Pages

Thursday, March 17, 2011

C-130 Thailand Angkut Bantuan ke Jepang


Jumat, 18 Maret 2011 10:30 WIB | 159 Views
C-130 J Super Hercules. (Foto: lockheedmartin) (ilustrasi)

Bangkok (ANTARA News/TNA-OANA) - Dua pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) Kamis malam terbang dari Bangkok dengan memuat bantuan kemanusiaan bagi Jepang untuk membantu korban gempa bumi dahsyat yang memicu tsunami di Jepang.

Bencana tersebut diperkirakan menewaskan setidaknya 5 ribu orang di sepanjang perairan timur Pulau Honshu.

Kepala Deputi Regu Kebijakan Sipil RTAF, Kapten Mana Prasopsri mengatakan RTAF telah mempersiapkan tiga pesawat angkut C-130 yang dua diantaranya berangkat Kamis malam pukul 22.00 dan satu lainnya pada Jumat malam pukul 22.00.

Kapten Regu Mana mengatakan bahwa dua pesawat pertama yang membawa bantuan diperkirakan tiba di Jepang Jumat pukul 08.00 waktu Thailand dan setelah menuntaskan misi tersebut, kedua pesawat akan mengangkut warga negara Thailand yang ingin pulang ke negaranya.

Namun jumlah warga Thailand yang kembali dengan pesawat itu saat ini tidak dapat diketahui dimana setiap pesawat C-130 dapat memuat 100 penumpang dalam sekali perjalanan.

Mana mengatakan bahwa sebanyak dua ahli fisika dari Institut Kesehatan Penerbangan akan berkunjung ke Jepang dengan menumpang C-130 untuk memberikan saran mengenai kontaminasi radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat gempa bumi.

Pesawat itu akan memuat 3 ribu paket bantuan dan kebutuhan lainnya termasuk tablet iodine.(*)

Indonesia Perhatikan Permintaan Jepang

Jumat, 18 Maret 2011 10:24 WIB | 203 Views
Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kanan) berjalan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Makiko Kikuta (kiri) usai pertemuan di Jakarta, Kamis (17/3). (ANTARA/Rosa Panggabean)
Kalau Jepang meminta, kita akan berikan perhatian karena selama ini kita banyak dibantu Jepang"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan Indonesia akan memberikan tambahan energi gas alam cair dan minyak bumi kepada Jepang jika pemerintah Jepang menginginkannya.

"Kalau Jepang meminta, kita akan berikan perhatian karena selama ini kita banyak dibantu Jepang," kata Agus di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, pemerintah Indonesia sudah memberikan bantuan 2 juta dolar AS untuk Jepang yang merupakan bentuk solidaritas Indonesia terhadap negeri itu.

"Tapi kalau untuk bentuk yang lain, kita masih harus bicarakan dulu. Saya kan tidak hadir dalam pertemuan itu," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah Jepang meminta Indonesia meningkatkan pasokan minyak bumi dan gas alam cair (LNG) untuk mengatasi krisis listrik akibat bencana gempa dan tsunami.

"Akibat tsunami dan gempa, PLTN rusak dan terjadi kekurangan listrik besar-besaran" kata Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Makiko Kikuta.

Kamis kemarin (17/3), Makiko Kikuta bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Hotel Borobudur, Jakarta.

Makiko mengakui, sejak terjadinya gempa dan tsunami, PLTN di negara itu rusak parah, sehingga Jepang kekurangan pasokan listrik.

"Saya meminta kepada Hatta agar pemerintah memberikan tambahan energi dan gas alam cair serta minyak bumi kepada Jepang," ujarnya.

Permintaan tersebut, lanjut Makiko, telah disampaikan kepada Hatta Rajasa dalam pertemuan tersebut.

"Pak Hatta telah menyampaikan beliau menanggapi secara serius permintaan saya. Kita mengharapkan bantuan LNG dan minyak bumi," tegasnya.

Hatta sendiri menyatakan belum memberikan keputusan karena harus dibahas dengan Menteri ESDM.

"Ada permintaan, tentu yang pertama kita akan bahas bersama menteri ESDM, dan saya akan laporkan segera kepada Presiden. Kita menanggapi itu dengan serius," jelas Hatta.

Hatta mengakui belum mengetahui berapa jumlah permintaannya. Hanya saja, kebutuhan listrik Jepang sama besarnya dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa.

"Belum disampaikan jumlahnya, tapi kalau melihat padamnya PLTN nuklir itu sama dengan luas Pulau Jawa, itu artinya puluhan ribu megawatt, tentu jumlahnya cukup besar," paparnya.

Ketika ditanyai mengenai apakah Indonesia mampu memenuhi permintaan Jepang tersebut, sementara di Indonesia pun mengalami kekurangan gas, Hatta menyatakan kekurangan gas yang dialami Indonesia bukan karena kurangnya persediaan, melainkan tidak adanya terminal penampung.

"Saya belum lihat, kalau kita kekurangan itu bukan karena kita tidak punya LNG, tapi kita tidak punya `receiving terminal`," katanya.(*)


antara

Defense Secretary Gates to make final visit to Russia before retirement - White House

Robert Gates
23:14 17/03/2011
U.S. Secretary of Defense Robert Gates will make his final trip to Russia next week before retiring later in the year, White House spokesman Jeff Morrell told RIA Novosti on Thursday. Gates, 67, will visit Moscow and St. Petersburg March 22-23.
"This is his fourth and possibly final trip as Defense Secretary. He is leaving this year. And therefore he is very much looking forward to this trip," Morrell said.
The Pentagon chief has repeated several times that he would retire in 2011, before 2012 election campaigns begin. He said he wants to vacate his office this year so that a new minister could work with the current presidential administration before elections next year.
WASHINGTON, March 17 (RIA Novosti)

RIA Novosti

Russia set to start construction of 3rd Graney class nuclear sub

Russia set to start construction of 3rd Graney class nuclear sub
The construction of the third Graney class nuclear-powered attack submarine will begin in 2011, a spokesman for the Russian Navy said on Thursday. The first Graney class sub, the Severodvinsk, will enter service with the Navy by the end of 2011. The second vessel, the Kazan, is being built at the Sevmash Shipyard in the northern Russian city of Severodvinsk.
Graney class nuclear submarines are designed to launch a variety of long-range cruise missiles (up to 3,100 miles or 5,000 km), with conventional or nuclear warheads, and effectively engage submarines, surface warships and land-based targets.
The submarine's armament includes 24 cruise missiles and eight torpedo launchers, as well as mines and anti-ship missiles.
Russia plans to build at least six Graney class submarines.
MOSCOW, March 17 (RIA Novosti)

RIA Novosti

Russia set to continue tests of Bulava missile in June


Bulava missile
16:29 17/03/2011
The first test launch of Russia's sea-based Bulava ballistic missile this year will be carried out in June, missile designer Yury Solomonov said on Thursday. "The launch will be carried out as soon as the ice melts...sometime in June," Solomonov said.
The Bulava (SS-NX-30) SLBM carries up to 10 MIRV warheads and has a range of over 8,000 kilometers (5,000 miles).
The Russian Navy plans to deploy the Bulava on the new Borey class strategic submarines.
Despite several previous failures, officially blamed on manufacturing defaults, the Russian military has insisted that there is no alternative to the Bulava submarine-launched ballistic missile, and pledged to continue testing the missile until it is ready for service with the Navy.
In the last test in late October, a Bulava missile was successfully test-fired from the Dmitry Donskoi nuclear-powered submarine in the White Sea, hitting a target on a test range in Russia's Far East Kamchatka region some 6,000 kilometers to the east.
Solomonov said that the next launch could be carried out either by the Dmitry Donskoi or Yury Dolgoruky submarines.
Russia is planning to conduct at least four test launches of the Bulava missile this year. If they are successful, the missile will be put in service by yearend.

MOSCOW, March 17 (RIA Novosti)
RIA Novosti

Russia to develop new ballistic missile system by 2013

Topol-M ballistic missiles
Russian scientists will develop a new land-based intercontinental ballistic missile (ICBM) system by 2013, a leading missile designer said on Thursday. "I cannot be specific about the details but new design solutions will significantly boost the fire control and communications components of the system," said Yury Solomonov, general designer at the Moscow Institute of Thermal Technology.
Solomonov, who designed Russia's Topol and Bulava ballistic missiles, said the new system would feature high survivability and enhanced striking capability.
Russia's Strategic Missile Forces reportedly have over 400 ICBMs, including 171 Topol (SS-25), 70 Topol-M (SS-27), and three RS-24 Yars missiles.
MOSCOW, March 17 (RIA Novosti)

RIA Novosti

Kirim Tentara ke Bahrain, Dalam Negeri Saudi Rusuh

 Pemerintah Arab Saudi mengirimkan pasukan militer ke Bahrain untuk menumpas protes anti rezim Khalifa, di saat aksi protes rakyat di negareinya sendiri kian meningkat dari sebelumnya.
Demikian diungkapkan Ketua Komisi Menentang Penyiksaan di Bahrain yang berbasis di London, Rodney Shakespeare kepada Press TV dalam sebuah wawancara Kamis (16/3)
"Jika digelar pemilihan umum yang bebas dan adil di Arab Saudi, maka 99 persen rakyat akan memilih melawan rezim. Itulah sebabnya mereka mencegah gelombang demokrasi di Bahrain," tambah Shakespeare.
Pengamat Timur Tengah ini menggambarkan serangan hari Rabu oleh polisi anti huru-hara Bahraian dan pasukan Arab Saudi terhadap demonstran sebagai "pembantaian secara sengaja dan terorganisir."
"Para demonstran adalah orang-orang yang selama puluhan tahun telah mengemukakan tuntutannya secara moderat dan memprotes dengan cara non-kekerasan," kata Shakespeare.
Dia menuding AS turut bertanggung jawab atas pembantaian pemrotes. "Sinyal penumpasan brutal datang ketika Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengunjungi kawasan baru-baru ini,"tegasnya.
Setidaknya enam orang tewas di Bahrain ketika pasukan negara ini yang dibantu militer Saudi melancarkan serangan brutal terhadap para demonstran anti-pemerintah di Manama pada Rabu.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Kamis (17/3), Amnesti International menyerukan pada pemerintah Barat untuk menghentikan pengiriman senjata ke Bahrain. Sebab senjata itu digunakan rezim Manama untuk menumpas para demonstran damai.
Lebih dari 1.000 tentara Arab Saudi dan 500 polisi dari Uni Emirat Arab, yang didukung tank dan helikopter, membantu pemerintah kaya minyak itu untuk menumpas aksi protes rakyatnya sendiri yang menuntut keadilan.(IRIB/PH)

IRIB

BERITA POLULER