Pages

Wednesday, April 6, 2011

Atraksi Sukhoi Akan Meriahkan HUT TNI AU Pada 9 April Mendatang




JAKARTA - Belakangan ini warga Jakarta kerap melihat jet tempur Sukhoi yang berseliweran . Bahkan hari ini ada Sukhoi yang bermanuver di angkasa. Rupanya pesawat tempur ini akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 pada 9 April mendatang.

Acara peringatan hari jadi TNI AU itu rencananya akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

"Jet Sukhoi itu rencananya akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 nanti," kata Kapten Tamsir, Perwira Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma melalui pesan singkatnya, Selasa (5/4).

Selama beberapa hari ini jet-jet Sukhoi rajin berlatih di langit Jakarta. Pesawat jet ini terbang beriringan atau melakukan berbagai manuver. Suara mesin jet pesawat itu terdengar keras.

Peringatan HUT TNI AU biasanya digelar dengan meriah. Seluruh kesatuan yang ada di bawah TNI AU akan mempertontonkan kemampuanya. Selain atraksi pesawat tempur, HUT TNI AU juga biasanya dimeriahkan pertunjukkan terjun payung oleh Pasukan Khas TNI AU.

Sumber : DETIKNEWS.COM

PT- 76, Amfibi “Gado-Gado” Andalan Marinir


PT-76 Marinir. (Foto: Kaskus)

5 April 2011 -- (SINDO): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.

Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.

Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu.

Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.

Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.

Sumber: SINDO

Korea Set to Endure Bad Terms for T-50 Export to Indonesia


06 April 2011
KAI T-50 Golden Eagle (photo : KAI)
Jakarta asks Seoul to buy more planes, accept penalty write-offs
Indonesia has asked South Korea to write off $20 million in penalties over the former’s delayed delivery of CN-235 transport aircraft in return for buying the T-50 Golden Eagle supersonic trainer jet, which can also be used as a light attack plane, according to government and industry sources Tuesday.
Jakarta also requested Seoul purchase four more CN-235s under a barter deal, the sources said.
The Seoul government is reviewing the offer positively as it has fought an uphill battle to gain the first exports of the jet following back-to-back defeats in trainer contests in the United Arab Emirates and Singapore.
The per-unit price of the CN-235 plane, built by the state-owned PT Dirgantara Indonesia (PT DI), is $25 million, similar to that of the T-50, jointly developed by Korea Aerospace Industries (KAI) and Lockheed Martin of the United States. The T-50’s price is presumed to be around $20-$25 million.
Under the envisaged new deal, if approved, the value of the original $400 million contract to sell 16 T-50s to Indonesia could be lowered to less than $280 million.
The value could be further reduced because KAI is obliged to share profits with Lockheed, which has technology export license over the T-50.
“Such a trade deal would certainly be disadvantageous for South Korea, but there are very few options since Seoul has been pressed to get the first overseas sale of the trainer jets,” an informed government source told The Korea Times on condition of anonymity.
Jakarta’s calm response to a break-in at an Indonesian delegate’s hotel room here in February was seen as an effort to increase its negotiating leverage over the deal, he said.
Last week, a Cheong Wa Dae official told reporters that Indonesia would soon announce the KAI-Lockheed team as the preferred bidder in its trainer acquisition program.
The presidential secretary said Indonesia’s Defense Ministry would send a letter confirming its selection of the T-50 as the preferred model as early as this week. The T-50 is competing with Russia’s Yak-130 and the Czech-built L-159B.
But Indonesia has neither confirmed nor denied its selection of a successful bidder.
T-50 cutaway (image : Flight International)
South Korea ordered four CN-235 aircraft for maritime patrol operations in December 2008. Under the $100 million contract, PT DI was to deliver the aircraft by the end of 2010.
But none have been received by the Korea Coast Guard (KCG) yet. “The Indonesian firm recently sent a document to us, saying the delivery will be delayed,” said Koh Jae-young at the KCG’s public affairs office. “Two aircraft will be delivered in May and the remainder are to be delivered by August.”
Indonesian authorities cited production line problems for the delay, he said.
In consultation with the Defense Acquisition Program Administration (DAPA), the KCG is in negotiation with PT DI for compensation over the delay. The amount of compensation is estimated at around $20 million, according to KCG and DAPA officials.
“At the request of the KCG, we’re reviewing legal procedures related to Indonesian compensation for the delayed delivery of CN-235s,” Maj. Choi Jong-oh at DAPA’s public relations office said, declining to elaborate.
The CN-235 is a medium-range twin turboprop airplane, jointly developed by Spain’s CASA and PT DI, formerly known as IPTN. The plane is used for VIP transport, maritime patrols, airlifts, and troop carrying.
South Korea has 20 CN-235s, 12 built in Spain and eight in Indonesia. The latest order was for a maritime patrol aircraft modified from the CN-235-110 equipped with advanced radar detection and thermal imaging systems.
Indonesia is a key arms partner of South Korea. Seoul has sold KT-1 Woongbi basic trainer jets and hundreds of military vehicles to Indonesia.
In a summit last December, President Lee Myung-bak and his Indonesian counterpart Susilo Bambang Yudhoyono agreed on efforts to jointly manufacture tanks, submarines and fighter jets.
(Korea Times)

Monday, April 4, 2011

DPR Setujui Hibah Kapal Patroli Dari Brunei


JAKARTA - Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyetujui rencana pemerintah menerima hibah dua kapal patroli dari Brunei Darussalam.

"Dengan catatan, pelaksanaan hibah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme perundang-undangan," ujar Wakil Ketua Komisi TB Hasanuddin saat membacakan kesimpulan di akhir rapat dengar pendapat Komisi Pertahanan dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di DPR, Senin (4/4) malam.

Sebelumnya, dalam rapat itu, sejumlah anggota Dewan mempertanyakan motif Brunei memberikan kapal. "Tidak ada makan siang yang gratis, jangan-jangan di akhir ada yang memberatkan," kata TB Hasanuddin. Legislator lainnya khawatir kasus kapal bekas dari Jerman Timur di masa Orde Baru, yang ternyata malah lebih mahal ketimbang kapal baru.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Soeparno meminta anggota parlemen tak berprasangka buruk. "Hibah ini sangat Islami, ikhlas, kalau berpikir yang tidak-tidak, kita seperti orang miskin yang sombong," katanya sembari berkelakar. Hadirin rapat kontan terbahak mendengarnya.

Legislator juga mempertanyakan penerimaan hibah yang belum memenuhi prosedur lengkap. Sejauh ini, kata Hasanuddin, Komisi Pertahanan baru menerima surat mengenai hibah dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.


Calon awak kapal hibah eks Waspada Class berangkat ke Brunei, 24 Maret lalu.

Seharusnya, ada pula surat pemberitahuan resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pimpinan DPR. Meski Komisi Pertahanan telah menyetujui hibah, mereka meminta pemerintah tetap memenuhi prosedur tersebut.

Soeparno mengatakan kapal yang harga satu unitnya bernilai sekitar Rp 50 miliar itu bakal diberangkatkan dari Brunei tanggal 28 April 2011. Dua kapal dengan panjang 44 meter itu dibuat tahun 1977-1978 oleh galangan asal Inggris di Singapura, Vosper Thornycroft. Hibah ini dikhabarkan beserta suku cadangnya yang diperkirakan cukup untuk waktu sepuluh tahun.

Hibah kapal lawas itu tak termasuk peluru kendali, karena stok peluru kendali yang ada sudah kadaluwarsa. Namun, Soeparno menyebutkan menambahkan peluru kendali adalah perkara mudah. "Gampang, beli (saja), tinggal masang," ucapnya.


Kapal Patroli kelas Waspada juga dilengkapi dengan rudal anti kapal Exocet MM-38

Ia menambahkan, biaya perjalanan, pelatihan awak, dan administrasi surat-surat semuanya diongkosi oleh pihak Brunei.

Pemerintah Brunei Darussalam menghibahkan ke Indonesia, dua kapal patroli kelas Waspada: KDB Waspada (P02) dan KDB Pejuang (P03) sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan militer kedua negara. Pemberian itu diumumkan Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat saat Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Bandar Seri Begawan, Brunei, pada Februari lalu.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM

Batalyon Infanteri 712/ Wiratama Kembali Dari Tugas


BITUNG - Sejumlah prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama yang kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- Filipina menaiki KRI Teluk Ratai-509 dengan memanjat tali akibat kapal tidak bisa merapat di demaga di Marampit, Sulawesi Utara, Sabtu (2/4). Sebanyak 100 personil pengamanan perbatasan (pamtas) yang telah bertugas selama satu tahun di pulau Miangas, Pulau Marore, dan Marampit yang berbatasan dengan Filipina, kembali setelah masa tugasnya berakhir. FOTO ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11.


Latihan Teknik Terjun Statik Pendidikan Kopaska


SIDOARJO - Sejumlah siswa Pendidikan Komando Pasukan Katak (Dikpaska) Angkatan XXXIV mengikuti Latihan Teknik (Lattek) terjun payung Static di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Senin (4/4). Lattek Terjun Payung Static yang digelar oleh Sekolah Komando Pasukan Katak (Sepaska) tersebut, merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh anggota Kopaska TNI AL. FOTO ANTARA/Eric Ireng/Koz/ama/11.





Presdir Damen Schelde-Belanda Kunjungi Mabes TNI AL


JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno, menerima kunjungan Presiden Direktur perusahaan galangan kapal “Damen Schelde” Belanda Mr. Bereckfen beserta stafnya Mr. Ameiden, Senin (4/4) di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur. Belum diperoleh keterangan maksud dan tujuan presdir Damen berkunjung ke Indonesia.

Namun kuat dugaan kunjungan kali ini untuk membicarakan kerjasama pembuatan kapal perang jenis Patroli Kawal Rudal (PKR) dengan PT PAL. Hingga kini proyek pembangunan kapal PKR masih tertunda, dimana khabar terakhir Damen-Belanda yang terpilih sebagai kontraktor diwajibkan menyertakan kredit ekspor sebesar 220 Juta US Dollar kepada Indonesia.

Kemenhan dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi I pada Februari 2011 menjelaskan bahwa proses pengerjaan PKR tengah dalam masa pembuatan kontrak, namun beberapa hal belum disepakati hingga kini.

"Prosesnya jika kontrak sudah ditandatangani, maka kita teruskan kepada Kementerian Keuangan untuk mendapatkan loan agreement. Setelah ini efektif, baru semuanya jalan Pak" ungkap sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto S.Ip, M.A.


Model kapal Patroli Kawal Rudal

Dalam raker tersebut, Menhan, Purnomo Yusgiantoro juga menjelaskan bahwa prosesnya masih berjalan dan didiskusikan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dituangkan di kontrak. "Namun, keputusan yang mendapatkan kontrak ini adalah Damen. Jadi, Damen sudah mempunyai agreement dengan kita bahwa dia mau transfer teknologi dan sebagainya", ungkapnya.

Dari Damen sendiri belum ada keterangan resmi apakah kunjungan Presiden direkturnya ke Indonesia untuk menandatangani kontrak dengan PAL atau ada tujuan lain. Hadir dalam acara ini, Aspam Kasal Laksda TNI Ir. I Putu Yuliadnyana, Asops Kasal Laksda TNI Slamet Yulistiyono, Asrena Kasal Laksda TNI Among Margono, Kadissenlekal Laksma TNI Dwi Ujianto, Kadisadal Laksma TNI Suryo Djati Prabowo, dan Adnan Ganto selaku penasehat Ahli Kasal bidang Ekonomi.

Sumber : DISPENAL

BERITA POLULER