Pages

Thursday, May 19, 2011

Iran Resmikan 12 Sistem Elektronik dan Elektro-Optik Militer

radar.jpg
Sistem Elektro-optikal

Brigjen Ahmad Vahidi
Sebanyak 12 sistem elektronik dan elektro-optik yang merupakan komponen mesin jet pesawat tempur, monitor multi-fungsi dengan kemampuan baru pada jet dan helikopter tempur, sistem radar elektrooptik jarak jauh, dan teropong pintar menara pengawas, diresmikan hari ini (Kamis, 19/5) oleh Menteri Pertahanan Iran, Brigjen Ahmad Vahidi. Kantor berita Fars melaporkan, berbagai sistem canggih itu diresmikan menyusul peringatan hari ulang tahun pembebasan kota Khorramshahr dari cengkeraman rezim Baats Irak.
Vahidi dalam pidatonya menyatakan, "Tahun ini, berkat semangat sektor industri elektronik Kementerian Pertahanan Iran, kita menyaksikan berbagai kemajuan pada sistem elektronik dan elektro-optik yang akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara."
Seraya menekankan pentingnya sektor elektronik dan optik dalam meningkatkan kemampuan pertahanan, Vahidi menegaskan, "Kementerian Pertahanan Iran memprioritaskan swasembada ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut."
Sistem elektro-optik akan menggeser sistem pertahanan anti-udara yang ada saat ini dan teknologi tersebut mampu mendeteksi operasi milter asing secara sembunyi-sembunyi.
(IRIB/MZ)


IRIB

Korsel Diminta Beli CN-235 Lebih Banyak


18 Mei 2011

Pesawat CN-235 Coast Guard Korea (AFPro-Asiafinest)
NUSA DUA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menawarkan pesawat hasil karya Indonesia jenis CN-235 kepada Korea Selatan. Saat ini, Korea Selatan merupakan salah satu konsumen CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia itu.

"Saat ini, Korea Selatan memakai CN-235, kami berharap Korea mau menambah armada CN-235 lebih banyak lagi," kata Hatta di Nusa Dua, Bali, Rabu (18/5/2011), saat berbicara dalam acara pembukaan Pertemuan Kelompok Kerja Sama Ekonomi Korea Selatan dengan Indonesia.

Menurut Hatta, Korea Selatan menyukai CN-235 dibandingkan dengan pesawat sejenis buatan CASA, Spanyol. "Korea menilai CN-235 lebih nyaman sehingga kami tawarkan lagi," ujarnya.
Sebuah ulasan yang dibuat Insinyur Bagian Produksi PT DI, Eddy Suherman, yang dimuat di Kompas.com (12/10/2009) menunjukkan, untuk bertahan terbang di industri yang seakan tiada henti diguncang oleh persaingan global, PT Dirgantara Indonesia terus menyusun strategi melalui restrukturisasi bisnis yang mencakup penjualan produksinya ke luar negeri.

Hal ini dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia melalui restrukturisasi bisnis yang dilakukan dengan mengukuhkan visi dan misi, serta menetapkan fokus bisnis ke dalam bisnis inti (core) pesawat terbang dan bisnis plasma (non-core). Bisnis inti adalah memproduksi pesawat terbang yang meliputi lini usaha CN-235, N250, NC-212, dan helikopter. Bisnis plasma meliputi lini usaha Manufacturing Services, Component Manufacturing, Tools Manufacturing, Aircraft Services, Technology & Engineering Services, Interior, Special Mission Aircraft, sistem antariksa, teknologi informasi, sistem hankam, dan pusat pendidikan dan pelatihan teknologi maju (ATEC).

Pengembangan lini usaha ini dijabarkan dalam program value creation yang menghasilkan peningkatan penjualan.

Dari upaya restrukturisasi ini, PT Dirgantara Indonesia di antaranya terus mengembangkan dan mempertahankan lini CN-235, kelompok Aircraft Services, dan kelompok Manufacturing Services; serta mencari mitra strategis untuk lini N250, NC-212, helikopter, dan kelompok Engineering Services.

Sementara peningkatan kinerja pemasaran dilakukan dengan menargetkan peningkatan deliverypesawat terbang CN-235 dari rata-rata tiga unit menjadi enam unit per tahun mulai tahun 2006 dengan pengakuan penjualan Rp 1,239 triliun per tahun pada tahun 2006.

Pada 2009, PT Dirgantara Indonesia sedang mengerjakan satu dari empat pesawat CN-235 yang merupakan pesanan baru dari Korea Selatan. Rencana penyerahan pesanan baru untuk Korean Coast Guard itu akan berlangsung secara berjangka mulai November 2010. Kontrak penjualan empat pesawat CN-235 untuk Korea Selatan itu mencapai 90 juta dollar AS. Kontrak itu berlangsung setelah PT DI sebelumnya menjual delapan pesawat CN-235 hasil karya anak bangsa ke Korea Selatan.

(Kompas)

Menhan ASEAN Sepakati Lima Fokus Kerja Sama


19 Mei 2011


Menteri Pertahanan ASEAN foto bersama (photo : Mindef of Singapore)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan se-ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerja sama pada lima bidang berdasar pola dan tantangan regional serta global mendatang.
Kelima fokus kerja sama itu adalah keamanan maritim, operasi penjaga perdamaian, peningkatan industri pertahanan, penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, dan program kerja tiga tahunan Menhan se-ASEAN.

Kesepakatan itu ditandatangani menteri pertahanan se-ASEAN usai melakukan pertemuan sehari di Jakarta, Kamis.

Untuk operasi penjaga perdamaian, anggota ASEAN sepakat membentuk ASEAN Peacekeeping Centres Network atau Jaringan Pusat-pusat Keamanan ASEAN.

"Jaringan ini memfasilitasi kerja sama dalam perdamaian antara semua anggota ASEAN," kata Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro.

Khusus untuk peningkatan industri pertahanan ASEAN, Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi meminta anggota ASEAN mulai meningkatkan kekuatan industri dan teknologi pertahanan untuk mengembangkan kolaborasi industri pertahanan se-Asia Tenggara atau ASEAN Defence Industry Collaboration (ADIC).

"Kolaborasi produk pertahanan akan sukses jika ada transfer teknologi serta penyediaan offset (suku cadang) antarnegara ASEAN. Kolaborasi ini juga memerlukan kebijakan politik masing-masing negara," ujar Hamidi.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menambahkan konsep kolaborasi industri pertahanan amat cocok untuk kawasan ASEAN.

"ADIC sangat fleksibel, tidak mengikat, dan bersifat sukarela bagi setiap negara mengembangkan industri pertahanannya," katanya.

Mengenai penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, anggota ASEAN sepakat membangun ketahanan dalam menyiapkan tanggap bencana.

Semua negara sepakat mengintensifkan kerja sama praktis untuk operasi yang efektif dalam menggunakan aset militer untuk bantuan bencana.

Sedangkan program tiga tahunan membicarakan target dari kegiatan ADMM untuk periode 2011-2013.(*)(T.R018/R009)

(Antara)

RI - China Bahas Peningkatan Kerjasama Pertahanan




JAKARTA - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan China Jenderal Liang Guanglie, Kamis Sore (19/5) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Dalam kunjungan ini, kedua Menhan melakukan dialog bilateral membicarakan peningkatan hubungan kerjasama kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan yang telah terjalin erat selama ini.

Dialog bilateral kali ini adalah untuk menindaklanjuti yang telah diputuskan pada forum dialog yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2011 yang lalu, sekaligus dalam rangka mempererat hubungan pertahanan kedua negara.

Dalam dialog bilateral tersebut, Menhan RI menyampaikan rasa terimakasih kepada Menhan China bersama seluruh Delegasi China yang telah bersedia memenuhi undangan Indonesia dalam dialog bilateral Indonesia - China, hal tersebut menunjukan semangat kerjasama kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral di bidang pertahanan.

Menhan RI berharap dialog ini dapat digunakan sebagai kesempatan untuk bertukar pikiran tentang beberapa isu dan mengeksplor potensi kerjasama yang dapat dikembangkan oleh kedua negara.

Lebih lanjut Menhan RI mengatakan, kerjasama pertahanan kedua negara sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, hingga pada tahun 2006 telah dirintis forum konsultasi bersama yang pertama di Jakarta dan dilanjutkan dengan forum konsultasi bilateral kedua pada tahun 2007 di Beijing.

Menhan RI berpendapat forum tersebut sangat baik dan dapat membantu dalam meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara, yang telah dibuktikan dengan dilakukannya penandatangan Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia-China pada tahun 2007.

Meskipun DCA tersebut masih dalam proses ratifikasi di Indonesia dan belum dapat diimplementasikan, namun Menhan RI mengharapkan forum konsultasi bilateral kedua negara dapat terus dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan hubungan bilateral bidang pertahanan kedua negara, sambil menunggu selesainya proses ratifikasi.

Menhan RI menyampaikan, sampai dengan saat ini banyak kemajuan dalam hubungan kerjasama pertahanan yang dilakukan kedua negara terutama dalam hal pertukaran pendidikan, pelatihan maupun dalam pengadaan Alutsista.

Dalam hal pendidikan, tercatat banyak kemajuan walaupun belum semua tawaran jenis pendidikan militer dapat dipenuhi oleh Indonesia. Tercatat siswa China yang belajar di Indonesia sudah ada peningkatan tidak hanya pada pendidikan setingkat Sesko, namun tahun ini juga ada yang mengikuti Lemhannas.

Menhan RI merasa dimasa mendatang kedua negara perlu untuk memperbanyak lagi kesempatan untuk mengikuti beberapa jenis pendidikan lain yang dapat diikuti oleh Siswa dari China untuk belajar di Indonesia maupun sebaliknya. “Di bidang pendidikan, Indonesia sangat serius untuk secara bertahap meningkatkan peluang kerjasama yang tersedia”, ungkap Menhan RI.

Sementara itu, sebagai upaya meningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, beberapa kemungkinan kerjasama yang akan dilaksanakan antara lain meliputi kerjasama latihan antara pasukan khusus, kerjasama dalam menangani isu ancaman non-tradisonal seperti terorisme, kerjasama penanggulangan bencana dan kerjasama di bidang industri pertahanan.

Kerjasama Industri Pertahanan

Khusus mengenai kerjasama di bidang industri pertahanan, telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemhan RI dengan SASTIND pada tanggal 22 Maret 2011 yang lalu di Jakarta.

Menhan RI berharap dengan telah ditandatanganinya MoU bidang industri pertahanan dan LoI yang menyertainya, maka diharapkan kerjasama bidang penagdaan Alutsista khususnya maupun kerjasama bidang logistic secara umum dapat meningkat dengan signifikan.

Selain pembicaraan mengenai peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, dalam kesempatan yang baik tersebut, Menhan RI juga menyampaikan kepada Menhan China bahwa saat ini Indonesia sedang membangun Peacekeeping Centre dengan proyek four in one-nya.

Menhan RI menyampaikan, Indonesia membuka peluang seluas-luasnya bagi China untuk dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai pelatihan yang akan diselenggarakan maupun kerjasama dalam peningkatan capacity building yang masih sangat terbuka bagi kedua negara..

Turut mendampingi Menhan RI dalam dialog bilateral tersebut sebagai Delegasi Indonesia antara lain Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, Staf Khusus Menhan Bidang Kersin Soemadi D.M. Brotodiningrat, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T, M.Sc, serta sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan. Sementara itu, Menhan China didampingi sejumlah pejabat militer China.

Sebelum pelaksanaan dialog bilateral, kunjungan Menhan China ke Kemhan RI tersebut didahului dengan penyambutan melalui upacara jajar kehormatan oleh Menhan RI yang didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan RI.

Sumber : DMC

Empat Jet Sukhoi ke Ambalat


Foto:detik Foto

Shukoi TNI AU
19 Mei 2011, Tarakan (Batam Pos): Seringnya kapal-kapal angkatan laut Malaysia melanggar batas wilayah perairan Indonesia di Ambalat, membuat pemerintah RI kian waspada.

Bahkan, empat pesawat tempur milik TNI AU jenis Sukhoi dikerahkan untuk mengamankan wilayah Ambalat dan perbatasan utara Kalimantan Timur.

Empat jet tempur baru buatan Rusia itu, tiba di Bandara Kelas I Khusus Juwata Tarakan, sekitar pukul 10.20 Wita, Rabu (17/5) kemarin. Keempat pesawat tempur ini direncanakan akan melakukan operasi di perbatasan selama empat hari, mulai kemarin hingga Sabtu (21/5).

Selain empat pesawat tempur Sukhoi, dukungan operasi lainnya adalah satu unit pesawat angkut Hercules dan satu helikopter Puma untuk SAR.

Komandan Skadron Udara XI Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Letkol Pnb Tonny Haryono, membenarkan, kedatangan pesawat-pesawat tempur milik TNI AU ini dalam rangka melaksanakan operasi pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan mengamankan wilayah alur laut kepulauan.

”Selain itu, kita juga melaksanakan profisiensi untuk mendukung pengoperasian sistem di Tarakan,” kata Tonny, kepada Radar Tarakan (Batam Pos Group) kemarin.

Kedatangan pesawat-pesawat tempur ini juga bagian dari operasi rutin yang dilakukan TNI AU. ”Tentunya semua sesuai perintah pimpinan. Kalau ada eskalasi (oleh pesawat Malaysia di perbatasan) di luar kewenangan kita. Pesawat Sukhoi apabila diperlukan dan diberi perintah untuk melaksanakan penindakan kami siap,” tegasnya.

Dijelaskannya, dalam operasi ini meski pihaknya membawa serta pesawat tempur Sukhoi, bukan berarti pihak TNI AU mencoba untuk menakut-nakuti Malaysia di perbatasan.

”Pelaksanaan operasi akan menyesuaikan perintah pimpinan. Kami (pilot Sukhoi) hanya unsur penindak, jika ada perintah atau penindakan kami siap,” tuturnya.

Sebelum mendarat di Tarakan kemarin, dirinya mengaku sudah memantau wilayah perbatasan Ambalat secara visual dari udara. ”Tadi hanya melaksanakan dan memantau secara visual saja, dan Alhamdulilah tidak ada masalah,” ungkap Tonny.

Pesawat Sukhoi ini mampu terbang sampai dengan 4,5 jam dengan ketinggian tertentu sesuai ancaman yang dihadapi. Empat pesawat Sukhoi yang menginap di Tarakan selama empat hari ini terdiri dari dua Sukhoi 30 yang diterima TNI AU tahun 2009 dan dua Sukhoi 27 SKM yang diterima bulan September 2010 lalu.

”Semuanya pesawat baru dan memiliki kelebihan yang baik. Avionic baru dan sudah standardisasi barat, mempunyai kemampuan air to ground gaet yang bisa diatur, termasuk radar yang bisa men-scanner target di atas permukaan laut,” jelasnya.

Lalu apakah Sukhoi akan melakukan patrol rutin selama empat hari di perbatasan? ”Tergantung perintah pimpinan, yang jelas TNI AU tidak akan memprovokasi, tapi kalau diprovokasi kita siap bertindak kalau komandan memerintahkan,” sebutnya.

Dijelaskannya, pulau Tarakan ini termasuk wilayah alur laut ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) dua. Di Indonesia, ada tiga pembagian ALKI. Mulai Selat Malaka sampai Selat Sunda masuk dalam wilayah ALKI 1, Selat Lombok, Selat Bali, sampai pulau Tarakan masuk dalam ALKI 2 dan ALKI 3 meliputi Indonesia Timur sekitar Flores.

Meski baru pertama kali mendarat di Tarakan, diakui Tony sebenarnya pesawat-pesawat Sukhoi ini pernah terbang di atas Pulau Tarakan saat melakukan operasi perbatasan. Namun memang tidak diketahui oleh masyarakat luas karena hanya bersifat patroli dan pesawat langsung kembali ke Makassar.

”Tahun lalu kita sudah pernah melintas di Tarakan, tapi tidak landing hanya patroli,” akunya.

Lanud Tarakan, termasuk salah satu pangkalan yang sangat strategis posisinya, terutama untuk melakukan operasi perbatasan akan sangat efektif. Dengan adanya pangkalan satu ini, TNI AU bisa menjangkau operasi ke mana saja. ”Kalau dari Makassar langsung ke Ambalat kan serba terbatas, apalagi kalau ada ancaman yang segera harus ditindak,” ujarnya.

Untuk diketahui, dari Makassar ke Tarakan waktu tempuh yang dibutuhkan pesawat Sukhoi ini adalah 1 jam 5 menit, dengan kecepatan sekitar 800 km perjam.

Sumber: Batam Pos

RI 'Barter' CN-235 dengan Jet Latih T-50 Korsel








CN235 MPA Korsel
Pesawat CN235 MPA Korea Selatan.Made in INDONESIA
.






                            T50 golden eagle made in korea selatan

 
Nusa Dua - Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia siap menjual lagi 2 hingga 4 pesawat CN-235 kepada Korea Selatan (Korsel). Ini merupakan salah satu bentuk kerjasama di bidang transportasi antara pemerintah Indonesia dengan Korsel.

"PT DI berpeluang menjual 2-4 pada pihak korea," kata Staf Khusus Menteri Koordinasi Perekonomian Amir Sambodo ketika berbincang dengan wartawan di salah satu hotel di Bali Rabu (18/5/2011).

Menurut Amir, transaksi pembelian kapal yang akan dilakukan oleh Korea Selatan bisa terealisasi apabila Indonesia juga membeli pesawat T50 dari Korea Selatan.

"Ada pembicaraan kalau T50 dibeli Indonesia, tentu ada kompensasi juga pihak korea akan beli CN-235," ungkapnya.

Amir menambahkan kesepakatan Indonesia-Korea Selatan mengenai produk pesawat terbang harus segera diwujudkan karena dinilai akan saling meguntungkan kedua negara. Korea Selatan sangat kuat di bidang pesawat jet tempur latih dengan jenis T50 dan Indonesia unggul di bidang pesawat angkut dengan jenis CN-235.

"Jadi ini kerja sama yang saling menguntungkan," jelasnya.

Sampai saat ini, Korea sudah memiliki 10 pesawat CN-235. Menurut Air, harga 1 pesawat CN-235 sekitar US$ 16 juta, tetapi harganya dapat lebih mahal tergantung peralatannya yang digunakan di dalam pesawat.

Kepastian membeli jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan (Korsel) ditegaskan sebelumnya oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Rencana pembalian ini untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang, pemerintah dikabarkan akan memborong 1 skuadron T-50.

"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, 1 skuadron," ujar Purnomo beberapa waktu lalu.


detik

Ahmadinejad: Palestina Harus Mampu Hapus Israel dari Muka Bumi



Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyebut Rezim Zionis Israel sebagai jembatan imperialisme dan kanker. "Persatuan Palestina harus berhasil menghapus Israel dari muka bumi," ungkap Ahmadinejad. Seperti dilaporkan IRNA, Ahmadinejad Ahad malam (15/5) dalam sebuah wawancara dengan chanel dua televisi nasional Iran menyikapi pembantaian rakyat Palestina di Hari Nakbah menegaskan, Israel ibarat sebuah kanker dan jika rezim ini dibiarkan menguasai sejengkal tanah di kawasan maka wilayah ini tidak akan menjadi aman.
Seraya mengisyaratkan, syahid dan cideranya sekitar 230 warga Palestina dalam brutalitas Israel kemarin bertepatan dengan peringatan Hari Nakbah, Ahmadinejad mengatakan, kekejaman Israel tersebut membuktikan eksistensinya sebagai teroris. "Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, khususnya bangsa Palestina," tambah Presiden Iran.
Kepada Israel, Ahmadinejad mengatakan, mengapa kalian membantai warga sipil yang tak bersenjata yang menuntut hak legalnya ? Ia menegaskan, para pemimpin Israel saat ini adalah boneka dan agen Amerika Serikat serta negara arogan dunia lainnya. Misi utama Israel adalah memecah belah serta mempersiapkan kekuatan agreson untuk menguasai negara kawasan.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmadinejad mengingatkan kejahatan Rezim Zionis dan menandaskan kebenaran rakyat Palestina kini kian nyata. Menyikapi rencana musuh untuk menyelamatkan Tel Aviv, Ahmadinejad mengatakan, usulan pembentukan dua negara di bumi Palestina adalah pengkhianatan nyata terhadap hak legal bangsa Palestina. "Bangsa Palestina tidak akan menyerah pada pemaksaan ini," tegas presiden Iran.
Dalam hal ini, sikap Republik Islam Iran menyikapi transformasi di kawasan sangat jelas. "Seluruh pengungsi Palestina harus kembali ke negaranya dan hak-haknya harus segera dikembalikan," ungkap Ahmadinejad. (IRIB/IRNA/MF)

IRIB

BERITA POLULER