Pages

Thursday, March 17, 2011

Kementrian Pertahanan dan BPPT Tandatangani MoU




JAKARTA - Dalam rangka mendukung Program Revitalisasi Industri Pertahanan serta pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan guna mewujudkan kemandirian sarana pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani kesepakatan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang pengkajian dan pengembangan teknologi untuk mendukung pertahanan negara.

MoU ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Mardya TNI Eris Herryanto dengan Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar serta disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata serta Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (17/3) di kantor Kemhan, Jakarta.

Kesepakatan bersama ini bertujuan melaksanakan kerjasama pengkajian, penerapan dan pegembangan teknologi untuk mendukung pertahanan negara, sehingga dapat meningkatkan sistem pertahanan negara yang lebih tertata, terintegrasi dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi.

Ruang lingkup kerjasama meliputi, penelitian, pengkajian, penerapan dan pengembangan teknologi untuk sarana pertahanan, pemetaan teknologi untuk kebutuhan sarana pertahanan, pengkajian mengenai pembangunan dan pengembangan industri pertahanan, audit teknologi untuk industri dan sarana pertahanan dan kegiatan terkait lainnya yang dipandang perlu dan disepakati oleh kedua pihak.

Sedangkan bentuk kerjasamanya meliputi, pemanfaatan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan, bantuan dan pelayanan teknologi serta pendidikan dan pelatihan.

Selanjutnya dalam rangka merealisasikan kesepakatan bersama ini, kedua pihak setuju dan sepakat untuk membentuk tim yang terdiri dari wakil dari masing- masing pihak, untuk membahas setiap kegiatan yang disepekati oleh kedua pihak yang dijabarkan dan dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama tersendiri sesuai bidang kegiatan yang akan dikerjasamakan dengan mengacu pada MoU tersebut.

Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya mengatakan, maksud dan tujuan dari MoU ini adalah pertama untuk mensinergikan dua kementerian yaitu Kemhan dan Kemenristek dalam hal ini BPPT, kedua memberikan payung bagi langkah – langkah yang akan dikerjakan antara Kemhan dan BPPT terutama dalam pengkajian dan pengembangan Iptek teknologi pertahanan yang terus berkembang pesat dari waktu kewaktu, dan ketiga dalam rangka membangun kemandirian Alutsista TNI.

“Dengan dukungan dari BPPT kita harap, kedepan nanti ini kita akan dapat kita lakukan lebih cepat lagi untuk meningkatkan local content”, tambah Menhan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, kerjasama antara Kemhan dan Kemenristek dalam hal ini BPPT secara konkrit kedepan dalam waktu dekat diantaranya adalah mewujudkan pembangunan 1000 Roket RHan 122 yang telah dicanangkan untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

Sementara itu, Kepala BPPT menegaskan bahwa BPPT siap mendukung program revitalisasi industri pertahanan. Dukungan yang dapat diberikan BPPT antara lain meliputi pertama melakukan audit teknologi pada sejumlah industri pertahanan strategis, kedua menyediakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pengujian produk Alutsista yang dikembangkan oleh industry pertahanan, ketiga memberikan solusi teknologi dengan mengembangkan produk – produk Alutsista yang dibutuhkan TNI, keempat memberikan layanan teknologi pada sistem jaringan informasi dan manajemen database di lingkungan Kemhan dengan aman dan cepat, dan kelima bersama Kemhan dan stakeholders lainnya membentuk sistem standarisasi dan akreditasi produk – produk pertahanan yang menjadi prioritas.

Lebih lanjut Kepala BPPT berharap, melalui penandatanganan kesepakatan bersama ini nantinya akan lebih banyak lagi implementasi di dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi di bidang pertahanan yang dapat dilaksanakan bersama – sama.

Sumber : DMC

KRI Teluk Bayur-502 Akhiri Masa Tugas


18 Maret 2011
KRI Teluk Bayur 502 jenis Landing Ship Tank (photo : TNI AL)

JAKARTA (Pos Kota) – Salah satu unsur kapal perang TNI AL, KRI Teluk Bayur-502 direncanakan akan mengakhiri tugas sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) ditandai dengan upacara penurunan ular-ular perang yang direncanakan Jumat (18/3) pagi besok di dermaga TNI AL Surabaya
Kapal perang produksi Amerika Serikat tahun 1942 tersebut , telah memperkuat TNI AL sejak tanggal 17 Juni 1961. Dan Selama penugasan telah banyak menorehkan catatan sejarah mulai dari penugasan dalam operasi penegakkan kedaulatan RI dan berbagai latihan serta bantuan angkutan untuk pembangunan di daerah seluruh wilayah NKRI.

KRI Teluk Bayur-502 jenis Landhing Ship Tank (LST) , pertama kalinya jabatan Komandan KRI dijabat oleh Mayor laut (P) Handayana Sukendar . Kapal perang ini masuk memperkuat unsur jajaran Komando Lintas laut Militer pada tahun 1975 , dan sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil ) Surabaya.
Kapal-kapal LST yang sudah tua digantikan dengan kapal LPD dan LST 117 meter yang akan diproduksi oleh PT. PAL (photo : Allair-Kaskus Militer)

Kapal perang dengan spesifikasi panjang 99,89 meter dan lebar 15,25 meter saat masih aktif mampu menempuh kecepatan 8 knot memiliki dengan kemampuan angkut 17 tank di dek kapal dan pasukan sampai dengan 800 personel dengan perlengkapan lapangan.


Dalam berbagai penugasan selama ini,KRI Teluk Bayur-502 telah mengemban berbagai penugasan operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) ke berbagai wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penugasan tersebut diantaranya ikut dalam operasi angkutan pergeseran pasukan ke Timor–Timur dan berbagai penugasan operas lainnya ke Wilayah Indonesia.

Selain itu dalam kegiatan pembangunan pernah ditugaskan untuk mengangkut alat-alat berat Departemen Pekerjaan Umum ke beberapa daerah dan mengangkut berbagai kebutuhan pertanian untuk pemukiman transmigrasi serta kegitan bantuan sosial lainnya ke beberapa pulau di Indonesia.

Setelah bertugas hampir mencapai 50 tahun memperkuat jajaran TNI AL, direncanakan pada hari jumat ini dilaksanakan Upacara penurunan Ular-ular perang di dermaga Pangkalan TNI AL di Surabaya.

Upacara penurunan ular-ular perang merupakan simbol kapal perang yang harus berkibar di tiang gafel, sebagai salah satu tanda dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain penurunasn ular-ular perang merupakan suatu peristiwa simbolik yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian suatu KRI sebagai unsur kekuatan TNI AL.

Kolinlamil sampai saat ini masih diperkuat beberapa unsur kapal perang sejenis yang mendekati masa pengabdian sampai dengan 50 tahun, diantaranya Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504 dan Teluk Tomini-508. Kapal perang tersebut saat ini dalam tahap konservasi, dan tidak dilibatkan dalam kegiatan operasi.

Indonesia Akan Produksi 1.000 Roket

Kamis, 17 Maret 2011 21:42 WIB | 842 Views
ilustrasi (ANTARA/REGINA SAFRI)
Berita Terkait
 
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia berencana memproduksi seribu buah roket R122 untuk mendukung sistem pertahanan negara.

"Kerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Balitbang. Kita sepakat membangun seribu roket," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis.

Berbicara saat menjadi saksi penandatangan nota kesepahaman Kementerian Pertahanan dan BPPT, ia mengatakan, keputusan itu didasarkan hasil uji coba roket itu beberapa waktu lalu yang dinilai berhasil.

Roket R122, yang memiliki jarak jelajah sejauh 15 kilometer ini, menurut Purnomo, dapat digunakan sebagai amunisi arteleri, untuk "multiple louncher".

"Bisa kita pakai untuk multiple louncher. Cukup banyak. Bisa untuk senjata arteleri kita," katanya.

Purnomo menambahkan, proyek itu akan mulai dikerjakan pada 2012, dan selesai pada 2014. Selain pembangunan seribu roket, Pemerintah juga akan mengembangkan "remote pilot vehicle", dan "area vehicle", sebagai pendukung alusista pertahanan Indonesia.

Dengan kerja sama kajian dan pengembangan teknologi pertahanan antara Kementerian Pertahanan dan BPPT, dapat memacu pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.(*)



ANTARA

Jepang Buka Penerimaan Dana Kemanusiaan Bagi Korban Bencana

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Jepang melalui Kedutaan Besar Jepang di Jakarta pada Senin membuka penerimaan dana kemanusiaan bagi korban bencana gempa bumi yang memicu tsunami di wilayah Tohoku, Jepang, pada Jumat, menurut pernyataan dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. "Pemerintah Jepang menginformasikan bahwa bantuan dana kemanusiaan bagi bencana tersebut akan dikelola oleh Palang Merah Jepang," kata pernyataan itu.
Bagi lembaga maupun perorangan yang ingin mengirimkan bantuan dana kepada para korban gempa bumi dan tsunami di Jepang, pemerintah Jepang membuka kesempatan pengiriman dana melalui Bank Mandiri dengan nomor rekening 070-00-0480433-7, atas nama Palang Merah Indonesia-Jepang. Selain itu bagi para donatur yang ingin mengetahui keterangan lebih rinci dapat menghubungi Kepala Divisi Sumber Daya dan Kerja sama PMI Indonesia, Mohammad Toriq pada nomor telepon (021) 799 5188 dengan alamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12790.
Gempa bumi berkekuatan 8,9 pada skala Richter telah melanda Jepang pada Jumat sehingga memicu terjadinya tsunami yang memorakporandakan wilayah timur dan timurlaut Jepang serta menimbulkan peringatan siaga tsunami bagi kawasan Pasifik. Hingga Senin siang, media yang mengutip badan polisi nasional Jepang mengabarkan bahwa jumlah korban tewas akibat bencana itu telah mencapai 1.647 jiwa dan diperkirakan bahwa angka tersebut akan bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID

UAV SUKHOI

SUMBER : SUKHOI

A UAV (unmanned aerial vehicles) can be deployed for many roles. Unmanned aerial vehicles (UAV) can be used to perform many tasks unsuitable for manned aircraft, due to a number of reasons. Such tasks include: monitoring of air space, ground and water surface, environmental monitoring, air traffic control, maritime traffic control, and support of communications systems.
The monitoring of air space, ground and water surfaces may involve, depending on the nature of the tasks addressed, aerial photography, monitoring of water and weather conditions, atmospheric sounding, radiation monitoring of disaster areas, seismic monitoring, verification of compliance with treaty commitments, prospecting, soil sounding, and surveying of ice coverage and sea conditions.
Interest in UAVs is due to their economical operation, the elimination of danger to human crew, the absence of g-load restrictions imposed by human physiology, and the availability of an option to arrange monitoring from a variety of locations within a short period of time.
A feature of a UAV is an option of monitoring ground and air space at a great distance from the target using a variety of sensors.
A UAV can be deployed not only for the tasks above, but also, for example, for surveillance of national borders.
All the above stakes out a broad range of tasks which can be very efficiently and economically addressed by deploying UAVs.

UNMANNED AIRCRAFT ZOND-1
    The unmanned aircraft Zond-1 is designed to perform the following tasks of national economic importance:
  • ATC support
  • Relay of communications and television transmissions


UNMANNED AIRCRAFT ZOND-2
The unmanned aircraft Zond-2 is designed to perform the following tasks of national economic importance:

  • Monitoring of the Earth’s surface:
      - radar-based (sideways-looking radar with synthetic aperture) monitoring to identify emergency conditions (river floods, ice floes, aircraft search-and-rescue missions, etc.), as well as to record topographic changes; - electro-optical monitoring, including IR and TV and low-level video links, to identify fires, developments in emergency situations, and to support search-and-rescue operations.
  • Monitoring of the ozone layer


UNMANNED AIRCRAFT ZOND-3
The unmanned aircraft Zond-3 is designed to perform the following tasks of national economic importance:

  • Monitoring of the air environment and ground/water surface:
      - radar monitoring (sideways-looking radar with synthetic aperture) to surveil emergency conditions, record topographic changes, perform ice coverage reconnaissance, and to assess the status of oil and gas pipelines; - electro-optical monitoring, including IR and TV and low-level video links, to monitor emergency situations and follow their development, and to support search-and-rescue operations.
  • Air pollution monitoring
  • Relay of communications transmissions


ZOND-1 ZOND-2 ZOND-3M
FUNCTION Air traffic control (ATC)
Communications relay
Multispectral monitoring Multispectral monitoring
GEOMETRY
Wingspan, m 35 35 16
Aircraft length, m 13 13 9.5
Aircraft height, m 5.5 5 3
AIRCRAFT PERFORMANCE
Maximum takeoff weight, kg 12,000 12,000 2,000
Maximum payload, kg 1,500 1,500 500
Maximum flying speed, km/h M=0.5 M=0.6 250
Cruising altitude, m 14,000-16,000 14,000-16,000 200-8,000
Cruising altitude, h 18 24 12
Ferry range, km 12,000 12,000 2,500
ON-BOARD EQUIPMENT Radar with phased array antenna (PAA) for ATC support, communications and TV link relay equipment Electro-optical system for optical and IR monitoring, sideways-looking radar with synthetic aperture Electro-optical system for optical and IR monitoring, sideways-looking radar with synthetic aperture   

Wednesday, March 16, 2011

PT DI Kembangkan Model Pesawat Mirip Twin Otter


Twin Otter Merpati. (Foto: matanews)

16 Maret 2011, Bandung -- (bisnis-jabar.com): PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengembangkan model pesawat berpenumpang 19 orang dengan nama N-219, mirip Twin Otter buatan Kanada atau Y-12 buatan China.

Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengemukakan pengembangan pesawat tersebut telah berjalan selama enam bulan terakhir dan diperkirakan rampung pengembangannya selama tiga tahun ke depan.

“Sama halnya dengan pengembangan CN-235 beberapa tahun lalu memakan waktu lima tahun,” katanya hari ini.

Model pesawat akan memakai dua unit mesin bertenaga 850 tenaga kuda yang kemungkinan diambil dari pabrikan Kanada.

Sebagian besar komponen pesawat, katanya, berasal dari dalam negeri yang mencapai 70% dari total komponen.

Andi belum merinci kebutuhan dana pengembangan dana tersebut. Tetapi, dia menyebutkan harga pesawat Y-12 seharga US$4,5 juta dan Twin Otter di atas US$5 juta.

“Kendala dalam pengembangan pesawat ini adalah pendanaan, perusahaan tidak mungkin mengeluarkan dana untuk pengembangan itu,” katanya.

Sumber: Bisnis Jabar

Uruguay: Palestina Negara Independen dan Bebas



Republik Uruguay mengakui Palestina sebagai negara bebas dan independen di wilayah yang diduduki Israel dalam Perang Enam Hari. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (15/3), Kementerian Luar Negeri Uruguay menyatakan mengakui Palestina sebagai sebuah negara independen, dan dengan demikian Uruguay menunjukkan komitmennya mendukung proses perdamaian Timur Tengah. Demikian dilaporkan Reuters.
Keputusan Uruguay itu sejalan dengan dukungan masyarakat internasional terhadap resolusi PBB menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Masyarakat internasional mendukung tuntutan bangsa Palestina untuk mendirikan sebuah negara di sebagian besar wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat dan Timur Baitul Maqdis, yaitu wilayah yang diduduki Tel Aviv dalam Perang Enam Hari 1967.
Di lain pihak, rezim Zionis Israel terus melanjutkan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina pendudukan di Tepi Barat dan Baitul Maqdis Timur meskipun aksi tersebut mendapat kecaman keras dari PBB.
Lebih dari 100 negara mendukung deklarasi Palestina 1988 sebagai sebuah negara independen.
Di antaranya negara Amerika Latin yang mengakui Palestina sebagai negara bebas dan independen adalah Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Ekuador, Guyana, Paraguay, Peru dan Venezuela.

IRIB

BERITA POLULER