29, 2011

Pemerintah Pastikan Beli Dua Kapal Selam Tahun Ini


27 Mei 2011

Kapal selam Scorpene buatan Prancis (photo : DCNS)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memastikan rencana pembelian kapal selam tahun ini. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya Susilo, mengatakan setidaknya ada dua unit kapal selam yang akan dibeli. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," katanya kepada Tempo di Jakarta, Jum'at, 27 Mei 2011.

Susilo mengatakan kementerian sedang memproses tawaran pembelian kapal selam dari beberapa negara. Meski demikian, ia tidak menyebutkan kapal selam buatan negara mana yang akan dipilih. Meski kesepakatan pembelian dilakukan tahun ini, dua kapal selam itu baru selesai dibangun lima tahun mendatang.

"Tawarannya banyak. Kami umumkan spesifikasi yang kami butuhkan seperti apa dan mereka yang mengajukan penawaran," katanya. Kebutuhan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut sebenarnya lebih banyak. Saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam.

Akan tetapi, Susilo mengatakan pembeliannya menyesuaikan ketersediaan anggaran. Ini karena harga kapal selam yang sangat mahal. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpene yang dibeli Malaysia dari Prancis harganya mencapai €550 juta atau lebih dari US$700 juta.

Rencana pembelian kapal selam sudah digagas sejak 2009 lalu. Saat itu ada beberapa tawaran seperti kapal selam U-209 dari Jerman, U-209 Changbogo dari Korea Selatan, kapal selam Rusia Kelas Kilo, dan Scorpene dari Prancis.

(Tempo Interaktif)

Indonesian Aerospace (IAe) will Reassemble 16 T-50 for Indonesia


27 Mei 2011

T-50 in production line (photo : KDN)

Indonesia orders 16 T-50 trainers

Indonesia has placed a $400 million order for 16 Korea Aerospace Industries T-50 Golden Eagle advanced jet trainers, the type's first export sale.

The Indonesian Defense Ministry signed the deal on Wednesday, said Enes Park, executive vice president of KAI. The contract stipulates that the aircraft must be delivered 18 months after the signing of a loan agreement between the South Korean and Indonesian governments.

The announcement follows a 12 April letter the Indonesian government sent to KAI designating the South Korean firm as the preferred bidder to replace Indonesia's BAE Systems Hawk 53s. The letter all but sealed the fate of the T-50's rivals in the competition, the Aero Vodochody L-159 and Yakovlev Yak-130.


The 16 General Electric F404-powered aircraft will be produced at the KAI facilities in Sacheon, South Korea. They will shipped to Indonesia partially disassembled, where Indonesia state aircraft manufacturer PT Dirgantara Indonesia/Indonesian Aerospace (IAe) will reassemble them.

"The aircraft is certainly capable of being ferried, but transporting them meets Indonesian industrial regulations," says Park. "(Re-assembling) the aircraft will help them improve their capabilities."
Despite the best efforts of KAI and the South Korean government, theT-50 lost trainer competitions in both the United Arab Emirates and Singapore to the Alenia Aermacchi M-346.


F/A-50 combat variant (photo : vehibase)
The T-50 will again square off against its rival in Israel and the USA. In 2012, the Israeli Air Force will decide between the T-50 and M-346 to replaces its Douglas A-4 Skyhawk trainers. In early May, Alenia Aermacchi general manager Alessandra Franzoni said America's T-X competition to replace the 1960s era Northrop T-38C will be a two horse race between the T-50 and M-346.
Park adds that there could be a possibility of selling Indonesia the T-50's combat variant, the F/A-50. "While there have been no concrete discussions on this, there is a distinct possibility of this in the future."
Indonesia is also still involved in South Korea's proposed KF-X programme, says Park. At the Farnborough air show in 2010, South Korea signed a memorandum of understanding with Indonesia, with the latter to potentially contribute up to 20% of the KF-X development costs. Indonesia is currently looking at how it might participate in the project.

The T-50 buy is just the latest example of Jakarta's efforts to upgrade the nation's air force. In November 2010, it purchased eight Embraer EMB-314 Super Tucano light attack aircraft to replace Vietnam War-era Rockwell OV-10 Broncos. In January 2011 it awarded Arinc Engineering Services a $66.7 million contract to modernise five Lockheed Martin C-130Bs.

Indonesia is also considering upgrading its 10 Lockheed Martin F-16A/B fighters. Media reports have said Jakarta will buy 24 ex-US Air Force F-16s, but this has not been officially announced by either Washington or Jakarta.


(Flight Global)

Friday, May 27, 2011

Deklarasi Negara Palestina kembali Terganjal

Presiden Majelis Umum PBB, Joseph Deiss mengatakan, tidak ada jalan bagi negara Palestina untuk menjadi anggota badan dunia ini tanpa persetujuan Dewan Keamanan.
Majelis Umum tidak dapat memberikan suara bagi keanggotaan Palestina di PBB jika AS atau anggota tetap lain di Dewan Keamanan menggunakan hak vetonya, ujar Deiss seperti dikutip Reuters selama konferensi pers di Markas Besar PBB di New York pada hari Jumat (27/5). "Tidak ada cara lain untuk mendapatkan keanggotaan PBB," tambahnya.
Selama ini, AS senantiasa menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi sekutunya, rezim Zionis Israel. Pada bulan Februari, AS memveto resolusi Arab yang akan mengutuk pembangunan permukiman baru Zionis, meskipun 14 anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung langkah itu.
Dalam pidato pada pertemuan tahunan AIPAC belum lama ini di AS, Presiden Barack Obama menegaskan ia akan menentang setiap upaya PBB untuk menciptakan sebuah negara merdeka Palestina.
Dia menegaskan kembali komitmen teguh Washington bagi keamanan Israel. Dikatakannya, AS akan melawan upaya untuk mengucilkan Israel di PBB atau forum internasional lainnya, karena legitimasi Israel bukanlah masalah untuk diperdebatkan.
Pada hari Rabu, Obama mengatakan di London bahwa rakyat Palestina keliru jika menempuh jalur PBB. Ditambahkannya, satu-satunya cara adalah menyetujui perdamaian yang adil dengan Israel.
Para pengamat mengatakan, ada indikasi kuat bahwa Washington akan memveto resolusi yang merekomendasikan keanggotaan Palestina di PBB.
Kepala Otorita Ramallah Mahmoud Abbas mengatakan, Palestina akan melanjutkan upayanya untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan PBB sebagai anggota penuh dari badan dunia ini pada bulan September.
Deiss menuturkan bahwa sejauh ini, 111 negara telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Palestina saat ini hanya menyandang status pengamat tetap di PBB, yang memungkinkan mereka membuka kantor perwakilan dan akses ke pertemuan lembaga dunia itu. (IRIB/RM/AR)

IRIB

Kontingen Indonesia Juara Menembak di Inter Contingent Shooting Competition 2011

LEBANON - punch me!! Seorang anggota TNI yang tergabung dalam Indobatt, mengisikan amunisi kedalam Magazen saat kejuaraan menembak antar Kontingen Unifil (Inter Contingent Shooting Competition 2011) di lapangan tembak, Abel Al Saqi, Marjayoun, Lebanon Selatan, Kamis, (26/5). Kejuaraan menembak yang diikuti 11 negara kontingen PBB di Lebanon ini, Indonesia berhasil merebut Juara Pertama Kategori Pistol dan Senapan, Juara Pertama Perorangan kategori Pistol dan Senapan, sekaligus sebagai Juara Umum. FOTO ANTARA/Kuwadi/ho/ss/pd/11




BERITA POLULER