Pages

Tuesday, May 17, 2011

Russian warship to visit Singapore, Indonesia


Russian Pacific Fleet's destroyer Admiral Panteleyev will visit Singapore and Indonesia on May 16-27 to take part in IMDEX-2011 naval exhibition and hold joint drills with the Indonesian navy.
The biennial IMDEX Asia International Maritime Defense Exhibition (IMDEX) is held in Singapore on May 17-19.
"Russian warships have taken part in this exhibition several times in the past," the fleet's spokesman Capt. 1st Rank Roman Martov said. " For instance, Russian missile cruiser Varyag - the flagship of the Pacific Fleet - visited Singapore on the same occasion in 2009."
Admiral Panteleyev, an Udaloy class destroyer, will stay in Singapore until May 20 before departing for Indonesia where it will take part in anti-piracy drills with the Indonesian navy.
"During the visit, the Russian and Indonesian warships will hold anti-piracy exercises," Martov said adding that the simulated mission would involve the rescue of a tanker seized by pirates.
The Russian destroyer will stay at the port of Makassar in eastern Indonesia on May 25-27.
Admiral Panteleyev took part in the international anti-piracy mission off the Somali coast in 2009.
The warship seized a boat carrying 29 suspected pirates, believed to have been involved in an unsuccessful attack on a Russian-crewed oil tanker en route to Singapore.
The destroyer also prevented a pirate attack on a cargo vessel while escorting a convoy of six merchant ships.
MOSCOW/VLADIVOSTOK, May 16 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

Monday, May 16, 2011

Russian naval ships to visit Singapore, Indonesia


The Admiral Panteleyev. Photo: RIA Novosti
Print Email Add to blog
An anti-submarine ship and a rescue tugboat from Russia’s Pacific Fleet are heading for Singapore and Indonesia.
The Admiral Panteleyev and Fotii Krylov are scheduled to reach their first destination on May 16 to take part in IMDEX-2011 international arms show.
On May 20 the two ships will head for the Indonesian port of Macasar for participation in a joint anti-piracy drill with the Indonesian Navy. 

http://english.ruvr.ru/2011/05/03/49755125.html

Hibah F-16 Dijadwalkan Akan Diterima Akhir Tahun 2011


JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Erris Herryanto mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini belum mengirim tim ke Amerika Serikat untuk mengecek kondisi pesawat tempur F-16 yang akan di hibahkan AS.

Rencananya, hibah F-16 akan dilakukan pada akhir tahun 2011 ini kepada Pemerintah Indonesia. “Tim belum dikirim, sekarang ini masih proses administrasi,” kata Marsekal Madya TNI Erris Herryanto saat dihubungi Jurnal Nasional, Kamis (12/5).

Erris menjelaskan, secara resmi hingga saat ini tim belum terbentuk. Sedangkan, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro mengatakan TNI AU akan membentuk tim penilai kondisi pesawat tempur tersebut. “Tim akan dibentuk dalam waktu dekat, kemudian berangkat (ke AS) melihat kondisi pesawat,” kata Bambang Samoedro.

Pada kesempatan itu, Bambang belum menyebutkan siapa saja yang masuk dalam tim tersebut. Menurut Bambang, semua kondisi pesawat tersebut dalam kondisi baik.

Pesawat F-16 Lama Akan di Upgrade

Sementara itu Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (12/5) mengatakan hibah pesawat F-16 dari Pemerintah AS akan menimbulkan effect deterrence (efek penangkal).


Pesawat tempur F-16 yang di cadangkan USAF di Tucson-Arizona

“Hasil kajian TNI AU memang akan menimbulkan effect deterrence. Mengapa demikian, meskipun hibah tapi tipenya dan sistem persenjataannya lebih tinggi dari F-16 yang dimiliki sekarang,” kata Panglima TNI.

Panglima menjelaskan, F-16 yang kita miliki sekarang akan di up-grade sama dengan yang dihibahkan. Dengan demikian, lanjut Panglima TNI, dari segi jumlah dan kemampuan akan menimbulkan effect deterrence yang lebih baik daripada hanya membeli satu yang baru dengan jumlah uang yang sama.

Sumber : JURNAS

Marinir Beli Senjata Antiserangan Udara dari Swiss



Oerlikon Contraves/Rheinmetall, jenis senjata artileri pertahanan udara yang dibeli Korps Marinir

JAKARTA - Korps Marinir TNI AL akan menambah tujuh perangkat senjata anti serangan udara baru pada tahun ini. Persenjataan seharga total US$ 15 juta atau Rp 135 miliar itu sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk pengamanan serangan dari udara.

"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun ini," kata Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin kepada Tempo di kantornya di Kwitang, Jakarta, Jumat (13/5). Senjata berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35 milimeter ini dibeli dari Swiss, namun perakitannya dilakukan oleh perusahaan di Cina.

Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara, senjata ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian senjata akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Semua senjata ini dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion Artileri Pertahanan Udara Marinir guna mengganti peralatan lama yang sudah tua.

Korps Marinir, kata Alfan, juga akan membeli lagi tambahan kendaraan tempur amfibi BMP3F buatan Rusia sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion. Dengan penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri. Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit Januari lalu.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM

Lanud Tarakan Buat Apron Untuk Pesawat Tempur


TARAKAN - TNI AU tetap kerahkan beragam pesawat memantau perkembangan perairan RI di Blok Ambalat, Kaltim. Komandan Lanud Tarakan, Letkol Nav Budi Handoyo, mengatakan Mabes TNI mengintruksikan tugas rutin mengerahkan beragam pesawat untuk pengintaian meski tidak ada indikasi pelanggaran kewilayahan.

Patroli dan pengamanan kawasan udara Ambalat juga menggunakan pesawat intai Boeing 737-200 dan Hercules yang standby on call (siaga terbang) di Lanud Tarakan. “Sepekan lagi kami kedatangan pesawat Sukhoi untuk operasi Ambalat, ungkapnya sambil mengecek fasilitas runway di Bandara Juwata Tarakan yang bertipe C ini. "Lanud Tarakan kini tengah menunggu perpanjangan runway,” jelasnya.

Menurutnya, wilayah udara Kota Tarakan sebagai pulau terluar dalam pengamanan, menjadi kawasan penyiapan operasi yang dilaksanakan TNI AU. Kota Tarakan menjadi pangkalan pengamanan perbatasan dengan Negara Malaysia, sehingga beberapa fasilitas pendukung perlu dipersiapkan, seperti apron untuk parkir pesawat.

“Selama ini pesawat take off (lepas landas, Red.) dari Makassar. Kalau dikondisikan standby di Tarakan akan jauh lebih baik. Kendalanya di Lanud belum ada apron sendiri. Bulan ini sudah ada pengukuran rencana membangun apron, semoga cepat terealisasi,” ungkapnya.

Luas bangunan apron tambahnya, memerlukan 2-3 hektare untuk menampung pesawat tempur dan pesawat intai. Dalam bulan ini saja direncanakan 4 pesawat yang masuk. “Standarnya apron yang dibangun nanti bisa menampung pesawat Sukhoi, F-16, F-5 dan Hawk. Rata-rata 6 pesawat lah nanti bergantian dengan pangkalan lainnya,” tambahnya.

Jumlah personel di Lanud tipe C ini diperkirakan juga akan bertambah secara bertahap. Idealnya terdapat 120 anggota. Saat ini baru ada 70 anggota, namun dipastikan mampu meng-cover pengamanan. "Kami terus berbenah, dan berkoordinasi dengan satuan samping lainnya di Tarakan,” tutupnya.

Sumber : KALTIMPOST

USGC Hamilton (WHEC 751) Diserahkan ke Filipina


Upacara mempensiunkan USGC Hamilton di San Diego, 28 Maret 2011, setelah beroperasi 44 tahun. (Foto: Petty Officer 2nd Class Sondra-Kay Kneen-Rivera)

16 Mei 2011, California (Berita HanKam): USGC Hamilton (WHEC 751) resmi diserahkan ke pemerintah Filipina oleh Amerika Serikat di Alameda, California, 13 Mei 2011. Kapal diterima oleh Duta Besar Filipina untuk AS Jose Cauisia Jr. mewakili pemerintah sedangkan Kapten Antonion Habulan Atase Pertahanan di Washington, mewakili Angkatan Bersenjata Filipina. USGC Hamilton saat ini berada di fasiltas US Coast Guard di Alameda, California. Kapal akan berlayar ke Filipina menyeberangi Samudera Pasifik pada Agustus tahun ini. Para awak kapal telah berlatih di Amerika Serikat sejak Februari hingga 30 Juni.

Angkatan Bersenjata Filipina mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kapal perang akan dioperasikan Angkatan Laut Filipina sebagai “Patriol Frigate”. Nomer lambung kapal PF15 dengan klasifikasi sebagai kapal tempur permukaan dengan kode P, F kode Frigate sedangkan 15 jumlah inventori AL Filipina untuk kapal perang jenis PF.

Pemerintah Filipina mengeluarkan dana pembelian kapal 450 juta peso, dana operasional selama dua tahun diperkirakan 120 juta peso akan ditanggung oleh Kementrian Energi. Karena kapal ditugaskan menjaga keamanan ladang minyak bumi dan kegiatan eksplorasi di Palawan dan Laut Sulu.


USGC Hamilton dipensiunkan 28 Maret 2011 setelah bertugas 44 tahun di Coast Guard. Hamilton berukuran 378 kaki dan lebar 42 kaki, kapal terbesar yang pernah dibangun untuk Coast Guard. Ditenagai dua mesin diesel dan dua turbin gas. Turbin gas mampu menghasilkan 1800 tenaga kuda dan dapat menghasilkan kecepatan hingga 28 knot, sedangkan dua mesin diesel menghasilkan 3500 tenaga kuda dimana menghasilkan kecepatan 17 knot tanpa pengisian bahan bakar sejauh 9600 mil laut.

BRP Gregorio del Pilar (PF-15) akan menjadi kapal perang terbesar yang dimiliki AL Filipina, dipersenjatai meriam Oto Melara 76 mm, dikontrol sistem kontrol penembakan MK92. Serta mempunyai hanggar yang mampu menampung satu helikopter.

Komodor Miguel Jose Rodriguez juru bicara AB Filipina mengatakan Filipina berencana membeli dua kapal kelas Hamilton, sebagai bagian dari modernisasi AL Filipina.

Sumber: Philippine Navy

Tim Patroli Indobatt di Lebanon Selatan



14 Juni 2011, Lebanon Selatan (ANTARA News): Sejumlah anggota TNI yang tergabung dalam Indobatt dengan menggunakan dua kendaraan tempur (ranpur) BTR-80A saat melakukan patroli di area operasi Kompi Charlie, Indobatt, di desa Az Ziqiyah dan Deir Syirien Deir, Lebanon Selatan, Jumat, (13/5). Kegiatan patroli ini rutin dilakukan setiap saat, dengan tujuan memantau situasi keamanan di area operasi Indobatt sebagai upaya preventif untuk mencegah segala hal yang tidak diinginkan. (Foto: ANTARA/HO-Puspen TNISertu Mar Kuwadi/ed/NZ/11)

Sumber: ANTARA Foto

BERITA POLULER