Pages

Wednesday, March 9, 2011

Shinshin Jet Tempur Siluman Jepang Terbang Perdana 2014


Kementrian Pertahanan Jepang menerbitkan foto model jet tempur siluman rancangan dalam negeri pada 2006. (Foto: AP)

9 Maret 2011, Tokyo -- (Berita HanKam): Jepang segera bergabung dengan Amerika Serikat, Rusia dan Cina kedalam grup pembuat jet tempur siluman. Seorang perwira senior Pasukan Bela Diri Angkatan Udara Jepang mengatakan Jepang siap melakukan uji terbang jet tempur siluman hanya dalam kurun waktu tiga tahun.

Prototipe kemungkinan akan terbang pada 2014 diungkapkan Direktur Pengembangan Sistem Udara Departemen Pertahanan Jepang Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka saat diwawancarai kantor berita Associated Press.

Jepang telah membenamkan dana 39 triliun yen (473 juta dolar) pada proyek jet tempur siluman sejak 2009, setelah Amerika Serikat secara tegas menolak penjualan F-22 Raptor, karena Kongres melarang mengekspor F-22. Kongres khawatir teknologi rahasia pada F-22 diketahui negara ketiga, meskipun negara tersebut sekutu dekat Washington.

”Kami telah 2 tahun dalam proyek, dan kami dalam rencana yang ditetapkan,” ucap Yoshioka, Senin (7/3).

Yoshioka menekankan keberhasilan uji terbang Shinshin (Semangat), tidak berarti pemerintah Jepang segera memproduksi Shinshin. Pemerintah akan memutuskannya pada 2016.

(Foto: AP)

Jepang dalam tekanan dalam kemampuan pertahanan udara regional. Setelah Rusia dan Cina sukses mengembangkan jet tempur siluman. Kekuatan pertahanan Jepang dibantu Amerika Serikat, dimana menempatkan sejumlah besar jet tempur, termasuk F-22 serta 50,000 pasukan dibeberapa pulau di Jepang.

”Jepang menginginkan F-22, tetapi Kongres tidak menyetujuinya,” ucap Yoshioka. ”Kami menyadari bahwa sangat penting untuk kami mengembangkan kemampuan lokal kami.”

Tokyo berencana mempensiunkan jet tempur tua F-4EJ Phantom dan F-15 Eagle dengan pesawat baru, seperti F-35 JSF atau F/A-18 Super Hornet atau Eurofighter Typhoon.

Kemhan berharap proyek jet siluman memberikan dampak ekonomi lokal mencapai 101 milyar dolar dan menciptakan 240,000 pekerjaan.

Sumber: AP
© Beritahankam.blogspot

Restrukturisasi PT DI tidak ganggu kinerja perusahaan



9 Maret 2011, Bandung -- (bisnis-jabar.com): Rencana restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (DI) oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dinilai tidak akan mengganggu kinerja industri pesawat terbang tersebut.

Direktur Aerostructure DI Andi Alisjahbana mengemukakan rencana restrukturisasi itu justru akan semakin mendorong perbaikan kinerja perusahaan di masa mendatang.

“Justru kinerja perusahaan akan membaik dalam 2 atau 3 tahun ke depan setelah restrukturisasi,” katanya hari ini.

Dia membenarkan perusahaan memiliki masalah dalam hal cash flow. Misalnya, pendapatan perusahan setiap setiap bulan yang tidak sebanding dengan pengeluaran perusahaan pada periode yang sama.

“Karena memang kami baru akan mendapatkan pemasukan ketika sebuah order telah diselesaikan,” tuturnya.

Dia mengemukakan persoalan itu akan dibahas bersama-sama dengan PPA dalam rangka evaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk aset, serta rencana kerja ke depan.

Setelah itu, hasilnya akan dipresentasikan kepada Menteri Negara BUMN sekitar Maret ini.

Sementara itu, Dirut DI Budi Santoso enggan menyebutkan berapa kebutuhan dana untuk restrukturisasi perusahaan.

“Itu yang menghitung PPA bersama-sama Kementerian BUMN,” katanya.

Sumber: Bisnis-jabar

Agus Suhartono: Pangab Se-ASEAN Harus Lebih Sinergis



9 Maret 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, panglima angkatan bersenjata negara-negara ASEAN, harus lebih sinergis dan produktif menjawab beragam tantangan dan ancaman terhadap stabilitas kawasan.

"Panglima angkatan bersenjata, harus lebih sinergis dan produktif untuk dapat menjawab beragam tantangan dan ancaman yang dapat membahayakan keamanan kawasan," katanya, saat bertemu dengan para atase pertahanan negara-negara ASEAN di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, sinergitas antarpanglima angkatan bersenjata se-ASEAN akan menjadi salah satu fokus bahasan dalam forum ACDFIM (ASEAN Chief of Deffence Forces Informal Meeting) ke-8 pada 30 Maret sampai 1 April 2011 di Indonesia.

Agus menambahkan, selain peningkatan kerja sama antarpanglima angkatan bersenjata se-ASEAN, dalam forum juga akan membahas perkembangan situasi keamanan di Laut China Selatan, menyusul berbagai isu regional dan global yang berkaitan dengan kawasan perairan tersebut.

"Berdasar pantauan, keamanan di wilayah Laut China Selatan kini masih terus menghangat menyusul adanya pergeseran isu ke wilayah itu." katanya.

Panglima TNI mengemukakan, angkatan bersenjata se-ASEAN harus terus meningkatkan kerja samanya untuk dapat lebih mengantisipasi beragam tantangan dan ancaman keamanan baik ancaman tradisional maupun non-tradisional, bagi stabilitas kawasan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan.

Sumber: ANTARA News

F-35C Breaks Sound Barrier for the First Time

F-35C Breaks Sound Barrier for the First Time

By US Navy on Wednesday, March 9th, 2011
The first F-35C test aircraft (CF-1) flew faster than the speed of sound for the first time over a test range near the Navy and Marine Corps F-35 integrated test facility at Naval Air Station Patuxent River March 4.
During a test flight to expand the flutter envelope, CF-1 reached Mach 1.02 at 30,000 feet with U.S. Marine Corps pilot Lt. Col. Matt Taylor at the controls.
“It’s great to be part of bringing stealth capability to the big-deck carriers,” said Taylor. “We accomplished a large number of test points, and CF-1 handled great going past Mach 1. It was a privilege for me to take the F-35C over that milestone for the first time.”
CF-1 gathered enough supersonic flutter data for the team to continue supersonic envelope expansion in the near future.
Flutter is an evaluation of structural loads on the aircraft experienced at various speeds and while performing prescribed maneuvers. The test and evaluation team at NAS Patuxent River will expand the flutter envelope to demonstrate the required durability and reliability of the aircraft in advance of delivery of the aircraft to the fleet.
The F-35C is distinct from the F-35A and F-35B variants with its larger wing surfaces and reinforced landing gear for greater control in the demanding carrier take-off and landing environment. Carrier suitability testing for the F-35C variant is scheduled to begin later this year with land-based catapult and jet blast deflector testing.
The F-35 Lightning II Joint Strike Fighter program is in the system development and demonstration phase, focusing on delivering three different, new aircraft variants to the U.S. Navy, Marine Corps and Air Force. The integrated test force at NAS Patuxent River is focused on testing and evaluation of the F-35B and F-35C.
 

Chinese military growing fast but concerns ‘regional’: IISS

Chinese military growing fast but concerns ‘regional’: IISS


China is building its military capability at a rapid pace but it remains a "regional power with regional concerns", the think tank IISS said in its annual report on the world's armies Tuesday.
The respected International Institute for Strategic Studies said that despite the effects of the global financial crisis, the 7.5 percent growth in the Chinese defence budget in 2010 was greater than most countries.
Such growth "continued to provoke concern", the London-based group said in its "Military Balance 2011" study.
However, it said China's primary focus was regional, pointing to the status of Taiwan -- which Beijing still claims as part of its territory to be reunified by force if necessary -- and disputes in the East and South China Seas as Beijing's overriding concerns.
"By and large, China remains a regional power with regional concerns, as demonstrated in 2010 by a series of exercises, construction projects and equipment purchases," it said.
But the report underlined that the world's military powers were watching China warily as it begins "tentatively to explore operations further afield".
Those concerns heightened on Friday when China announced a double-digit rise its defence budget in 2011, with spending to increase 12.7 percent to 601.1 billion yuan ($91.5 billion).
That was a return to normal service for China -- the 7.5 percent rise last year broke with a multi-year trend of double-digit percentage increases in Chinese military spending.
The IISS said however that China's goal of closing the technological gap with the West could be undermined by "serious structural weaknesses".
"One overarching problem is the widespread duplication and balkanisation of industrial and research facilities," it said.
Factories producing arms are scattered around the vast country "and often possess outdated manufacturing and research attributes", it said.
Elsewhere in Asia, the IISS said North Korea's military ranks as the fourth-largest in the world, with only China, the United States and India ahead of it.
Approximately five percent of North Korea's estimated population of 24 million are active military personnel "and these forces are equipped with a substantial array of military equipment", the study says.
The North sparked regional security fears in November when it disclosed an apparently functional uranium enrichment plant to visiting US experts.
The announcement raised concerns that the reclusive Stalinist state could produce highly-enriched weapons-grade uranium on top of the plutonium it already possesses.
The IISS said North Korea -- which has carried out two nuclear weapons tests -- has enough plutonium to produce four to eight warheads.

soursce: http://www.defencetalk.com/chinese-military-growing-fast-but-concerns-regional-iiss-32646/#ixzz1G5r3tmlP

Komandan Malcon Siap Bekerjasama Dengan Indobatt


indo_malLebanon, Seruu.com - Komandan Malaysia Contingent (Malcon) yang baru, Letkol Mohd. Samin didampingi beberapa perwira staf melaksanakan kunjungan ke Markas Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt) di Adshit Al Qusayr Lebanon Selatan, Selasa siang (8/3/2011) waktu Lebanon.
Kedatangan rombongan Malcon yang berjumlah delapan orang tersebut, disambut langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Kasiops Mayor Inf Hendriawan Senjaya beserta para perwira staf.
Menurut Letkol Inf Hendy, kunjungan Komandan Malcon dan staf dalam rangka memperkenalkan diri dan bersilaturahmi dengan jajaran Indobatt serta saling berkoordinasi untuk menjalin kerjasama yang baik antara kedua kontingen.
“Komandan Malcon menyatakan kesediaannya untuk selalu bekerjasama dengan Indobatt dalam pelaksanaan misi perdamaiannya di Lebanon. Kunjungan ini dilaksanakan bagi kontingen yang baru bergabung dengan Unifil sebagai peacekeepers dalam rangka memperkenalkan diri dan bekerjasama dengan satuan lain demi kelancaran tugas di lapangan”, ujar Letkol Hendy.
Acara diakhiri dengan tukar menukar cendera mata antara kedua Komandan Batalyon dan foto bersama.[ir]

Tuesday, March 8, 2011

KSAU Minta Sistem Lalu Lintas Udara Diperbaiki




JAKARTA - KSAU menginginkan sistem lalu lintas udara nasional segera diperbaiki, ini berkaitan dengan dipaksa turunnya sebuah pesawat milik Pakistan beberapa hari lalu oleh TNI AU karena tidak memiliki izin melintas.

"Walaupun dianggap berhasil, sistem kita masih belum bagus sehingga kadang Kohanudnas terlambat menerima approval," kata Kasau Marsekal Imam Sufaat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (9/3). KSAU juga menjelaskan fungsi tugas Kohanudnas sebagai garda terdepan dalam mengantisipasi ancaman di wilayah udara Indonesia dan jika ada pesawat tak dikenal, penerbang tempur TNI AU-lah yang bertugas melakukan intercept.

"Tugas intercept itu satu prosedur. Kalau tidak bisa di force-down ya kita tembak itu sudah prosedur," tegas jenderal bintang empat ini.

Menurut Imam, kasus ini kini sudah selesai. Pihak TNI AU sudah melepaskan pesawat komersil Pakistan International Airline yang mengangkut pasukan perdamaian dari negaranya ini.

"Kemarin kita sempat tahan pesawat tersebut hingga tengah malam. Begitu clearance keluar kita ijinkan lepas landas, meskipun ada denda yang dibebankan ke pemerintahnya," ujarnya.

Sumber : DETIKNEWS.COM

BERITA POLULER