15 Maret 2011, Manado -- (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama dengan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono Dan Menteri Riset dan Teknologi melakukan kunjungan ke Pulau Marampit dan Pulau Morotai, Senin (14/3). Kunjungan ini dilaksanakan sehari sebelum acara pembukaan ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercice (ARF DiREx) 2011 yang akan dibuka oleh Wakil Presiden, Selasa (15/3) di Manado.
Di Pulau Marampit, Menhan dan rombongan meletakan prasasti pulau terluar, melakukan pertemuan atau berdialog dengan masyarakat Marampit dan Prajurit TNI serta menyerahkan bantuan berupa sembako. Sedangkan di Pulau Morotai, Menhan melakukan peninjauan ke Kotis Satgas Yonif 509, memberikan pembekalan bantuan kepada prajurit TNI berupa sembako.
Kunjungan tersebut merupakan bentuk dari perhatian pemerintah terhadap pulau – pulau kecil dan terluar terutama yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pemerintah dalam hal ini melalui Kemhan sangat menaruh perhatian terhadap wilayah perbatasan dan pulau – pulau kecil terluar. Pembangunan di wilayah perbatasan menjadi prioritas pembangunan pemerintah pada Kabinet Indonesia Bersatu ke II, salah satu langkahnya adalah bagaimana menjadikan wilayah perbatasan baik yang ada di darat maupun di laut sebagai pagar terdepan NKRI.
Khusus untuk Pulau Morotai, sebagai pulau terluar yang menjadi pintu gerbang masuk Indonesia melalui Samudera Pasifik, bertetangga dengan Asia Timur, dan berada pada jalur utama menuju Australia dan Selandia Baru, Pemerintah menilai pembangunan ekonomi di Pulau Morotai dapat menjadi bagian dari pergerakan ekonomi di Asia Pasifik. Pembangunan sentra-sentra ekonomi baru di kawasan Indonesia Timur juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sudah membuat rencana induk pembangunan Morotai menjadi sentra perikanan, wisata, perdagangan, dan jasa. Namun demikian, pembangunan sentra ekonomi Morotai tidak dilakukan secara terburu-buru tanpa rencana dan akhirnya terbengkalai karena kurang perhitungan matang.
Pada tahun ini, Pulau Morotai ditetapkan menjadi kawasan percontohan megaminapolitan dengan pemberian konsesi pengelolaan lahan bagi investor asal Taiwan. Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah melalui pengembangan ekonomi perikanan terintegrasi, meliputi produksi, pengolahan, dan pemasaran.
Sedangkan Kemhan sendiri telah memberikan fasilitas dan dukungan lainnya agar terjadi sinkronisasi antara kepentingan ekonomi yang didukung oleh kepentingan pertahanan. Khusus untuk wilayah Pulau Marotai, dalam merealisasikan dukungan dan kontribusi tersebut, salah satunya yakni Kemhan menyiapkan fasilitas pendaratan malam hari di wilayah Lanud Pulau Morotai. Uji coba kelayakan pendaratan malam hari di landasan Lanud Pulau Morotai telah dilakukan dengan Pesawat Hercules C-130 milik TNI AU pada tahun 2010.
Uji coba dan Pengaktifan kembali lapangan terbang tersebut merupakan salah satu dari upaya Kemhan dalam mendukung pembangunan di sektor perekonomian. Artinya, Kemhan mengupayakan agar aset-aset yang ada di Kemhan dan TNI yang dapat digunakan untuk mendukung ekonomi masyarakat, untuk diberdayagunakan.
Geografis Pulau Marampit dan Pulau Morotai
Pulau Marampit adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Philipina. Pulau Marampit ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaut, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau ini berada di sebelah timur laut dari pulau Talaud dengan koordinat 4° 46′18″ LU, 127° 8′ 32″ BT.
Sedangkan Pulau Morotai terletak di ujung utara Kabupaten Halmahera Utara dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Secara geografis Pulau Morotai terletak di antara 200-240 derajat Lintang Utara dan 12.815-12848 derajat Bujur Timur. Pulau Morotai berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah Utara, Laut Halmahera di sebelah Timur, Selat Morotai di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat.
Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94 kilometer persegi atau 10 persen dari luas wilayah daratan Kabupaten Maluku Utara. Secara administratif, Pulau Morotai sejak tahun 2002 termasuk ke dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara dengan ibukota kabupaten di Tobelo.
Sumber:
DMC