Pages

Wednesday, May 4, 2011

”BOLA PINTAR”, YANG TIDAK BISA DIREMEHKAN (SIMULATOR F16 TNI AU)




Gambar :http://simulator-tempur.tripod.com/publikasi/efekg.html


LANUD ISWAHJUDI (4/5),- Memang tidak terlibat langsung dalam operasi udara yang selama ini dilaksanakan oleh Skadron Udara tetapi perannya tidak dapat diabaikan dalam ikut serta mencetak para penerbang tempur terutama penerbang tempur F-16, siapakah dia ?, Si- bola pintar itu ternyata disebut simulator.

          Bersamaan dengan semakin modern-nya Alutsista yang ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Simulator yang keberadaanya di bawah Faslat Wing 3 yang lebih dikenal dengan Fasilitas Full Mission Simulator (FMS) F-16 A-nya, dan merupakan simulator F-16 A tercanggih di Asia yang dilengkapi dengan fasilitas latihan diantaranya Full Mission Simulator, Air Combact Exellence Trainer (ACE-T), Simalted Aircraft Maintenance Trainer (SAMT) dan Hidrolik/Elektric System Maintenance Trainer (H/ESMT).

          Demikian, di sampaikan Mayor Lek M. Noor yang setiap harinya menjabat Kafaslat Wing 3 Lanud Iswahjudi pada briefing pagi di ruang Teddy Kustari, Rabu (4/5), yang dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Ismono Wijayanto, Danwing 3, Kolonel Pnb Samsul Rizal, para Kadis, Danskadron, para Kasi, dan penerbang.

          Menurutnya, semua peralatan yang ditangani merupakan produk yang berbasis teknologi tinggi sehingga ada suatu motto No Limit Except Your Brain yang bermakna bahwa pengoperasian simulator tidak dibatasi oleh ruang dan waktu kecuali kemampuan teknisi simulator untuk menangani sistem yang sangat canggih dan rumit tersebut.

Dalam penggunaanya, simulator memiliki keuntungan dari segi ekonomis, Ready for Use, Safety dan Kontrol lingkungan. Namun membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk dapat memilikinya karena harganya dua kali lipat lebih dari harga pesawat F-16 A.


TNI

Kemenristek Siap Membuat Satelit Telekomunikasi


Andrian Fauzi - detikinet


Ilustrasi (ist)
Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) saat ini tengah menggodok rencananya untuk membuat satelit telekomunikasi yang bisa digunakan untuk pemerintah.

Hal ini diungkap oleh Prof. Dr. Engkos Koswara N., M.Sc, Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Transportasi, Kementrian Riset dan Teknologi saat berbincang dengan detikINET di sela acara ASEAN Workshop to Draft The Implementation Plans of Commite in Science and Technology (COST) Flagship Programmes.

Menurutnya, saat ini pihaknya tengah menggodok rencana pembuatan satelit telekomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Biaya komunikasi yang terlalu mahal menjadi landasan pembuatan satelit tersebut.

"Kita sudah ngobrol dengan tim ITB. Kebutuhannya mendesak karena komunikasi di kita terlalu mahal," katanya saat ditemui di Novotel Bandung, Jalan Cihampelas, Selasa (3/5/2011).

Engkos menambahkan, selama ini biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk komunikasi sangat besar. Besarnya biaya ini dikarenakan harus menyewa bandwith.

"Informasinya, untuk Jardiknas saja perlu Rp 200 jutaan buat sewa bandwith. Kalau kita punya sendiri pasti lebih murah karena tidak perlu bayar sewa ke luar," katanya mencontohkan.

Keseriusan Kemenristek dalam membuat satelit ini pun dibuktikan oleh Engkos dengan menggandeng pihak-pihak yang terkait. Khususnya instansi pemerintah yang membutuhkan akses komunikasi.

"Minggu depan saya akan bicara dengan pihak lain yang berkepentingan. Seperti Migas, Hankam, Diknas, Dinkes, TNI dan Polri. Mereka ini kan juga membutuhkan. Ayo kita sama-sama duduk bareng, membicarakan ini," katanya.

Selain Kemenristek, LAPAN juga tengah menyiapkan satelit. Namun satelit ini adalah satelit terestrial. "LAPAN juga lagi buat. Tapi satelit terestrial. Mudah-mudahan sih ada komunikasinya juga. Jadi kan bisa membantu," harapnya.

Di masa lalu, Indonesia termasuk sebagai negara yang mampu memproduksi satelit. Bahkan menempati posisi nomer 3 di Asia yang mampu membuat satelit.

"Dulu kita nomer tiga loh. Sekarang kenapa ngga bisa? Bisa dan harus bisa terealisasi satelit ini," katanya saat ditanya kemungkinan keberhasilan proyek ini.

detik

Meshal: Revolusi Mesir Berjasa Besar dalam Rekonsiliasi Palestina



Khaled Meshal (kiri) dan Amr Moussa
Ketua Biro Politik Hamas, Khaled Meshal, menekankan dukungan negara-negara Arab atas kesepakatan rekonsiliasi Palestina seraya mengatakan, "Semangat baru yang terhembuskan pasca revolusi bangsa Mesir, sangat berperan besar dalam realiasi kesepakatan rekonsiliasi itu." Kantor berita Fars (4/5) melaporkan, hal itu dikemukakan Khaled Meshal kemarin (3/5) dalam konferensi pers bersama Sekjen Liga Arab, Amr Moussa, di markas besar Liga Arab di Kairo.
Amr Moussa menambahkan bahwa pihaknya bertemu dengan banyak delegasi dari berbagai kelompok Palestina dan mereka semua menekankan pentingnya rekonsiliasi dan persatuan dalam barisan kelompok muqawama.
Lebih lanjut Moussa menjelaskan bahwa negara-negara Arab juga mengakui dan mendukung kesepakatan rekonsiliasi Palestina itu.
Sekjen Liga Arab mengapresiasi seluruh upaya Mesir dalam membantu merealisasikan kesepakatan damai Palestina serta menyampaikan selamat kepada seluruh kelompok Palestina atas kesepakatan historis tersebut.
(IRIB/MZ)


IRIB

Iran Produksi Massal Rudal Jelajah Baru

 Seorang komandan senior Iran mengatakan, Angkatan Udara Republik Islam Iran telah berhasil memproduksi persenjataan pintar, termasuk rudal jelajah baru.
"Iran telah memproduksi dan menguji rudal jelajah baru, yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan kapal perang," kata Wakil Komandan Operasi Angkatan Udara Iran Jederal Mohammad Alavi, seperti dikutip IRNA pada hari Ahad (1/5).
Dia menambahkan bahwa para ahli Iran juga berhasil mengubah struktur rudal darat menjadi rudal udara dan memasangnya pada pesawat pembom militer Iran.

Lebih lanjut, Jenderal Alavi menuturkan, Iran juga telah memproduksi bom ultra-berat dengan tonase besar dan kemampuan destruktif yang tinggi. Dia berharap para pakar Iran akan membuat prestasi besar yang berkaitan dengan perang elektronik.
Dia mengingatkan negara-negara tetangga dan regional bahwa Angkatan Udara Iran sepenuhnya siap melawan setiap ancaman.
Pada tanggal 18 April, Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, militer Iran telah dilengkapi dengan rudal jelajah baru dan sistem pertahanan rudal.
"Baru-baru ini, kita menyaksikan uji penembakan sistem pertahanan negara, rudal Shahin dan Shalamcheh, dan telah diserahkan ke berbagai unit militer," tambahnya.
Vahidi menandaskan, rudal Zafar - rudal jelajah tercepat - bersama-sama dengan sistem lain, secara substansial dapat meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah menorehkan prestasi besar di bidang pertahanan dan mencapai swasembada peralatan penting militer. Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, negara ini telah memulai kampanye untuk kemandirian dalam industri pertahanan dan meluncurkan proyek-proyek militer.
Pada tanggal 16 April lalu, Iran berhasil menguji coba sistem pertahanan rudal baru yang diberi nama Sayyad-2 (Hunter II) dan dalam waktu dekat akan dilibatkan dalam operasi militer. Rudal ini memiliki kemampuan bersaing dalam perang elektronik dan juga dapat diandalkan dalam menghadapi sistem radar musuh.
Sayyad-2 adalah versi penyempurnaan dari sistem pertahanan rudal Sayyad-1. Sistem ini terdiri dari rudal dua tahap yang dapat menarget semua jenis pesawat tempur, termasuk pesawat pembom, di jarak menengah dan tinggi. Sistem tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak 200 kilogram dan dapat bergerak menuju sasaran dengan kecepatan 1.200 meter per detik.
Iran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara didasarkan pada pertahanan. (IRIB/RM/PH)

irib

Israel Siapkan Diri Menghadapi Perang Multi-Fron

t Jane's Defense Weekly (JDW), sebuah majalah militer terbitan Israel melaporkan bahwa rezim Zionis beberapa waktu lalu menggelar manuver militer yang dilakukan sangat rahasia. Sumber Zionis itu menjelaskan bahwa latihan itu dimaksudkan meningkatkan kesiapan militer Israel dalam menghadapi perang multi-front.
Fars (2/5) melaporkan, JDW menambahkan manuver militer itu berlangsung selama sepekan dimulai tanggal 31 Maret dan hasilnya selesai dianalisa dalam beberapa waktu lalu.
Menurut sumber tersebut, Israel saat ini tengah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan perang multi-front di kawasan. Menuver itu tidak menggunakan peluru tajam dan tidak ada operasi luas di darat. Namun poin pentingnya adalah bahwa manuver itu diikuti oleh seluruh panglima dari berbagai jajaran militer Israel.
Para pengamat berpendapat bahwa Israel terpaksa mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk perang dari berbagai sisi menyusul transformasi terbaru di Timur Tengah. (IRIB/MZ)

IRIB

Russia orbits military communications satellite


The Meridian 4 satellite is carried by a Soyuz-2.1a rocket.
04:13 05/05/2011
A Russian Meridian series military communications satellite has been put into a designated orbit, a spokesman for the Russian Space Forces said on Thursday. A Soyuz-2.1a rocket carrying the Meridian 4 satellite lifted off from the Plesetsk space center in northern Russia at 09.41 pm Moscow time (17:41 GMT) on Wednesday.
"A Soyuz-2.1a carrier rocket with a Fregat booster has successfully orbited a Meridian satellite," Lt. Col. Alexei Zolotukhin said.
The official said that a communication link with the Meridian 4 had been established, and the satellite's on-board systems were operating without glitches.
The Meridian 4 satellite is the fourth in a series of military communications satellites which are being launched by Russia to replace the ageing Molniya system.
Russia has more than 100 satellites in orbit. Two-thirds of them are military or dual-purpose spacecraft.
MOSCOW, May 5 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

First New Turkish Tank Prototype Ready

First New Turkish Tank Prototype Ready

The Turkish National Tank Manufacturing Program (MITUP) is moving forward with the prototype of Turkey's first national tank, set to be unveiled on May 10 at [the International Defense Exhibition and Fair, IDEF] in Istanbul.
National Defense Minister Vecdi Gonul announced the unveiling on April 30, stating the new tank would be an upgrade compared to those tanks in the inventory of the Turkish armed forces. Turkey currently operates Leopard 1A and 2A models, as well as ex-U.S. Army M60s and ex-West German M48s.
The new Turkish tank - called the "Altay" - has been designed by South Korea's Hyundai Rotem in tandem with Turkish automobile company, Otokar. In the competition for main foreign subcontractor on the contract, Rotem beat out Germany's KMW by full technology transfer of its new K-2 Black Panther main battle tank (MBT) design.
The new Altay tank will comprise about 60 percent of the technology used in the South Korean K-2.
The cost of the Atlay project is estimated at $500 million, with four prototypes to be produced and delivered by 2015.
 

BERITA POLULER