Pages

Wednesday, April 6, 2011

52 Unit Pesawat TNI AU Akan Tampil di Lanud Halim Perdanakusumah




JAKARTA - Sebanyak 52 unit pesawat berbagai jenis akan memeriahkan perayaan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara yang jatuh pada setiap 9 April. Juru Bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan ke-52 unit pesawat berbagai jenis itu ada yang melakukan atraksi atau mendukung atraksi lain seperti penerjunan satuan tempur, "free fall", dan penarikan "banner".

Ke-52 unit pesawat itu, lima pesawat Sukhoi SU 27/30, lima pesawat F-16 Fighting Falcon, lima pesawat F-5E Tiger, 10 pesawat Hawk 100/200, tujuh pesawat KT 1 , 12 pesawat C-130 BH Hercules, empat Helikopter Puma, dua pesawat Cesna , satu helikopter Bolko Sarnas, dan satu pesawat FASI Pitts S-2C Spesial.

Bambang mengatakan, ke-52 pesawat itu kini telah berada di Terminal Haji Bandara Halim Perdanakusuma, untuk melakukan latihan dan persiapan akhir menjelang hari "H".

Ia menjelaskan, lima pesawat Sukhoi dari Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin akan melakukan aerobatik dengan 14 manuver. Selain terbang aerobatik, pesawat-pesawat jet tempur buatan Rusia itu juga akan melakukan terbang lintas.

Demo terbang aerobatik juga akan dilakukan oleh Tim Aerobatik TNI Angkatan Udara "Jupiter" yang menggunakan tujuh pesawat KT-1 dengan 17 manuver, dan diakhiri pula dengan terbang lintas.

Sedangkan demo patroli udara akan ditampilkan sepuluh pesawat Hawl 100/200, demo serang udara langsung oleh pesawat F-16 Fighting Falcon dan F-5E Tiger, kata Bambang.

"Tak hanya itu, dalam peringatan HUT ke-65 TNI AU juga akan ditampilkan pengisian bahan bakar di udara (air refueling) oleh pesawat Hawk dan 1 KC C-130 Hercules. Selain memeriahkan perayaan hari jadi, penampilan sejumlah pesawat-pesawat itu juga merupakan bentuk pertanggungjawaban publik TNI Angkatan Udara kepada masyarakat," katanya menambahkan.

Selain menampilkan beragam pesawat HUT TNI Angkatan Udara kali ini juga akan dimeriahkan demo ketrampilan prajurit Pasukan Khas TNI Angkatan Udara yang melibatkan sekitar 300 personel seperti penerjunan satuan tempur, "free fall", "jumping master" dan "combat SAR" dengan menggunakan helikopter.

Bambang mengatakan, tema peringatan HUT ke-65 TNI Angkatan Udara "Dengan Profesionalisme dan Motivasi Yang Tinggi serta Dedikasi Satuan, Kita Wujudkan Angkatan Udara Yang Lebih Baik, Guna Menjaga Kedaulatan Negara di Udara dan Keutuhan NKRI".

Sumber : ANTARA

RI-Turki Perkokoh Kerjasama Pertahanan


JAKARTA - Pertemuan bilateral antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/4) membahas berbagai isu penting menyangkut hubungan bilateral maupun isu-isu global yang hangat dewasa ini.

Kedua Kepala Negara itu membahas satu kesepakatan untuk betul-betul meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, energi, pertanian, pariwisata dan cabang-cabang ekonomi yang lain. “Kami juga bersepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, utamanya industri pertahanan dan juga kerja sama bidang kekonsuleran,” kata Presiden SBY saat jumpa pers bersama Presiden Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka usai pertemuan bilateral.

Presiden SBY mencontohkan, sesuai yang dibicarakan di Ankara, saat Presiden berkunjung ke Turki beberapa saat yang lalu, disepakati untuk menjalin kerja sama visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Dalam pertemuan ini juga disepakati meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, generasi muda, olahraga termasuk penanganan bencana.

“Pendek kata, saudara-saudara, isu-isu yang kami bahas hari ini semuanya berkaitan dengan upaya kerja sama bilateral di bawah payung comprehensive partnership (kemitraan komprensif),” kata SBY.

Sumber : JURNAS

Jupiter Aerobatik Team Akan Tampil di HUT TNI AU


JAKARTA - Sejumlah pesawat KI-1 Wong Bee melakukan aksi aerobatik di langit di atas Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (5/4). Pesawat yang diterbangkan oleh para instruktur penerbang TNI Angkatan Udara yang tergabung dalam "Jupiter Aerobatik Team" (JAT) akan menampilkan atraksi aerobatik udara pada peringatan HUT TNI AU ke-65 tanggal 9 April mendatang. FOTO ANTARA/Adrie Indrayadi/pd/11



antara

Atraksi Sukhoi Akan Meriahkan HUT TNI AU Pada 9 April Mendatang




JAKARTA - Belakangan ini warga Jakarta kerap melihat jet tempur Sukhoi yang berseliweran . Bahkan hari ini ada Sukhoi yang bermanuver di angkasa. Rupanya pesawat tempur ini akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 pada 9 April mendatang.

Acara peringatan hari jadi TNI AU itu rencananya akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

"Jet Sukhoi itu rencananya akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 nanti," kata Kapten Tamsir, Perwira Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma melalui pesan singkatnya, Selasa (5/4).

Selama beberapa hari ini jet-jet Sukhoi rajin berlatih di langit Jakarta. Pesawat jet ini terbang beriringan atau melakukan berbagai manuver. Suara mesin jet pesawat itu terdengar keras.

Peringatan HUT TNI AU biasanya digelar dengan meriah. Seluruh kesatuan yang ada di bawah TNI AU akan mempertontonkan kemampuanya. Selain atraksi pesawat tempur, HUT TNI AU juga biasanya dimeriahkan pertunjukkan terjun payung oleh Pasukan Khas TNI AU.

Sumber : DETIKNEWS.COM

PT- 76, Amfibi “Gado-Gado” Andalan Marinir


PT-76 Marinir. (Foto: Kaskus)

5 April 2011 -- (SINDO): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.

Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.

Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu.

Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.

Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.

Sumber: SINDO

Korea Set to Endure Bad Terms for T-50 Export to Indonesia


06 April 2011
KAI T-50 Golden Eagle (photo : KAI)
Jakarta asks Seoul to buy more planes, accept penalty write-offs
Indonesia has asked South Korea to write off $20 million in penalties over the former’s delayed delivery of CN-235 transport aircraft in return for buying the T-50 Golden Eagle supersonic trainer jet, which can also be used as a light attack plane, according to government and industry sources Tuesday.
Jakarta also requested Seoul purchase four more CN-235s under a barter deal, the sources said.
The Seoul government is reviewing the offer positively as it has fought an uphill battle to gain the first exports of the jet following back-to-back defeats in trainer contests in the United Arab Emirates and Singapore.
The per-unit price of the CN-235 plane, built by the state-owned PT Dirgantara Indonesia (PT DI), is $25 million, similar to that of the T-50, jointly developed by Korea Aerospace Industries (KAI) and Lockheed Martin of the United States. The T-50’s price is presumed to be around $20-$25 million.
Under the envisaged new deal, if approved, the value of the original $400 million contract to sell 16 T-50s to Indonesia could be lowered to less than $280 million.
The value could be further reduced because KAI is obliged to share profits with Lockheed, which has technology export license over the T-50.
“Such a trade deal would certainly be disadvantageous for South Korea, but there are very few options since Seoul has been pressed to get the first overseas sale of the trainer jets,” an informed government source told The Korea Times on condition of anonymity.
Jakarta’s calm response to a break-in at an Indonesian delegate’s hotel room here in February was seen as an effort to increase its negotiating leverage over the deal, he said.
Last week, a Cheong Wa Dae official told reporters that Indonesia would soon announce the KAI-Lockheed team as the preferred bidder in its trainer acquisition program.
The presidential secretary said Indonesia’s Defense Ministry would send a letter confirming its selection of the T-50 as the preferred model as early as this week. The T-50 is competing with Russia’s Yak-130 and the Czech-built L-159B.
But Indonesia has neither confirmed nor denied its selection of a successful bidder.
T-50 cutaway (image : Flight International)
South Korea ordered four CN-235 aircraft for maritime patrol operations in December 2008. Under the $100 million contract, PT DI was to deliver the aircraft by the end of 2010.
But none have been received by the Korea Coast Guard (KCG) yet. “The Indonesian firm recently sent a document to us, saying the delivery will be delayed,” said Koh Jae-young at the KCG’s public affairs office. “Two aircraft will be delivered in May and the remainder are to be delivered by August.”
Indonesian authorities cited production line problems for the delay, he said.
In consultation with the Defense Acquisition Program Administration (DAPA), the KCG is in negotiation with PT DI for compensation over the delay. The amount of compensation is estimated at around $20 million, according to KCG and DAPA officials.
“At the request of the KCG, we’re reviewing legal procedures related to Indonesian compensation for the delayed delivery of CN-235s,” Maj. Choi Jong-oh at DAPA’s public relations office said, declining to elaborate.
The CN-235 is a medium-range twin turboprop airplane, jointly developed by Spain’s CASA and PT DI, formerly known as IPTN. The plane is used for VIP transport, maritime patrols, airlifts, and troop carrying.
South Korea has 20 CN-235s, 12 built in Spain and eight in Indonesia. The latest order was for a maritime patrol aircraft modified from the CN-235-110 equipped with advanced radar detection and thermal imaging systems.
Indonesia is a key arms partner of South Korea. Seoul has sold KT-1 Woongbi basic trainer jets and hundreds of military vehicles to Indonesia.
In a summit last December, President Lee Myung-bak and his Indonesian counterpart Susilo Bambang Yudhoyono agreed on efforts to jointly manufacture tanks, submarines and fighter jets.
(Korea Times)

Monday, April 4, 2011

DPR Setujui Hibah Kapal Patroli Dari Brunei


JAKARTA - Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyetujui rencana pemerintah menerima hibah dua kapal patroli dari Brunei Darussalam.

"Dengan catatan, pelaksanaan hibah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme perundang-undangan," ujar Wakil Ketua Komisi TB Hasanuddin saat membacakan kesimpulan di akhir rapat dengar pendapat Komisi Pertahanan dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di DPR, Senin (4/4) malam.

Sebelumnya, dalam rapat itu, sejumlah anggota Dewan mempertanyakan motif Brunei memberikan kapal. "Tidak ada makan siang yang gratis, jangan-jangan di akhir ada yang memberatkan," kata TB Hasanuddin. Legislator lainnya khawatir kasus kapal bekas dari Jerman Timur di masa Orde Baru, yang ternyata malah lebih mahal ketimbang kapal baru.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Soeparno meminta anggota parlemen tak berprasangka buruk. "Hibah ini sangat Islami, ikhlas, kalau berpikir yang tidak-tidak, kita seperti orang miskin yang sombong," katanya sembari berkelakar. Hadirin rapat kontan terbahak mendengarnya.

Legislator juga mempertanyakan penerimaan hibah yang belum memenuhi prosedur lengkap. Sejauh ini, kata Hasanuddin, Komisi Pertahanan baru menerima surat mengenai hibah dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.


Calon awak kapal hibah eks Waspada Class berangkat ke Brunei, 24 Maret lalu.

Seharusnya, ada pula surat pemberitahuan resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pimpinan DPR. Meski Komisi Pertahanan telah menyetujui hibah, mereka meminta pemerintah tetap memenuhi prosedur tersebut.

Soeparno mengatakan kapal yang harga satu unitnya bernilai sekitar Rp 50 miliar itu bakal diberangkatkan dari Brunei tanggal 28 April 2011. Dua kapal dengan panjang 44 meter itu dibuat tahun 1977-1978 oleh galangan asal Inggris di Singapura, Vosper Thornycroft. Hibah ini dikhabarkan beserta suku cadangnya yang diperkirakan cukup untuk waktu sepuluh tahun.

Hibah kapal lawas itu tak termasuk peluru kendali, karena stok peluru kendali yang ada sudah kadaluwarsa. Namun, Soeparno menyebutkan menambahkan peluru kendali adalah perkara mudah. "Gampang, beli (saja), tinggal masang," ucapnya.


Kapal Patroli kelas Waspada juga dilengkapi dengan rudal anti kapal Exocet MM-38

Ia menambahkan, biaya perjalanan, pelatihan awak, dan administrasi surat-surat semuanya diongkosi oleh pihak Brunei.

Pemerintah Brunei Darussalam menghibahkan ke Indonesia, dua kapal patroli kelas Waspada: KDB Waspada (P02) dan KDB Pejuang (P03) sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan militer kedua negara. Pemberian itu diumumkan Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat saat Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Bandar Seri Begawan, Brunei, pada Februari lalu.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM

BERITA POLULER