Pages

Wednesday, April 13, 2011

Indonesia Seeks Offset Barter Over T-50 Jet Buy


14 April 2011

KAI T-50 Golden Eagle (photo : Yunjin Lee)

SEOUL - Indonesia wants South Korea to buy four more of its locally built CN-235 maritime patrol aircraft in an offset barter deal over Indonesia's purchase of 16 T-50 trainer jets, according to government and industry sources here.

On April 12, the Seoul government announced that it won exclusive rights to negotiate the sale of the T-50 Golden Eagle, co-developed by Korea Aerospace Industries (KAI) and Lockheed Martin of the United States, to Indonesia. The T-50 had competed with Russia's Yak-130 and the Czech-built L-159B.

Jakarta notified Seoul of a plan to "treat KAI as the de facto preferred bidder" for its advanced trainer acquisition contest, according to a spokesperson for South Korea's presidential office Blue House.

"Both governments agreed in principle to sign a memorandum of understanding on the sale of the T-50 within the next nine months," he said.

In a news conference at the Ministry of National Defense, KAI Chief Executive Officer Kim Hong-kyung said the T-50 would be sold "much cheaper" than its original price tag of $20 million to $25 million.

"We asked our suppliers to lower the costs of manufacturing T-50 spare parts, and based on those efforts, we offered a per-unit price far lower than standard price," Kim said. He hinted that the total value of the trainer deal would be lower than the estimated $400 million, which is based on a per-unit price tag of $25 million.

"The final value of the trainer deal could be decided after negotiations," said Kim, expressing hope to conclude a final agreement within two months.

"Through negotiations, both sides will discuss a wide range of issues, such as the price, delivery timing, ground-based training equipment and systems, integrated logistics support and replacement parts," Kim noted.

Once a final contract is signed, the first delivery of T-50s will be made in 2013, he added.

The T-50 was defeated in competitions in the United Arab Emirates (UAE) and Singapore, where both countries selected Italy's M-346 trainer.

The single-engine T-50 features digital flight controls and a modern, ground-based training system. It is designed to have the maneuverability, endurance and systems to prepare pilots to fly next-generation fighters, such as the Eurofighter Typhoon, the F-22 Raptor, the Rafale and the F-35 Joint Strike Fighter. The jet has a top speed of Mach 1.4 and an operational range of 1,851 kilometers.

Other potential customers include the United States, Israel, Greece and Poland.

According to industry sources, Jakarta requested that Seoul purchase four CN-235 aircraft built by PT Dirgantara Indonesia (PT DI) in return for buying T-50s. The per-unit price of the CN-235 is known to be around $25 million. Seoul purchased four of the aircraft in 2008.

Indonesia also asked South Korea to write off $10 million in penalties over the former's delayed delivery of CN-235 planes under the 2008 deal that was worth $100 million. The first batch of two of the four planes had been scheduled to be delivered to the Korea Coast Guard in December and the remainder in April.

PT DI sent a document to the Coast Guard recently, saying delivery would be delayed for production problems, Coast Guard spokesman Koh Jae-young said.

In addition, Indonesia demands South Korea pay for the costs of integrated logistics support, according to sources.

"Indonesia is expected to offer to locally produce some of the 16 T-50s to be ordered, should a contract be signed," a source said. "How many aircraft Indonesia wants to produce locally could be a contentious issue during negotiations."

Seoul and Jakarta had a similar barter trade deal in 2001 when South Korea bought eight CN-235 transport planes in return for selling 12 KT-1 Woongbi basic trainers.

The CN-235 is a medium-range twin-turboprop airplane, jointly developed by Spain's CASA and PT DI, formerly known as IPTN. The plane is used for VIP transport, maritime patrols, airlifts and troop carrying.

South Korea has 20 CN-235s, 12 built in Spain and eight in Indonesia.

In a summit last December, President Lee Myung-bak and his Indonesian counterpart, Susilo Bambang Yudhoyono, agreed to jointly manufacture tanks, submarines and fighter jets.

TNI AL Siap Laksanakan Operasi Militer

foto hut kopaska

Foto : Antara (KOPASAKA sedang melakukan devile )
13 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Kepala Dinas Penerangan Markas Besar TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Prasodjo menyatakan siap jika jika korpsnya ditugaskan melakukan operasi militer penyelamatan sandera kapal MV Sinar Kudus ke perairan Somalia. "Secara umum TNI AL siap setiap saat menghadapi semua ancaman," kata dia, Rabu (13/4).

Pertama Prasodjo mengatakan, TNI tak boleh membantah ditugaskan kemanapun untuk mengatasi gangguan dalam bentuk apapun. Jika pimpinan tertinggi memerintahkan menjalankan tugas ke Somalia, TNI Angkatan Laut akan segera mempersiapkan diri.

Selain kesiapan pasukan, kapal perang, logistik, dan persenjataan segera dibereskan dalam waktu singkat menjelang operasi militer. Pasukan mana yang akan dikirim, tergantung skala ancamannya. "Kami terlatih cepat dan bisa bergerak langsung," kata Prasodjo.

Tentang kepastian berangkat, Prasodjo mengaku hingga kini belum ada perintah menyiapkan pasukan. Bahkan TNI masih berpegang pada pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto tentang upaya negosiasi.

Kepala Dinas Penerangan Markas Besar Korps Marinir Letnan Kolonel Sumarto juga tak bisa memastikan soal pengiriman pasukan. "Saya tak bisa beri penjelasan," kata Sumarto. Dia mengaku belum memonitor perintah operasi militer ke Somalia.

Sumber: TEMPO Interaktif

Indonesia to Buy Choppers from Europe


13 April 2011

EC-725 Cougar - long range multi mission helicopter (photo : Defense Update)

Indonesian Defence Minister Purnomo Yusgiantoro says the country is planning to buy "dozens" of helicopters from Eurocopter.

Jakarta will reportedly also buy 16 T-50 Golden Eagle jet trainers from South Korea's Korea Aerospace Industries.

Mr Yusgiantoro says Indonesia needs to beef up its poor defences by purchasing light jet fighters and helicopters to deal with security threats.

He also said the government is aiming eventually for "joint production" of the helicopters in Indonesia.

Angkatan Laut AS Ciptakan Senjata Laser


Laser ditembakkan dari jarak jauh ke sebuah perahu motor kecil dan menimbulkan kebakaran.
Rabu, 13 April 2011, 12:49 WIB
Muhammad Firman
Senjata laser yang ditembakkan dari kapal perang AS. (foxnews.com)

VIVAnews - Angkatan laut Amerika Serikat tengah berupaya memperbarui armada mereka dengan senjata laser. Dalam pengujian, sebuah senjata laser masa depan yang dipasang di kapal penjelajah berhasil meledakkan sebuah perahu motor di perairan samudera Pasifik.

Uji coba ini merupakan yang pertama dilakukan di tengah laut dan menggunakan senjata yang menjadi tonggak bersejarah bagi angkatan laut negeri itu.

“Kami berhasil menciptakan efek menghancurkan pada target yang bergerak dengan kecepatan tinggi,” kata Nevin Carr, Chief of Naval Research, seperti dikutip dari Foxnews, 13 April 2011.

Uji coba itu dilakukan di lepas pantai California, menggunakan senjata laser yang dipasang di geladak kapal uji coba pertahanan angkatan laut, USS Paul Foster. Laser ditembakkan dari jarak jauh ke sebuah perahu motor kecil dan menimbulkan api yang kemudian berkobar. Namun sejumlah detail seperti kepastian jarak tembak, dirahasiakan.

“Kami menembakkan laser dalam hitungan mil, bukan sekadar yard,” ucap Carr.

Sebagai informasi, angkatan laut, angkatan darat dan angkatan bersenjata lainnya telah bekerjasama untuk membuat sebuah senjata laser yang disebut ‘directed energy’ dalam bentuk sejumlah jajaran senjata baru.

Senjata-senjata itu terdiri dari meriam yang dipasang di tank sampai ke senapan yang dipasang di pesawat atau balon tak berawak. Uji coba yang dilakukan tersebut merupakan uji coba pertama senjata laser ditembakkan di laut dan bukti bahwa senapan laser bukanlah sekadar mimpi belaka.

“Ini merupakan kali pertama sebuah sinar laser di level daya tinggi dipasang di kapal perang, dan menggunakan daya dari kapal itu untuk mengalahkan target dalam jarak tertentu di lingkungan kelautan,” kata Peter Morrison, Program Officer for the Office of Naval Research.
“Angkatan laut saat ini bergerak cepat ke arah directed energy,” ucapnya. (eh)


• VIVAnews

Uji Coba Meriam TNI AD Gagal


Tribun Jateng - Rabu, 13 April 2011 09:42 WIB
Share |
Meriam.jpg
TRIBUNJATENG, KEBUMEN Latihan perang serta uji coba sistem senjata TNI Angkatan Darat di kawasan Urut Sewu, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dibatalkan karena situasi tidak kondusif. Hal ini menyusul aksi sekitar 500 orang dari kaum tani yang memblokade areal tersebut hingga Selasa (12/4/2011).

Personel tentara yang sempat tertahan di kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD Desa Setrojenar, Buluspesantren, juga telah ditarik beserta semua artileri yang sedianya akan diuji coba pada Senin lalu.

Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kebumen Adi Pandoyo, Selasa, mengatakan, karena situasi di lapangan tidak memungkinkan, uji coba meriam dan latihan perang TNI AD untuk sementara ditunda.

"Hasil dialog yang melibatkan Kapolda Jateng dan Pangdam IV/Diponegoro, seluruh pasukan dan peralatan tempur telah ditarik Senin malam. Untuk selanjutnya, persoalan ini akan dibahas di tingkat yang lebih tinggi," ujarnya, Selasa.

Pantauan Kompas, situasi di Jalan Diponegoro Desa Setrojenar yang sejak Minggu malam hingga Senin petang diblokade oleh ratusan orang bersenjata tajam, kemarin berangsur normal. Hanya terlihat satu regu piket berjaga di kantor Dislitbang TNI AD. Namun, warga masih memblokade jalan dari Kompleks Dislitbang menuju Pantai Bocor.

Secara terpisah, Ketua Bagian Divisi Litbang dan Media Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan Aris Panji mengatakan, penolakan latihan TNI AD di kawasan Urut Sewu merupakan harga mati. Ia juga membantah anggapan bahwa keinginan tersebut hanya kepentingan segelintir warga.

"Ini keinginan mayoritas warga tiga kecamatan di Ambal, Mirit, dan Buluspesantren. Panglima TNI harus memahami persoalan ini dengan benar karena ada sekitar 4.000 keluarga dari 15 desa yang mata pencahariannya terancam jika latihan tetap dilanjutkan," tegasnya.

Penolakan latihan TNI AD oleh warga kawasan Urut Sewu sudah terjadi beberapa kali selama lima tahun terakhir. Terakhir kali, pada akhir Maret 2011 lalu, sekitar 1.000 orang mendemo kantor Bupati Kebumen untuk menolak latihan dan uji senjata TNI AD di kawasan tersebut.

Editor : dahlan
 
TRIBUN

Menhan Tegaskan RI Akan Borong 1 Skuadron T-50 Korsel


Irwan Nugroho - detikNews

Menhan Tegaskan RI Akan Borong 1 Skuadron T-50 Korsel
Jakarta - RI berencana membeli jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan (Korsel) untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang. Bila disepakati, pemerintah akan memborong 1 skuadron T-50.

"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, 1 skuadron," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai rapat tentang 'Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN' di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2011).

Menurut Menhan, hingga kini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani. Namun, proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010 lalu.

"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata mantan Menteri ESDM ini.

Sebelumnya, Presiden Korea Aerospace Industries (KAI), Kim Hong Kyun, mengumumkan telah mendapatkan lampu hijau dari Menhan RI, meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas. Korsel berharap bisa menjual 16 T-50 ke Indonesia dengan nilai US$ 400 juta atau Rp 3,4 triliun, demikian dilansir kantor berita Yonhap.

Pejabat Korsel mengatakan T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.

Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.

Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transport dari Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut. Pada Juli 2010, Indonesia dan Korsel juga melakukan kerja sama untuk mengembangkan jet tempur.

detik

Dubes Somalia Persilakan Indonesia Gelar Operasi Militer


Ramadhian Fadillah - detikNews


  
Dubes Somalia Persilakan Indonesia Gelar Operasi Militer
Jakarta - 20 ABK Sinar Kudus disandera oleh perompak di Teluk Aden. Dubes Somalia pun mempersilakan  Indonesia jika ingin menggelar operasi militer guna membebaskan WNI.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Bidang Kerja Sama Internasional DPP Partai Golkar Iris Indira Murti. Indira mengutip pernyataan Dubes Somalia di RI Mohamud Olow Barow yang baru saja usai menemui Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Dalam pertemuan itu, Aburizal yang akrab disapa Ical didampingi oleh Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Happy Bone Zulkarnaen dan Indira. Acara ini berlangsung pukul 16.30 hingga 18.00 WIB di Wisma Bakrie I, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2011) malam.

"Mereka welcome, jika pemerintah Indonesia ingin melakukan operasi militer baik lewat laut ataupun udara, mereka siap bahu-membahu atau pun mempersilakan pemerintah Indonesia jika ingin melakukan operasi militer membebaskan sandera itu, mereka tidak merasa diintervensi dengan tindakan itu," Indira.

Dubes Somalia mengakui kekuatan angkatan laut mereka saat ini sedang lemah. Ini akibat dari perang saudara di negara tersebut yang sudah berlangsung hampir 20 tahun lamanya. Pemerintah Somalia pun meminta agar Indonesia jangan bernegosiasi dengan para perompak itu.

"Dia (Dubes) bilang, kalau soal tebusan itu, biarkan saja perusahaan pelayaran yang menangani, tapi pemerintah Indonesia jangan kompromi dengan perompak," lanjut Indira.

Dalam pertemuan itu, dicontohkan juga beberapa negara yang tegas-tegas melawan perompak. Mulai dari India dan Korea Selatan. Perlawanan ini justru diapresiasi oleh pemerintah Somalia.

"Tadi saya bilang ada kapal KRI korvet milik TNI AL yang sedang di Libanon. Saya sampaikan jarak antara Libanon dan Somalia sangat dekat, dia (Dubes) welcome silakan saja," kata Bone menambahkan.

"Dia bilang pemerintah Somalia welcome, mereka siap bahu-membahu," tandas Bone.

Kapal MV Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Roterdam, Belanda, tanggal 16 Maret 2011 lalu. Kapal yang diawaki oleh 31 ABK, 20 orang di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan biji nikel dan seharusnya sudah sampai 34 hari setelah keberangkatan.

(mok/nrl)

DETIK

BERITA POLULER