Pages

Wednesday, March 23, 2011

Obama Berjuang Cegah Serangan Balik Soal Libya



Rabu, 23 Maret 2011 21:13 WIB | 981 Views

Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjuang membendung pukulan politik atas peran tentara Amerika Serikat di Libya dan menghadapi pertanyaan tajam atas cara negara adidaya itu menyaring dirinya dari perang lain.

Obama kembali ke Washington dari Amerika Latin beberapa jam lebih awal dari yang direncanakan pada Rabu, memerlukan peredaan kecaman, yang meningkat selama ketidakhadirannya, karena lawatan lima hari ke luar negeri, dimulai pada hari peluru kendali Amerika Serikat dikirim ke Libya, demikian Reuters melaporkan.

Banyak dari sesama Demokrat-nya dan beberapa dari Republiken mengeluh tidak secara memadai diajak berembuk sebelum serangan pimpinan Amerika Serikat terhadap pasukan Muammar Gaddafi itu dimulai dan mempertanyakan dasar hukum kemelut tersebut.

Anggota parlemen itu menuntut jawaban tentang tujuan sebenarnya gerakan tersebut, waktu diperlukan dan biayanya, serta kepentingan utama keamanan negara adidaya itu.

"Terserah mereka mau sebut apa ini. Kita berperang, sementara masih bergerak di dua medan lain, yang membutuhkan sumber daya hakiki untuk jangka waktu lama," kata wakil rakyat John Larson, ketua kaukus Demokrat di DPR, dalam tanggapannya di CNN.com.

"Seluruh Kongres seharusnya lebih mendapat penjelasan dan terlibat dalam keputusan itu," katanya.

Masing-masing dari 161 peluru kendali jelajah ditembakkan ke Libya pada Selasa malam berharga satu juta dolar Amerika Serikat (sekitar sembilan miliar rupiah), mahal untuk dipakai saat pemotongan anggaran sedang dirundingkan di Washington dan Obama mencoba meredakan perang panjang dan mahal di Irak dan Afghanistan.

"Ini akan menjadi bencana lain. Kita harus berhenti menghabiskan harta Amerika Serikat dalam petualangan tentara itu dan mulai mengurus hal di sini, di dalam negeri," kata anggota liberal Demokrat di DPR Dennis Kucinich kepadda Fox News.

Obama membela gerakan itu pada temu wartawan di San Salvador.

"Amerika Serikat, dengan kemampuan khas kami, harus menanggapi peristiwa di seluruh dunia sebagai pemimpin dalam masyarakat dunia," katanya.

Kegemparan itu tampaknya membuat pemerintah lengah dan Obama di luar kedudukan untuk memberikan dalih tandingan.

Obama dan pembantunya berusaha meyakinkan rakyat Amerika Serikat bahwa peran negara itu akan terbatas dalam cakupan dan waktu, pasukan darat tak akan diturunkan, dan Amerika Serikat akan mengalihkan peran utama kepada sekutunya dalam hitungan hari.

Tapi, pengecamnya mempertanyakan apakah Amerika Serikat dapat benar-benar surut ke belakang seperti keinginan Obama, terutama jika pemimpin Libya Muammar Gaddafi tetap berkuasa.

Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Libya tidak menuntut ia pergi, dan sementara Obama mengatakan ia ingin Gaddafi digulingkan, itu bukan tujuan tindakan tentara tersebut.

"Presiden harus membuat beberapa jalan keluar untuk membawa kami keluar dari kekacauan ini," kata pensiunan Jenderal Barry McCaffrey kepada MSNBC, "Apa tujuan politiknya? Apa yang kita lakukan di sana? Apa akhir dari permainan itu?"

Rakyat Amerika akan mendukung selama peran Amerika Serikat jangka pendek, kata pakar strategi Demokrat Bud Jackson.

"Sekarang, kebanyakan orang Amerika melihat ini sebagai upaya terbatas dan terancang baik dengan harapan menyelamatkan nyawa. Jika ini berlarut-larut, saya pikir tingkat kecemasan rakyat akan naik," katanya. (B002/Z002/K004)


ANTARA

Sekjen PBB Kutuk Serangan Gaza


Rabu, 23 Maret 2011 10:03 WIB | 1185 Views
Sekjen PBB Ban Ki-moon. (FOTO ANTARA/AFP PHOTO)
Berita Terkait
 
PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengutuk keras pembunuhan pada Selasa oleh militer Israel terhadap empat warga sipil Palestina, dua di antara mereka anak-anak, di Jalur Gaza.

Ban "sangat prihatin pada meningkatnya situasi di Gaza dan Israel selatan - dan dia mengulangi pernyataan serta kecamannya terhadap serangan roket oleh kelompok garis keras Palestina di Gaza, termasuk di daerah-daerah berpenduduk, terhadap sasaran-sasaran sipil di Israel selatan," kata Sekjen PBB dalam pernyataan.

"Dia menyerukan kepada semua untuk menghormati kewajiban mereka menurut hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia."

Sebelumnya, Selasa, delapan warga Palestina - di antara mereka empat gerilyawan - tewas dalam dua serangan Israel secara terpisah di bagian timur Kota Gaza.

Dalam salah satu serangan, empat korban sipil tewas ketika sebuah meriam Israel menghantam sebuah rumah keluarga di Shejaiya, kata petugas medis.

Lonjakan pertumpahan darah tersebut terjadi setelah beberapa hari kekerasan di lintas-perbatasan meningkat, yang kemudian memicu ketegangan antara Israel dan Hamas sebagai penguasa Gaza kembali, serta menimbulkan kekhawatiran terjadinya serangan besar-besaran militer Israel.
(H-AK/A023)


ANTARA

Enam Kapal Perang NATO Memulai Patroli di Libya

Kamis, 24 Maret 2011 05:11 WIB | 396 Views
ilustrasi(FOTO ANTARA/AFP PHOTO / MARINE NATIONALE)
Berita Terkait
 
Brussels (ANTARA News/AFP) - Enam kapal perang NATO yang didukung oleh sebuah pesawat Rabu mulai berpatroli di perairan internasional di lepas pantai Libya untuk melaksanakan embargo senjata PBB terhadap rezim Muamar Gaddafi.

"Kapal-kapal perang dan pesawat NATO telah memulai patroli dekat pantai Libya sebagai bagian dari Operation Unified Protector," kata NATO di laman Internetnya.

Kapal-kapal itu telah di berada perairan di lepas pantai Libya, sementara sebuah pesawat patroli dan jet-jet tempur menuju ke tempat itu "untuk melakukan pengamatan jarak jauh dan mencegat yang diduga penerbangan-penerbangan yang membawa senjata ke Libya," kata aliansi tersebut.

"Kapal-kapal itu akan tetap di perairan internasional dan tidak akan masuk ke perairan wilayah Libya," jelasnya.

Jendral aliansi itu Pierre St-Amand dari Kanada sebelumnya memberitahukan bahwa enam negara NATO telah menjanjikan 16 kapal untuk operasi itu, termasuk tiga kapal selam.

Sekutu NATO sepakat untuk melancarkan operasi itu Selasa malam.(*)

(Uu.S008/M014)


ANTARA

Pembuatan Rudal Dilakukan Bertahap


24 Maret 2011



Rudal anti kapal C-705 buatan China mempunyai jangkauan 75 km, namun dengan tambahan mesin pendorong kedua mampu melesatkan hingga mencapai 170 km (photo : ClubChina)
JAKARTA – Kerja sama pembuatan peluru kendali jenis C 705 dengan Republik Rakyat China akan dilakukan secara bertahap melalui transfer teknologi dan produksi bersama sampai nantinya Indonesia bisa mencapai kemandirian.
Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari China, termasuk peluru kendali jenis C 705, akan diikuti dengan tahapan transfer teknologi serta proses produksi bersama.Peluru kendali ini dipakai untuk perlengkapan persenjataan kapal perang TNI Angkatan Laut. “Di samping kita beli, kita juga harus mengantisipasi dengan joint production,” tegas Sjafrie yang ditemui di sela-sela Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Jakarta kemarin. Dengan tahapan tersebut, ujarnya, dalam kurun waktu tertentu Indonesia akan mampu memasuki posisi kemandirian dalam memproduksi alutsista jenis rudal.

“Dengan transfer of technology dan joint production, kita akan bisa memasuki kemandirian. Begitulah tahapannya,”jelasnya. Tahapan yang sama, jelas Sjafrie, juga dilakukan saat akan melakukan produksi panser Anoa oleh PT Pindad. “Seperti pada proses panser Pindad. Dulu kan kita tidak bisa membuat. Makanya, kita beli, didukung oleh tim litbang untuk pengembangannya dan akhirnya kita bisa membangun. Yang sekarang masih diimpor yakni gear box dan mesinnya saja,”paparnya. Sedangkan untuk teknis pelaksanaan kerja sama, menurut Sjafrie, akan dibahas oleh pejabat setingkat direktur jenderal, baik untuk pembelian serta proses transfer teknologi serta produksi bersama. “Untuk pembelian, nantinya akan diurus oleh Badan Sarana Pertahanan dan transfer teknologinya oleh Dirjen Potensi Pertahanan,”jelasnya.

Sjafrie melanjutkan, kesepakatan untuk melakukan transfer teknologi dan produksi bersama peralatan militer dengan pabrik persenjataan yang ada di China merupakan salah satu butir dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dengan Badan Negara Urusan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Industri Pertahanan Nasional Republik Rakyat China (SASTIND) di Jakarta pada Selasa (22/3). “SASTIND ini merupakan regulator peralatan-peralatan militer yang mau diekspor keluar. Dia yang mengatakan ya atau tidaknya peralatan diekspor keluar negeri. Dia yang membawahi pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan militer,”paparnya.

Secara terpisah, peneliti alutsista PT Pindad Bandung, Wien Intarto, mengatakan, pembuatan peluru kendali memerlukan kerja sama antarindustri pertahanan. “Jadi, tidak bisa dilakukan oleh Pindad saja atau PT DI saja,”paparnya. Dia menambahkan, PT Pindad bisa disiapkan untuk memproduksi badan rudal, peluncur, mekanik, serta war head, sedangkan pengendali tetap harus diserahkan pada industri pertahanan lainnya.


(Seputar Indonesia)

TNI Kirim 2 Urban SAR ke Jepang

urban_sar
Jakarta, Seruu.com - Untuk membantu penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang, TNI mengirimkan 2 orang personelnya yang memiliki kualifikasi Urban SAR yang tergabung dalam SRC PB (Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana).
Kedua orang personel TNI tersebut tersebut adalah Letkol Inf Mohamad Shokir, Kesatuan Divisi 1/Kostrad, Kualifikasi Urban SAR sebagai Komandan Tim  dan Kapten Psk Sigit Sasongko, Kesatuan Yon-467 Paskhas, Kualifikasi Urban SAR.
SRC PB beranggotakan 15 personel dan telah berangkat ke Jepang pada tanggal 17 Maret 2011 untuk melaksanakan penugasan selama 14 hari dengan dukungan biaya dari BNPB, dengan tugas membantu mencari dan menyelamatkan WNI yang hilang akibat gempa bumi dan tsunami di Jepang.
Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kepada Pemerintah Jepang berupa uang tunai sebesar US$ 2.000.000 dan selimut 10.000 lembar. Upacara pemberangkatan dilaksanakan di Kemenko Kesra dengan Irup Menko Kesra didampingi Menlu RI. [ir]

SERUU.COM

Indonesia Jual 2 Kapal Patroli ke Timor Leste


22 Maret 2011
Kapal patroli cepat 57m buatan PT. Pindad (photo : TNI AL)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia menjual kapal patroli laut (fast patrol boat) ke Timor Leste. Kapal buatan PT PAL Indonesia ini panjangnya 30-40 meter. Timor Leste membeli dengan pertimbangan tidak perlu kapal besar dalam menjangkau teritorialnya.

"Mereka mau pesan dua kapal," kata Purnomo seusai jamuan santap siang Presiden Yudhoyono dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Istana Negara, Selasa (22/3).
Purnomo mengatakan dalam pembelian kapal itu Timor Leste mengajukan kredit ekspor kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia pun menyanggupi dan siap memberikan kredit ekspor lewat lembaga penjamin ekspor Indonesia (LPEI). Dalam transaksi ini, Indonesia menjual kapal patroli per unitnya US$ 20 juta atau sekitar Rp 175 miliar.

Indonesia juga mendapat pesanan tiga kapal Landing Platform Dock, yang bisa didarati helikopter, dari Filipina. Kapal ini tidak hanya digunakan untuk pengangkutan pasukan tetapi juga untuk operasi penanggulangan bencana. Pembelian ini melalui fasilitas kredit penandatanganan pemerintah dengan pemerintah. "Tapi, sekarang belum," ujarnya.

Selain membeli kapal, Filipina juga akan membeli senjata dari PT Pindad. Brunei Darussalam juga memberi senjata dari PT Pindad.

Indonesia, kata Purnomo, juga menawarkan pesawat CN-235 kepada Filipina, Brunei, dan Vietnam. "Beberapa sudah kita kirimkan, Korea pun akan membeli CN-235," katanya.

Pemerintah juga menawarkan amunisi, senjata SS dan panser Anoa. "Malaysia telah memesan Anoa," katanya.

Pemerintah berharap industri pertahanan berjalan dengan baik. "Ini tahapnya masih incorporated untuk mendorong terus membaik. Jadi targetnya belumestablish," ujarnya.

Chinook RSAF Singgah di Lanud Supadio

23 Maret 2011, Kubu Raya -- (ANTARA News): Seorang anggota Brigade Anjing Satuan Polisi Militer TNI-AU bersiaga di sekitar helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF), yang singgah di Lanud Supadio, Kab. Kubu Raya, Kalbar, Selasa (22/3). Dua Helikopter Chinook berpenumpang 28 personil militer itu akan kembali ke negaranya setelah melaksanakan Latihan Bersama Penanggulangan Bencana Alam ARF DIREx di Manado, Sulawesi Utara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)

Beberapa personil helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF) mencek mesin heli ketika singgah di Lanud Supadio. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)


SUMBER ANTARA

BERITA POLULER