(Foto: ANTARA/ Wahyu Putro A/ed/ama/11)
17 Maret 2011, Sleman -- Enam unit pesawat jenis KT-1B Woong Bee buatan Korea Selatan menari-nari di langit Lanud Adisutjipto, Jogjakarta, kemarin (16/3). Pesawat latih milik TNI AU itu dioperasikan oleh enam pilot Jupiter Aerobatik Team (JAT). Aksi akrobatik itu ditunjukkan dalam rangka launching warna baru pesawat dari abu-abu diganti merah putih. Launching dilakukan oleh KSAU Marsekal Imam Sufaat. Sedikitnya 17 kali manuver ekstrem ditampilkan para pilot JAT yang dikomandoi Letkol Ramot Sinaga.
Manuver Jupiter Row cukup membangkitkan adrenalin saat enam pesawat berada pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut berputar 360 derajat. Selanjutnya membentuk manuver Aero Heat (segitiga) dengan pesawat leader berada di depan pesawat lain.
Pesawat lantas menanjak membentuk lintasan berupa lingkaran dengan bermanuver semivertikal membentuk gelombang longitudinal 90 derajat. Sepintas formasi membentuk seperti sehelai daun. Dilanjutkan manuver dengan pesawat leader berada di depan, diikuti 5 pesawat pendukung yang sejajar.
Pilot lantas menambah kecepatan untuk bersiap melakukan manuver speed loop dilanjutkan twin tango dengan salah satu pesawat melintas terbalik. Ada juga manuver heart yang ditunjukkan dengan dua pesawat membentuk lambang hati, dilanjutkan row flight, vertical row hingga formasi layang-layang dan rollback. Selama sekitar 30 menit melenggak-lenggok di angkasa, enam pilot plus 6 co-pilot JAT mendarat di Lanud Adi Sutjipto.
’’Wonderful,’’ ujar KSAU Marsekal Imam Sufaat usai melihat aksi pasukan JAT. Aerobatik, menurut KSAU, tak sekadar untuk aksi saat ulang tahun ABRI dan TNI AU saja.
Tapi lebih dari itu sebagai bentuk perofesionalisme sekaligus kebanggaan bagi anggota TNI AU. ’’Dibutuhkan kedisiplinan dan kepercayaan tinggi kepada orang lain uuntuk melakukan aerobatik,’’ kata Imam Sufaat.
Menurutnya, tak sembarang pilot bisa menjadi anggota tim JAT yang terbentuk sejak 1996 itu. Soal warna baru merah putih, Imam Sufaat mengatakan disesuaikan dengan bendera negara RI. ’’Warna harus menarik. Warna menimbulkan kebanggaan. Kalau bangga maka akan maju. Dulu saat pesawat hawk untuk aerobatik juga merah putih,’’ jelasnya.
JAT adalah tim aerobatik TNI AU yang tidak dibentuk dalam skuadron secara khusus. Kegiatan JT sempat terhenti pada tahun 2002 saat pesawat yang digunakan kala itu jenis MK-53 mengalami kecelakaan saat bermanuver. JAT muncul kembali pada tahun 2008 dengan pesawat KT-1B Woong Bee.
JAT juga menjadi satu-satunya tim aerobatik di Indonesia yang menggunakan pesawat jenis propeller dengan baling-baling di luar pesawat. ’’Luar biasa. Kami melaksanakan tugas yang terbaik,’’ ujar Letkol Ramot Sinaga ditemui usai landing.
Manuver yang dilakukan pilot JAT, kata Ramot, adalah proses latihan panjang sejak November 2010 hingga Maret 2011. ’’Kesehatan dan kecakapan paling utama dimiliki pilot JAT. Dibutuhkan kondisi badan prima dan skil. Terutama gerakan motorik serta kedisiplinan tinggi,’’ terang pilot dengan pengalaman 3.500 jam terbang itu.
Untuk bisa bergabung dengan JAT dibutuhkan pengalaman terbang paling tidak 250 jam. Romat sendiri untuk pesawat aerobatik hampir 1.500 jam.
Sumber:
Radar Jogja