Pages

Thursday, March 10, 2011

Komisi I DPR Pertanyakan TNI AU Beli Dua Pesawat Garuda


Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Imam Sufaat (kiri) dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar pada acara serah terima dua pesawat Boeing 737-400 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/3). Pengadaan dua pesawat Boeing 737-400 tersebut merupakan realisasi dari rencana strategis pembangunan kekuatan TNI AU tahun 2010-2014, di mana kedua pesawat tersebut akan dioperasionalkan di Skadron 17 Halim Perdanakusuma. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/11)

10 Maret 2011, Jakarta -- (Pelita): Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mempertanyakan pembelian dua pesawat milik PT Garuda Indonesia oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara karena selama ini tidak pernah dibicarakan di DPR.

Pembelian dua pesawat bekas Garuda oleh TNI AU, membuat saya tidak mengerti. Komisi I selama ini membicarakan alutsista, artinya pembelian barang untuk pertahanan seperti pesawat hercules, sukhoi yang manfaatnya jelas-jelas bisa dirasakan oleh bangsa, katanya kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (9/3).

Dia juga mempertanyakan penggunaan pesawat komersil itu untuk TNI AU. Kalau pembelian pesawat bekas Garuda, saya tidak tahu, apakah ada piknik sekarang, tour untuk TNI AU atau kepentingan komersial? Padahal TNI tidak boleh berbisnis lagi, kok sekarang beli pesawat seperti itu, katanya.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat ini mengemukakan, berapapun uang negara yang dibelanjakan, harus digunakan untuk skala prioritas. Kalau pembelian pesawat tempur jenis sukhoi, bisa dirasakan manfaatnya. Misalnya, mampu menangkap pesawat Pakistan yang `nyasar` dan ini merupakan kebanggaan.

Tetapi ini kenapa beli pesawat Garuda. Hibahpun kita pertanyakan. Untuk pesawat ini juga ada biaya pemeliharaannya, parkir dan kegunaannya apa. Itu yang menjadi pertanyaan besar bagi saya, katanya.

Karena itu, Komisi I DPR perlu meminta penjelasan dari KSAU dan hal itu akan dipertanyakan manfaatnya, sebab selama ini TNI AU tidak pernah membeli pesawat penumpang. Yang kita pahami adalah membeli alat-alat tempur untuk pertahanan negara, katanya.

Dalam rapat kerja yang akan datang, kata anggota DPR dari Dapil Malang Raya (Jawa Timur) itu, pihaknya akan mempertanyakan kepada KSAU soal pembelian tersebut serta urgensi pembelian pesawat Garuda itu.

Dia juga mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pembelian pesawat komersil dari Garuda itu. Itu yang akan kita tanyakan kepada TNI. Padahal di Komisi I sedang dibicarakan anggaran untuk meningkatkan anggaran untuk alutsista dan Komisi I sedang memberdayakan BUMNIS untuk keperluan alutsista TNI, katanya.

Dia berkata Beli satu pesawat hercules jauh lebih bermanfaat daripada beli dua pesawat bekas dari Garuda yang manfaatnya dipertanyakan.

Dua pesawat

PT Garuda Indonesia (Persero) menyerahkan dua unit pesawat Boeing 737-400 kepada TNI Angkatan Udara. Penyerahan dua unit pesawat Boeing itu dilakukan oleh Dirut PT Garuda (persero) Emirsyah Satar kepada Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Skuadron Udara VIP 17 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, di Jakarta, Rabu (9/3).

Kasau Marsekal Imam Sufaat mengatakan, sesuai perkembangan lingkungan strategis saat ini maka keberadaan pesawat bermesin turbo memiliki peran sangat strategis sebagai perekat bangsa.

Ia menambahkan, pengadaan dua pesawat itu sesuai kesepakatan PT Garuda Indonesia dengan TNI Angkatan Udara yang nota kesepahamannya ditandatangani pada 8 November 2010. Ini juga sesuai dengan rencana strategis TNI Angkatan Udara hingga 2015, katanya.

Imam meminta, operasional dan pemeliharaan dua pesawat itu juga akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua pihak. Kasau mengemukakan, meski pesawat telah beralih fungsi sebagai pesawat angkut VIP militer, tidak ada modifikasi khusus terhadap dua pesawat yang dibeli dengan harga Rp90 miliar itu.

Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, sebagai maskapai nasional, pihaknya selalu mendukung berbagai bidang baik sosial, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Selama ini Garuda dan TNI Angkatan selalu bersama untuk pengembangan pilot, avionik dan lainnya, katanya.

Ia mengatakan, dua pesawat yang diserahkan masih dalam kondisi bagus dan laik operasional. Ini memang pesawat bekas pakai, namun jam terbang dan operasionalnnya masih panjang, kata Emirsyah.

Terkait pemeliharaan, ia mengatakan, dilakukan bersama antara GMF dan TNI Angkatan Udara. Dua pesawat Boeing 737-400 masing-masing bernomor regsitrasi A-7305 dan A-7306 itu akan memperkuat Skuadron Udara VIP 17 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Sumber: Harian Pelita

Wednesday, March 9, 2011

Iran: Ada Rencana Terselubung AS di IAEA



Ali Asghar Soltaniyeh
Iran kembali memperingatkan motif tersembunyi Barat untuk mengubah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menjadi alat represi kebijakan Amerika.
Hal itu dikemukakan Wakil Republik Islam Iran di IAEA, Ali Asghar Soltaniyeh, dalam wawancara dengan Press TV kemarin (9/3). Dikatakannya, "Pada kenyataannya, ada rencana tersembunyi.
Mereka ingin mengubah struktur, mandat dan fungsi IAEA menjadi sub-lembaga Dewan Keamanan PBB dalam rangka mendikte dari New York apa yang harus dilakukan di Wina.
Barat dipimpin oleh Amerika Serikat, berulang kali menuding Teheran tidak kooperatif dengan PBB. Namun, Soltanieh menolak keras tuduhan palsu dan menyesatkan itu seraya menyinggung pemeriksaan rutin dan pemantauan IAEA terhadap fasilitas nuklir Iran.
"Dengan menyoroti dan terus menguak kasus Iran, AS dan Eropa mencoba mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari ancaman serius dari senjata nuklir yang ditempatkan Amerika Serikat di negara-negara Eropa, yang jelas melanggar Trakat Non-Proliferasi Nuklir (NPT)," ungkap Soltaniyeh
Namun sayangnya ada inspeksi lebih lanjut dari negara-negara tersebut.(IRIB/MZ)

IRIB

Brunei Increases Military Spending By $9m


09 Maret 2011

Bruney Army trains with Al Thalab special operation vehicle (photo : Azrol Azmi)

BRUNEI - THE State Legislative Council (LegCo) yesterday passed the Prime Minister's Office and Ministry of Defence's annual budget allocation of $541.922 million and $513.95 million respectively.

Second Finance Minister at the Prime Minister's Office (PMO) Pehin Orang Kaya Laila Setia Dato Seri Setia Hj Abdul Rahman Hj Ibrahim said the Ministry of Defence's (MinDef) budget allocation increased 1.4 per cent or about $9 million compared to the previous financial year.

During the seventh LegCo session yesterday, he said that the expenditure on employees' wages alone has increased by $3.4 million.

The minister explained that the rising expenses were due to increase of the annual increment for MinDef's employees, additional number of armed forces personnel and filling up the number of job vacancies.

Pehin Dato Hj Abdul Rahman attributed the rise in expenditure on factors such as the need to maintain operations capabilities and continue capacity building through executive development programme courses.

However, other special expenses has decreased by $5.1 million compared to the previous fiscal year.

This decrease is related to the ministry's cooperation with the Ministry of Finance to balance the budget provision and stabilise the increase of expenditure capacity building to ensure that it is more sustainable, the minister added.

As for the PMO, the majority of the budget has been designated for the Royal Brunei Police Force with $125.661 million.

Russia to Build New An-148 for Myanmar in Place of Crashed Plane


09 Maret 2011

Myanmar have ordered two An-148 for goverment as VIP aircfraft, one of aircraft crashed during a test flight in Russia (photo : Robin Moret)

MOSCOW, (RIA Novosti) - The passenger plane that crashed during a test flight on Saturday in southern Russia was insured and a new one will be built soon if insurance is paid swiftly, an aircraft industry source said on Wednesday.

The Antonov An-148 plane was being tested prior to delivery to Myanmar, which ordered two last year for government use.

The industry source said the plane was insured by Ingosstrakh, which confirmed the information, but declined to disclose the details of the insurance contract.

All six people on board, including two Myanmar nationals, were killed when the An-148 plane crashed in the village of Garbuzovo in the Belgorod region.

The plane crashed while carrying out descent tests. Investigators say the high speed caused critical pressure in the plane's engines, causing them to ignite and the plane to explode in midair.

Plane parts were found 1.5 kilometers away from the site where the bodies of the crew were discovered.

The Russian Investigative Committee has admitted that the crash was caused by a technical failure.

Investigators are also looking at pilot error and a defective fuel gauge as possible reasons.

Pengganti Fokker 27 : Antara C-295 atau C-27J


09 Maret 2011

C27J Spartan (photo : Antara)

TNI-AU Kaji Pembelian C-27j Spartan

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya tengah mengkaji pengadaan enam unit pesawat angkut sedang C-27j Spartan buatan Italia, untuk menggantikan pesawat angkut sejenis Fokker-27 yang telah lama digunakan.

"Ya kita akan lihat dulu dari berbagai sisi, seperti `operation requirments`, spesifik teknisnya, dukungan logistiknya dan lainnya, sehingga saat terbeli barang itu benar-benar sesuai dengan apa yang kita butuhkan," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, selain C-27j Spartan buatan Italia, TNI Angkatan Udara juga melirik CN-295 buatan PT Dirgantara Indonesia untuk menggantikan pesawat F-27 yang telah digunakan TNI Angkatan Udara selama 20 tahun.

Imam mengemukakan, pengadaan pesawat akan difokuskan pula pada pesawat angkut, mengingat selama rentang lima tahun mendatang akan banyak operasi militer selain perang yang lebih membutuhkan pesawat angkut baik ringan, sedang maupun berat.

CN-295M (photo : valka)

Tentang penggantian F-27 dengan CN-235, Kasau mengatakan, pihaknya sudah memiliki enam pesawat CN-235 untuk memperkuat armada angkut ringannya.
"Sedangkan kita juga membutuhkan pesawat angkut sedang, nah ini yang bisa dipenuhi oleh `Spartan`. CN-235 memiliki kapasitas sekitar tiga ton, sedangkan `Spartan` mampu mengangkut hingga 10 ton," tuturnya.

Pesawat C-27j Spartan merupakan pesawat angkut sedang buatan Alenia Aeronautica Italia, yang merupakan hasil "up grade" "Alenia G.222" oleh Lockheed Martin Alenia Tactical Transport System. Dapat lepas landas di landasan tanah yang pendek atau kurang dari 500 meter, dengan berat maksimum lepas landas 30.000 kilogram.
Fokker 27 TNI AU (photo : rico tuerah)

Pesawat itu dapat digunakan untuk angkut pasukan, operasi penerjunan, SAR, patroli maritim, angkutan barang dan peralatan medis. "Spartan" dapat terbang selama sembilan jam, didukung dua mesin General Electric T64-P4D airlifter generasi baru militer.

Sejak diproduksi pada 2001, C-27j telah digunakan angkatan bersenjata Bulgaria, Yunani, Italia, Amerika Serikat, Lithuania, Rumania dan Maroko serta Rumania.

Salah satu pesawat C-27j Spartan kini tengah berada di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dalam formasi "static show" usai mengikuti pameran dirgantara di Avalone, Melbourne, Australia. Kehadirannya di Pangkalan Halim Perdanakusuma tersebut dalam rangka promosi.

PTDI Serahkan 'Tailboom' Pesanan Eurocopter


09 Maret 2011

BERJABAT TANGAN: Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso (kiri) berjabat tangan dengan President Direktur Eurocopter Indonesia Jean-luc Alfonsi pada penyerahan perdana komponen Tailboom (bagian ekor pesawat) MK II Helikopter EC225/725 dari PT DI kepada Eurocopter di Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/3). PT DI mengerjakan pembuatan komponen tailboom dan fuselage untuk helikopter EC 225 dan EC 725 hingga 2020 dengan total biaya kontrak US$ 46 juta. (photo : bisnis-jabar)

Bandung, (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan sejumlah 'tailboom' atau bagian ekor pesawat helikopter pesanan industri pesawat terbang Eurocopter Prancis.

Penyerahan 'tailboom' helikopter untuk jenis EC-225 itu dilakukan Dirut PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada Vice President Eurocopter Indonesia di hanggar KP-2 Kompleks PTDI Bandung, Rabu.

"Penyerahan 'tailboom' pada hari ini merupakan yang pertama dari sejumlah pesanan yang ditandatangani dengan Eurocopter," kata Kepala Bidang Humas PT Dirgantara Indonesia, Rokhendi di Bandung.

Perangkat atau bagian utama dari sebuah kontruksi pesawat helikopter EC-225 dari pabrikan Eurocopter itu langsung diangkut dengan menggunakan kontainer untuk dikapalkan menuju Prancis.

Menurut Rokhendi, kerja sama PTDI dengan Eurocopter yang ditandatangani dua tahun lalu itu yakni dalam produksi perangkat tailboom (ekor pesawat heli), fuselage (kabin) serta beberapa perangkat lainnya untuk helikopter jenis EC-225 dan EC-725.

"Kerja sama produksi bagian pesawat itu akan berlangsung hingga 2020, dan PTDI selama ini dipercaya untuk membuat bagian-bagian penting dari pesawat itu yakni tailboom dan fuselage," kata Rokhendi.

Kerja sama PTDI yang dulu berlabel IPTN dalam produksi helikopter bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya PTDI memproduksi pesawat N-Bell dan Super Puma serta NBO yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi.

Selain itu, perusahaan dirgantara nasional itu juga memproduksi pesawat CN-235 dengan unggulan jenis patroli maritime (MPA) kemudian N-212. Beberapa di antaranya dipesan oleh Korea Selatan baik untuk pesawat VVIP maupun untuk patroli maritim (MPA).

"Khusus untuk helikopter, tidak memproduksi di Indonesia namun memproduksi bagian-bagian tertentu bekerja sama dengan Eurocopter, sedangkan untuk perawatan pesawat tetap dilakukan PTDI," kata Rokhendi menambahkan.

Italia Tawarkan C-27J Spartan ke TNI AU




JAKARTA - Seorang pengunjung melihat pesawat C-27J Spartan milik Angkatan Udara Italia yang dipamerkan di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (9/3) usai mengikuti pameran dirgantara di Australia. Pesawat C-27J Spartan merupakan jenis pesawat angkut taktis militer (personel dan barang) berukuran sedang yang memiliki kemampuan terbang selama sembilan jam dengan kecepatan maksimum 310 knot. Pesawat ini juga mampu lepas landas dan mendarat di landasan pendek.

Pesawat ini coba ditawarkan kepada TNI-AU yang tengah mencari pengganti Fokker-27 yang telah lama digunakan. Selain Spartan yang dibuat di Alenia Aeronautica Italia, TNI-AU juga ditawarkan Cassa 295 dari EADS yang rencana pembuatannya bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/11.

ANTARA

BERITA POLULER