Pages

Tuesday, April 26, 2011

Latihan Pertahanan Udara DI Aceh

Latihan Pertahanan Udara


Pesawat tempur lepas landas di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Senin (25/4/2011). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh, meliputi pantai barat, selatan, dan timur. Latihan dilakukan pada 21-29 April 2011. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR 
 
Latihan Pertahanan Udara

Dua pesawat tempur lepas landas di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Senin (25/4/2011). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh, meliputi pantai barat, selatan, dan timur. Latihan dilakukan pada 21-29 April 2011. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
 
Latihan Pertahanan Udara
  

Latihan Pertahanan Udara

Teknisi melakukan pengecekan dua pesawat tempur di hangar Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Senin (25/4/2011). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh, meliputi pantai barat, selatan, dan timur. Latihan dilakukan pada 21-29 April 2011. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR 
 
Latihan Pertahanan Udara

Pesawat tempur lepas landas di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Senin (25/4/2011). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh, meliputi pantai barat, selatan, dan timur. Latihan dilakukan pada 21-29 April 2011. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR 
 
Latihan Pertahanan Udara


Pesawat tempur melepas parasut untuk membantu pengereman saat mendarat di landasan pacu Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Senin (25/4/2011). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh, meliputi pantai barat, selatan, dan timur. Latihan dilakukan pada 21-29 April 2011. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR 
 
SUMBER : KOMPAS
 
 


Daftar Kapal Perang Republik Indonesia


Kapal Latih
Kapal latih layer
1 KRI Dewaruci masih bertugas
2 KRI Arung Samudera masih bertugas
Fregat
Fregat kelas Ahmad Yani
1 KRI Ahmad Yani 351 masih bertugas
2 KRI Slamet Riyadi 352 masih bertugas
3 KRI Yos Sudarso 353 masih bertugas
4 KRI Oswald Siahaan 354 masih bertugas
5 KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 masih bertugas
6 KRI Karel Satsuit Tubun 356 masih bertugas
Fregat kelas Ki Hajar Dewantara
1 KRI Ki Hajar Dewantara 364 masih bertugas
Fregat kelas Fatahillah
1 KRI Fatahillah 361 masih bertugas
2 KRI Malahayati 362 masih bertugas
3 KRI Nala 363 masih bertugas
Korvet
Korvet kelas Sigma
1 KRI Diponegoro 365 masih bertugas
2 KRI Hasanuddin 366 masih bertugas
3 KRI Sultan Iskandar Muda 367 masih bertugas
4 KRI Frans Kaisiepo 368 selesai dibangun
Korvet kelas Parchim
Merupakan bagian dari pembelian 39 kapal ex-Jerman Timur oleh B.J. Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto.

1 KRI Kapitan Patimura 371 masih bertugas
2 KRI Cut Nyak Dien 375 masih bertugas
3 KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 masih bertugas
4 KRI Memet Sastrawiria 380 tenggelam di perairan Bengkulu
5 KRI Imam Bonjol 383 masih bertugas
6 KRI Pati Unus 384 masih bertugas
7 KRI Teuku Umar 385 masih bertugas
8 KRI Silas Papare 386 masih bertugas
9 KRI Hasan Basri 382 masih bertugas
10 KRI Untung Suropati 872 masih bertugas
11 KRI Nuku 873 masih bertugas
12 KRI Lambung Mangkurat 874 masih bertugas
13 KRI Sutanto 877 masih bertugas
14 KRI Sutedi Senoputra 878 masih bertugas
15 KRI Wiratno 879 masih bertugas
16 KRI Tjiptadi 881 masih bertugas
Kapal selam
Kapal selam kelas Cakra
1 KRI Cakra 401 masih bertugas
2 KRI Nanggala 402 masih bertugas
Kapal patroli
Kapal cepat rudal kelas Mandau
1 KRI Mandau 621 masih bertugas
2 KRI Rencong 622 masih bertugas
3 KRI Badik 623 masih bertugas
4 KRI Keris 624 masih bertugas
Kapal patroli kelas Kakap FPB-57 Nav I
1 KRI Kakap 811 masih bertugas
2 KRI Kerapu 812 masih bertugas
3 KRI Tongkol 813 masih bertugas
4 KRI Barakuda 814 masih bertugas ex-KRI Bervang
Kapal patroli kelas Andau FPB-57 Nav II
1 KRI Andau 650 masih bertugas
2 KRI Singa 651 masih bertugas
3 KRI Tongkak 652 masih bertugas
4 KRI Ajak 653 masih bertugas
Kapal patroli kelas Pandrong FPB-57 Nav IV
1 KRI Pandrong 801 masih bertugas
2 KRI Sura 802 masih bertugas
Kapal patroli kelas Todak FPB-57 Nav V[1]
1 KRI Todak 803 masih bertugas
2 KRI Hiu 804 masih bertugas
3 KRI Layang 805 masih bertugas
4 KRI Lemadang 806 masih bertugas
Kapal cepat kelas Boa
1 KRI Boa 807 masih bertugas Buatan Fasharkan TNI AL Mentigi 2003
2 KRI Welang 808 masih bertugas Buatan Fasharkan TNI AL Mentigi 2003
3 KRI Suluh Pari 809 masih bertugas Buatan Fasharkan TNI AL Mentigi 2004
4 KRI Katon 810 masih bertugas Buatan Fasharkan TNI AL Mentigi 2004
5 KRI Sanca 815 masih bertugas Buatan Fasharkan TNI AL Manokwari
6 KRI Warakas 816 masih bertugas
7 KRI Panana 817 masih bertugas
8 KRI Kalakas 818 masih bertugas
9 KRI Tedong Naga 819 masih bertugas
Kapal patroli cepat kelas Kobra
1 KRI Kobra 867 masih bertugas
2 KRI Anakonda 868 masih bertugas
3 KRI Patola 869 masih bertugas
4 KRI Taliwangsa 870 kandas di selat makassar
5 KRI Kalagian – masih bertugas
Kapal patroli kelas PC-37 Kelas Viper
1 KRI Viper 820 masih bertugas
2 KRI Piton 821 masih bertugas
3 KRI Weling 822 masih bertugas
4 KRI Matacora 823 masih bertugas
5 KRI Tedung Selar 824 masih bertugas
6 KRI Boiga 825 masih bertugas
Kapal patroli kelas PC40
1 KRI Krait 827 masih bertugas
2 KRI Tarihu 829 masih bertugas
3 KRI Alkura 830 masih bertugas
4 KRI Birang 831 masih bertugas
5 KRI Mulga 832 masih bertugas
Kapal patroli kelas Sibarau
1 KRI Sibarau 847 masih bertugas
2 KRI Siliman 848 masih bertugas
3 KRI Sigalu 857 masih bertugas
4 KRI Silea 858 masih bertugas
5 KRI Siribua 859 masih bertugas
6 KRI Waigeo 861 masih bertugas
7 KRI Siada 862 masih bertugas
8 KRI Sikuda 863 masih bertugas
9 KRI Sigurot 864 masih bertugas
Kapal patroli
1 KRI Cucut 866 masih bertugas ex-RSS Jupiter
Kapal penyapu ranjau
T-43 (Project 244) class (MSO)
1 KRI Pulau Rani 701 masih bertugas
2 KRI Pulau Ratewo 702 tenggelam
Pulau Rengat (Tripartite) class (MHSC)
1 KRI Pulau Rengat 711 masih bertugas
2 KRI Pulau Rupat 712 masih bertugas
Penyapu ranjau kelas Kondor
Merupakan bagian dari pembelian 39 kapal ex-Jerman Timur oleh B.J. Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto. Keunikan dari nama-nama kapal pada kelas ini terletak pada seluruh nama kapal yang menggunakan singkatan PR (Penyapu Ranjau), kecuali KRI Kelabang yang sebelumnya bernama KRI Pulau Rondo dan KRI Kala Hitam sebelumnya bernama KRI Pulau Raibu.

1 KRI Pulau Rote 721 masih bertugas
2 KRI Pulau Raas 722 masih bertugas
3 KRI Pulau Romang 723 masih bertugas
4 KRI Pulau Rimau 724 masih bertugas
5 KRI Kelabang 826 masih bertugas
6 KRI Pulau Rusa 726 masih bertugas
7 KRI Pulau Rangsang 727 masih bertugas
8 KRI Kala Hitam 828 masih bertugas
9 KRI Pulau Rempang 729 masih bertugas
Kekuatan amfibi
Kapal angkut tank kelas Teluk Langsa
1 KRI Teluk Langsa 501 masih bertugas
2 KRI Teluk Bayur 502 pensiun
3 KRI Teluk Amboina 503 masih bertugas
4 KRI Teluk Kau 504 masih bertugas
5 KRI Teluk Tomini 508 masih bertugas
6 KRI Teluk Ratai 509 masih bertugas
7 KRI Teluk Saleh 510 masih bertugas
8 KRI Teluk Bone 511 masih bertugas
Tacoma type (LSTH)
1 KRI Teluk Semangka 512 masih bertugas
2 KRI Teluk Penyu 513 masih bertugas
3 KRI Teluk Mandar 514 masih bertugas
4 KRI Teluk Sampit 515 masih bertugas
5 KRI Teluk Banten 516 masih bertugas
6 KRI Teluk Ende 517 masih bertugas
Kapal angkut tank kelas Frosch
Kelas Frosch I, Tipe 108 (LSM)
Merupakan bagian dari pembelian 39 kapal ex-Jerman Timur oleh B.J. Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto.

1 KRI Teluk Gilimanuk 531 masih bertugas
2 KRI Teluk Celukan Bawang 532 masih bertugas
3 KRI Teluk Cendrawasih 533 masih bertugas
4 KRI Teluk Berau 534 masih bertugas
5 KRI Teluk Peleng 535 masih bertugas
6 KRI Teluk Sibolga 536 masih bertugas
7 KRI Teluk Manado 537 masih bertugas
8 KRI Teluk Hading 538 masih bertugas
9 KRI Teluk Parigi 539 masih bertugas
10 KRI Teluk Lampung 540 masih bertugas
11 KRI Teluk Jakarta 541 masih bertugas
12 KRI Teluk Sangkulirang 542 masih bertugas
Kelas Frosch II, Tipe 109 (AKL-ARL)
13 KRI Teluk Cirebon 543 masih bertugas
14 KRI Teluk Sabang 542 masih bertugas
Kapal multi-tugas (LPD/APCR)
1 KRI DR Soeharso 990 masih bertugas
2 KRI Makassar 590 masih bertugas
3 KRI Surabaya 591 masih bertugas
4 KRI Banjarmasin 592 masih bertugas
5 KRI Banda Aceh 592 proses pembuatan direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2010
Kapal pendukung
Kapal komando (AGFH)
1 KRI Multatuli 561 masih bertugas
Kapal tanker pantai kelas Khobi (AOTL)
1 KRI Balikpapan 901 masih bertugas
2 KRI Sambu 902 masih bertugas
Tanker kelas Rover (AORLH)
1 KRI Arun 903 masih bertugas ex-RFA Green Rover (A268)
Tanker kecil
1 KRI Sungai Gerong 906 masih bertugas
Replenishment tanker (AOTL)
1 KRI Sorong 911 masih bertugas
Kapal tunda
1 KRI Rakata 922 masih bertugas
2 KRI Soputan 923 masih bertugas
Kapal survey kelas Hecla (AGSH)
1 KRI Dewa Kembar 932 masih bertugas
Kapal pendukung (AKL)
1 KRI Nusa Telu 952 masih bertugas
2 KRI Teluk Mentawai 959 masih bertugas ex-Telaud/Tisza class
3 KRI Karimata 960 masih bertugas ex-Telaud/Tisza class
4 KRI Wagio 961 masih bertugas ex-Telaud/Tisza class
Kapal angkut pasukan (AP) eks-kapal penumpang
1 KRI Tanjung Kambani 971 masih bertugas ex-Dong Yang No. 6
2 KRI Tanjung Oisina 972 masih bertugas ex-MV Princess Irene
3 KRI Tanjung Nusanive 973 masih bertugas ex-KM Kambuna
4 KRI Tanjung Fatagar 974 masih bertugas ex-KM Rinjani
Kapal angkut pasukan (AP) eks-kapal feri cepat
1 KRI Karang Pilang 981 masih bertugas
2 KRI Karang Tekok 982 masih bertugas
3 KRI Karang Banteng 983 masih bertugas
4 KRI Karang Galang 984 ditenggelamkan dalam latihan
5 KRI Karang Unarang 985 masih bertugas
Lain-lain
KRI Nusa Utara (584)
KRI Leuser (924)
Sumber:
Wikipedia.org
Arti dari singkatan-singkatan yang dipakai oleh TNI-AL untuk fungsi KRI:ASG – Kapal Angkut Serba Guna
AT – Kapal Angkut Tank
BA – Kapal Bengkel Apung / Repair
BAP – Kapal Bantu Angkut Personel
BCM – Bantu Cair Minyak / Kapal Tanker
BHO – Kapal Bantu Hidro Oseanografi
BR – Kapal Buru Ranjau
BTD – Kapal Bantu Tunda
BU – Kapal Bantu Umum KCR – Kapal Cepat Rudal
KCT – Kapal Cepat Torpedo
LAT – Kapal Latih
MA – Kapal Markas
PC – Kapal Patroli Cepat
PK – Kapal Perusak Kawal
PKR – Kapal Perusak Kawal Rudal
PR – Kapal Penyapu Ranjau
KS – Kapal Selam
Referensi
Sumber
^ Kapal Patroli Cepat 57 Meter – NAV-V
^ a b c Panglima TNI Resmikan Empat Kapal Perang.
^ a b Panglima TNI Resmikan Tiga KRI.
^ Pengukuhan KRI Makassar dan Peresmian KRI Boiga
^ a b c kapal patroli cepat akan diluncurkan.aspx 2 kapal patroli akan diluncurkan.
^ 61 Awak KRI P Ratewo Selamat, Satu Tewas.
^ KRI Pulau Ratewo Ditabrak Kontiner.
^ KRI Teluk Bayur-502 Telah Bertugas Lebih Dari 40 Tahun.
^ (en)Karakteristik KRI Multatuli.
^ Pengabdian KRI Karang Galang-984 Berakhir. Dispen TNI-AL, 28 Mei 2008.
^ KFC ‘Mewah’ Cisadane Jadi Sasaran Tembak. Tribun Kaltim, 12 Juni 2008.
^ http://www.cvl.iis.u-tokyo.ac.jp/~kazmi/KRI.html
http://tiothepolice94.wordpress.com/2010/04/07/daftar-kapal-perang-republik-indonesia/


INFO TERBARU

KRI Clurit-641 Perkuat Armada Kapal Perang TNI AL


25 April 2011

KRI Clurit 641 kapal baru jenis FAC-M untuk TNI AL (photo : Antara)
BATAM, TRIBUN- Mentri Pertahanan Republik Indonesia (RI), Purnomo Yosgiantoro menegaskan kedepan tidak ada lagi cemehan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebab saat ini TNI sudah memilik armada perang yang cukup bagus dan patut diandalkan.
Bahkan yang membanggakan lagi, armada perang yang baru ini, KRI Clurit-641, merupaka buatan atau produksi anak dalam negeri. "Jadi kedepan tidak perlu lagi kita minder, sebab kwalitas armada perang kita juga tidak kalah dengan tentara yang ada di luar sana," tegas Purnomo.
KRI Clurit-641 ini, terang Purnomo merupakan kapal perang jenis Kapal cepat rudal (KCR-40), dimana jarak tembak rudalnya itu mencapai 80 km.
"KRI Clurit-641 KCR-40 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pedadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul serta mampu menghindar dari serangan lawan dalam waktu singat pula," terang Purnomo.
Kapal yang berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton ini, tambah Purnomo memiliki sistim pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak atau hancur yang besar karena dilengkapi persenjaan rudal C-750.
"Kelebihan kapal perang ini, dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa sensor weapon control (Sewaco), meriam caliber 30 mm, 6 laras sebagai close in weapon system (CIWS) serta meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm," papar Purnomo.
Selain itu, kapal Clurit-641 KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar sampai 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal dan masih mampu memuat 13 personel pasukan Khusus.
"Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi yang akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi," sebut Dia.
Begitu juga dengan alat komunikasi, tambah Purnomo KRI Clurit-641 KCR-40 juga sudah dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman. Sehingga diharapkan mampu memberikan efek deterrence bagi pertahanan negara.
(TribunNews)

KRI Banda Aceh Perkuat TNI AL





ilt: KRI BANJAR MASIN 592 Sekelas Dengan  KRI Banda Aceh 593


Senin, 21 Maret 2011 15:48 WIB | 37 Views

Jakarta (ANTARA News) - Satu unit kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL  memperkuat armada laut Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kapal LPD yang dikukuhkan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh itu diserahkan Dirut PT PAL Harsusanto kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur Senin.

Dari Kementerian Pertahanan, kapal diserahkan kepada TNI sebagai pengguna. KRI Banda Aceh merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI. Dua unit sebelumnya dikerjakan di Korea Selatan dan satu unit dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

Serupa dengan kapal sejenis sebelumnya yaitu KRI Banjarmasin, KRI Banda Aceh mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar.

Kapal tersebut juga dirancang untuk  mengangkut 22 tank, 560 personel pasukan, 126 awak. Kapal itu juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam.

KRI Banda Aceh  dapat berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

Kapal yang memiliki panjang 125 meter, lebar 22 meter, berat 7.300 ton itu, dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot dan mampu mengangkut sekitar 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang, KRI Banda Aceh dipersenjatai dengan satu unit kaliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.


ANTARA  

Produksi Bersama PT PAL dan Damen Perusak Kawal Rudal 105 Meter


(Foto: Berita HanKam)

12 November 2010 -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meluncurkan pembangunan kapal kawal rudal (PKR) 105 meter, Senin (16/8) di Kantor Kementrian Pertahanan. Kapal ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat di galangan kapal dalam negeri.

PT. PAL (Persero) akan membangun PKR 105 meter bekerja sama dengan perusahaan Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding. Damen menyingkirkan perusahaan Italia dan Rusia dalam tender. Damen telah membuat dan menyerahkan 4 korvet SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity) ke TNI AL. PKR 105 meter dirancang berdasarkan SIGMA 10514. Saat ini, hanya TNI AL dan AL Maroko yang telah dan akan mengoperasikan kapal perang dari keluarga SIGMA.

Hak paten rancangan kapal milik bersama Kemhan dan Damen. Kemhan dan PT. PAL berhak juga menjual kapal ke negara ASEAN dan Asia, bila Damen menjual kapal yang sama, PT PAL berhak memasok engine room section dan accommodation section.

Kapal dirancang dapat melakukan berbagai misi operasi antara lain, peperangan anti serangan udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, peperangan elektronika serta bantuan penembakan.

PKR akan dipersenjatai sepucuk meriam 76 mm atau 100 mm, 12 sel peluncur rudal vertikal dan senjata anti kapal selam dibagian haluan, dibagian tengah kapal dipasang 8 peluncur rudal anti kapal permukaan dan dua senapan mesin, sepucuk CIWS sebagai pertahanan dari serangan rudal lawan diletakkan dibagian buritan. Helipad di buritan kapal mampu mengoperasikan satu helikopter anti kapal selam.

Kapal perang mempunyai panjang keseluruhan 105 meter, lebar 14 meter dan kedalaman 8,75 meter, berat total 2400 ton, kecepatan maksimal 30 knot, kecepatan jelajah 18 knot, kecepatan ekonomis 14 knot ditenagai 4 mesin masing-masing berkekuatan 9240 tenaga kuda, jarak jelajah 5000 mil laut pada kecepatan 18 knot dengan membawa 120 orang.

Kapal perang ini menandai sejarah baru TNI AL, dimana kapal perang terbesar pertama dibangun di dalam negeri, kapal perang pertama dipersenjatai peluncur rudal vertical dan CIWS.

(Foto: Berita HanKam)

Bila disandingkan dengan PKR siluman kelas Formidable milik AL Singapura, PKR 105 meter lebih pendek dan ringan bobotnya. Tetapi persenjataan PKR 105 tidak kalah garang dengan Formidable, mampu menimbulkan efek gentar di kawasan regional.

TNI AL saat ini mengoperasikan enam PKR kelas Ahmad Yani (eks kelas Van Speijk buatan tahun 1960-an) dibeli dari Belanda era-1980an. Kapal telah ditingkatkan kemampuannya diantaranya memperbaharui CMS (Combat Management System) bekerjasama dengan Thales Belanda dan dipersenjatai rudal Yakhont buatan Rusia disalah satu fregat kelas Ahmad Yani. Yakhont berkecepatan 2,5 Mach melumat sasaran hingga 300 km. Pemasangan instalasi rudal Yakhont dilakukan oleh PT. PAL.

PKR 105 meter merupakan lompatan teknologi alutsista matra laut, menjadikan TNI AL kekuatan modern yang disegani negara lain. Meskipun Kemhan baru memesan satu unit, tetapi kapal ini akan menjadi standar bagi kapal perang TNI AL dimasa mendatang.

Selain kualiatas alutsista, juga kuantitas perlu diperhatikan agar menumbuhkan efek gentar bagi pihak asing yang bermaksud menggangu wilayah kedaulatan NKRI. Pembelian PKR 105 meter sepatutnya dilakukan secara simultan dalam beberapa tahun, hingga mencapai jumlah yang ideal.

Berita HanKam 

Dua Kapal Perang AL India Siap Laksanakan Patkor Indindo di Perairan Selat Malaka


 KRI Kapitan Patimura 371 masih bertugas

fast-attack craft INS Batti Malv
PDF Cetak Email
Belawan, (Analisa)
Dua Kapal Perang Angkatan Laut India INS Cheetah dan INS Batti Malv serta satu pesawat tempur INS Dornier siap berpartisipasi dalam kegiatan Ind-Indo Corpat yang merupakan patroli terkoordinasi pengamanan perairan dengan TNI AL.
Direncanakan kegiatan Indian Navy dan TNI AL yang dilaksanakan di mulut Selat Malaka dan Laut Andaman India tersebut, sebagai bagian dari tindakan untuk menjaga bagian dari Samudera Hindia agar aman dari ancaman khususnya bagi pelayaran komersil.
Menurut Commander Pankaj Sharma selaku kapten INS Cheetah, patroli terkoordinasi antara India – Indonesia ini merupakan putaran ke-17 yang dijadwalkan berlangsung mulai April 2011. Dimana Satuan Tugas ini dipimpin oleh Naval Component Commander Commodore BC Sethi.
Kegiatan ini diawali dengan partisipasi pengerahan KRI Pattimura yang melaksanakan patroli bersama Indian Navy selama dua hari, dalam upacara seremoni pembukaan yang dilaksanakan oleh Komponen Angkatan Laut India Komando Andaman dan Nicobar di Port Blair.
Melalui patroli terkoordinasi ini, lanjut Pankaj, hubungan pertahanan yang terjalin antara Indonesia dan India berkembang dengan baik, di mana kedua bangsa saling berlatih dalam kegiatan kerjasama antar Angkatan Bersenjata dari kedua Negara bersahabat ini.
Dijelaskan Pankaj, India dan Indonesia mengikat kemitraan strategis ini pada saat kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada tahun 2005 lalu. Kemitraan tersebut menggambarkan kedekatan hubungan pertahanan kedua negara.
Hal ini dilanjutkan dengan dilaksanakannya kunjungan tetap dari perwira tinggi kedua negara. Laksamana Slamet Soebijanto, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia (Kasal) yang mengunjungi India pada tahun 2007. Sedangkan Laksamana Nirmal K. Verma, Kepala Staf Angkatan Laut India pun mengunjungi Indonesia pada April 2011.
Bahkan sebelumnya dua kapal Angkatan Laut India yaitu INS Airavat dan IND Khanjar ikut berpartisipasi dalam International Fleet Review TNI AL yang diadakan pada Agustus 2009 silam di Bitung.
Nantinya dijadwalkan, kata Pankaj, setelah melaksanakan patroli terkoordinasi di laut lepas, kapal-kapal dan pesawat TNI AL dan Angkatan Laut India yang berpartisipasi akan berkumpul di Belawan dari (24/4) – (26/4),guna melaksanakan acara penutupan Ind-Indo Corpat ke-17 tersebut.
Senin (25/4) malam, Konsul Jenderal India di Medan R Sukumaran menjamu makan malam personil angkatan laut tersebut di The Exchange Club, Uniland Medan. Hadir pada jamuan makan malam tersebut antara lain Konsul Jenderal Jepang di Medan Yuji Hamada, Konsul Amerika Serikat di Medan Stanley Harsha, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Norlin Othman, anggota DPD RI asal Sumut Dr Rahmat Shah dan lainnya. (maa/rrs/zl)

Menko Polhukam: Siaga Satu Bukan Hanya Untuk TNI/Polri

Selasa, 26 April 2011 22:39 WIB | 820 Views

Djoko Suyanto (FOTO.ANTARA)
Berita Terkait
Jakarta, 26/4 (ANTARA) - Menko Polhukam Djoko Suyanto menegaskan bahwa status siaga satu bukan hanya berlaku untuk TNI/Polri tetapi bisa juga berlaku untuk masyarakat.

"Kira-kira negara pingin aman tidak? Kalau negara pingin aman kita semua harus siaga," tegas Djoko Suyanto usai membuka Konvensi Nasional Hak Kekayaan Intelektual bersama Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar di Jakarta, Selasa.

Ia melanjutkan bahwa jika semua pihak menyimak apa yang ia sampaikan dalam konfrensi pers saat penetapan siaga satu di istana tentu akan paham maksud dari status siaga satu tersebut.

"Yang penting NKRI aman. Siaga satu itu juga berlaku untuk masyarakat, bukan hanya TNI/Polri saja," ujar dia.

Menurut dia, jika ada pihak yang mempertanyakan status siaga satu berarti setuju ada teror di tanah air. "Apa setuju teror ada di mana-mana".

Sebelumnya Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjelang rapat kerja dengan Komisi I DPR RI mengatakan bahwa pemerintah telah menurunkan status kesiagaan terhadap teror bom dari siaga satu menjadi siaga tiga. Meskipun demikian TNI tetapi waspada terhadap terorisme.

Panglima TNI menjelaskan pemberlakuan status siaga satu terhadap teror bom terkait perayaan hari besar keagamaan, yakni Hari Raya Paskah pada Kamis (21/4) hingga Senin (25/4). TNI berkepentingan untuk menjaga keamanan agar pelaksanaan ibadah keagamaan tersebut berjalan dengan tertib dan lancar tanpa ada kekhawatiran dan perasaan takut.

Pemberlakuan status siaga satu dilakukan pemerintah sebelum Hari Raya Paskah saat ditemukan dua bom di gorong-gorong pipa gas negara sekitar 100 meter dari Gereja Christ Katedral, Serpong, Tangerang, Banten. (*)


ANTARA

BOEING, US NAVY MARK DELIVERY OF 500TH SUPER HORNET/GROWLER




- All aircraft delivered on budget and ahead of schedule
- F/A-18E/F and EA-18G will operate through 2035 and beyond

Boeing and the U.S. Navy celebrated a milestone delivery on April 20 in St. Louis: 500 F/A-18E/F Super Hornets and derivative EA-18G Growlers have joined the Navy's tactical aircraft fleet.

The Super Hornet Block II is the Navy's frontline strike fighter, deploying leading-edge technology and multirole strike capability around the globe. The EA-18G is now the premier airborne electronic attack platform in the Navy's arsenal and the United States' newest tactical aircraft, providing the ability to block enemy radar and electronic systems.

"The Super Hornet and Growler, both combat-deployed, have continuously increased capability for the warfighter while reducing cost for the Navy and the taxpayer," F/A-18 and EA-18 Programs Vice President Kory Mathews said at the ceremony. "Boeing has delivered every F/A-18E/F and EA-18G to the U.S. Navy on budget and ahead of schedule."

"Today is another significant milestone for a program that has by any measure exceeded expectations for cost, schedule and performance," said Capt. Mark Darrah, F/A-18 and EA-18G program manager (PMA-265). "The PMA-265/Hornet Industry Team has consistently delivered capable and reliable aircraft to our fleet customer."

The F/A-18E/F and EA-18G will operate from U.S. Navy aircraft carriers through 2035 and beyond, with the flexibility to seamlessly operate from land-based airfields.

"These aircraft were designed with extensive growth capacity, enabling evolutionary technology to be added throughout the life of the aircraft to expand capabilities and remain well ahead of changing threats," said Mathews.

The Boeing F/A-18E/F Super Hornet is a multirole aircraft able to perform virtually every mission in the tactical spectrum, including air superiority, day/night strike with precision-guided weapons, fighter escort, close air support, suppression of enemy air defenses, maritime strike, reconnaissance, forward air control and tanker missions. The Super Hornet Block II achieved Initial Operational Capability in 2007.

Boeing is on contract to deliver 24 two-seat F/A-18F Super Hornets to the Royal Australian Air Force. The Super Hornet also is a competitor in ongoing fighter competitions in Brazil, India, Malaysia and Japan.

The Boeing EA-18G Growler is the only air combat platform that delivers full-spectrum airborne electronic attack (AEA) capability along with the targeting and self-defense capabilities derived from the Block II Super Hornet. A derivative of the two-seat F/A-18F Block II, the EA-18G's highly flexible design enables warfighters to operate either from the deck of an aircraft carrier or from land-based airfields. It is replacing the Navy's current AEA platform, the EA-6B Prowler, which has been in service since 1971. The EA-18G joined the Navy's aircraft fleet in 2008, when it was introduced to fleet training squadron VAQ-129. The EA-18G achieved Initial Operational Capability in 2009.

http://www.asianmilitaryreview.com/News/index.php?hNewsId=1934

KRI Clurit-641 Perkuat Armada Kapal Perang TNI AL


25 April 2011

KRI Clurit 641 kapal baru jenis FAC-M untuk TNI AL (photo : Antara)
BATAM, TRIBUN- Mentri Pertahanan Republik Indonesia (RI), Purnomo Yosgiantoro menegaskan kedepan tidak ada lagi cemehan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebab saat ini TNI sudah memilik armada perang yang cukup bagus dan patut diandalkan.
Bahkan yang membanggakan lagi, armada perang yang baru ini, KRI Clurit-641, merupaka buatan atau produksi anak dalam negeri. "Jadi kedepan tidak perlu lagi kita minder, sebab kwalitas armada perang kita juga tidak kalah dengan tentara yang ada di luar sana," tegas Purnomo.
KRI Clurit-641 ini, terang Purnomo merupakan kapal perang jenis Kapal cepat rudal (KCR-40), dimana jarak tembak rudalnya itu mencapai 80 km.
"KRI Clurit-641 KCR-40 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pedadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul serta mampu menghindar dari serangan lawan dalam waktu singat pula," terang Purnomo.
Kapal yang berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton ini, tambah Purnomo memiliki sistim pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak atau hancur yang besar karena dilengkapi persenjaan rudal C-750.
"Kelebihan kapal perang ini, dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa sensor weapon control (Sewaco), meriam caliber 30 mm, 6 laras sebagai close in weapon system (CIWS) serta meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm," papar Purnomo.
Selain itu, kapal Clurit-641 KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar sampai 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal dan masih mampu memuat 13 personel pasukan Khusus.
"Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi yang akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi," sebut Dia.
Begitu juga dengan alat komunikasi, tambah Purnomo KRI Clurit-641 KCR-40 juga sudah dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman. Sehingga diharapkan mampu memberikan efek deterrence bagi pertahanan negara.
(TribunNews)

2 Panser Anoa Dikirim ke Brunei untuk Uji Coba


25 April 2011

Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad (photo : Defense Studies)
Panser Anoa buatan Pindad ditaksir banyak negara

JAKARTA. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengklaim industri pertahanan dalam negeri lebih kompetitif dibandingkan dengan luar negeri. Salah satu contohnya adalah panser Anoa buatan PT Pindad.Purnomo mengatakan, banyak negara yang berminat membeli panser tersebut. Dia menyebutkan seperti Malaysia, Brunei dan Timor Leste.

Menurutnya, jika sebelumya harganya per unitnya berkisar Rp 100 miliar maka sekarang lebih murah yakni berkisar Rp 80 miliar. "Kami dulu membuat dengan mesin Renault, kini sedang bicara dengan beberapa pabrikan seperti Mercy nantinya bisa lebih murah," paparnya akhir pekan lalu.

Purnomo menyebutkan, Pindad telah mengirimkan dua Anoa untuk diuji coba di Brunei. "Mereka sedang coba dulu. Make sure dulu bahwa produk itu sesuai dengan mereka," katanya.

Selain Anoa, juga telah dikirimkan senjata serbu SS2. Purnomo menambahkan selain kedua produk itu tengah menawarkan pesawat CN 235 pabrikan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). "Juli mendatang kami akan memanfaatkan ajang Brunei Industrial Defend Expo di Brunei untuk memamerkan produk alutsista," jelasnya.

(Kontan)

BERITA POLULER