Pages

Wednesday, May 18, 2011

TNI Sempat Amankan Kapal Pakistan dari Kejaran Perompak

  

Kapal TNI AL/TEMPO/
TEMPO Interaktif, Jakarta - Siapa bilang, setelah menyelesaikan tugas mengawal kapal Sinar Kudus, pasukan TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas “Merah Putih”--nama satuan operasi pembebasan sandera kapal Sinar Kudus di Somalia--sudah tak perlu lagi menghadapi kawanan perompak?


Ratusan anggota TNI yang menumpang dua kapal perang TNI Angkatan Laut ini ternyata masih harus berhadapan dengan kawanan lanun saat dalam perjalanan pulang ke Tanah Air dari Pelabuhan Salalah, Oman, awal Mei lalu. Satgas TNI bahkan sempat menyelamatkan kapal tanker milik Pakistan yang akan dibajak kawanan perompak.

Saat itu, dua kapal perang TNI AL, yakni KRI Yos Sudarso dan KRI Banjarmasin, tengah dalam perjalanan melintasi Laut Arab. Dua kapal ini pulang ke Tanah Air setelah melakukan operasi pembebasan kapal dan awak Sinar Kudus dari tangan pembajak di perairan Somalia. Dalam operasi pembebasan itu pemerintah mengirim tiga kapal, yakni KRI Yos Sudarso, KRI Halim Perdana Kusuma (diberangkatkan lebih awal), dan KRI Banjarmasin yang menyusul kemudian.

Nah, saat di Laut Arab itulah dua kapal perang TNI ini mendengar panggilan radio “may day, may day” dari sebuah kapal tanker Pakistan. “Mereka meminta pertolongan, karena mau dirompak,” kata Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin kepada Tempo, Jumat pekan lalu. “Di-intercept-lah (perompak) ini oleh KRI Yos Sudarso dan KRI Banjarmasin.”

Alfan yang ditunjuk sebagai Komandan satgas operasi pembebasan sandera Sinar Kudus ini bahkan sempat meminta izin kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono untuk menembakkan peluru suar (flare armed) guna menghalau para perompak itu.

“Komandan KRI Banjarmasin telepon saya karena ada panggilan mayday, saya lapor Panglima, Pak, ini KRI Banjarmasin dan Yos Sudarso merespon panggilan mayday, mereka minta izin tembakkan peluru,” ujar Alfan. “Panglima setuju.”

Tapi, peluru tak jadi ditembakkan karena di saat hampir bersamaan Task Force (Satgas) dari Korea Selatan yang menumpang sebuah helikopter juga menghampiri tanker tersebut dan terbang di atasnya. Kapal perompak pun berhasil dihalau.

Kapal perang di bawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat TNI AL, Kolonel Taufikurrahman, itu kemudian mengawal tanker Pakistan tersebut hingga keluar dari zona merah yang rawan perompakan. “Mereka akhirnya selamat,” ujar Alfan.

Dua kapal perang yang membawa ratusan pasukan Marinir TNI AL dan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat itu kini sedang dalam perjalanan kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dijadwalkan, kapal-kapal tersebut akan tiba pada 22 Mei mendatang.

TEMPO INTERAKTIF

Malaysia Siap Kerja Sama Industri Pertahanan dengan Indonesia


TEMPO Interaktif, Jakarta -  Pemerintah Malaysia berjanji akan meningkatkan kerja sama dengan Indonesia terutama di bidang industri pertahanan. Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahidi Hamidi mengatakan negaranya siap membeli produk hasil industri pertahanan nasional, asalkan Indonesia juga membeli produk Malaysia yang nilainya sama.
Panser 6x6 buatan Pindad (photo : Defense Studies)

"Kita butuh panser untuk di Libanon, bisa saja (beli dari Indonesia). Tapi Indonesia juga harus janji dulu beli apa dari Malaysia, nilainya juga harus sama," kata dia dalam seminar Industri Pertahanan di Gedung Antara, Jakarta, Rabu 18 Mei 2011.

Hamid bercerita sekaligus mengingatkan kerja sama kedua negara ini dimasa lalu khususnya dalam bidang industri pertahanan. Malaysia, kata dia, pernah membeli pesawat CN 235 dan Super Puma dari Indonesia. Sebaliknya, Indonesia berjanji akan membeli 2.000 mobil Proton Saga dari Malaysia.

"Tapi yang dibeli cuma 200. Artinya Indonesia masih hutang 1.800," kata dia disambut tawa peserta seminar termasuk Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Agus Suhartono.

"Jadi nanti (kerja sama) kita harapkan tidak seperti itu lagi. Lagipula saya dan Pak Purnomo sama-sama sudah komitmen. Dan dibawah pemerintah pak SBY kita yakin bisa diperkuat (kerjasama)," ujarnya

Yang jelas, tambah dia, dalam kerjasama G to G ini yang terpenting adalah komitmen pemerintah masing-masing untuk meningkatkan kerja sama dua negara dibidang industri pertahanan ini.

TEMPO INTERAKTIF

Menhan: Kolaborasi Pertahanan ASEAN Wujudkan Kemajuan Kawasan

Rabu, 18 Mei 2011 11:46 WIB | 389 Views
Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam pidatonya di seminar "Revitalisasi Industri Pertahanan untuk Kemandirian Alutsista dan Perluasan Pembangunan Ekonomi" di Wisma ANTARA, Jakarta, Rabu. (ANTARA News/Lukisatrio)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kolaborasi pembangunan industri pertahanan di kawasan ASEAN mutlak diperlukan guna mewujudkan terciptanya kemandirian alutsista (Alat utama sistem senjata) dan perluasan pengembangan ekonomi dan Kemajuan di kawasan ASEAN.

"Harus ada yang bersedia membeli alutsista dalam negeri beserta kekurangan dan kelebihannya demi memajukan industri pertahanan dalam negeri sebelum berkolaborasi di ASEAN," kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam pidatonya di seminar Industri Pertahanan di Wisma ANTARA, Jakarta, Rabu.

Purnomo mengatakan bahwa industri pertahanan RI yang berdiri sejak 1958 dengan menasionalisasi industri pertahanan bekas peninggalan asing seperti Inggris dan Belanda, runtuh pada tahun 1997 - 1998. Pada tahun 2010 pemerintah telah memprioritaskan pembangunan industri pertahanan hingga 2024.

"Tidak ada negara di dunia ini yang kuat kalau hanya ekonominya saja yang kuat," kata Purnomo

Ia mengatakan bahwa negara yang kuat itu tak hanya ditopang oleh ekonominya yang kuat namun juga harus memiliki industri pertahanan yang kuat pula dan pertahanan itu tidak bisa sukses hanya bergantung pada industri pertahanannya saja tetapi komitmen untuk mewujudkannya.

Prinsip pembangunan Alutsista harus mencakup pengutamaan produk dalam negeri, pengadaan alutsista dari luar negeri yang mengadopsi alih teknologi, pengadaan alutsista mengikuti proses berjenjang (pengguna dan penentu kebijakan).

"Kapal cepat rudal sudah dibuat di dalam negeri, kita berharap lokal konten akan meningkat," ujarnya

Ia mengungkapkan bahwa jika industri pertahanan di dalam negeri maju maka hal itu bisa menciptakan multiplayer effect.

"Berdasarkan obrolan saya dengan Dirut PAL pembuatan satu kapal selam itu bisa menyerap 2.500 tenaga kerja, jadi bayangkan saja jika kita buat seribu kapal selam, maka akan banyak sekali menyerap tenaga kerja," kata Purnomo

Purnomo menyebutkan bahwa ada empat negara di di ASEAN yang industri pertahanannya berkembang yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Menhan Malaysia mendukung penuh pembangunan panser kita," katanya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Ahmad Zahid Hamidi mengatakan bahwa kolaborasi industri pertahanan ASEAN itu penting.

"Kita mempunyai batasan dan tantangan yang berbeda, dan kita memerlukan kerjasama secara kolektif antar pemerintah," kata Hamidi.

Hamidi mengutarakan bahwa negara-negara ASEAN harus memiliki standar terhadap industri pertahanan yang bisa diwujudkan lewat kolaborasi.

"Bentuk kerjasama kita dalam bidang pertahanan antara Indonesia dan Malaysia itu bersifat G to G, dan kita harus melayani kebutuhan negara kita ini secara bersama-sama" ujar Hamidi.

Kolaborasi di ASEAN, menurut Hamidi, diyakini akan mampu meningkatkan perdagangan di ASEAN, dan belanja alutsista ASEAN senilai 25 miliar dolar AS setahun bisa dikurangi hingga menyusut pada tahun 2030 menjadi 12,5 miliar dolar dengan adanya kolaborasi industri pertahanan.

Hamidi mencontohkan bahwa di Eropa, Prancis dan Inggris juga saling berbeda paham dan pendapat satu sama lain, tetapi mereka bisa bekerjasama dalam hal membuat produk pertahanan yang canggih, dan Indonesia beserta Malaysia diharapkan bisa mewujudkan hal yang serupa itu di ASEAN.
(yud) 


Antara

ASEAN Bertekad Kurangi Ketergantungan Persenjataan Luar Kawasan

Rabu, 18 Mei 2011 12:02 WIB | 640 Views
ASEAN (FOTO. ANTARA)
Berita Terkait
(R018)
Jakarta (ANTARA News) - ASEAN bertekad mengurangi ketergantungan pengadaan alat utama sistem persenjataan dari luar kawasan, dengan merancang kemandirian industri pertahanan ASEAN yang ditargetkan selesai 2030.

Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, pada seminar "Revitalisasi Industri Pertahanan untuk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi" di Jakarta, Rabu, mengatakan,  selama ini total belanja alat utama sistem senjata negara-negara ASEAN setiap tahun mencapai 25 juta dolar AS.

"Angka belanja itu harus kita kurangi secara bertahap hingga 12,5 juta dolar AS per tahun, dengan membangun kemandirian industri pertahanan ASEAN. Jadi produk industri pertahanan ASEAN dari dan untuk negara ASEAN," katanya.

Apalagi, tambah Hamidi, selama ini antar negara ASEAN sudah terjadi saling pembelian alat utama sistem senjata semisal Singapura telah menjual peluncur roketnya ke Brunei Darussalam dan kapal Landing Platform Dock (LPD) ke Thailand.

"Pembelian alat utama sistem senjata antar negara ASEAN dapat menjadi embrio bagi terwujudnya industri pertahanan ASEAN yang mandiri dan kuat," katanya.

Terkait pembangunan industri pertahanan ASEAN yang mandiri itu, para menteri pertahanan ASEAN telah di bawah koordinasi Menhan Malaysia telah melakukan beberapa kali pertemuan untuk membahas rancangan kerja sama industri pertahanan ASEAN guna mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.

"Konsep dan formulasi baku diperlukan untuk mewujudkan kolaborasi industri pertahanan ASEAN yang mandiri di masa datang, mengingat tingkat kebutuhan, spesifikasi teknik, tekonologi persenjataan masing-masing negara ASEAN sangat beragam," kata Hamidi.

Ia menambahkan, "Kita membutuhkan komitmen dari masing-masing kepala pemerintahan negara ASEAN, kerja sama dari pemangku kepentingan dari masing-masing negara ASEAN, keseragaman, hingga dapat ditentukan standar baku produk industri pertahanan ASEAN yang dihasilkan bagi negara-negara ASEAN, seperti halnya negara-negara NATO yang telah memiliki standar baku untuk produk-produk pertahanan yang dihasilkan negara-negara NATO.

"Jika Inggris dan Perancis yang berbeda bahasa, budaya dan pandangan politiknya bisa bekerja sama dalam membangun industri pertahanan Uni Eropa, mengapa Indonesia dan Malaysia yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa sama, tidak dapat bekerja sama mewujudkan industri pertahanan ASEAN yang mandiri, bahkan kalau bisa dipercepat," kata Hamidi meyakinkan.

Pada kesempatan yang sama Menhan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia masih berada dalam posisi lebih rendah dibandingkan Singapura, Thailand dan Malaysia dalam industri pertahanan nasional.

"Namun, bukan berarti kita tidak siap. ASEAN, termasuk Indonesia merupakan pangsa pasar yang cukup besar untuk komoditi persenjataan, meski dar sisi budget Indonesia masih relatif kecil," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia termasuk empat negara ASEAN yang industri pertahanannya relatif stabil setelah Singapura, Thailand dan Malaysia.

"Pangsa pasar yang besar ini dapat dikelola oleh ASEAN sendiri, akan lebih baik. Jadi, kedepan kita, umumnya ASEAN tidak akan lagi menjadi pengimpor penuh persenjataan dari luar kawasan. Selama dua hingga tiga dekade ASEAN pengimpor penuh untuk peralatan dan persenjataan, dirgantara, maritim, otomotif, teknologi komunikasi dan informasi," ungkap Purnomo.


ANTARA

MoU Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Korea di Tandatangani Hari ini


BALI - "Investasi Korea Selatan (Korsel) di Indonesia pada tahun 2010 mencapai US$ 7,4 miliar. Dan hingga saat ini, total investasi Korea Selatan di Indonesia menembus angka US$ 20,2 miliar". Demikian diungkapkan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, di pembukaan Working Level Task Force Meeting antara Indonesia dan Korea Selatan di Nusa Dua Bali, Rabu (18/5).

Penandatanganan kerja sama (MoU) yang akan disepakati antara Indonesia dan Korsel pada hari ini diharapkan dapat menjadi pintu untuk meningkatkan investasi dari Korea di Indonesia. "Ini dapat membuka pintu bagi Korea untuk investasi di Indonesia", tegasnya.

Kerjasama yang ditandatangani tersebut antara lain di bidang perdagangan, kehutanan, pertanian, perikanan, sumber energi dan mineral, infrastruktur dan konsruksi, industri pertahanan, industri kebijakan pendukung dan kebijakan keuangan.

Hatta menambahkan, acara ini dilakukan di Bali karena banyak orang percaya bahwa Bali adalah Pulau Dewata yang dapat membawa keberhasilan dan kebahagiaan. "Semua orang percaya, Bali adalah pulau yang membawa keberhasilan dan kebahagiaan," imbuhnya.

Di tempat yang sama, Menteri Ekonomi Korea Selatan Choi Joong Kyung mengungkapkan, penandatangan ini sangat berarti untuk peningkatan perekonomian antara kedua negara. "MoU yang ditandatangi penting untuk langkah selanjutnya," katanya.

Choi Joong Kyung berharap, dengan penandatanganan ini, Korea Selatan dapat menjadi rekan dalam pembangunan ekonomi dan industri di Indonesia.

Acara ini dihadiri Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa dan Menteri Ekonomi Korea Selatan, Choi Joong Kyung. Selain itu hadir pula sejumlah pengusaha dari Korea Selatan. Acara ini berlangsung dari 18-19 Mei 2011.

Sumber : DETIKFINANCE.COM

Kapal Perang Indonesia Ikuti IMDEX ASIA 2011



Changi Naval Base, Singapore

SINGAPORE - Sekitar 20 kapal perang dari seluruh dunia, termasuk frigate stealth terbaru, korvet dan kapal perusak, telah tiba di Singapura untuk pameran bertema IMDEX Asia 2011 yang dimulai hari rabu ini (18/5) hingga Jumat (20/5) di Changi Exhibition Centre.

Kapal perang dari beberapa negara yang ikut berpartisipasi seperti Australia, Perancis, India, Indonesia, Republik Korea, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat berlabuh di Changi Naval Base selama tiga hari.

Jimmy Lau, Managing Director "Experia Events" penyelenggara IMDEX Asia, mengatakan event ini penting dan strategis untuk kawasan Asia terutama bagi industri pertahanan maritim untuk membangun kemitraan baru dan memperkuat yang sudah ada. Dia mengatakan:; Dukungan yang kuat dari negara-negara mitra dan perwakilan industri adalah bukti keberhasilan dan reputasi.

IMDEX Asia 2011 akan menjadi tuan rumah lebih dari 70 delegasi VIP dari 42 negara dengan lebih dari 160 perusahaan yang ikut serta, serta Angkatan Laut dan Coast Guard dari 40 negara.

Berikut beberapa kapal perang yang hadir di acara IMDEX Asia 2011 :
• Australia : HMAS Ballarat (FFH155) ANZAC class Frigate
• France : FNS Vendémiaire (F734) Floreal class Frigate, FNS Mistral (L9013) Mistral class LPH
• India (Navy) : INS Delhi (D61) Delhi class Destroyer, INS Kirch (P62) Kora class Corvette
• Indonesia : KRI Diponegoro (365) Sigma class Corvette, KRI Banda Aceh (593) Makassar class LPD
• Republic of Korea : ROKS Choi Young (DDH-981) Chungmugong Yi Sun-sin class Destroyer
• Malaysia : KD Kelantan (FFL-175) Kedah class NGPV
• New Zealand : HMNZS Te Mana (F111) ANZAC class Frigate
• Russia : : RSS Stalwart (72) Formidable class Frigate, RSS Endurance (207) Endurance class LST, RSS Justice (85) Fearless class Patrol Vessel, RSS Bedok (M105) Bedok class MCMV, MV Swift Rescue Submarine Support Vessel, PCG Coastal Patrol Cutter
• Thailand : HTMS Rattanakosin (FSG-441) – Rattanakosin class Corvette
• UK : HMS Richmond (F239) Type 23 class Frigate + Augusta Westland
Merlin Helicopter
• USA : USS McCampbell (DDG 85) Arleigh Burke class Destroyer

Sumber : ASIANMILITARYREVIEW.COM

Tahun 2012 Alutsista Baru Memperkuat TNI AU


EMB 314 Super Tucano akan memperkuat TNI AU pada 2012. (Photo: Embraer)

18 Mei 2011, Bandung (Pen Korpaskhasau): TNI Angkatan Udara kedepan akan semakin bertambah kekuatannya, sampai dengan kwartal pertama tahun 2012 mendatang, diharapkan beberapa alut sista akan datang memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara seperti pesawat Super Tucano , Hibah F-16 dan Radar yang akan ditempatkan di Saumlaki dan Timika.

Hal tersebut disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Komandan Korps Paskhas Marsekal Pertama TNI Amarullah, pada upacara bendera 17an, dilapangan merah Markas Komando Korpaskhas, Lanud Sulaiman, Bandung (18/5).

Menurut Marsekal TNI Imam Sufa’at, perencanaan tersebut, dilakukan berdasarkan analisis dan pengkajian secara logis, sehingga dapat memproyeksikan kebutuhan TNI AU berdasarkan persepsi ancaman dihadapkan pada keterbatasan kemampuan negara dalam membangun kekuatan udara. kekuatan minimal tersebut harus dimiliki dan difokuskan untuk dapat melaksanakan tugas TNI AU dalam mengendalikan wilayah udara nasional secara efisien, mengatasi dua trouble spot, dan mengamankan wilayah Alki.

Kasau Mengingatkan kepada seluruh personel, TNI AU sebagai salah satu komponen pertahanan negara, terus tumbuh dan berkembang seiring dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis. kekuatan Angkatan Udara merupakan salah satu komponen kekuatan yang dapat menjadi “detterent power” dalam upaya menyelesaikan konflik antar negara.

Membangun sebuah angkata udara yang kuat tentunya tidak mudah dan memerlukan dukungan anggaran tidak sedikit. keterbatasan anggaran negara dan tingginya tingkat ketergantungan teknologi, menjadi salah satu penyebab tersendatnya upaya pembangunan TNI Angkatan Udara kedepan. Tambah Kasu.

Mencermati keterbatasan anggaran dan suku cadang, TNI Angkatan Udara telah mengantisipasi dengan beberapa langkah konkrit yang telah disiapkan. diantaranya adalah penggunaan jam terbang saat ini diprioritaskan pada kepentingan operasi dan maintaining skill para awak pesawat, paling tidak dapat mencapai minimum safety flying hours, tuturnya.

Kondisi kedepan Kasau menambahkan, program pembangunan Angkatan Udara kedepan telah disusun dalam postur pembangunan Angkatan Udara sampai tahun 2024 serta kekuatan pokok minimum. dari situlah rencana program TNI Angkatan Udara dilaksanakan, program kerja untuk tahun kedepan telah dibuat sehingga tinggal menentukan kebijakan apa yang akan diambil untuk suksesnya rencan tersebut. kita tidak boleh terlena dan hanyut terhadap keberhasilan yang telah kita capai, akan tetapi kita perlu terus melaksanakan evaluasi terhadap setiap pelaksanaan tugas serta mengidentifikasi permasalahan yang timbul untuk segera dicarikan solusi pemecahannya terbaik.

Menyinggung situasi nasional saat ini Kasau mengingatkan. Integrasi nasional saat ini sedang mengalami ujian yang tidak ringan, beberapa kejadian seperti teror bom buku maupun kasus pencucian otak terhadap para pelajar dan mahasiswa telah meresahkan masyarakat serta dapat menjadi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak segera diselesaikan secara tuntas.

Kasau mengharapkan, seluruh komponen bangsa telah sepakat bahwa negara kesatuan republik indonesia adalah harga mati dan tidak bisa ditawar, untuk itu komitmen tersebut harus tetap kita pegang sampai kapan pun dan dimana pun. kita harus berani bertindak tegas jika ada wacana dan pemikiran yang menginginkan lepas dari nkri, karna hal itu akan menjadi benih bagi daerah lain untuk melepaskan diri dari negara kesatuan republik indonesia.

Mencermati kondisi tersebut, diperlukan peran serta secara aktif seluruh kompenen bangsa, adanya kemauan dari semua unsur untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan bangsa, dengan dilandasi cinta tanah air, rasa kebangsaan, kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan individu atau golongan, serta saling bahu membahu menyelesaikan masalah ini, Tegasnya.

TNI Angkatan Udara sebagai salah satu komponen bangsa yang menjaga integritas keutuhan wilayah NKRI, sangat berkepentingan dalam menyikapi masalah-masalah yang timbul, saya mengajak kepada seluruh prajurit TNI Angakatan Udara, PNS dan keluarganya untuk selalu waspada serta terus mengikuti perkembangan secara seksama, sehingga tidak terjerumus dalam kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga, satuan serta organisasi Angkatan Udara. kita yakin dengan kerja keras, bangsa indonesia, akan mampu untuk berdiri tegak menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

Upacara diikuti pejabat TNI AU dilingkungan Lanud Sulaiman, Wadankorpaskhas, Danlanud Sulaiman, Komandan Insub Lanud Sulaiman, para jebat dan seluruh prajurit dan PNS dilingkungan Lanud Sulaiman.

Sumber: TNI AU

BERITA POLULER