Pages

Tuesday, May 17, 2011

Ban Desak Diakhirinya Penderitaan Palestina Segera

 Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mendesak diakhirinya pendudukan dan penderitaan para pengungsi Palestina melalui perjanjian komprehensif antara Arab dan Israel.
Pernyataan Ban ini muncul sebagai respon atas kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam mengambil langkah yang tepat, dalam sidangnya kemarin (Senin, 16/5) membahas masalah pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pengungsi Palestina di dekat perbatasan Lebanon dan Suriah pada peringatan Hari Nakbah (Petaka Palestina).
Menurut Juru Bicara Ban, Sekjen PBB menegaskan kembali perdamaian Arab-Israel yang adil, berkesinambungan, dan komprehensif yang menjamin martabat dan keamanan bagi semua.
Pada peringatan Hari Nakbah, militer Israel menembak mati sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai lebih dari 110 lainnya.
Selain pernyataan Ban, Presiden Majelis Umum PBB, Yusuf Deiss juga menyerukan perubahan nyata di Dewan Keamanan dalam menangani urusannya.
Deiss menekankan bahwa PBB akan kehilangan kredibilitasnya, kecuali dapat membuktikan tekadnya menyelesaikan isu-isu kunci reformasi, terutama di Dewan Keamanan PBB. (IRIB/MZ)

IRIB

“Perang Dengan Israel Tidak Dapat Dihindari”

 Seorang pengamat terkemuka Mesir, Mahyuddin Halami al-Ghandur menyatakan bahwa generasi revolusioner Mesir tidak menilai penting kesepakatan Kamp David, dan generasi tersebut meyakini bahwa perang dengan Israel merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Al-Ghandur dalam wawancaranya dengan kantor berita Fars hari ini (17/5) menyinggung hubungan Mesir dan rezim Zionis Israel seraya menekankan bahwa kesepakatan perdamaian kedua pihak tidak berarti.
Pengamat Mesir itu menjelaskan bahwa saat ini Duta Besar Israel telah meninggalkan Mesir dan rakyat revolusioner terus mendesak pemerintah untuk segera mengakhiri kerjasamanya dengan Israel dan menghentikan ekspor gas ke Tel Aviv.
Ditambahkannya, masalah ini sangat jelas bahwa generasi revolusioner Mesir menentang Israel dan perang dengan rezim Zionis merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Menurutnya, dalam 30 tahun terakhir Mesir di bawah pemerintahan rezim yang sepenuhnya menjadi antek-antek Israel, namun kini, Mesir telah meraih kembali posisinya sebagai pemimpin dunia Arab.
Kedalaman Strategis Iran-Mesir
Terkait masalah hubungan Iran dan Mesir, al-Ghandur mengatakan, kedua negara memiliki peran penting dan Amerika Serikat tidak ingin keduanya menjalin kerjasama konstruktif.
Dikatakannya, "Jika Anda mengikuti perkembangan terbaru, maka Anda akan mengetahui bahwa negara-negara Teluk (Persia) sangat mendesak Mesir agar tidak memulihkan hubungannya dengan Iran. Hubungan Iran dengan negara-negara Teluk Persia sangat baik lalu mengapa mereka menginterferensi hubungan Tehran-Kairo? Karena ini semua adalah program Amerika Serikat."
"Negara-negara Teluk Persia tidak berarti. Mereka sama dengan angka nol. Seberapa banyak penambahan angka nol, tetap hasilnya nol. Namun jika negara-negara tersebut ditambah dengan Iran, maka tidak akan terjadi apa-apa. Iran berangka benar, dan jika ditambah nol, hasilnya adalah angka Iran," ungkap al-Ghandur.
"Poinnya adalah bahwa Mesir juga merupakan angka benar dan jika ditambah dengan Iran, maka hasilnya akan semakin besar. Dan ini yang tidak diinginkan Amerika Serikat" jelas al-Ghandur.
Jika hubungan Iran dan Mesir pulih, al-Ghandur menegaskan bahwa seluruh masalah akan berubah. Kedua negara memiliki peran sangat strategis dan Amerika Serikat menyadari fakta tersebut. Berbeda dengan negara-negara Arab lain di Teluk Persia, mereka semua tidak bernilai karena angka mereka tetap nol.
(IRIB/MZ/SL)


IRIB

Moskow: Kami Tetap Konsisten Dengan Iran



Moskow menyatakan bahwa pihaknya tetap akan konsisten dengan kesepakatan dan janjinya terhadap Republik Islam Iran sesuai dengan peraturan internasional. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov saat menjawab pertanyaan wartawan Fars News dalam jumpa persnya bersama sejawatnya dari Irak. Dalam kesempatan tersebut Lavrov juga menyinggung sikap negara dunia. Ia mengharapkan seluruh negara juga mematuhi konvensi internasional. "Seluruh negara dunia termasuk Iran harus menghormati undang-undang internasional dan menjalankan pasal-pasal yang tertuang di dalamnya," ungkap Lavrov.
Menlu Rusia di bagian lain pernyataannya mengisyaratkan transformasi terbaru di Timur Tengah dan negara Arab. Ia menandaskan, Moskow menentang keras intervensi asing di urusan internal negara kawasan dan Arab.
Ia menekankan pentingnya penyelesaian isu dan friksi negara Arab melalui rakyat negara masing-masing. Dikatakannya, friksi negara Arab harus diselesaikan oleh rakyat mereka sendiri, adapun opsi militer dalam hal ini tidak dapat diterima. Menlu Rusia juga mengkonfirmasikan kesiapan perusahaan minyak negaranya untuk membantu pengeboran minyak Irak. "Rusia siap bekerjasama dengan Iran di seluruh bidang temasuk ekonomi dan politik," tambah Lavrov.
Perusahaan Rusia siap bekerjasama dengan Irak dalam eksplorasi minyak negara ini dan siap bersaing dengan perusahaan asing lain. Lavrov kemarin tiba di Baghdad dan bertemu dengan sejumlah petinggi Irak termasuk Perdana Menteri Nouri al-Maliki serta ketua parlemen Irak. Lawatan sebelumnya Lavrov ke Irak terjadi pada tahun 2003. (IRIB/Fars/MF)

IRIB

Inilah Strategi 'Psy War' TNI Hadapi Perompak Somalia


(Foto: Dispenal)

17 Mei 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Tak hanya diberangkatkan untuk operasi pembebasan awak Kapal Kargo Sinar Kudus, Satuan Tugas "Merah Putih" TNI yang dipimpin Komandan Marinir Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin ternyata juga menyiapkan strategi "psy war" alias perang urat syaraf menghadapi para perompak.

Strategi ini sebenarnya akan dilakukan setelah pasukan elite TNI, gabungan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Marinir TNI Angkatan Laut, dan Satuan Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat berhasil menduduki kampung perompak Ceel Dhahanaan (El Dhanan). Kampung yang menjadi basis para bajak laut itu akan diduduki untuk mencegah mereka mengerahkan bantuan saat kapal Sinar Kudus disergap pasukan TNI.

“Jaraknya sangat dekat untuk mengerahkan bantuan,” ujar Alfan kepada Tempo, Jumat 13 Mei 2011. Jarak Sinar Kudus yang tengah lego jangkar hanya sekitar 3,5 Nautical Mile saja dari bibir pantai El Dhanan. Hanya sekitar 15 menit, bala bantuan perompak bisa mencapai Sinar Kudus.

Selain untuk menutup bantuan, menduduki kampung perompak yang hanya berjarak 500-600 meter saja dari bibir pantai itu juga sebagai langkah mengambil bargaining position (posisi tawar) dengan para perompak. Apalagi, menurut Alfan, jika perompak sampai menggunakan 20 awak kapal Sinar Kudus menjadi tameng hidup saat pasukan TNI menyerang.

Seperti apa pernyataan provokasi itu? "Bodoh-bodohnya begini, elu mau bunuh 20 orang Indonesia di kapal? gue habisin nih satu kampung," kata Alfan. "Di sini ada anak, istri lu di situ. Saya yakin dia punya rasa kemanusiaan juga, ada rasa takut.”

Menurut Komandan Korps Marinir TNI AL ini, “Saya ambil (cara) psikologis itu. Kami akan punya posisi tawar yang sangat tinggi apabila El Dhanan diduduki. Sayangnya itu tidak terjadi.”

Menurut Alfan, pasukan di bawah pimpinannya tak akan menghancurkan kampung perompak El-Dhanan. Kampung itu hanya akan diduduki untuk memberi ultimatum kepada para perompak agar membebaskan kapal Sinar Kudus dan 20 awaknya. “Saya yakin, saya manusia, kalau disuruh milih antara (melepas) keluarga atau sandera, saya pilih (melepas) sandera,” ujar Alfan.

Menurut Alfan, secara taktis militer, menduduki daratan itu dibenarkan sebagai upaya menutup bantuan dari darat. “Karena pasti mereka (perompak) akan memberikan bantuan,” ujarnya. Lagi pula, Pemerintah Somalia juga sudah mengizinkannya.

Untuk mendukung strategi pendudukan Pantai El Dhanan dan menjalankan "psy war" itu, Satgas TNI juga membawa sejumlah peralatan tempur di KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdana Kusuma yang diberangkatkan ke Somalia. Dua kapal perang TNI AL ini di bawah pimpinan Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat TNI AL, Kolonel (Laut) Taufikurrahman.

Peralatan tempur yang dibawa itu antara lain lima unit tank BMP-3F buatan Rusia dan empat unit artileri holitzer milik Marinir. “Semuanya peralatan berat,” kata Komandan Denjaka, Kolonel (Mar) Suhartono, pemimpin operasi.

Geregetan Tak Kunjung Serang Bajak Somalia, Drum pun Jadi Sasaran

Berhari-hari terkatung di samudera menunggu kepastian operasi memang membosankan. Apa reaksi pasukan TNI begitu tahu opsi militer bukan menjadi prioritas utama pembebasan kapal Sinar Kudus? 185 orang pasukan yang tergabung dalam Satuan Tugas Merah Putih—nama satuan operasi pembebasan sandera awak Sinar Kudus—tentu saja kecewa.

Sebagai obat kekecewaan, mereka sempat melampiaskannya dengan menggelar latihan perang dan menembaki drum-drum sebagai sasaran yang sengaja dilemparkan ke tengah laut.

“Untuk mengobati kekecewaan, sekaligus agar mereka (pasukan) tetap berlatih,” kata Komandan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Marinir TNI Angkatan laut, Kolonel (Mar) Suhartono kepada Tempo, Jumat pekan lalu. “Mereka tentu saja kecewa.”

Suhartono belum lama ini kembali dari Oman, usai memimpin satuan penindak operasi pembebasan sandera Sinar Kudus. Dia membawahi 185 orang pasukan elite TNI gabungan Denjaka, Komando Pasukan Katak dan Intai Amfibi Marinir serta Satuan Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus TNI AD yang diberangkatkan ke perairan Somalia.

Hal senada diungkapkan Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal (Mar) Alfan Baharudin. Menurut Alfan, begitu mendengar kabar tuntutan dipenuhi oleh PT Samudera Indonesia, pemilik kapal Sinar Kudus, semua anggotanya di kapal berteriak: “Waduuh, tuntutan dipenuhi. gue nggak ada kerjaan nih,” ujar Komandan Satgas Merah Putih itu, menirukan ungkapan kekecewaan pasukannya.

Saat tuntutan dipenuhi, Alfan dan sebagian pasukannya tengah berada di atas kapal KRI Banjarmasin, yang sedang menempuh perjalanan menuju perairan Somalia. Sementara dua kapal lain, KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdana Kusuma, sudah lebih dulu tiba.

Para anak buahnya bahkan sempat nyeletuk; “Hantam saja pakai (artileri) howitzer." “Mereka sudah geregetan,” ujar Alfan.

Untungnya, kekecewaan pasukan TNI itu “terobati.” Mereka menembak mati empat orang perompak yang berniat membajak kembali kapal Sinar Kudus. Empat perompak, yang diduga berasal dari kelompok berbeda, menumpang speed boat warna putih dan mencoba mengejar Sinar Kudus. Mereka mencoba menghadang Sinar Kudus setelah enam orang terakhir dari anggota perompak melepaskan sandera dan turun dari kapal.

“Pucuk dicinta ulam tiba. Waktu sandera dirilis, satu kelompok (perompak) mengejar lagi, mau menguasai kembali kapal itu. Kita sikat, habis empat orang,” kata Alfan, dengan berapi-api.

Sumber: TEMPO Interaktif

Saingi China, AS Bikin Pesawat Nirawak Laut


X-47B Pesawat Tempur Uji Coba AS Yang dikendalikan Otomatis Oleh 3,4 Juta Baris Kode Program
 
 
 
Pesawat ini akan ditempatkan di kapal induk AS yang tersebar di perairan Asia.
Selasa, 17 Mei 2011, 06:03 WIB
Denny Armandhanu
Pesawat nirawak Drone milik militer Amerika Serikat (AP Photo)
BERITA TERKAIT

VIVAnews - Militer Amerika Serikat tengah mengembangkan pesawat nirawak berbasis di laut. Diduga  pengembangan persenjataan ini adalah salah satu langkah AS untuk menyaingi China.
Dilansir dari laman Associated Press, Senin, 16 Mei 2011, pesawat nirawak kali ini akan ditempatkan di beberapa kapal induk AS yang tersebar di perairan Asia. Selama ini, AS hanya memiliki pesawat nirawak basis darat yang ditempatkan di Afghanistan, sementara pesawat nirawak basis laut masih memerlukan pengembangan selama beberapa tahun lagi.
Van Buskirk, komandan armada laut AS 7th Fleet, mengatakan bahwa pesawat nirawak yang tengah dikembangkan oleh perusahaan Northrop Grumman ini adalah wujud dari perlunya senjata dan strategi baru untuk mengatasi berbagai persoalan di lapangan.
"Pesawat nirawak yang berbasis di kapal induk memiliki potensi yang besar, terutama dalam meningkatkan jarak serang dan kemampuan intelijen serta mata-mata, dan juga kemampuan dalam melakukan serangan cepat," ujar Van Buskirk.
Pesawat nirawak basis laut ini nantinya dapat terbang sejauh 1.500 mil laut (2.780 km) dengan sedikit bahan bakar selama 50 sampai 100 jam. Jika dibandingkan dengan kemampuan pesawat dengan pilot yang hanya bertahan maksimal 10 jam, pesawat nirawak ini jelas jauh lebih unggul.
Untuk mengembangkan pesawat ini, Northrop Grumman, memiliki waktu enam tahun dengan dana sebesar US635,8 juta atau sekitar Rp5,4 triliun. Prototipe pesawat ini dengan nama X-47B berhasil terbang selama 29 menit pada Februari lalu. Diperkirakan pesawat baru bisa diujicoba pada 2013 mendatang.
Para pengamat militer AS mengatakan bahwa pengembangan senjata baru ini adalah salah satu langkah AS untuk mengimbangi perkembangan persenjataan China. Terakhir, China telah mengembangkan misil penghancur kapal induk yang terbukti berhasil dalam uji coba.
"Modernisasi militer China adalah ancaman jangka panjang sehingga membuat AS harus bersiap untuk wilayah Asia-Pasifik, meningkatkan kemampuan robotik, persenjataan udara dan daratan," ujar Patrick Cronin, analis senior untuk lembaga New American Security.
Cronin mengatakan bahwa China memang masih jauh dari mengungguli kekuatan militer AS, namun dengan perkembangannya yang pesat di bidang persenjataan darat, laut dan udara, keunggulan AS di kawasan pasifik akan terancam. Jika sudah demikian, maka negara-negara sekutunya seperti Jepang dan Korea Selatan juga akan terancam. (umi)

• VIVAnews  

Kapal Yos Sudarso, Pelaksana Misi Penyelamatan MV Sinar Kudus Merapat di Padang

KRI Yos Sudarso-353 saat merapat di pelabuhan Colombo, Sri Lanka, untuk menjemput pasukan komando dan mengisi perbekalan sebelum melanjutkan pelayaran ke perairan Somalia. (Foto: Sri Lanka Navy)

16 Mei 2011, Padang (Republika): Kapal perang KRI Yos Sudarso yang melakukan pasukan misi penyelamatan penumpang kapal MV. Sinar Kudus ke perairan Somalia, merapat di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (16/5).

Berdasar pantauan di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Senin, sekitar pukul 10.00 WIB terlihat warga sekitar menyaksikan dari dekat Kapal Perang KRI Yos Sudarso saat merapat di pelabuhan.

Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada Barat, Kolonel Laut (P) Ariawan, mengatakan ada dua kapal yang pergi untuk melakukan penyelamatan penumpang kapal MV. Sinar Kudus yang disandra bajak laut di Perairan Somalia.

"Kapal yang ikut melakukan penyelamatan adalah KRI Yos Sudarso serta KRI Halim Perdana Kusumah," katanya. KRI Yos Sudarso bersama KRI Halim Perdana Kusumah pada 21 Maret 2011 diberangkatkan dari Kolinlamil Tanjung Priok menuju Kolombo, Sri Lanka.

Pada 29 Maret 2011, tim peneyelamat tiba di Kolombo, untuk melakukan pengisian bekal ulang. "Tim Penyelamat kembali melanjutkan perjalanan menuju Perairan Somalia untuk membebaskan penumpang kapal MV.Sinar Kudus yang di sandra bajak laut," katanya.

Dia menambahkan, dalam pembebasan sandera Sinar Kudus ini anggota yang berangkat merupakan gabungan KRI, pasukan Gultor, Kopasus, Denjaka, Kopaska, dibantu tim pendukung dinas penerangan dan tim khusus penyelam.

"Pasukan tersebut saat berangkat dari Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta bertekad untuk membebaskan penumpang kapal yang disandera para bajak laut di perairan Somalia," katanya.

Dia mengatakan, awalnya pihaknya membayangi para bajak laut yang berjumlah 80 orang dan MV Sinar Kudus yang sedang bergerak.

"Kami mencegah agar jangan sampai ada kelompok bajak laut lain yang mengambil kesempatan. Namun apa yang dikhawatirkan terjadi, dimana pembajak melepaskan tembakan," katanya.

Aksi baku tembak tak dapat dihindarkan lagi, Tim penyelamat berhasil menembak 4 orang bajak laut hingga jatuh ke laut di perairan Somalia, kata Ariawan.

Menurutnya, awak kapal MV.Sinar Kudus berjumlah 20 orang berhasil dibebaskan melalui tebusan oleh Tim penyelamat di perairan Somalia. "Para penumpang kapal MV.Sinar Kudus dibebaskan bajak laut pada 1 Mei 2011 setelah diberikan uang tebusan sesuai dengan permintaan," katanya.

Dia menambahkan, rencananya KRI Yos Sudarso tersebut akan ditempatkan untuk Lantamal II Teluk Bayur Kota Padang. "KRI Yos Sudarso ini ditempatkan di Kota Padang untuk melakukan pengawasan di Perairan Barat Pantai Sumbar," katanya.

Sumber: Republika

Russia may take action over US missile shield


Russia may take action over US missile shield


Russia's deputy defense minister has said action could be taken if the United States deploys its new missile defense system near Russia's borders.
In a news conference on Friday, deputy defense minister Anatoly Antonov said the Russian military was looking at ways to "protect our nation if Russia is not consulted in talks with NATO."
"There is not only talk, some serious work is also being done," Antonov said. "The Defense Ministry should allow for the worst possible scenario."
His comments come just hours after Russian Foreign Minister Sergei Lavrov told reporters in Kazakhstan that the talks were going through a complicated phase.
"So far this matter is proceeding with difficulty, but the [U.S.] Secretary of State [Hillary Clinton] has assured us that measures are being taken on her side," Lavrov said.
Lavrov added that he had met Clinton during an Arctic Council meeting in Greenland on Thursday and had discussed missile defense.
"We agreed that it was necessary to give a political impulse to the work of experts, so that before our two presidents meet in Deauville for the G8 summit it will be possible to set out some results," Lavrov said.
The United States and Romania announced last week a deal to deploy missile interceptors in Romania as part of its plan to erect a missile shield over Europe.
The move immediately drew criticism from Russia, which fears the scheme may compromise its security by weakening its nuclear missile arsenal.
But U.S. Undersecretary of State Ellen Tauscher said Moscow need not worry.
"We have good relations with Russia. We have just ratified the New START treaty, we are working together on various other issues," she was quoted as saying in media reports last week.
"It is a system that will defend NATO and, if Russia chooses to work with us in a cooperative manner, the system will defend Russia, too."
Russia agreed to cooperate on NATO's European missile defense program at a NATO summit in Lisbon last year.

BERITA POLULER