Pages

Tuesday, March 15, 2011

Pemerintah Usulkan Nama FAF untuk Jet Tempur Kolaborasi RI-Korsel


15 Maret 2011, TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah kerjasama pembuatan pesawat jet tempur KFX antara RI dan Korea Selatan dimulai, Pemerintah Indonesia akan mengajukan usulan perubahan nama pesawat jet tempur hasil kolaborasi dua negara itu.

"Soal nama masih akan dibahas, kita inginkan ada nama Indonesia di dalamnya," kata Direktur Teknik Industri Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso kepada Tempo, kemarin, Senin 14 Maret 2011.

Awalnya, pihak Indonesia mengajukan nama pesawat tempur KFX (Korea Fighter Xperiment) itu diubah menjadi KIFX atau Korea-Indonesia Fighter Xperiment. Namun pihak Korea Selatan kurang setuju. "Akhirnya kita sepakat nama akan diubah, dan Indonesia mengusulkan pesawat tempur FFA atau Future Fighter Aircraft."

Penggabungan nama dua pihak yang berkolaborasi ini, menurut Agus, pernah diterapkan saat Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Spanyol membuat pesawat angkut jenis CN 235 di era Presiden Soeharto.

Nama kode 'CN' dibelakang seri pesawat itu adalah inisial dua perusahaan yang berkolaborasi, yakni Casa, perusahaan pesawat terbang Spanyol dan Nurtanio atau Industri Pesawat terbang Nusantara (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia. "Saat itu Casa menyumbang 50 persen dan Nurtanio 50 persennya," kata Agus, yang juga menjabat Kepala Sekretariat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) ini. .

Kerjasama pembuatan pesawat tempur dengan Korsel kali ini juga akan melibatkan industri pesawat terbang masing-masing negara. Pemerintah Indonesia kembali akan melibatkan PT Dirgantara Indonesia.

Sumber: TEMPO Interaktif

Monday, March 14, 2011

Kapal Induk AS Menyingkir Dari pantai Fukushima


nuklirTokyo, Seruu.com - Sebuah kapal induk Amerika Serikat yang rencananya akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban gempa dan tsunami di Jepang telah berpindah posisi setelah mendeteksi radiasi rendah dari pembangkit listrik tenaga nuklir rusak milik Jepang, demikian keterangan AS seperti dikutip AFP, Senin.
"Armada Ketujuh AS untuk sementara memindahkan kapal-kapal dan pesawatnya menjauhi pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi setelah mendeteksi kandungan radiasi tingkat rendah udara dan wilayah operasi pesawat tempurnya," terang Armada Ketujuh dalam satu pernyataan.
"Sumber dari radioaktifitas udara ini adalah asap radioaktif yang bocor dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi," bunyi pernyataan itu lebih lanjut.
Tingkat radiasi itu sangat rendah sehingga tidak bisa mengganggu kesehatan manusia, lebih rendah ketimbang radiasi alamiah dari bebatuan, tanah atau matahari selama satu bulan.
Kapal induk itu sebelumnya beroperasi kira-kira 160 kilometer di timur laut pembangkit listrik tenaga nuklir itu.
"Sebagai tindakan pencegahan, USS Ronald Reagan dan kapal-kapal lain dari Armada Ketujuh yang akan melakukan operasi tanggap bencana di wilayah itu telah dipindahkan dari wilayah yang bertentangan dengan arah angin untuk menganalisis situasi dan menentukan aksi mitigasi apa yang diperlukan." 

SERUU.COM

Komandan Unifil Puas Dengan Kinerja Indobatt

indobat_unfillLebanon, Seruu.com - Komandan Sektor Timur Unifil, Brigjen Theodora Banos Alonso yang berasal dari Spanyol bersama Perwira Seksi Operasi Bidang Perencanaan Mayor Mounteugudo dan beberapa Staf Officer Sektor Timur lainnya dengan menggunakan Helikopter jenis Bell bernomor registrasi UN 286, mengadakan kunjungan ke Markas Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt) yang berkedudukan di Adshit Al Qusayr, UN Position 7-1 Lebanon Selatan, Senin siang (14/03/2011) waktu Lebanon.
Kedatangan Jenderal berbintang satu beserta rombongan tersebut, disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya beserta para perwira staf di Hellypad Markas Indobatt.
Usai penyambutan, rombongan menuju ke Markas Indobatt dengan terlebih dahulu menerima jajar kehormatan dari prajurit Indobatt. Selanjutnya, rombongan tamu menerima persembahan Tari Yapong yang dibawakan oleh srikandi-srikandi Wan TNI serta penampilan Kolone Senapan dari prajurit kompi-kompi yang berada di area UN Posn 7-1.
Usai menyaksikan rangkaian penampilan menarik dari prajurit Indobatt, Brigjen Theodora menerima paparan tentang area operasi satgas yang disampaikan oleh Dansatgas Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa.  Setelah menerima paparan, rombongan melaksanakan tour of area operation dengan didampingi oleh Dansatgas Indobatt menuju ke Kompi C UN Posn 9-2 di desa Az-Ziqqiyah. Di Kompi C, Brigjen Theodora menerima penjelasan tentang area operasi Kompi C yang disampaikan oleh Komandan Kompi C Kapten Mar Budi Wijani.
Dari Kompi C, kunjungan dilanjutkan menuju ke Kompi A yang berada di desa El Aaddaisse UN Posn 9-63. Sesampainya di Kompi A, Brigjen Theodora meninjau Observation Post dan menerima small brief di atas OP Tower yang menghadap ke wilayah perbatasan Lebanon dengan Israel. Kegiatan selanjutnya, dilaksanakan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan dari Dansatgas Indobatt kepada Komandan Sektor Timur Unifil.
Komandan Sektor Timur Unifil merasa sangat puas, karena bisa menyaksikan secara langsung kinerja prajurit Indobatt dan menyatakan rasa bangga atas profesionalisme yang ditunjukkan selama ini. Sebelum kembali ke markas, Komandan Sektor Timur menyempatkan diri mengunjungi Permanent Check Point di TP 37 dan Panorama Point yang menjadi tanggung jawab Kompi A di sepanjang Blue Line dan berada dekat dengan Technical Fence (pagar pembatas wilayah beraliran listrik milik Israel).

seruu.com

VEB will Give Indonesia a Loan to buy Russian Weapons


15 Maret 2011


Su-27SK and Su-30MK will be upgraded to Su-27SKM and Su-30MK2 (photo : Kaskus Militer)
Vnesheconombank (VEB, English : Bank of Foreign Economic Activity) give Indonesia a loan of 5.95 million dollars that the country can spend on buying Russian military equipment, Interfax reported. Corresponding loan agreement has been signed. Received from Russia means the Finance Ministry of Indonesia intends to spend on funding the contract with Rosoboronexport. The purchase of weapons is in question did not specify.Indonesia is not the first time resorted to the Russian export credit for the purchase of arms and military equipment. In September 2007, Russia agreed to give Indonesia a billion dollars on the purchase of armored Marine Corps BMP-3F, transport helicopters Mi-17, attack Mi-35M, and submarine of Project 877 "Kilo". Part of this technique, Indonesia has already received and the contract for the purchase of submarines is going to conclude this year.
In September 2010, the Ministry of Defence of Indonesia has announced that it intends in the next 20 years to purchase 180 Russian fighter brand "Sukhoi". Of these, ten squadrons will be formed. Currently, the armament of the country adopted two Su-30MK, three Su-30MK2, two Su-27SK and three Su-27SKM. Fighters versions of SK and MK will be upgraded to versions of SKM and MK2. In addition, in 2011 Indonesia plans to order in Russia six Su-30MK2.


(Lenta)

Boeing 737-400 TNI AU Mulai Terbang Perdana



KSAU, Imam Sufaat bersama Dirut Garuda, Emirsyah Satar saat serah terima pesawat

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat melakukan penerbangan perdana menggunakan pesawat VIP TNI-AU Boeing 737-400 yang baru saja dibeli dari maskapai Garuda Indonesia.

Penerbangan perdana menggunakan pesawat Boeing 737-400 itu terkait kunjungan kerjanya ke Merauke, Papua, mulai Selasa (15/3) hingga Rabu (16/3).

Sebelum tinggal landas dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, KSAU menyempatkan diri untuk melihat keseluruhan interior kabin pesawat yang masih dalam bentuk aslinya.

Bahkan di setiap kursinya masih terdapat "flight magazine" Garuda Indonesia, begitu pula dengan petunjuk keselamatan penerbangannya yang masih berlogo Garuda Indonesia.

"Masih bagus semua kondisinya, dan ini masih bisa dimodifikasi sebagai pesawat angkut VIP/VVIP TNI Angkatan Udara maupun pesawat angkut pasukan," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia sempat menyesalkan pernyataan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin dari Fraksi PDIP yang mengatakan pengadaan dua pesawat Boeing 747-400 TNI Angkatan Udara yang dibeli dari maskapai Garuda Indonesia menyalahi aturan.

"Semua sudah sesuai aturan kok, masih dipertanyakan. Ini kan sesuai DIPA dan APBN 2011 dan disana sudah tercantum Rancangan anggaran," katanya, dengan nada menyayangkan.

Dalam kunjungan kerjanya ke Merauke, Kasau mengundang Ketua Komisi I dan beberapa anggota Komisi I DPR.

Namun, hingga mendekati batas akhir waktu tinggal landas ketua Komisi I dan beberapa orang anggota Komisi I tidak tampak tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Pesawat Boeing 737-400 dengan nomor registrasi A-7305 merupakan salah satu dari dua pesawat sejenis yang dibeli TNI Angkatan Udara dari Garuda Indonesia sesuai nota kesepahaman kedua pihak pada 8 November 2010.

Kedua pesawat diserahkan secara resmi kepada TNI AnU pada 9 Maret 2011 dan dioperasionalkan Skuadron Udara 17 di Lanud Halim Perdanakusuma.

Sumber : ANTARA

Pindad Garap Tank Tempur Ringan 2014


14 Maret 2011



K-21 buatan Doosan DST Korea (photo : Doosanl)
BANDUNG: PT Pindad akan mengembangkan kendaraan tempur tank ringan mulai 2014, untuk memenuhi kebutuhan pertahanan TNI Angkatan Darat.
Dirut Pindad Adik Avianto Soedarsono mengemukakan rencana tersebut merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan panser dan tank TNI AD yang saat ini 90% diisi oleh produk asing.

Dia mengemukakan tank ringan itu akan merujuk pada model produk mancanegara saat ini, seperti produk K-21 buatan Doosan DST Korea Selatan dan Turki.

Tank ringan memiliki bobot antara 15 ton - 25 ton dengan dua jenis penggerak kendaraan berupa ban atau rantai. Namun, ada pula tank ringan lainnya yang memiliki bobot 25 ton lebih.

Adik mengatakan harga tank ringan berpenggerak ban sekitar Rp40 miliar, sedangkan yang berpenggerak rantai sekitar Rp50 miliar.

“Kami sedang membahas rencana ini dengan pemerintah, TNI AD, dan pihak-pihak lainnya. Mudah-mudahan rencana pengembangan ini bisa direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya hari ini.

Adik belum merinci kebutuhan TNI AD akan tank ringan. Menurut dia, pihaknya baru melangkah ke proses persiapan dan studi.

Dia mengemukakan proses persiapan termasuk studi dan pengembangan akan memakan waktu lama. Jika pemerintah sudah menyatakan berkomitmen, katanya, Pindad segera melakukan serangkaian kerja sama business to business dengan industri pertahanan di luar negeri.

Dia optimistis Pindad mampu mengerjakan proyek pengembangan tank ringan tersebut dengan dukungan penuh pemerintah dalam rangka optimalisasi industri kesenjataan strategis, seperti panser dan tank.

Menurut dia, kemampuan perusahaan telah teruji dalam pengadaan Panser Anoa 6x6 yang dipesan Kementerian Pertahanan beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan kekuatan TNI AD yang didasarkan pada kekuatan pokok minimum memang memadai dari sisi kuantitas. Akan tetapi, lanjutnya, kondisi alat pertahanan TNI AD tersebut sangat tidak memadai dari sisi kualitas. "Kondisinya sangat memprihatikan karena anggaran terbatas," ujarnya.

Adik mengatakan salah satu penyebabnya adalah minimnya sokongan anggaran bagi industri pertahanan. Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan Pindad segera mengerjakan Panser Anoa Tarantula yang teknologinya diserap dari Doosan DST. Panser ini akan dipersenjatai kanon 90 mm buatan Belgia.

Dia mengemukakan kontrak kerja sama pengadaan kendaraan tempur tersebut sudah dilakukan pada 2009 sebanyak 22 unit. Sebanyak 11 unit built-up akan segera tiba dari Doosan DST, sedangkan sisanya 11 unit dikerjakan oleh Pindad.Pin(er)


(Bisnis Indonesia)

Kemhan Akan Tertibkan Pemanfaatan Lahan dan Bangunan TNI



kemhanJakarta, Seruu.com - Kementrian Pertahanan melalui Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementrian Pertahanan, Laksamana Muda (TNI) M Jurianto menyatakan pihaknya akan terus menata kembali pemanfaatan fasilitas dan bangunan TNI diberbagai tempat. Menurutnya dilapangan banyak tanah dan bangunan yang seharusnya dalam kondisi tidak terpakai namun dimanfaatkan oleh pihak lain.
"Pemanfaatannya kurang tepat, sehingga perlu ditata dan ditertibkan," kata nya, Senin (14/02) di Kemhan."Sebagai Barang Milik Negara, maka kerjasama atau proses lain yang terkait tanah dan bangunan itu seharusnya masuk ke kas negara secara maksimal," imbuhnya.

Jurianto juga menjelaskan bahwa penertiban itu merupakan bagian dari pengambialihan bisnis TNI yang merupakan amanat UU No 34/2004, yang disebutkan bahwa proses pengambilalihan bisnis TNI harus tuntas lima tahun sejak berlakunya UU itu.

Menurut Jurianto, pemerintah secara resmi mulai mengambil alih bisnis TNI sejak 11 Oktober 2009 melalui Peraturan Menteri Pertahanan No 22/2009, disusul keluarnya Peraturan Panglima TNI pada Desember 2009 dan Permenkeu No 23/2010.
Dari peraturan perundang-undangan itu, terbentuk tiga tim untuk melakukan pengambilalihan bisnis TNI, yakni Tim Supervisi dan Transformasi Bisnis TNI diketuai Sesmen BUMN, TNI Nasional Pengalihan Bisnis TNI diketuai Ery Riyana Hardjapamekas, dan Tim Pengendali Pengalihan Bisnis TNI diketuai Dirjen Kekuatan Pertahanan Kemhan. Pengambilalihan juga mencakup penataan koperasi dan yayasan yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan internal prajurit
Jurianto tidak menyebut luasan lahan dan bangunan yang harus ditertibkan, termasuk nilai uang dari aset itu. Namun, dia menyebut ada 15 bidang lahan yang ditertibkan di lingkungan Mabes TNI, 954 bidang di TNI AD, 246 bidang di TNI AL, dan 75 bidang di TNI AU. Dari jumlah itu, satu bidang tanah di Mabes TNI sedang dalam proses penertiban, 946 bidang di TNI AD, 240 bidang, dan TNI AU 62 bidang.

seruu.com

BERITA POLULER