Senin, 21 Maret 2011 19:38 Redaksi Seruu.Com
Jakarta, Seruu.com - Indonesia mendapatkan kepercayaan dunia sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan Lokakarya Konferensi Regional PBB Ke-3 (
3rd UN Regional Conference Workshop) selama 3 (tiga) hari, mulai 21 s.d 23 Maret 2011 di Hotel Sultan - Jakarta dan dibuka oleh Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Hotma Marbun mewakili Panglima TNI, Senin (21/3).
Konferenesi regional pertama untuk kawasan Afrika dilaksanakan di Negeria pada Agustus 2010, sedangkan yang kedua untuk kawasan Amerika di selenggarakan di Buenos Aires, Argentina, Desember 2010. Pada konferensi regional ketiga kali ini mengangkat isu Penangkalan, Penggunaan Pasukan dan Kesiapan Operasi (Detterence, Use of Force and Operational Readiness) sebagai tema utama.
Konferensi ini adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Office of Military Affairs (OMA) United Nations Departement Peace Keeping Operations (UNDPKO), New York, diikuti oleh 22 negara yang mengirimkan pasukan pada misi PBB (Troops Contributing Countries) antara lain Amerika Serikat, Australia, Prancis, Inggris,Indonesia, Jepang, Malaysia, Brunai dan Filipina. Adapun outcome dari kegiatan ini berupa konsep dan strategi yang efektif dalam penggelaran misi perdamaian internasional guna menjawab setiap tantangan yang tertuang dalam mandat PBB.
Pada pembukaan acara tersebut dibacakan amanat Panglima TNI yang antara lain mengamanatkan bahwa dunia saat ini sedang mengalami situasi yang kurang kondusif yang diwarnai oleh kejahatan lintas negara, aksi teror, penyelundupan senjata dan manusia, separatisme, tindakan pemisahan wilayah, perubahan iklim, pemanasan global, perompakan pembajakan di laut, bencana alam, krisis kelangkaan makanan dan enerji, yang telah membahayakan keamanan hidup manusia. Di berbagai belahan dunia, sejumlah konflik internal dan antar negara, juga telah mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat dunia, sehingga mereka pergi bermigrasi, dan meninggalkan kampung halamannya sebagai pengungsi demi mempertahankan keselamatan jiwanya.
Keinginan untuk menurunkan pemimpin negara yang sah dari tampuk kekuasaan, dorongan masyarakat akan pemerintahan yang baru, serta kolaborasi yang mungkin diciptakan oleh kelompok oposisi yang bekerja sama dengan asing guna memperoleh dukungan dana dan politis, akan memperkeruh situasi dalam negeri dari negara yang terkena masalah. Kondisi semacam itu akan semakin keruh dengan kenyataan di lapangan bahwa kelompok oposisi menggunakan senjata untuk menggulingkan pemimpin negaranya. PBB sebagai salah satu organisasi tertinggi dunia berkewajiban meredakan suasana keruh tersebut di lapangan dengan mengerahkan pasukan perdamaian dan mengembalikan negara yang bertikai tersebut menjadi normal kembali. Dengan demikian, kehidupan masyarakat setempat akan terbebas dari rasa takut dan dapat melanjutkan kehidupan sehari-hari dengan baik.
Konferensi ini dihadiri oleh para petinggi PBB yang bermarkas di New York, seperti Asisten Sekjen/Military Advisor UNDPKO Letjen Babacar Gaye, Kepala Staf Urusan Militer, Departemen Pasukan Misi Perdamaian PBB Brigjen Jean Baillaud. Sedangkan dari Indonesia turut hadir Wakil Menlu RI, Bapak Triyono Wibowo dan Kepala PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI Brigjen TNI I Gede Sumertha K.Y, PSc. [puspen/is]
seruu.com