Pages

Tuesday, March 1, 2011

Pangdam I BB Mayor Jenderal TNI Leo Sieger Lepas Tim Ekspedisi


Tribun Medan - Selasa, 1 Maret 2011 18:10 WIB
Share |
Tim-Ekspedisi.jpg
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
TIM EKSPEDISI PEGUNUNGAN BUKIT BARISAN - Sejumlah pasukan Tim Ekspedisi pegunungan Bukit Barisan tiba di Lanud Medan,Selasa (1/3). Sebanyak 59 personil terdiri dari Kopassus, Kostrad, Direktorat Topografi AD,Wanadri, Mahasiswa Pencinta Alam dilepas Pangdam I Bukit Barisan Mayjend TNI Leo Siegers sebagai tim ekspedisi untuk mempelajari kondisi hutan Sumatera Utara yang terletak di jajaran pegunungan Bukit Barisan.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Irwansyah Putra Nasution

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Tim ekspedisi Komando Militer I Bukit Barisan yang berjumlah 59 orang dilepas oleh Pangdam di Aula Lanud Bandara Polonia Medan, Selasa (1/3/2011). Tim yang dipimpin oleh Asisten Logistik Kopassus, Kolonel Inf Teguh Arief akan melakukan ekspedisi selama enam bulan.

Pangdam I Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Leo Sieger mengatakan pelepasan tim ekspedisi bertujuan untuk mempelajari kondisi hutan sumatera utara yang terletak disekitar pengunungan Bukit Barisan. Tim ekspedisi terdiri dari 34 orang dari Kopassus, 14 orang dari Kostrad, 1 orang dari Direktorat Topografi (wandari), dan 6 orang mahasiswa pecinta alam. 

"Diharapkan pasukan ekspedisi bisa maksimal dalam melakukan tugasnya untuk melakukan penelitian dan penilaian terhadap kondisi hutan dan lereng gunung yang berada dipinggiran bukit barisan," kata Leo.

Editor : budi
Sumber : Tribun Medan

Persenjataan Kopassus.


Komando Pasukan Khusus atau yang akrab dikenal  istilah Kopassus merupakan pasukan favorit tim redaksi SWATT-Online.com. Mengapa? Ya, karena salah satunya Tentara Nasional Indonesia yang satu ini telah masuk peringkat tiga dunia dalam acara TV Discovery Channel Military.
Dalam menyeleksi tentara yang tangguh, tidak semudah yang kita bayangkan. Karena seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan parameter dari berbagai pengamat militer dan ahli sejarah dunia.
Nah, Kopassus ternyata mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk di dalamnya bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, gerilya, daya tahan, membuat perangkap, dan lain-lain.
Meskipun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir, akan tetapi Kopassus memiliki skill atau keahlian. Konon, skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa. Dan hal ini yang menyebabkan Kopassus ditakuti oleh pasukan dari negara lain. Tidak seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya.
Beberapa waktu yang silam, embargo senjata  membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain. Meski sebenarnya mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG dan lain sebagainya.
Opss, tapi tunggu dulu! Bukan senjata itu yang SWATT-Online Bahas kali ini, melainkan senjata SS1 (Senapan Serbu 1) buatan PT. Pindad Indonesia.
Dari sejarahnya SS1 dibeli lisensinya dari Belgia yang bernama Fabrique Nationale (FN). Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4.01 kg.
SS1 juga dikenal akan akurasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan M16 buatan Amerika dan AK47 buatan Rusia, namun daya tahannya masih dibawah AK47 dan di atas M16.
Meski sudah berumur puluhan tahun, tapi sampai sekarang kegunaannya masih bisa dihandalkan. Bahkan di tubuh TNI masih bercokol SS1 sebagai Senjata standart pasukannya.
Medan pertempuran di Aceh, Timor timur dan Papua sudah cukup membuktikan tentang kemampuan SS1 di lapangan sebenarnya. Dan tidak benar bila ada yang mengatakan bahwa SS1 larasnya mudah sekali melengkung atau bengkok bila senjata di tembakkan secara terus menerus. Karena kenyataan di lapangan tidak ada bahkan tidak pernah ditemukan fakta-fakta yang mendukung ungkapan dan isu tersebut. Padahal Pindad akan merasa senang sekali bila ada yang melaporkan setiap ketidakberesan yang dialami SS1 ciptaannya tersebut, karena bisa digunakan sebagai penelitian ulang dan memperbaiki kualitasnya agar lebih bagus.
Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 (SS3-v1).
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.
Dan berikut spesifikasi SS-2000 yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
  1. Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK 47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.
  2. Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.
  3. Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2.
  4. Selain itu, senjata ini dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta di bawah handguard, sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel; ex: pemasangan front grip pada SS3 V1 untuk mempermudah akuisisi target ataupun bipod seperti varian SS3 V4 Sharpshooter.
  5. Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).
  6. Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.
  7. Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.
  8. Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.
  9. Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.
  10. Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.
  11. Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.
  12. Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.
Spesifikasi SS3:
Negara asal : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m (SS3 V4 Sharpshooter). (reza/berbagai sumber)
foto: berbagai sumber
Walaupun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir akan tetapi senjata juga di butuhkan dalam medan perang. Konon skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa, hal ini yang menyebabkan Kopassus di takuti oleh pasukan dari Negara lain seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya. Dengan embargo senjata  beberapa waktu silam membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain, walau mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG
Tags:

SUMBER http://www.swatt-online.com/2010/07/persenjataan-komando-pasukan-khusus/

Densus 88 AT

Sekali lagi, Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) atau lebih dikenal dengan Densus 88,  menunjukkan taringnya dalam memburu jaringan teroris di Indonesia. Tadi pagi dikabarkan Densus 88 berhasil menembak mati seseorang yang diduga Noordin M. Top dalam sebuah penyergapan di desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Drama pengepungan ini memakan waktu 17 jam. Sampai posting ini saya submit, Polri belum memberikan keterangan resmi tentang kepastian apakah korban tersebut benar Noordin M. Top.
Apakah anda tahu, apa dan siapakah Densus 88 ini??  
Densus 88 dibentuk secara resmi tanggal 26 Agustus 2004. Angka 88 adalah lambang dari 2 borgol. Makna lainnya adalah angka 88 tidak putus dan terus menyambung. Tempat pelatihan Detasemen ini di Megamendung. Di tempat ini dibangun berbagai kelengkapan pelatihan baru dari pembiayaan Amerika Serikat. Diantaranya firing range, knockdown house, ruang kelas dan berbagai bangunan dengan alat dan kelengkapan untuk melakukan berbagai pelatihan. Personel Densus 88 yang dilatih, sedikitnya menghabiskan 30.000 peluru selama pendidikan. Instruktur didatangkan dari Amerika Serikat dengan kualifikasi eks Pasukan Khusus atau Secret Service. Secret Service adalah Paspampres-nya Amerika Serikat.
Selain pelatihan di Megamendung, Densus 88 juga menggunakan Pusat Pelatihan Anti teror Indonesia (Platina) yang berada di komplek Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Persenjataan yang digunakan adalah bergai jenis. Mulai dari Colt M4 assault rifle (M4A1. Serdadu Amerika menggunakan senjata ini, menggantikan M16. Kalau anda pernah nonton film S.W.A.T, pasukan SWAT menenteng senjata ini), Armalite AR-10 sniper rifle (senapan sniper / penembak runduk), Remington 870 shotgun dan pistol Glock 9mm.
Waktu saya lihat di tayangan TV Swasta, beberapa anggota Densus 88 juga menenteng Steyr AUG. Senapan buatan Austria ini sangat kokoh. Kabarnya, senapan ini masih bisa bekerja optimal walau telah digilas truk berbobot 10 ton berulang kali!
Saya juga masih ingat, setelah referendum di Timor Timur dulu, pasukan Australia yang tiba di Timor Timur dilengkapi dengan Steyr AUG.
Bravo Densus 88!
senjata


Sumber :
- Special Forces, edisi koleksi Angkasa,http://masjun.net/densus-88-at/

Senjata Densus 88 Saat Penyerbuan Temanggung


8 Agustus 2009, Temanggung -- Sejumlah anggota Densus 88 Antiteror mengepung rumah Muhzuri yang diduga kuat merupakan tempat persembunyian gembong teroris Noordin M. Top, di Dusun Beji, Kelurahan Kedu, Temanggung, Jateng, Sabtu (8/8). Dalam penyergapan yang diwarnai dengan serangan besar-besaran selama sekitar 17 jam oleh Densus 88 Antiteror tersebut menewaskan dua orang teroris yang salah satunya diduga kuat gembong teroris Noordin M. Top. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/nz/09)

9 Agustus 2009, Jakarta -- Drama penyerbuan markas teroris oleh Detasemen Khusus Antiteror 88 di Temanggung, Jawa Tengah dan Jatiasih, Bekasi menjadi sebuah tontonan menarik jutaan masyarakat Indonesia melalui media televisi. Bagaimana sebuah taktik penyerbuan dipertontonkan layaknya film Hollywood.

Penonton pun akhirnya terpuaskan dengan tewasnya orang yang diduga sebagai Noordin M Top di Temanggung, Jawa Tengah. Meski banyak pihak yang meragukan teroris yang tewas sebagai Noordin M Top, namun rakyat seakan dipertontonkan oleh cara kerja polisi dalam menangkap teroris.


Keberhasilan polisi itu, bukan hanya sekedar perang taktik dan strategi. Tapi juga peran persenjataan yang dipakai oleh petugas Densus Antiteror 88. Dari jenis senjata maupun alat penunjang seperti tameng anti peluru atau yang lebih dikenal dengan ballistic shield.

Namun dari beberapa jenis senjata dan perlengkapan yang dipakai, paling menarik adalah senjata serbu M4. Selain di militer, M4 banyak digunakan para penegak hukum, terutama dalam unit respons atas kejahatan khusus.


Sebagai senapan serbu standar, Colt M4 yang dimiliki Densus 88 tidak aksesoris tambahan RIS, fron grip dan Aimpoint M2. Memang tidak semeriah rekan-rekannya di luar negeri memang, tetapi dengan keterbatasan peralatan, Densus 88 bisa melumpuhkan teroris.

Senjata jenis ini, dipakai bukan saat penyerbuan di Temanggung. Ketika penyergapan gembong teroris nomor 1 di Indonesia, Dr. Azhari di Batu, Malang Jawa Timur pada 9 September 2005 senjata ini begitu dominan.

M4 Carbine, adalah versi pendek dan ringan dari senapan serbu M16. Karabin M4 memiliki 80 persen bagian yang sama dengan M16A2.

M4 memiki pilihan tembakan semi-otomatis dan burst tiga butir (sama dengan M16A2). Selain M4 ada seri lainnya yakni M4A1 yang memiliki pilihan semi-otomatis dan full-otomatis.

M4A1 juga terkadang dilengkapi laras yang lebih berat, untuk menahan panas yang dihasilkan dari menembak full-otomatis untuk waktu yang lama.

M4 dan M4A1 menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm NATO. Keduanya adalah senapan selective-fire, yang menggunakan sistem gas, air-cooled, memakai magazine box, dan mempunyai popor teleskopik. Popor ini bisa ditukar dengan popor biasa, tapi itu jarang dilakukan pada militer Amerika Serikat.

Seperti karabin pada umumnya, M4 lebih nyaman ditenteng daripada senapan laras panjang. Selain ideal untuk digunakan oleh tentara non-infanteri (seperti pengemudi kendaraan, ajudan, dan perwira staf), ini juga membuat M4 cocok untuk pertempuran jarak dekat dan operasi pasukan khusus.


M4 sempat menjadi standar untuk United States Special Operations Command (USSOCOM) dan menjadi pilihan Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat. Pada tahun 2006 Malaysia juga membeli Karabin M4 untuk menggantikan senapan Steyr AUG.

Karabin M4 dikembangkan dan diproduksi untuk Pemerintah Amerika Serikat oleh perusahaan senjata Colt, yang mempunyai kontrak untuk memproduksi keluarga karabin M4 sampai tahun 2009. Tetapi selain Colt, sejumlah produsen senjata lain juga menawarkan senapan yang serupa dengan M4.

USSOCOM mengembangkan perangkat Modifikasi Khusus Operasi Khusus (SOPMOD - Special Operations Peculiar Modification) Blok I untuk digunakan pasukan yang ada dibawah kepemimpinannya. Perangkat ini meliputi, antara lain, karabin M4A1, Sistem Railing Antar-muka (RIS - Rail Interface System) buatan Knight's Armament Company (KAC), pelontar granat M203 beserta bidikannya, peredam suara buatan KAC, bidikan cadangan buatan KAC, penunjuk laser/infra-merah AN/PEQ-2A buatan Insight Technologies, bidikan optik ACOG dan Reflex buatan Trijicon, serta sebuah bidikan night vision.

Selain M4, Densus 88 juga menggunakan senjata Steyr AUG. Steyr AUG adalah rangkaian senapan yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh perusahaan senjata Austria Steyr Mannlicher. AUG adalah singkatan dari Armee Universal Gewehr, yang berarti "Senapan Tentara Universal".

Nama Steyr AUG sendiri lebih sering digunakan untuk menyebut versi yang spesifik, yaitu varian senapan serbu bullpup kaliber 5.56 mm NATO, dengan warna hijau dan teleskop yang terintegrasi. Senapan ini sebenarnya telah memiliki banyak varian, mulai dari senapan submesin, senapan penembak jitu, sampai senapan mesin ringan. Senapan ini telah diadopsi menjadi senapan utama angkatan bersenjata Austria, Australia, Selandia Baru, Luxembourg dan Irlandia.

AUG adalah salah satu senapan pertama yang menggunalan desain bullpup, yang membuatnya 25% lebih pendek dari senapan lain yang panjang larasnya sama, tanpa mengorbankan performa dan akurasi. Sebagian besar varian AUG dilengkapi dengan bidikan teleskopik 1.5x yang terintegrasi. AUG dianggap memiliki desain ergonomis yang modern. Fitur lain misalnya kemampuan dipakai oleh penembak tangan kanan maupun kidal, dan pengunaan bahan-bahan plastik transparan.

VIVA News

Sambut Super Tucano, Skuadud 21 bangun Hanggar Baru


MALANG - Terkait kedatangan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano dari Brasil yang tiba secara bertahap pada tahun 2011 ini, Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman akan membangun hanggar dan shelter baru untuk menunjang fasilitas operasional dan perawatannya. Rencananya, pesawat akan tiba empat unit dulu dari total 16 unit yang dipesan pada tahun ini," katanya.

Pembangunan hanggar di Lanud Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur tersebut akan mulai dibangun pada triwulan II tahun 2011 atau sekitar Mei, Juni.

Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Letkol Pnb Ferlianto, minggu lalu mengatakan, kecanggihan hanggar ini meliputi adanya tempat data link yang tersambung dengan komputerisasi, ruang simulator untuk percobaan pesawat, ditambah dengan teknologi Ground Support Equipment (GSE).

Kontrak pembelian pesawat tempur telah ditandatangani Desember 2010 lalu. Dalam rentang waktu 2010-2014, pihak Lanud Abdurahman Saleh telah menyiapkan pengadaannya.


EMB-314 Super Tucano

"Pada Januari lalu, Wakil KSAU melakukan kunjungan ke sini, karena pada triwulan I sudah dilakukan pengukuran maupun survei lapangan terhadap lokasi pembangunan hanggar yang akan digunakan pengembangan fasilitas Skadron Udara 21," ujarnya.

Pesawat tersebut dibeli sebagai pengganti pesawat OV-10F Bronco yang sudah dinyatakan grounded pada 2007. Keunggulan pesawat Super Tucano, yakni mampu melaksanakan manuver dengan kecepatan tinggi dan rendah, melaksanakan operasi pada malam hari dengan kemampuan terbang mini (Endurance) 02.30 jam tanpa Ext tank.

Untuk level Asia, Indonesia adalah yang pertama memiliki pesawat jenis ini dan merupakan pesawat generasi kelima. Selain Indonesia, pemakai lainnya tercatat antara lain Argentina, Prancis, Kuwait, dan Paraguay.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Australia will Increase C-17 Fleet


RAAF's C-17 Globemaster II (photo : Air Attack)

C-17A Globemaster III Letter of Request

Australia is investigating the purchase of an additional C-17A Globemaster III heavy lift aircraft Minister for Defence Stephen Smith said today.

Australia has sent a Letter of Request to the United States regarding the potential purchase of an additional C-17A aircraft through the United States Foreign Military Sales program, formally seeking cost and availability information.

Mr Smith said the Royal Australian Air Force currently had four C-17A Aircraft. They were delivered over the period 2006 to 2008. The first of these became operational in 2007, providing the Australian Defence Force with a global airlift capability.

Recent events in Queensland and Christchurch have underlined the C‑17s as an essential part of Australia’s capacity to respond to natural disasters both within Australia and within our region.

While disaster relief has been a recent public focus for C-17 operations, they continue to support Australian and International Security Assistance Forces in Afghanistan and the Middle East, meeting their primary purpose in providing military long-range heavy airlift.

The C‑17A aircraft can lift very large and heavy cargoes over long distances providing a significant contribution to Australia’s ability to reach and respond to events. One C‑17A can carry up to four C-130 Hercules loads in a single lift and cover twice the distance in three-quarters of the time of a C‑130 Hercules.
Members of No. 3 Royal Australian Regiment (3RAR) with cargo and vehicles inside a No. 36 Squadron (36SQN) C-17, prior to a para insertion to Charters Towers during Exercise Hamel.
(photo : Australian DoD)

Mr Smith said that acquisition of an additional C-17 would almost certainly obviate any need for the acquisition of two additional C-130J-30 aircraft under project AIR 8000 Phase 1.

As outlined in the Public Defence Capability Plan, the additional C-130J acquisition is planned for final decision by Government in the period 2013-14 to FY 2014-15.

Following receipt of cost and availability information from the United States , the Government will make a decision about purchase based on capability, cost and schedule assessments of an additional C-17.

KKIP Selenggarakan Rapat Pleno Sidang Kesatu TA.2011


Panser Anoa versi kanon. (Foto: Berita HanKam)

1 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyelenggarakan Rapat Pleno Sidang Kesatu Tahun Anggaran 2011, Senin (28/2) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Rapat dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP dan dihadiri oleh seluruh anggota KKIP, Tim Kelompok Kerja KKIP, Tim Asistensi KKIP dan stakeholder terkait lainnya.

Hadir antara lain Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar selaku Wakil Ketua merangkap anggota KKIP, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Riset dan Teknologi Drs. Suharna Surapranata, M.T, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo selaku anggota KKIP, serta Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selaku sekretaris merangkap anggota KKIP.

Rapat Pleno ini diselenggarakan dengan maksud untuk membahas kemajuan pelaksanaan program KKIP pada tahun 2010 sekaligus menetapkan rencana program KKIP pada tahun 2011 dan hal – hal lain yang terkait yang dianggap perlu dan prioritas. Sedangkan tujuannya adalah untuk menetapkan arah dan sasaran KKIP guna dipedomani oleh seluruh anggota KKIP beserta jajarannya maupun seluruh pihak terkait lainnya sesuai dengan kewenangannya.

Rencana Program KKIP pada tahun 2011 antara lain meliputi program yang bersifat normatif, program yang bersifat normatif dinamis, RUU Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan, produk strategis, dan evaluasi manajemen BUMNIP.

Program yang bersifat normatif merupakan program KKIP yang telah dijabarkan menjadi tugas-tugas pokok setiap Pokja KKIP yang meliputi bidang kebijakan, Litbangyasa, Alutsista, Non Alutsista dan Kerjasama. Sedangkan untuk program dinamis merupakan rumusan rencana program dari pemerintah, pengguna dan industri selaku pemangku kepentingan sebagai bentuk ketanggapsegeraan terhadap dinamika industri pertahanan, implementasi proyek strategis dan hal – hal aktual yang memerlukan atensi KKIP.

Program dinamis ini penting untuk disinergikan dengan program normatif mewujudkan revitalisasi dan pengembangan industri pertahanan. Sebagai contoh adalah pemerintah telah memberikan peluang kepada BUMNIP bahwa produknya digunakan untuk memenuhi sarana pertahanan, hal ini sebagai tantangan bagi BUMNIP untuk meningkatkan manajemen produksi agar dapat memenuhi aspek tepat mutu, tepat harga dan tepat waktu penyerahan (Quality, Cost, Delivery).

Sebagai ilustrasi lainnya yaitu produk strategis (unggulan) yang telah diwacanakan pada Sidang Pleno I KKIP tahun 2010 yang meliputi produk darat (Ranpur), Alutsista laut (Kapal Perusak Kawal Rudal), Alutsista Udara (pesawat tempur, helikopter Bell 412, CN 235 sebagai pengganti pesawat transport F27), perlu untuk ditetapkan menjadi program yang harus dapat diwujudkan dalam jangka waktu lima sampai dengan 15 tahun.

Sementara itu, terkait dengan pembahasan materi RUU Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan diperlukan untuk menjaring masukan –masukan kepada Komisi I DPR RI. RUU ini telah selesai dibahas oleh Panitia Antar Departemen dan akan diproses lebih lanjut menjadi hak inisiatif DPR dan diharapkan akan diselesaikan pada tahun 2011. Adanya sebuah perundang-undangan dengan substansi mengatur industri pertahanan diharapkan akan memberikan iklim yang kondusif dan mengakselerasi terwujudnya industri pertahanan yang kuat.

Terakhir, terkait evaluasi manajemen BUMNIP diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola bisnis secara efesien yang merupakan prasyarat bagi suksesnya suatu program penyehatan perusahaan. Kinerja BUMNIP yang prima dan handal diperlukan untuk mampu merespon peluang – peluang yang diberikan oleh pemerintah melalui program pengadaan dengan pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri dalam hal ini juga menjadi bagian dari upaya penyehatan BUMNIP.

Sumber: DMC

BERITA POLULER