Pages

Thursday, March 24, 2011

Panglima TNI tutup Konferensi Regional PBB ke-3

 
tnI_pbb_3rdJakarta, Seruu.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., secara resmi menutup Lokakarya Konferensi Regional PBB Ke-3 (The 3rd UN Regional Conference Workshop), di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (23/3).  Konferensi yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut ini akan mengarah pada suatu kerja sama diantara negara-negara pengirim pasukan (TCC/Troops Cotributing Countries) dan negara-negara donor, mengingat landasan kerjasamanya telah terbentuk sebagai hasil dari kolaborasi dan teamwork yang dilakukan oleh para peserta dan pembicara dalam kelompok kerja.
Dalam amanat tertulisnya Panglima TNI menyatakan bahwa dewasa ini bentuk ancaman telah bergeser dari ancaman militer menjadi ancaman non militer. Paradigma perang juga telah bergeser dari bentuk perang  konvesional menjadi perang tersendiri yang unik, yakni perang dalam segala aspek kehidupan.  Hal ini ditandai oleh timbulnya konflik bersenjata di antara anak bangsa seperti yang terjadi di berbagai tempat di dunia. Sejalan dengan perubahan paradigma dalam merespon tantangan dan ancaman, utamanya berkaitan dengan Operasi Militer selain Perang (OMSP), maka lokakarya konferensi semacam ini dilaksanakan sebagai sarana untuk menemukan solusi paling tepat bagi negara-negara cinta damai untuk terus dapat memberikan andilnya terhadap perwujudan tatanan dan perdamaian dunia.
Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaran Konferensi Regional PBB ke 3 untuk wilayah Asia adalah atas pertimbangan kredibiltas serta peran dan partisipasi aktif Indonesia dalam misi pemelihara perdamaian PBB. Hingga saat ini Indonesia menempati peringkat 16 Negara Penyumbang Pasukan (Troops Contributing Countries), dengan jumlah personil sebanyak 1.692. Saat ini Indonesia terlibat aktif di 7 misi perdamaian PBB (UNPKO) yang tersebar di 6 negara yaitu Lebanon, Sudan, Congo, Leberia, Nepal dan Haiti. Selain itu, Indonesia memiliki kredibilitas dan image yang sangat baik dalam semua misi tersebut. Kontingen Garuda Indonesia juga diakui oleh pihak PBB sebagai pasukan perdamaian yang dapat diterima oleh banyak pihak dan senantiasa dekat di hati penduduk setempat. Prestasi-prestasi inilah yang menjadi salah satu pertimbangan pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi.
Selesai menutup lokakarya, di tempat yang sama Panglima TNI menerima kunjungan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Australia Letnan Jenderal David Hurley dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Misi perdamaian (USG UNDPKO), Mr. Alain Le Roy. Pada acara tersebut, Panglima TNI didampingi oleh Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E., Ka PMPP TNI Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC dan Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Y. Prayitno. [ir]

seruu

Panglima TNI terima Petinggi PBB New York


tni_pbbJakarta, Seruu.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima kunjungan kehormatan Mr. Alain Le Roy, Under Secretary General For United Nations Departement of Peace Keeping Operations (USG UN DPKO) atau Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Misi Perdamaian, didampingi oleh Letjen Sabacar Gaye Asisten Sekjen PBB untuk Urusan Militer (Assistant-Secretary General for Military Affairs) dan Letkol Chb Iroth Sonny Edhie (Asisten Penasehat Militer RI New York), di Hotel Sultan, Rabu (23/3/2011).
Kunjungan petinggi PBB ini bertujuan untuk bertukar pikiran dan mendapatkan masukan dari negara-negara utama penyumbang misi perdamaian PBB (Troop Contributing Countries) guna mendukung operasi misi perdamaian PBB di seluruh dunia.  Merupakan suatu kebanggan bagi Indonesia, karena tidak semua negara mendapatkan kunjungan kehormatan ini. Indonesia dipilih menjadi salah satu negara yang dikunjungi  Mr. Alain Le Roy karena dinilai memiliki peran signifikan dan prestasi menonjol di dalam mendukung operasi perdamaian PBB.
Hingga saat ini Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 20 negara terbanyak (top twenties) yang menyumbangkan pasukan dalam operasi misi perdamaian PBB. Indonesia sekarang berada pada peringkat 16 Negara Penyumbang Pasukan (Troops Contributing Countries), dengan jumlah personel sebanyak 1.692 orang. Saat ini Indonesia terlibat aktif di tujuh misi perdamaian PBB yang yang tersebar di enam negara yaitu Lebanon, Sudan, Congo, Liberia, Nepal dan paling terbaru, Haiti.  Selain itu, Indonesia memiliki kredibilitas dan image yang sangat baik dalam semua misi tersebut. Kontingen Garuda Indonesia juga diakui oleh pihak PBB sebagai pasukan perdamaian yang memiliki profesionalitas yang tinggi serta dekat di hati masyarakat setempat.
Menanggapi kunjungan tersebut, Panglima TNI menyambut baik dan berterimakasih atas dukungan USG UN DPKO selama ini terhadap TNI, khususnya terkait misi pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera PBB. Lebih lanjut, Panglima TNI berharap agar USG UN DPKO dapat terus mendukung dan meningkatkan peran TNI dalam semua misi PBB, baik di negara-negara yang tengah dilanda konflik maupun di Markas Besar PBB New York, khususnya di UN DPKO.
Turut hadir mendampingi Panglima TNI saat menerima kunjungan tersebut antara lain, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E., Ka PMPP TNI Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC dan Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Y. Prayitno.
Selain bertemu dengan Panglima TNI, kedatangan Mr. Alain Le Roy dalam rangka menghadiri Konferensi Regional Misi Perdamaian PBB di Hotel Sultan dan menjadi Key Note Speaker pada acara Jakarta International Defence Dialog (JIDD) di JHCC pada tanggal 25 Maret 2011 dengan topic pembicaraan International Strategies and Models for success in Counter Terrorism, Peacekeeping,  Humanitarian Relief dan Disaster Response.

seruu.com

Panglima TNI Terima Kunjungan Pejabat Militer Negara Sahabat


tni_sahabatJakarta, Seruu.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima kunjungan kehormatan beberapa pejabat militer negara sahabat yang terdiri dari Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan (Chairman Joint of Staff Committee Pakistan Armed Forces)  General Khalid Shameem Wynne HI,  Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru (New Zealand Chief of Defence Force) Major General Rhys Jones, Kepala Departemen Hubungan Internasional Italia (Deputy Chief of International Relation Department of Italian Armed Forces Headquarters) Rear Admiral Paolo Sandalli dan mantan Menteri Pertahanan Republik Korea (Former Minister of National Defence Republic of Korea) Mr. Kim Tae-Yung, di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3/2011).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian acara Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) yang dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.  JIDD diprakarsai Kementrian Pertahanan yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Universitas Pertahanan (UNHAN) Indonesia, bertujuan  untuk mempertemukan para pemimpin, perwira militer, akademisi dan pembuat kebijakan dari seluruh wilayah Asia Pasifik dan sekitarnya dalam rangka memperkuat harmonisasi,  strategi prioritas keamanan dan  dialog serta keterlibatan antara pasukan pertahanan bagi stabilitas masa depan wilayah Asia Pasifik.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih kepada pejabat militer negara sahabat yang telah hadir dalam acara JIDD serta secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada Major General Rhys Jones yang baru  dilantik sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Selandia  Baru.   Pertemuan dengan beberapa pejabat militer negara sahabat tersebut membicarakan masalah hubungan kerjasama militer dengan Tentara Nasional  Indonesia yang selama ini sudah berjalan baik untuk lebih ditingkatkan, baik  dalam hal latihan bersama maupun program pendidikan.  Pada pertemuan tersebut mantan Menhan Korea Selatan menawarkan transfer teknologi dalam pengadaan Alutsista TNI khususnya pengadaan kapal baik matra darat, laut dan udara.
Turut serta mendampingi Panglima TNI dalam acara tersebut antara lain Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, dan Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E. [ir]

seruu.com

Sejumlah Negara Asia Tertarik Membeli Alutsista Buatan Indonesia


JAKARTA - Sejumlah negara tetangga, seperti Papua Niugini, Filipina, dan Brunei, menjajaki kemungkinan pembelian persenjataan serta memperoleh kredit ekspor dari Pemerintah Republik Indonesia.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang ditemui di Jakarta, Kamis (24/3), menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan banyak permintaan untuk memenuhi kebutuhan persenjataan dari sejumlah negara tetangga dalam Jakarta International Defense Dialogue (JIDD).

”Timor Leste sudah mendapat kredit ekspor 40 juta dollar AS untuk pembelian dua kapal patroli cepat (fast patrol boat/FPB), ternyata sejumlah negara juga mempertanyakan kemungkinan mendapat fasilitas serupa,” ujar Purnomo.

FPB yang dibuat PT PAL Surabaya itu memiliki dimensi panjang dari 15 meter, 30 meter, 40 meter, hingga 60 meter.

Seusai pertemuan dengan delegasi Papua Niugini, negara tetangga tersebut ingin mengunjungi PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia. Mereka telah mengoperasikan sejumlah pesawat CASA-Nurtanio (CN) buatan Indonesia.

Pemerintah Filipina menyiapkan dana 100 juta dollar AS (sekitar Rp 900 miliar) untuk membeli tiga kapal landing platform dock (LPD) bagi angkatan lautnya. ”Kita sedang merundingkan spesifikasi LPD yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki Filipina,” kata Purnomo.

Brunei Minati SS-2

Selain itu, lanjut Purnomo, pemerintah Brunei juga berminat untuk membeli senapan serbu varian dua (SS-V2) buatan PT Pindad. Menurut dia, Pemerintah Brunei baru menyadari Indonesia telah memproduksi senjata jenis tersebut, yang merupakan produk Indonesia yang berbasis dari senapan Fabrique Nationale Belgia. Militer Brunei juga mengoperasikan perahu karet untuk satuan taktis yang dibuat di Bogor, Jawa Barat.

Sumber : KOMPAS

Simulasi Anti Teror Gegana Polri


SURABAYA - Sejumlah anggota Detasemen Gegana Satbrimobda Jatim, siaga sebelum melakukan penumpasan teroris dan penjinakan bom di salah satu gerbong KA Komuter jurusan Surabaya-Sidoarjo, di Stasiun KA Kota Gubeng Surabaya, Kamis (24/3). FOTO ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11.







SASTIND China dan Kemhan Tandatangani MoU Kerjasama Industri Pertahanan




JAKARTA - Kementerian Pertahanan RI dan State Administration for Science, Techonology and Industry for National Defence (SASTIND) sepakat meningkatkan kerja sama di bidang industri pertahanan kedua negara. Hal tersebut dituangkan dalam naskah perjanjian (MoU) yang ditandatangani oleh Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Kepala SASTIND, Chen Qiufa, pada Selasa (22/3) di Jakarta.

Kepada pers Sjafrie menjelaskan, SASTIND sepakat melakukan transfer teknologi dan produksi bersama peralatan militer dengan pabrik persenjataan yang ada di China. Ini merupakan salah satu butir dari nota kesepahaman tersebut. “SASTIND merupakan regulator peralatan-peralatan militer yang mau diekspor keluar. Dia yang mengatakan ya atau tidaknya peralatan boleh diekspor keluar negeri. Dia yang membawahi pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan militer,”paparnya.

Menyinggung mengenai kerja sama pembuatan rudal dengan China, Sjafrie mengatakan Kemhan akan melakukan secara bertahap melalui transfer teknologi dan produksi bersama sampai nantinya Indonesia bisa mencapai kemandirian.

Wakil Menteri Pertahanan juga mengatakan, pembelian alutsista dari China, termasuk rudal anti kapal, akan diikuti dengan tahapan transfer teknologi serta proses produksi bersama. Peluru kendali ini dipakai untuk perlengkapan persenjataan kapal perang TNI Angkatan Laut. “Di samping kita beli, kita juga harus mengantisipasi dengan joint production,” tegasnya.

Sedangkan untuk teknis pelaksanaan kerja sama, menurut Sjafrie, akan dibahas oleh pejabat setingkat direktur jenderal, baik untuk pembelian serta proses transfer teknologi serta produksi bersama. “Untuk pembelian, nantinya akan diurus oleh Badan Sarana Pertahanan dan transfer teknologinya oleh Dirjen Potensi Pertahanan,”jelasnya.

Selain menandatangani naskah perjanjinan di bidang industri pertahanan, kedua pihak juga melakukan dialog atau kosultansi untuk mempercepat hubungan antar kedua negara khususnya pertahanan secara luas demi mencipatakan rasa saling percaya dan stabilitas kawasan yang lebih baik.

Sumber : DMC

Presiden RI Meyakini Dalam JIDD Akan Terjadi Diskusi Yang Produktif


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) dan PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan) menyalami Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Brunei Darussalam Pangeran Mohamed Bolkiah (kiri) seusai meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) Tahun 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)

24 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (23/3), didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membuka Jakarta International Defence Dialogue di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, yang berlangsung 23-25 Maret 2011. Saat membuka JIDD, Presiden RI mengatakan bahwa dengan daftar pembicara JIDD yang telah disiapkan, Presiden yakin akan terjadi diskusi yang produktif dalam JIDD ini.

Dalam pembukaannya, Presiden mengatakan, saat ini di dunia tengah terjadi banyak hal seperti konflik di Libya, bencana nuklir di Jepang , demonstrasi di jalanan negara Arab, pengungsi dari negara-negara yang sedang berkonflik yang semua tragedi ini berimplikasi terhadap situasi keamanan.

Dikatakan oleh Presiden, keamanan Internasional menjadi lebih saling terkait antar negara di dunia dan bukannya menjadi lebih mudah, melainkan lebih rumit. Presiden juga menganggap aksi-aksi terorisme semakin gigih, dan kapasitas kelompok teroris juga meningkat dan memberikan tantangan baru dalam penanganannya seperti paket bom yang sedang terjadi di Indonesia.

Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, jelas Presiden, saat ini sedang mencari keseimbangan baru yang dapat memastikan stabilitas keamanan yang lebih baik. Setiap komponen bangsa turut berperan dalam perubahan pandangan strategis yang memaksa kita untuk berfikir secara berbeda. Dirinya mencontohkan, seperti sekelompok kecil orang yang mengelola wikileaks dengan agendanya dapat menjadi masalah bagi pemerintah di berbagai negara dengan membawa implikasi politis dan keamanan.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam sambutan pembukanya mengatakan, JIDD diharapkan menjadi wadah bagi para ahli dan yang berkecimpung langsung di bidang keamanan dan pertahanan untuk saling berbagi pandangan dan saling bertukar pengetahuan serta pendapat dengan bebas sehingga tercipta dialog yang sehat. JIDD ini juga diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi forum-forum serupa yang telah ada. Menhan sangat bangga karena total sekitar 300 peserta dialog berasal dari 34 negara. Meningkatnya keinginan dari komunitas internasional bekerjasama dalam hal strategi dan keamanan.

Di dalam JIDD ini, lanjut Menhan, diharapkan para ahli dibidang keamanan dan pertahanan dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya sehingga menjadi pelajaran bagi peserta dialog yang lebih muda. Menurut Menhan, even besar semacam JIDD ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang mengembangkan kerjasama bilateral antar negara maupun antara peserta JIDD.

JIDD yang bertemakan memperkuat keamanan dan stabilitas ini diselenggarakan memperingati Dies Natalis Universitas Pertahanan Indonesia yang ke-2 yang dihadiri pula Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan Anggota DPR RI, Panglima TNI, Kapolri, Walikota Jakarta, serta pejabat Asean. JIDD ini juga diikuti oleh 34 negara partisipan, wakil-wakil dari generasi muda seperti Taruna Akademi Militer, perwakilan mahasiswa dari perbagai perguruan tinggi negeri dan swasta serta Sekolah-Sekolah Tinggi Negeri lainnya.

Menjadi pembicara dalam JIDD yang berlangsung selama tiga hari ini antara lain; Pangeran Ahmed Bolkiah dari Brunei, Menteri Strategi Keamanan Internasional dari Inggris Gerald Howard MP, Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean, dan Wakil Sekjen Operasional PBB Alain Le Roy.

Sumber: DMC

BERITA POLULER