Pages

Thursday, May 5, 2011

Tiga F-16 Terpaksa Mendarat di Soekarno-Hatta

Kamis, 5 Mei 2011 17:37 WIB | 832 Views
Ilustrasi F16 Angkatan Udara Republik Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Tiga pesawat F-16 Fighting Falcon terpaksa mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta, saat usai melakukan patroli udara pengamanan KTT ke-18 ASEAN, karena hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya.

Seperti beberapa hari sebelumnya, pada Kamis, satu flight F-16 Fighting Falcon melakukan patroli udara pengamanan KTT ASEAN 2011.

Patroli dilakukan bergantian rutin, sejak pagi hingga siang, bahkan sore dan malam.

Namun, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak pagi, membuat tiga pesawat F-16 terpaksa menunda "kepulangannya" ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dengan mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Kehadiran satu flight pesawat tempur F-16 itu merupakan bagian dari Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/Komandan Komando mengatakan, "Satgaspamwilud akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN,".

Selain pesawat tempur, helikopter dan satuan radar, pengamanan udara selama KTT ke-18 ASEAN juga didukung peralatan CMOV (Communication and Monitoring Observation Vehicle) and COMOB (Communication Mobile) dan Jammer Mobile yang dimiliki Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI.

Alat itu berfungsi sebagai komando pengendali utama Pangkohanudnas dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan Kohanudnas.

Dalam operasionalnya peralatan tersebut berfungsi sebagai alat memonitor data radar dan komunikasi dengan pesawat dalam latihan, selain itu peralatan ini juga dilengkapi dengan sarana interconnect yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara Kohanudnas dengan satuan jajaran.
(R018)


ANTARA

Thailand Puji Indonesia `Sangat Menjanjikan`

Kamis, 5 Mei 2011 20:28 WIB | 1491 Views
KTT ASEAN (ANTARA/Andika Wahyu)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Thailand memandang penting keketuaan Indonesia karena perannya dinilai `sangat menjanjikan` bagi ASEAN yang lebih kuat, apalagi posisi Indonesia adalah negara terbesar di wilayah Asia Tenggara.
"ASEAN akan berubah pada tahun 2015. Kami berharap kepemimpinan Indonesia di ASEAN bergerak ke arah yang tepat dan arah yang juga kami tuju," kata Deputi Menteri Perdagangan Thailand Alongkorn Pollabutr kepada ANTARA News usai pertemuan Forum Ekonomi ASEAN-Uni Eropa di Jakarta, Kamis.
Alongkorn melihat Indonesia tidak saja terbesar di Asia Tenggara dalam konteks jumlah penduduk, namun juga terbesar dalam konteks kelembagaan.
Alongkorn memuji habis posisi Indonesia dengan secara khusus menyorot besarnya postur ekonomi dan stabilitas nasional Indonesia yang disebutnya akan membawa ASEAN ke garis akhir yang mempersatukan ASEAN secara langgeng.
"Kita butuh kapal yang besar yang lebih stabil untuk bergerak arah yang tepat dan menghubungkan tujuan yang kita harapkan," katanya dalam perbincangan singkat itu.
Ia membandingkan, selama keketuaan Thailand lalu, ASEAN telah dibawa kepada era baru menuju keterhubungan (connectivity).
Namun era baru itu tak hanya membutuhkan infrastruktur, namun juga lembaga tinggi dan lembaga wilayah dari kelembagaan itu demi menghubungkan ASEAN kepada kelompok di luar wilayah dan mempejuangkan organisasi kawasan ini untuk menjadi pemenang. Dan itu semua, katanya, dimiliki Indonesia.
"Indonesia bisa membuat ASEAN menjadi lembaga yang terbuka," pungkas Alongkorn yakin. (*)

ANTARA

Malaysian And Aussie Navies In Joint Exercise


06 Mei 2011

HMAS Ballarat-155 frigate (photo : Militaryphotos)
MELBOURNE, (Bernama) -- The Australian and Malaysian navies are taking part in a week-long exercise called "Mastex", a bilateral maritime warfare exercise being conducted in the Straits of Melaka since Tuesday.

Anzac class frigates HMAS Parramatta and Ballarat are involved in the exercise, alongside Royal Malaysian Navy's corvettes KD Lekiu and KD Kelantan, the Australian Defence Force said in a statement.

KD Lekiu-30 frigate (photo : Militaryphotos)
It said Mastex would provide the opportunity for both navies to improve their operations and mutual understanding in common aspects of naval warfare. The exercise will also involve the use of multinational air assets.

Commanding Officer of HMAS Parramatta, Commander Heath Robertson, said the opportunity to work alongside a close regional partner would be of great benefit to both navies.

KD Kelantan-175 corvette (photo : Militaryphotos)
"Exercising with the Royal Malaysian Navy and operating in a joint environment will enable techniques to be practised and improved in the area of maritime security, including anti-surface, anti-air and anti-submarine warfare scenarios," he said.

The statement said this year marked the eighth iteration of the Mastex series which underscored the long-standing and mature relationship that Australia had with Malaysia, and recognised that the two nations shared a common interest in the stability and security of the Southeast Asian region.

HMAS Parramatta-154 frigate (photo : Deagel)
The Royal Australian Navy maintains a regular bilateral exercise programme with Malaysia, with both nations also engaging in multilateral exercises under the Five Power Defence Arrangements framework.

(Bernama)

Komando Pasukan Khusus TNI Tingkatkan Sinergi


(Foto: Getty Images)

6 Mei 2011, Jakarta (Suara Karya): Komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan komando pasukan khusus TNI Angkatan Darat, sepakat untuk memantapkan sinergi, agar mampu melaksanakan tugas pokok menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lebih utuh dan kuat.

"Pertemuan ini untuk memantapkan kerja sama antara komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat, yang selama ini sudah berjalan baik," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk F Paulus di Jakarta, Kamis (5/5).

Laksamana Tri Prasodjo mengatakan, beragam ancaman yang terjadi saat ini memiliki kekuatan tri matra, darat laut dan udara. Karena itu, TNI juga harus menghadapinya dengan kekuatan penuh yang saling bersinergi dan terintegrasi dengan baik, yakni melalui kerja sama antarsatuan khusus masing-masing angkatan yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

"Tanpa ada sinergi yang baik dan utuh antarsatuan khusus masing-masing angkatan maka beragam ancaman yang ada akan sulit untuk diatasi secara maksimal," kata Tri seperti dikutip Antara.

Dia mencontohkan, pembebasan kapal "Sinar Kudus" yang dibajak oleh perompak Somalia, yang melibatkan Komando Pasukan Katak (TNI Angkatan Laut), Kopassus dan Kostrad. "Kerja sama dan sinergi antarsatuan khusus di masing-masing sangat perlu untuk ditingkatkan sesuai dengan pola dan tingkat ancaman yang beragam," kata Tri menambahkan.

Latihan gabungan antarsatuan khusus dari ketiga angkatan rutin dilakukan untuk meningkatkan koordinasi, kerja sama sehingga terwujud satu kekuatan yang utuh dalam menghadapi beragam tingkat dan pola ancaman yang ada.

Sumber: Suara Karya

Tiga Prioritas Ketua ASEAN

Kamis, 5 Mei 2011 12:46 WIB | 742 Views
Seorang wanita melintas di depan poster berisi bendera negara-negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang terpampang di area Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (4/5). Berbagai atribut ASEAN dipasang di berbagai sudut kota guna menyambut perhelatan regional ke-18 tersebut yang puncaknya akan berlangsung pada 7-8 Mei 2011 dan dihadiri oleh 10 pimpinan negara ASEAN. (ANTARA/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sebagai ketua ASEAN memiliki tiga prioritas utama yang ingin dicapai sepanjang 2011, salah satunya adalah kemajuan siginifikan dalam upaya mewujudkan Masyarakat ASEAN 2015.

"Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia memiliki tiga prioritas utama, pertama memastikan kemajuan signifikan dalam upaya mewujudkan Masyarakat ASEAN 2015," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaan KTT Bisnis ASEAN-UE di Balai Sidang Jakarta, Kamis.

Presiden menilai, bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN hal itu berarti suatu upaya untuk memperluas dan memperkuat peran ekonomi ASEAN sebagai mesin pertumbuhan.

Namun, kata dia, visi Indonesia untuk ASEAN juga termasuk mempersempit kesenjangan pembangunan di antara negara-negara ASEAN.

"Kami perlu mencapai ASEAN yang lebih adil dan inklusif," katanya.

Menurut Presiden, hal itu dapat dicapai melalui pembangunan infrastruktur dan keterhubungan ASEAN karena kedua hal itu tidak hanya bertujuan untuk efisiensi namun juga mengurangi kesenjangan. "Itu juga membuka peluang investasi," kata Presiden.

Prioritas kedua, kata Presiden, adalah memperkuat kohesi ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan Asia Timur yang lebih luas.

Hal tersebut, menurut Presiden, melibatkan koordinasi kebijakan makro ekonomi, misalnya untuk mengatasi tantangan terhadap ketahanan pangan dan energi, serta perubahan iklim.

Prioritas yang ketiga, lanjut Kepala Negara, adalah memastikan kesepakatan-kesepakatan kawasan dapat berkontribusi pada kesepakatan global.

"Peningkatan keterlibatan ASEAN di forum internasional, seharusnya tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan, namun juga menorong investasi di kawasan dan ketahanan terhadap krisis pada masa mendatang," katanya.

Para pemimpin ASEAN akan menggelar pertemuan puncak ke-18 di Jakarta pada 7-8 Mei guna membahas isu-isu kawasan dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.

ASEAN terdiri atas Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura dan Vietnam. Sembilan Kepala Negara telah memberikan konfirmasi kehadiran, kecuali Singapura karena bertepatan dengan pemilihan umum di dalam negeri.
(G003/N002) 


ANTARA

PT Dirgantara Serahkan Pesawat CN235-220 AT ke Senegal


Seorang wartawan memotret pesawat CN235-220 AT versi VIP, yang akan diserahkan ke Senegal Air Force, Afrika, di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kota Bandung, Kamis (5/5). Pesawat pesanan negara Senegal yang "free flight"nya dilaksabakan hari ini, merupakan modifikasi dari pesawat CN235-110 eks pesawat Merpati Nusantara Airline (MNA). (Foto: PRLM/Ade Bayu Indra)

5 Mei 2011, Bandung (PRLM): PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan pengiriman pesawat transpor CN-235 kepada negara pemesan dari Afrika, Senegal. Pengiriman pesawat tersebut dilakukan Kamis (5/5) siang ini.

Pelepasan pesawat dilakukan oleh Dirut PT Dirgantara IndonesiaN Budi Santoson didampingi perusahaan penyalur asal Eropa. Rencananya oesawat CN-235 versi VIP tersebut akan menempuh perjalanan selama 2 hari ke Senegal dengan transit di beberapa negara.

Menurut Budi Santoso, dengan dikirimkannya CN-235 ke Senegal, sudah ada total ada 3 pesawat yang ada di Afrika, dua dibeli Senegal, satu unit sebelumnya dibeli Burkina Fasso.

Sumber: PRLM

Wednesday, May 4, 2011

Hebatnya Simulator F-16 di Iswahjudi




Keberhasilan para teknisi simulator F-16A melampaui 2.000 jam operasi bulan lalu merupakan kebanggaan TNI AU dan Wing 3 Lanud Iswahjudi. Melam-bungnya harga suku cadang dari luar negeri, menuntut para teknisi berpikir keras dan bertindak kreatif. Hasilnya, para penerbang F-16 tetap canggih dalam melakukan manuver tempur. Berikut lawatan Angkasa ke Lanud tempur terbesar yang dahulu didirikan Departemen Van Oorlog, Hindia Belanda.
 SIMULATOR F-16 - Mensimulasikan penerbangan yang sesungguhnya./Foto: Faslat Wing - 3 Lanud Iswahjudi

Pembelian satu skadron (12 unit) pesawat tempur canggih fly-by-wire F-16A/B Fighting Falcon dari Lockheed Martin Aircraft System (LMTAS), AS (ketika itu General Dynamics-Forth Worth Division) tahun 1989 mendorong TNI AU, saat itu, untuk juga mengevaluasi rencana pembelian simulatornya. Meskipun harganya mahal (sebanding dengan harga dua unit pesawatnya), namun disadari fasilititas simulator bisa membantu proses familiarisasi (pengenalan) maupun profisiensi keahlian bermanuver dan bertempur bagi para penerbang F-16 tanpa menyebabkan pemborosan bahan bakar dan terhindar dari risiko crash.
Pada 25 November 1995 ditandatanganilah kontrak pembuatan Simulator F-16A kursi tunggal antara TNI AU dengan Thomson Training & Simulation Ltd (TTSL) Inggris, yang sesungguhnya adalah divisi simulator Thomson-CSF Perancis. LMTAS menyokong pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak bagi elemen-elemen pendukung kokpit (cockpit assembly) F-16A yang kalau didata berjumlah ribuan komponen besar dan kecil. Sementara elemen visual seperti image generator, proyektor, sistem head-tracked dibuat oleh Evans & Suherland (E&S), AS, untuk kemudian diintegrasikan di West Sussex, Inggris.
Simulator F-16A ini akhirnya tiba di Tanah Air pada November 1997, kira-kira dua tahun sejak pembuatan, pengintegrasian dan pengujiannya dilakukan. Di Lanud Iswahjudi, proses instalasi selesai pada Februari 1998. Sebulan kemudian, 17 Maret 1998 Simulator F-16A Block 15 OCU (Operational Capabilities Upgrade) milik TNI AU itu resmi digunakan.
Simulasi bertempur
 DOME ASSEMBLY - Merupakan ruangan utama simulator./Foto: Angkasa/Roni Sontani

Mengunjungi Simulator F-16A TNI AU yang bernaung dibawah Wing 3 Lanud Iswahjudi mengingatkan kepada bentuk rupa Planetarium di Jakarta. Bedanya fasilitas ini berukuran mini. Dome Assembly, atau 'rumah' dari simulator berbentuk kubah seperti bola dunia. Dinding bagian dalamnya yang licin sekaligus berfungsi sebagai layar besar untuk menampilkan berbagai gambar panorama yang dipancarkan proyektor. Seperti kegunaan lainnya, dijelaskan Kepala Urusan Pemeliharaan Faslat Wing 3 Kapten Lek Ir Arwin Daemon DW Sumari, bentuk bulat disadari mampu memberikan daerah sapuan (scanning area) lebih luas.
Untuk mempekerjakan simulator tentu saja diperlukan sebuah 'otak'. Di sinilah kinerja dari host computer atau simulator control computer (SCC) bersistem operasi IRIX versi 5.3 yang berbasis UNIX release 4 keluaran Silicon Graphics Inc, AS digunakan. Semua fasilitas ini, kubah serta perangkat besar komputernya, ditempatkan di sudut area Wing 3 Lanud Iswahjudi.
Untuk melakukan simulasi teknik penembakan baik air to ground, air to air maupun maverick digunakan tactical control computer yang merupakan bagian dari sistem pengoperasian komputer instruktur terletak di lantai dua secara terpisah. Dari tempat ini instruktur melakukan komunikasi dan pemanduan terhadap pilot yang ada di dalam kokpit.
Instruktur melihat tampilan pesawat yang dikendalikan pilot melalui komputer di hadapannya. Bagi penerbang yunior, biasanya, yang diberikan adalah pengenalan terbang menggunakan pesawat generasi keempat ini. Diantaranya general flight I, II, dan instrument flight ke beberapa lanud di Pulau Jawa.
Untuk penerbang senior, penggunaan simulator F-16 lebih kepada kesempatan untuk mengasah keterampilan aerobatik maupun penguasaan teknik pertempuran udara. Untuk keperluan ini berbagai program simulasi tempur di-install dalam komputer simulator. Termasuk di dalamnya adalah pertempuran dengan beberapa jenis pesawat tempur canggih lainnya baik yang dibuat AS sendiri maupun buatan Blok Timur.
Melawan Flanker
 COCKPIT F-16 - Mirip sebenarnya./Foto: Angkasa/Roni Sontani

Ketika ditampilkan di layar komputer, diantaranya muncul pilihan F-16 vs MiG-21 Fishbed, MiG-23 Flogger, MiG-29 Fulcrum, dan Su-27 Flanker. Sedang dengan pesawat AS, antara lain F-16 vs F-16, F/A-18 Hornet, dan F-15 Eagle. Sementara wakil Eropa Barat antara lain adalah pembom tempur Mirage-2005. Pilihan bertempur pun tidak hanya sebatas dengan satu pesawat musuh melainkan bisa dengan beberapa pesawat. Misi penghancuran target-target darat juga disediakan. Yakni pemboman areal fixed target maupun sasaran bergerak seperti tank, frigate, dan patrol boat. Untuk melengkapi kegunaan simulator, juga disediakan simulasi air refuelling baik pada kondisi siang maupun malam hari.
Penggunaan setting dari medan pertempuran juga dimasukkan dalam komputer. Dalam sebuah video militer yang dibuat Aviation Week & Space Technology bahkan bisa disaksikan bagaimana para penerbang AS, sebelum turun dalam Perang Teluk 1991, digembleng melakukan simulasi pertempuran melawan kekuatan Irak dengan lanskap padang pasir dan basis-basis penting pertahanan Irak. Tidak heran bila kemudian AS dan sekutunya berhasil menaklukan Irak.
Sebagaimana diketahui, terbang dengan pesawat tempur modern beda halnya dengan mengendalikan pesawat berteknologi manual. Semua data sudah tersaji dalam layar komputer. Maka penerbang tempur di sini lebih berperan sebagai manajer untuk dirinya. Bagaimana ia harus memilih dan mengambil keputusan yang jitu dari data-data yang sudah ditampilkan komputer.
Memperhatikan perangkat kerasnya, cockpit assembly simulator F-16 dibuat sangat mirip dengan aslinya. Namun, beda dengan simulator pesawat transpor sipil, jenis simulator F-16A ini memang jenis fixed-based atau tidak dilengkapi dengan sistem gerak (motion system). Pertimbangan utama tentu karena pesawat tempur mempunyai manuverabilitas sangat tinggi. Sehingga sistem gerak dinilai tidak ekonomis. Meski demikian tidak berarti pilot tidak bisa merasakan gerakan pesawat. Sistem G-seat mechanism digunakan sebagai pengganti untuk memberi efek gerak pesawat terhadap pilot dibantu dengan efek visual dalam layar kubahnya.
Ketika Angkasa turut mencoba terbang dalam simulator ini, sangat terasa sekali kursi gravitasi simulator penempur F-16 menekan-nekan saat mencoba melakukan manuver. Kesan terbang sesungguhnya makin terasa dengan tambahan gemuruh mendengik mirip suara semburan jet buang F-16.
2.000 jam serviceable
 2000 JAM - Simulator milik TNI AU telah mengumpulkan 2.000 jam terbang./Foto: Angkasa/Roni Sontani

Memelihara sebuah simulator canggih berharga mahal, agar tetap on service, dengan sumber daya manusia terbatas di lain pihak adalah suatu perjuangan tersendiri. Arwin mengaku, kendala umum jelas menyangkut suku cadang yang berharga mahal. "Sehingga kami harus berpikir kreatif agar simulator tetap berfungsi dan bisa digunakan untuk menyokong program utama Skadron Udara 3 dalam membina keahlian para penerbang tempurnya," jelas Arwin yang menjadi Ketua In Plant Team Full Mission Simulator F-16 di West Sussex.
Di luar soal suku cadang, para teknisi simulator juga dituntut bisa menyelesaikan sendiri permasalahan menyangkut kerusakan perangkat keras maupun perangkat lunaknya. "Kerusakan perangkat lunak tidak kalah peliknya. Bahkan bisa lebih rumit. Menghadapi perangkat lunak itu 'kan ibarat berhadapan dengan sesuatu yang misterius, karena tidak terlihat," tambahnya.
Suatu ketika, sebuah sub program dalam komputer simulator berubah ownership-nya sehingga proses eksekusi menjadi kacau. Respon yang diberikan pesawat tidak sesuai dengan maksud penerbang maupun instruktur. Untuk menyelesaikannya, teknisi kemudian memutar semua ilmu yang pernah didapatnya. Membuka-buka buku pemograman khusus. "Syukurlah dalam dua jam selesai."
Sedang kerusakan perangkat keras, misalnya, terjadi jika motor pemutar proyektor rusak. Simulator tidak berfungsi utuh. "Bila membeli pengganti harganya 22.000 dollar AS. Kami akali saja dengan proyektor komputer display, harganya jadi lebih murah, cuma 5.750 dollar AS," ungkap Arwin.yang memimpin 17 orang teknisi di lingkungannya.
Memasuki tahun ketiga pengoperasian, pada Kamis (26/7/2001) simulator F-16A mencapai 2.000 jam serviceable. Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI F. Djoko Poerwoko di depan para jajarannya mengatakan," Ini suatu prestasi. Lebih-lebih setelah ditinggalkan teknisi dari Inggris yang hanya satu tahun di sini. Selain itu simulator F-16A juga digunakan oleh AU Singapura, RSAF. Ini menunjukkan bahwa RSAF puas dan percaya dengan simulator kita. Sampai bulan kemarin sudah 21 session dengan jumlah pilot sekitar 80-an orang sejak kesepakatan dicetuskan melalui Good Will Visit RSAF tahun 1999. Pelatihan terakhir dari Skadron 140 pada 22-26 Juli. Penggunaan oleh RSAF pula yang tak dapat dipungkiri 'memperpanjang' umur simulator.
Merunut ke sejarah kesiapan sumber daya manusia yang akan menangani simulator pada awal pembeliannya memang terasa sangat minim sekali. Bahkan hingga sekarang praktis hanya Arwin yang bergelar sarjana elektronika dari ITB yang ada di Faslat Wing 3. Seperti lazimnya para penerbang tempur, para teknisi simulator F-16 di Faslat Wing 3 juga punya callsign. Nama-nama itu mereka ambil dari istilah komputer, seperti Daemon, Cursor, Pixel dan lain-lain. Alih-alih untuk menumbuhkan kecintaan dan semangat kerja. (ron)

sumber:http://simulator-tempur.tripod.com/hebatnya_simulatorf16.html 

BERITA POLULER