Pages

Thursday, March 17, 2011

Kapal Indonesia Dibajak : Kemhan Siapkan Operasi Militer


18 Maret 2011

Personel pasukan elit TNI AL Denjaka saat mengikuti Latgab Anti Teror (photo : Antara)

Jurnas.com KEPALA Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI I Wayan Midhio mengatakan Kementerian Pertahanan siap mengerahkan kekuatan untuk operasi militer untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera oleh perompak di sekitar perairan Somalia. "Jika itu diperlukan, Kita siap mengerahkan kekuatan militer untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera itu," kata I Wayan Midhio saat dihubungi jurnas.com, Jumat (18/3) pagi.

Sekelompok orang berjumlah 30 hingga 50 orang membajak kapal kargo berbendera Indonesia MV Sinar Kudus sekitar 320 mil laut timur laut dari Pulau Socotra, pada hari Rabu (16/3). Kapal milik PT Samudera Indonesia itu mengangkut 20 pelaut Indonesia dan barang curah berupa nikel dengan tujuan akhir Pelabuhan Rotterdam, Belanda.

MV. Sinar Kudus (photo : Sinar Kudus)

Kapal itu lantas digunakan sebagai kapal induk untuk melancarkan serangan pada kapal lain. Sinar Kudus lalu digunakan untuk menyerang kapal kargo Emperor berbendera Liberia, namun pembajakan itu berhasil digagalkan pasukan keamanan bersenjata setelah terjadi adu tembak.

Kementerian Pertahanan, kata Wayan, sejauh ini memonitor perkembangan informasi pembajakan kapal tersebut. Hingga saat ini, Kemhan menunggu dari Kemlu bagaimana menangani masalah itu, termasuk mengidentifikasi kapal itu milik siapa, berapa warga Indonesia atau apakah hanya menggunakan nama Indonesia. Itu semua perlu dicek.


Setelah diketahui akan dilakukan negosiasi. “Sejauh ini belum diketahui, posisi kapal dimana. Kalau kita memang memerlukan pengerahan kekuatan militer, kita akan lakukan. Sampai saat ini, belum dilakukan, hanya memantau saja. Kami menunggu dari Kementerian Luar Negeri,” kata Wayan.

Menurutnya, Kemhan belum mendapatkan laporan hasil resmi dari Kemlu. “Kita kedepankan dulu fungsi Kemlu untuk melakukan upaya-upaya negosiasi,” katanya.

Putin Akan Kunjungi Pulau Rusia Dekat Jepang

Jumat, 18 Maret 2011 01:12 WIB | 486 Views
PM Rusia Vladimir Putin (REUTERS.com)

Moskow (ANTARA News) - Perdana Menteri Vladimir Putin akan melakukan kunjungan yang sebelumnya tak direncanakan, Sabtu, ke sebuah pulau Rusia yang terletak persis di utara Jepang yang dilanda-gempa, juru bicaranya mengatakan, Kamis,

Lawatan cepat Putin ke pulau Sakhalin itu, yang separuh selatannya dikuasai Jepang pada abad ke-19, terutama akan mencakup masalah energi, jelas juru bicaranya, Dmitry Peskov, pada kantor-kantor berita Rusia, seperti dilaporkan AFP.

"Kunjungan ini akan dicurahkan pada masalah gas yang mengkhawatirkan."

Putin akan membicarakan "penyelesaian sebuah pipa gas dan pemasangannya ke sebuah pembangkit tenaga listrik panas setempat," ujar juru bicara itu.

Peskov tidak menyebut gempa Jepang, tapi kunjungannya terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat di antara masyarakat Shakalin dan wilayah Timur Jauh Rusia mengenai risiko radiasi dari PLTN Jepang yang rusak karena gempa.

Awal pekan ini, Presiden Dmitry Medvedev memerintahkan pemerintah Rusia untuk mengajukan rencana pertolongan darurat pada Jepang yang mencakup pengapalan batu bara dan gas alam cair baru.

Pada Kamis, pemerintah Rusia juga telah suka rela membantu Jepang dalam mencegah keluarnya radiasi di PLTN Fukushima-nya yang rusak.

Kunjungan sebelumnya oleh para pejabat penting Rusia telah memicu keprihatinan d Jepang karena perselisihan yang meningkat antara kedua belah pihak mengenai Kepulauan Kuril, dekat Sakhalin, yang militer Sovyet rebut pada hari-hari hampir berakhirnya Perang Dunia II.

Rusia telah berjanji untuk meningkatkan pertahanan Kuril dan mengecam klaim Jepang atas rangkaian pulau itu.

Sengketa Kuril membara pada November lalu ketika Medvedev menjadi pemimpin Rusia pertama yang mengunjungi satu dari empat pulau di bagian kepulauan yang dikuasai Rusia itu.

Tapi perselisihan itu tampaknya mereda karena krisis nuklir itu, yang para pejabat Rusia telah pantau berdasar basis harian dengan kesiagaan meningkat.

Medvedev Kamis mengatakan bahwa "apa yang terjadi di Jepang adalah bencana kolosal nasional, suatu malapetaka". 


ANTARA

C-130 Thailand Angkut Bantuan ke Jepang


Jumat, 18 Maret 2011 10:30 WIB | 159 Views
C-130 J Super Hercules. (Foto: lockheedmartin) (ilustrasi)

Bangkok (ANTARA News/TNA-OANA) - Dua pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) Kamis malam terbang dari Bangkok dengan memuat bantuan kemanusiaan bagi Jepang untuk membantu korban gempa bumi dahsyat yang memicu tsunami di Jepang.

Bencana tersebut diperkirakan menewaskan setidaknya 5 ribu orang di sepanjang perairan timur Pulau Honshu.

Kepala Deputi Regu Kebijakan Sipil RTAF, Kapten Mana Prasopsri mengatakan RTAF telah mempersiapkan tiga pesawat angkut C-130 yang dua diantaranya berangkat Kamis malam pukul 22.00 dan satu lainnya pada Jumat malam pukul 22.00.

Kapten Regu Mana mengatakan bahwa dua pesawat pertama yang membawa bantuan diperkirakan tiba di Jepang Jumat pukul 08.00 waktu Thailand dan setelah menuntaskan misi tersebut, kedua pesawat akan mengangkut warga negara Thailand yang ingin pulang ke negaranya.

Namun jumlah warga Thailand yang kembali dengan pesawat itu saat ini tidak dapat diketahui dimana setiap pesawat C-130 dapat memuat 100 penumpang dalam sekali perjalanan.

Mana mengatakan bahwa sebanyak dua ahli fisika dari Institut Kesehatan Penerbangan akan berkunjung ke Jepang dengan menumpang C-130 untuk memberikan saran mengenai kontaminasi radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat gempa bumi.

Pesawat itu akan memuat 3 ribu paket bantuan dan kebutuhan lainnya termasuk tablet iodine.(*)

Indonesia Perhatikan Permintaan Jepang

Jumat, 18 Maret 2011 10:24 WIB | 203 Views
Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kanan) berjalan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Makiko Kikuta (kiri) usai pertemuan di Jakarta, Kamis (17/3). (ANTARA/Rosa Panggabean)
Kalau Jepang meminta, kita akan berikan perhatian karena selama ini kita banyak dibantu Jepang"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan Indonesia akan memberikan tambahan energi gas alam cair dan minyak bumi kepada Jepang jika pemerintah Jepang menginginkannya.

"Kalau Jepang meminta, kita akan berikan perhatian karena selama ini kita banyak dibantu Jepang," kata Agus di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, pemerintah Indonesia sudah memberikan bantuan 2 juta dolar AS untuk Jepang yang merupakan bentuk solidaritas Indonesia terhadap negeri itu.

"Tapi kalau untuk bentuk yang lain, kita masih harus bicarakan dulu. Saya kan tidak hadir dalam pertemuan itu," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah Jepang meminta Indonesia meningkatkan pasokan minyak bumi dan gas alam cair (LNG) untuk mengatasi krisis listrik akibat bencana gempa dan tsunami.

"Akibat tsunami dan gempa, PLTN rusak dan terjadi kekurangan listrik besar-besaran" kata Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Makiko Kikuta.

Kamis kemarin (17/3), Makiko Kikuta bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Hotel Borobudur, Jakarta.

Makiko mengakui, sejak terjadinya gempa dan tsunami, PLTN di negara itu rusak parah, sehingga Jepang kekurangan pasokan listrik.

"Saya meminta kepada Hatta agar pemerintah memberikan tambahan energi dan gas alam cair serta minyak bumi kepada Jepang," ujarnya.

Permintaan tersebut, lanjut Makiko, telah disampaikan kepada Hatta Rajasa dalam pertemuan tersebut.

"Pak Hatta telah menyampaikan beliau menanggapi secara serius permintaan saya. Kita mengharapkan bantuan LNG dan minyak bumi," tegasnya.

Hatta sendiri menyatakan belum memberikan keputusan karena harus dibahas dengan Menteri ESDM.

"Ada permintaan, tentu yang pertama kita akan bahas bersama menteri ESDM, dan saya akan laporkan segera kepada Presiden. Kita menanggapi itu dengan serius," jelas Hatta.

Hatta mengakui belum mengetahui berapa jumlah permintaannya. Hanya saja, kebutuhan listrik Jepang sama besarnya dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa.

"Belum disampaikan jumlahnya, tapi kalau melihat padamnya PLTN nuklir itu sama dengan luas Pulau Jawa, itu artinya puluhan ribu megawatt, tentu jumlahnya cukup besar," paparnya.

Ketika ditanyai mengenai apakah Indonesia mampu memenuhi permintaan Jepang tersebut, sementara di Indonesia pun mengalami kekurangan gas, Hatta menyatakan kekurangan gas yang dialami Indonesia bukan karena kurangnya persediaan, melainkan tidak adanya terminal penampung.

"Saya belum lihat, kalau kita kekurangan itu bukan karena kita tidak punya LNG, tapi kita tidak punya `receiving terminal`," katanya.(*)


antara

Defense Secretary Gates to make final visit to Russia before retirement - White House

Robert Gates
23:14 17/03/2011
U.S. Secretary of Defense Robert Gates will make his final trip to Russia next week before retiring later in the year, White House spokesman Jeff Morrell told RIA Novosti on Thursday. Gates, 67, will visit Moscow and St. Petersburg March 22-23.
"This is his fourth and possibly final trip as Defense Secretary. He is leaving this year. And therefore he is very much looking forward to this trip," Morrell said.
The Pentagon chief has repeated several times that he would retire in 2011, before 2012 election campaigns begin. He said he wants to vacate his office this year so that a new minister could work with the current presidential administration before elections next year.
WASHINGTON, March 17 (RIA Novosti)

RIA Novosti

Russia set to start construction of 3rd Graney class nuclear sub

Russia set to start construction of 3rd Graney class nuclear sub
The construction of the third Graney class nuclear-powered attack submarine will begin in 2011, a spokesman for the Russian Navy said on Thursday. The first Graney class sub, the Severodvinsk, will enter service with the Navy by the end of 2011. The second vessel, the Kazan, is being built at the Sevmash Shipyard in the northern Russian city of Severodvinsk.
Graney class nuclear submarines are designed to launch a variety of long-range cruise missiles (up to 3,100 miles or 5,000 km), with conventional or nuclear warheads, and effectively engage submarines, surface warships and land-based targets.
The submarine's armament includes 24 cruise missiles and eight torpedo launchers, as well as mines and anti-ship missiles.
Russia plans to build at least six Graney class submarines.
MOSCOW, March 17 (RIA Novosti)

RIA Novosti

Russia set to continue tests of Bulava missile in June


Bulava missile
16:29 17/03/2011
The first test launch of Russia's sea-based Bulava ballistic missile this year will be carried out in June, missile designer Yury Solomonov said on Thursday. "The launch will be carried out as soon as the ice melts...sometime in June," Solomonov said.
The Bulava (SS-NX-30) SLBM carries up to 10 MIRV warheads and has a range of over 8,000 kilometers (5,000 miles).
The Russian Navy plans to deploy the Bulava on the new Borey class strategic submarines.
Despite several previous failures, officially blamed on manufacturing defaults, the Russian military has insisted that there is no alternative to the Bulava submarine-launched ballistic missile, and pledged to continue testing the missile until it is ready for service with the Navy.
In the last test in late October, a Bulava missile was successfully test-fired from the Dmitry Donskoi nuclear-powered submarine in the White Sea, hitting a target on a test range in Russia's Far East Kamchatka region some 6,000 kilometers to the east.
Solomonov said that the next launch could be carried out either by the Dmitry Donskoi or Yury Dolgoruky submarines.
Russia is planning to conduct at least four test launches of the Bulava missile this year. If they are successful, the missile will be put in service by yearend.

MOSCOW, March 17 (RIA Novosti)
RIA Novosti

BERITA POLULER