Pages

Wednesday, April 27, 2011

Jet Siluman China dan AU Kita



Rumored J-20 Stealth Fighter Undergoes Tests: Report
J-20 cina


KFX versi 101 (Chosun)(kerjasama RI - Korsel)
Sejak Perang Teluk 1991, dunia militer dibuat terpesona oleh kekuatan udara. Seolah membenarkan apa yang dulu diramalkan.
Para penganjur kekuatan udara, seperti Giulio Douhet, William Mitchell, atau Alexander de Seversky, pernah meramalkan, perang dapat dimenangi oleh kekuatan udara. Meski tak semuanya sepakat, apa yang terjadi dewasa ini membesarkan keyakinan itu.
AS, Rusia, dan Perancis, serta kemitraan Inggris-Italia-Jerman-Spanyol, memperlihatkan capaian mengesankan dalam pembuatan jet tempur pada pengujung abad ke-20. Namun, ingin jadi yang paling unggul di udara, AS memelopori pembuatan jet tempur yang lebih canggih lagi, melibatkan teknologi stealth, yang membuat pesawat tak bisa atau amat sulit dideteksi oleh radar lawan.
Setelah mewujudkan dalam pesawat F-117 Nighthawk (yang kini sudah dipensiun), AS kini mengoperasikan pesawat keunggulan udara paling maju di dunia, yakni F-22 Raptor.
Rusia, yang menjadi seteru utama semasa Perang Dingin, sebenarnya juga tak mau kalah. Ia juga punya program jet tempur canggih, seperti Su-47 Berkut atau Su-37, yang punya kemampuan membelok-belokkan dorongan jet (thrust vectoring), yang menambah kelincahan manuvernya.
Kemarin kita baca di harian ini, China juga mengembangkan jet siluman yang diberi kode J-20. Langkah China masuk akal karena tanpa didukung oleh pesawat paling mutakhir, yang dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi kelima, percuma saja kekuatan yang ada.
Kita juga tidak bisa mengabaikan semua perkembangan di atas, yaitu munculnya jet canggih tidak kasatradar dan juga keyakinan akan semakin pentingnya kekuatan udara. Hanya saja, pada sisi lain, kita juga paham bahwa program apa pun menyangkut kekuatan udara selalu mahal. Jangankan F-22 yang harganya sekitar Rp 2,7 triliun sebuahnya, untuk membangun satu skuadron Sukhoi Su-30 yang sebuahnya sekitar Rp 450 miliar dengan senjata lengkap saja kita sudah terengah-engah.
Namun, di tengah kendala yang ada, kita tetap harus serius memikirkan masalah ini karena meski ada tesis bahwa perang menjadi semakin mahal dan tak terjangkau oleh kebanyakan negara, irasionalitas bisa muncul sewaktu-waktu. Dan, manakala hal semacam itu terjadi, kekuatan udara diyakini akan memainkan peran menentukan.
Kini, meski masih diliputi pro-kontra, kita juga punya program mengembangkan sendiri kemampuan membuat pesawat tempur bersama dengan Korea Selatan. Kita menempuh langkah itu, mengingat di dunia praktis tidak ada negara—di luar negara-negara yang bersekutu—yang bersedia berbagi teknologi kedirgantaraan militer yang dikembangkan dengan biaya mahal.

KOMPAS

TNI Diminta Latihan di Dekat Musuh


PDF Print


JAKARTA– Komisi I DPR akan mengevaluasi penggunaan tanah- tanah negara untuk latihan TNI, pascabentrokan warga dengan TNI di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Bahkan disarankan, tempattempat latihan TNI dipindahkan ke area yang berdekatan dengan musuh. Komisi I juga akan segera melakukan pembahasan internal untuk mempertimbangkan pembentukan tim kecil guna mempelajari masalah di Kebumen secara menyeluruh. Hasil itulah yang salah satunya digunakan sebagai evaluasi terhadap penggunaan tanah negara untuk latihan TNI.

Keputusan itu tertuang setelah dilakukan rapat dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI LaksamanaTNI Agus Suhartono di Jakarta kemarin.Rapat membahas pascabentrokan di Kebumenitujugadihadiriparakepala staf TNI serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen Langgeng Sulistyo.“ 
Dalam waktu dekat dilakukan pembahasan terpadu antara pemerintah dan Komisi I DPR.

Tujuannya untuk menemukan solusi konkret, termasuk anggaran sertifikasi,atas persoalan tanah negara yang digunakan untuk latihan maupun dikelola TNI,”kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie menuturkan,perlu dilakukan evaluasi penggelaran struktur dan pusat-pusat latihan TNI.Menurut dia, lokasi latihan semestinya tidak dilakukan di wilayah padat penduduk.“

Apakah yang sekarang ini masih relevan?”tanyanya. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyebut luas lahan sengketa di Kebumen meliputi tiga kecamatan, yakni Buluspesantren (5.000 m2),Ambal (3.000 m2),dan Mirit (3.000 m2).“Totalnya 11.500 m2 merupakan tanah eks KNIL dan Jepang yang telah diserahkan ke negara,”katanya. ● fefy dwi haryanto 

Indonesian Navy successfully tests Russian anti-ship missile


17:49 21/04/2011
The Indonesian Navy has successfully tested a Russian-made anti-ship missile for the first time, the Antara national news agency reported on Thursday.
The Yakhont anti-ship missile was launched on Wednesday from the Van Speijk class frigate, Oswald Siahaan, during naval exercises in the Indian Ocean. Russian observers oversaw the drills, which involved 12 ships and over 1,000 personnel.
It took six minutes for the missile to cover 250 kilometers and destroy a designated target.
"The target ship was hit [by the missile] and sank," Navy spokesman Rear Admiral Iskandar Sitompul said. "We bought these missiles a long time ago, and have finally tested them."
Indonesia bought an undisclosed number of Russian SS-N-26 Yakhont supersonic anti-ship cruise missiles for $1.2-million apiece in 2007 to replace Harpoon missiles on its frigates.
The missile has a maximum range of 300 kilometers when cruising at high altitude. It flies at low level during the terminal phase, and between 5 and 15 meters in altitude.
MOSCOW, April 21

(RIA Novosti)

Putin: Masyarakat “Beradab” Keroyok Libya



Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin seraya mengkritik intervensi militer NATO di Libya, mengatakan, Barat telah melanggar mandat PBB dengan mencoba untuk membunuh pemimpin Libya Muammar Gaddafi. "Barat mengatakan bahwa mereka tidak ingin membunuh Gaddafi. Sekarang beberapa pejabat menuturkan, Ya, kami mencoba untuk membunuh Gaddafi. Siapa yang mengizinkan ini, apa sudah ada sidang yang digelar? Siapa yang mengambil hak untuk mengeksekusi Gaddafi?" tanya Putin seperti dilansir Reuters pada hari Selasa (26/4).
Putin mengeluarkan pernyataannya sehari setelah pesawat tempur NATO menghancurkan sebuah bangunan di kompleks Gaddafi di ibu kota Tripoli, Libya.
Setelah pembicaraan dengan sejawatnya dari Denmark Lars Lokke Rasmussen di Kopenhagen, PM Rusia mengatakan, masyarakat yang disebut beradab telah mengeroyok Libya. Putin tampaknya diam-diam menyimpulkan bahwa Barat tengah berupaya menguasai cadangan minyak negara Afrika Utara itu.
Sejak awal serangan udara terhadap Libya, Rusia telah berulang kali mengkritik Barat dan memprotes resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB. Menurut Moskow, resolusi yang bertujuan menegakkan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi warga sipil, adalah "seruan untuk Perang Salib" dan telah menjadi bumerang dengan jatuhnya korban sipil.
Rusia sendiri abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB untuk merilis resolusi atas Libya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Robert Gates dan timpalannya dari Inggris Liam Fox pada hari Selasa mengatakan, kompleks Muammar Gaddafi adalah sasaran yang "sah".
"Kami menganggap seluruh pusat komando dan kendali adalah sasaran sah dan kami telah mendapat (sasaran) di tempat lainnya," kata Gates dalam konferensi pers setelah pembicaraan dengan Fox.
Gates dan Fox bertemu di Washington hari Selasa untuk membahas cara-cara untuk meningkatkan tekanan militer terhadap rezim Gaddafi, Departemen Pertahanan AS mengatakan.
Setelah pertemuan, Fox mengatakan bahwa pasukan oposisi telah mendapatkan momentum dalam kampanyenya terhadap loyalis Gaddafi dan berhasil memaksa mereka mundur.
"Kami telah melihat beberapa kemajuan di Misrata. Dan itu sangat jelas bahwa rezim semakin terdesak," kata Fox. (IRIB/RM/PH)

IRIB

Russia successfully tests Sineva SLBM


The previous Sineva test launch was held in October 2010.
04:20 27/04/2011

Russia has successfully test-fired the Sineva submarine-launched ballistic missile from a Delta-IV class submarine, a defense ministry spokesman said.
The missile, lauched from the Yekaterinburg submarine, hit the designated target on time, the source said.
The RSM-54 Sineva (NATO codename SS-N-23 Skiff) is a third-generation liquid-propellant submarine-launched ballistic missile that entered service with the Russian Navy in July 2007. It has a maximum range of over 10,000 km and can carry four to 10 nuclear warheads, depending on the modification.
The last Sineva test launch was held in October 2010.
The Russian Navy has seven Delta-IV class submarines in service. They are all deployed in the Northern Fleet.
MOSCOW, April 27


(RIA Novosti)

Russia test launches Sineva strategic missile

Russia test launches Sineva strategic missile


The Russian military successfully test launched a Sineva ballistic missile Tuesday from a submarine in the Arctic, the Interfax news agency quoted a defence ministry spokesman as saying.
"The launch was carried out from underwater in the Barents Sea from the Yekaterinburg nuclear submarine. At the expected hour, the payload of the Sineva missile arrived at the Kura range in Kamchatka" in Russia's Far East, said spokesman Igor Konashenkov.
The Sineva is an intercontinental submarine-launched ballistic missile that entered service in 2007 and has a range of more than 11,000 kilometres (6,800 miles).

Tuesday, April 26, 2011

Tiga Sukhoi Bolak-balik di Udara Makassar



ilustrasi :shukoi TNI AU
Laporan Wartawan Tribun Timur, Tasman Banto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR
- Aktivitas latihan tempur yang dilakukan tiga pesawat Sukhoi di langit Makassar, pagi ini, membuat sebagian warga Makassar geram. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari mesin jet tersebut sangat memekakkan telinga.

Ketiga pesawat tersebut bolak balik di sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Meski berada di ketinggian, namun suaranya sangat terdengar jelas oleh warga Makassar yang berada di sekitar bandara.

Suara ketiga pesawat itu seolah oleh menggetarkan dinding dinding kaca yang ada di bandara. Kebanyakan orang yang ada di bandara justru menjadikan pertunjukan itu sebagai tontonan menarik karena ketiga pesawat itu selalu melakukan manuver manuver menarik di udara. (*)


TRIBUN

BERITA POLULER