Jakarta, Seruu.com - Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang berkembang saat ini diharapkan adanya sinergitas antara kegiatan Intel dan kegiatan Operasi. Jalin koordinasi yang baik antara Staf Operasi selaku pengguna kekuatan TNI dengan Staf Intelijen, dalam pelaksanaan tugas yang dihadapi.
Karena Satuan Intelijen TNI memiliki peran yang sangat penting bagi Pimpinan TNI sebagai mata dan telinga dalam menyediakan informasi/intelijen untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Demikian amanat Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Edy Harjoko, yang dibacakan Asisten Operasi (Asops) Panglima Mayjen TNI Hambali Hanafiah pada pembukaan Rapat Koordinasi Operasi TNI dan Rapat Kerja Teknis Latihan TNI Tahun 2011, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (2/3/2011).
Rakor tersebut mengambil tema “Melalui Rakorops dan Rakernislat TNI Tahun 2011, Kita Tingkatkan Kesiapan Operasional Satuan dengan Kerjasama Trimatra Terpadu dalam rangka melaksanakan Tugas Pokok TNI” Menurut Kasum TNI, tema tersebut sangat tepat dan relevan serta mengandung arti sangat strategis, karena berkaitan dengan pokok-pokok kebijakan Panglima TNI Tahun 2011 tentang kebijakan penggunaan kekuatan, seperti Operasi Intelijen, Operasi Teritorial Secara Terpadu, Operasi Pengamanan Publik, Operasi Pengamanan Perbatasan dan Operasi Pengamanan Pulau-Pulau Terluar serta melaksanakan Patroli Laut, Udara dan Patroli Terkoordinasi maupun Operasi Misi Perdamaian Dunia.
Kecenderungan perkembangan situasi internasional yang terjadi sampai saat ini menunjukkan bahwa tuntutan tentang penerapan nilai-nilai universal semakin mengemuka khususnya yang berkaitan dengan mesalah demokrasi, HAM dan lingkungan hidup. Sedangkan perkembangan situasi nasional yang terjadi telah mengakibatkan pergeseran paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perkembangan tersebut telah mengakibatkan berbagai konflik atau benturan kepentingan seperti sengketa perbatasan, klaim wilayah, konflik politik maupun senjata antar negara dan konflik komunal yang mengakibatkan tindak kekerasan.
Guna menghadapi ancaman yang terjadi baik ancaman militer maupun non militer, TNI menggunakan kekuatannya berdasarkan peraturan Panglima TINI Nomor Perpang/45/VI/2010 tanggal 15 Juni 2010 tentang Doktrin TNI Tridek (Tridarma Ekakarma), yaitu kekuatan TNI digunakan dengan mengedepankan keterpaduan Trimatra dalam rangka melaksanakan OMP (Operasi Militer untuk Perang) dan OMSP (Operasi Militer selain Perang), dilakukan untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara dan/atau dalam rangka mendukung kepentingan nasionl sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rakor yang berlangsung 2 hari ini diikuti oleh 129 peserta yaitu Pimpinan : 5 orang, Peninjau : 10 orang, Peserta : 114 orang yang terdiri dari Mabes TNI : 26 orang, Mabes TNI AD : 33 orang, Mabes TNI AL : 32 orang dan Mabes TNI AU : 23 orang. [puspen/is]
seruu.com