Pages

Sunday, February 27, 2011

Menhan Suriah: Barat Benci Melihat Tehran dan Damaskus Kian Mesra

 Menteri Pertahanan Suriah Letnan Jenderal Ali Muhammad Habib Mahmoud menegaskan negara-negara Barat tidak senang dengan perkembangan hubungan antara Iran dan Suriah yang makin erat. Sebagaimana dikutip oleh IRNA, Habib Mahmoud kemarin (Ahad, 27/2) menyatakan, "Negara-negara Barat dan kolonialis tidak puas dengan hubungan Iran dan Suriah yang kian baik, kokoh dan terus berkembang".
Penegasan itu disampaikan oleh menteri pertahanan Suriah dalam pertemuan dengan Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari, yang berada dalam kunjungan resmi enam hari ke Suriah sebagai kepala delegasi otoritas angkatan laut Iran. Dalam pertemuan tersebut, Habib Mahmoud memuji prestasi ilmiah Iran di bidang nuklir, teknologi, dan kemajuan militer. Menhan Suriah itu menilai bahwa prestasi itulah yang menyebabkan Barat begitu memusuhi Tehran.
Dia juga menegaskan bahwa kehadiran kapal perang Iran di Suriah adalah merupakan bentuk unjuk kekuatan Iran dan kegagalan musuh-musuhnya.
Dua kapal Iran, Khark dan Alvand, merapat di pelabuhan Lattakia, Suriah setelah melakukan perjalanan melalui Terusan Suez, Mesir untuk kali pertama sejak kemenangan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979.
Kapal fregat Alvand berbobot 1.500 ton dipersenjatai dengan rudal anti-kapal dan torpedo sedangkan kapal Khark dengan bobot 33.000 ton memiliki kapasitas lebih besar dan sanggup membawa 250 awak kapal dan tiga helikopter.
Tehran mengumumkan bahwa kunjungan dua kapal perang Iran ke Suriah merupakan kunjungan rutin untuk membawa pesan perdamaian dan persahabatan ke negara-negara dunia.
Jumat (25/2) lalu, Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari menandatangani kesepakatan kerja sama angkatan laut dengan mitra Suriah Jenderal Taleb al-Barri. 
IRIB

Iran Siap Luncurkan Jet Tempur Baru Saingan F/A-18



Angkatan Udara Republik Islam Iran telah meluncurkan sebuah proyek untuk merancang dan membuat jet tempur tercanggih di negara itu. Brigadir Jenderal Mohammad Reza Karshki kepada kantor berita Fars mengatakan bahwa Angkatan Udara Iran akan menggalang kerjasama dengan Departemen Pertahanan dalam proyek tersebut dan saat ini proyek itu masih berada pada tahap awal.
Komandan senior Angkatan Udara Iran itu menambahkan bahwa proyek pesawat tempur baru tersebut adalah generasi baru dari jet temput buatan pertama Iran Saeqeh (Thunderbolt) dengan fitur yang disempurnakan.
Menurut laporan Press TV, kemampuan jet tempur baru Iran itu mirip dengan pesawat tempur F/A-18 buatan AS namun penampilannya mirip dengan F-5E/F Tiger II.
Pesawat pembom berkursi tunggal itu memiliki kemampuan untuk melacak pesawat musuh, terlibat dalam pertempuran, membidik target di darat, dan membawa berbagai jenis senjata dan peledak.
Pada September 2010, Iran meluncurkan skuadron pertama dari pesawat pembom Saeqeh dalam suatu manuver pertunjukan udara.

IRIB

Menhan Tinjau KRI Clurit 641 di Batam


28 Februari 2011

KRI Clurit 641 (all imeges : Trides)
Menhan Puji Kapal Perang Buatan Batam
BATAM - Produksi Kapal Cepat Rudal (KCR) hasil karya putra-putri Indonesia di Batam mendapat sambutan luar biasa dari Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro. Menhan berjanji akan terus membangun kapal-kapal perang seperti KRI Clurit yang 100 persen pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam.

Menurut Menhan, suksesnya produksi kapal perang berkecepatan 30 knot yang dilengkapi dengan sistem persenjataan modern seperti Sensor Weapon Control (Sewaco), Meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), serta peluru kendali itu adalah bukti bahwa sistem pertahanan nasional bisa membangun seperti KCR tersebut.

Dikutip Batam Pos (JPNN Group), Minggu (27/2), Purnomo mengatakan, kapal dengan panjang 44 meter berbahan aluminium itu sangat cocok untuk kegiatan patroli maupun penyerangan di perairan kawasan Indonesia bagian barat (armabar). Pasalnya kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, laut di wilayah barat Indonesia termasuk laut yang tidak terlalu dalam dan sangat cocok untuk dilintasi kapal perang berukuran sedang yang saat ini tengah diproduksi di dalam negeri.

"Laut-laut di kawasan barat memang cocok untuk kapal-kapal seperti KRI Clurit. Asalkan bisa untuk patroli dan bisa juga untuk melakukan suatu penyerangan," ujar Purnomo Yusgiantoro disela-sela kunjungannya bersama Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang.


Dikatakannya, pemerintah akan terus membangun kapal-kapal perang seukuran KRI Clurit buatan Batam tersebut secara mandiri tanpa harus membelinya dari negara lain. Menhan mengaku sangat kagum dengan hasil karya putra putri bangsa sendiri yang telah menunjukan dedikasi, loyalitas dan nasionalismenya untuk merancang serta membangun kapal perang yang bisa mengangkut dan menembakan rudal sejauh 120 kilometer itu.

Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo menambahkan, kapal perang yang akan dilengkapi 1 unit meriam 6 barel caliber 30 MM, meriam anjungan 2 unit caliber 20 MM dan peluru kendali 2 set Rudal C-705 itu akan dilakukan uji penerimaan laut (sea acceptance test) dan uji penerimaan pelabuhan (harbour acceptance test) pada tanggal 25 Maret nanti.

Diberitakan Batam Pos sebelumnya, kapal perang dengan kecepatan hingga 30 knot ini dibangun di Batam sekitar satu tahun lalu dan sukses diluncurkan di perusahaan pembuatnya, yakni PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, awal Februari lalu.

Kapal Cepat Rudal terbuat dari baja khusus High Tensils Steel pada bagian hulunya (lambung). Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.(spt)

KDB Waspada and KDB Pejuang will be Delivered to Indonesia in April


27 Februari 2011

Waspada class patrol ship (photo : cari)
Indonesia to get Brunei patrol ships
BRUNEI plans to grant Indonesia patrol vessels KDB Waspada and KDB Pejuang for military training as part of efforts to promote the expansion of defence ties.

Deputy Minister of Defence Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat said yesterday that various programmes on Brunei-Indonesia defence ties would be carried out.

"KDB Waspada and KDB Pejuang are still in operation, possibly in April ...these will be delivered to Indonesia to be used as (military) training vessel for the Indonesian Navy (TNI AL)," Dato Paduka Hj Mustappa told The Brunei Times prior to joining a morning walk with His Majesty the Sultan and Yang Di-Pertuan of Brunei Darussalam and Indonesia President Susilo Bambang Yudhoyono at the Tasek Lama Recreational Park.

Waspada class patrol ship (image : freespace)
Maintenance checks and operation trainings need to be done before the vessels are handed over to Indonesia, he said.

His Majesty's Government and Indonesia signed a Memorandum of Understanding (MoU) on Defence Cooperation on April 10, 2003. The MoU was recently ratified by Indonesia's parliament.

"There will be a joint committee to discuss how to further expand the defence cooperation between the two," he said.

Brunei and Indonesia are also planning to carry out joint training for its military forces as well as their special forces.

Moreover, there is a plan to send Brunei's military personnel to study at the Defence University in Indonesia this year.

Asked how many military personnel Brunei is expected to send, Dato Paduka Hj Mustappa said, "We need to look at their qualifications.

"Indonesia's Vice Minister of Defence Lieutenant General TNI (Rtd) Sjafrie Sjamsoeddin said five slots would be open for Bruneians to pursue a degree at Indonesia's Defence University. "In conclusion, this year we will take the opportunity to implement various cooperation that we need to carry out," Sjafrie said.

Meanwhile, number of programmes that both parties have implemented are exchange visits of top-notch military officers as well as attending courses at the National Resilience Institute (Lemhanas) in Jakarta, and Brunei's Joint Staff Course and Executive Development Programme.

He went on to say that this year the Royal Brunei Armed Forces (RBAF) will be celebrating its 50th anniversary. Part of activities lined up for the celebrations are the Brunei International Defence Exhibition (BRIDEX), the Brunei International Tattoo and the Fleet Review.

Indonesia's Sjafrie said President Yudhoyono would instruct the TNI Army Chief to actively participate in the Golden Jubilee of the RBAF and order the Indonesia Minister of Defense to take part in BRIDEX.

Brunei Berminat Membeli Ranpur dan Persenjataan dari Indonesia

JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengatakan, pemerintah Brunei Darussalam berminat untuk membeli dan menggunakan kendaraan tempur dan beberapa jenis senjata buatan Indonesia.

"Mereka akan menggunakan produk-produk dalam negeri kita, khususnya kendaraan-kendaraan tempur dan persenjataan," kata Sudi Silalahi kepada wartawan setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja di Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (27/2) sore.

Sudi mengatakan, kerja sama pertahanan dengan Brunei itu adalah salah satu dari beberapa hasil kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Brunei Darussalam pada 24 Februari 2011, atau sehari sebelum presiden berkunjung ke Kepulauan Riau.


Angkatan Darat Brunei saat ini mengoperasikan VAB 4x4 : 26 dibeli pada tahun 1996, dan 17 dibeli pada tahun 2001 (photo : Military Vehicle)
Menurut Sudi, kerja sama pertahan dengan Brunei itu sudah dinyatakan dalam penandatanganan nota kesepahaman.

Namun demikian, Sudi tidak menjelaskan jumlah dan spesifikasi alat pertahanan buatan Indonesia yang akan diekspor ke Brunei. Dia juga tidak menyebutkan tenggat waktu pelaksanaan kerja sama itu.

Pernyataan bersama Presiden Yudhoyono dan Sultan Hassanal Bolkiah yang disampaikan secara tertulis menyatakan, kedua negara juga sepakat untuk membentuk dan meningkatkan peran komite kerja sama pertahanan.

Kedua kepala negara optimistis, komite itu akan meningkatkan dan memperkuat kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Brunei Darussalam.

Sumber : ANTARA

Panser ANOA (Tipe APC dan Tipe Canon)
ArsamLagi.comPanser Anoa Tipe APC dan Tipe Canon adalah dua jenis panser buatan PT. PINDAD (Persero) salah satu perusahaan kebangaan bangsa Indonesia. Sebagaimana nama dari kendaraan tempur ini yakni Panser Anoa. Panser ini betul-betul sudah menjadi bukti kemajuan bangsa dan sebagai salah satu tanda penghargaan terhadap kekayaan bangsa yakni dengan menggnakan nama Anoa mamalia khas Pulau Sulawesi pada panser tersebut. ArsamLagi.comPanser Anoa didesain agar tahan serangan. Rodanya padat, antipeluru, antiranjau darat, dan tentu saja tak bisa pecah. Selain itu, kendaraan tersebut dilengkapi alat jamming frekuensi. ArsamLagi.comFungsinya menghalangi gelombang yang sering digunakan untuk mengoperasikan bom dari jarak jauh menggunakan telepon seluler. Selain itu, tampilannya jugatidak kalah sangar dengan panser sejenis dari Eropa. Itulah sosok Anoa, panser beroda 6 hasil karya anak bangsa. Kendaraan tempur (Ranpur) ini mampu melaju hingga kecepatan 90 km per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. ArsamLagi.comUntuk urusan bodi, Anoa dilapisi lapisan baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 dijamin tidak bakal tembus. Suspensi juga terbilang empuk jenis Independent Modular dan Torsion Bar. Pada sistem navigasi, panser ini menggunakan sistem navigasi generasi terbaru ditambah alat komunikasi anti jamming yang juga melengkapi interior ranpur ini.

http://coretanarsam.wordpress.com/page/2/

Saturday, February 26, 2011

UAE, Russia sign $74-million contract on modernization of amphibious vehicles

15:25 24/02/2011
The United Arab Emirates and Russian state arms exporter Rosoboronexport signed a $74-million contract on the modernization of 135 Russian BMP-3 (amphibious infantry fighting vehicle), UAE Armed Forces official spokesman Major-General Obaid Al Hairi Salem Al Ketbi said on Thursday. Russia sent its delegation to IDEX 2011, an international defense exhibition in Abu Dhabi, the capital of the United Arab Emirates, on February 20-24.
Thirty-three Russian defense industry enterprises took part in IDEX 2011, including Rosoboronexport and the state corporation Russian Technologies.
According to the exhibition website, IDEX is the largest defense and security event in the Middle East and North African region.

ABU DHABI, February 24 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

RAF May Retire Tornados Early to Save Money

RAF May Retire Tornados Early to Save Money


The U.K. Ministry of Defence is scrambling to find GBP1 billion ($1.62 billion) in cost savings prior to the end of the current fiscal year on March 31. Adding to the challenge, the cost-cutting options presented represent politically difficult choices that may see Britain transition from Tier 1 military status to Tier 2.
The options include cutting 20,000 troops from the Army from 2015 onward (this would shrink the British Army to its smallest size since the 1820s due to a downsizing at the end of the Napoleonic Wars) and withdrawing more ships from an overextended, under-strength Royal Navy.
But the option being considered most carefully seems to center on the Royal Air Force's fleet of Tornado ground attack aircraft. With the release of the U.K. Strategic Defense and Security Review last fall, the Tornado emerged as a big winner in a MoD review that pitted the aircraft against the Harrier GR7/GR9 fleet in what evolved into a battle royal for which platform remained in service. Due to its continued use in the Afghan theater, the Tornado made the cut and the last Harriers were withdrawn from service earlier this year.
Now the Tornados operating in Afghanistan could fall victim to budgetary cutbacks, as officials are considering the immediate withdrawal of the RAF's eight Tornados deployed in that theater. This move would be followed by the retirement of the remaining Tornado fleet of roughly 100 aircraft within as short a timeframe as three years.
In their stead, the MoD would seek to expedite the rate at which Eurofighter Typhoons are being brought into service, a task that may be facilitated by the dissipation of a potential sale of 24 Typhoons from the British Royal Air Force's Tranche 1 Block 5 stocks to Oman.
 

BERITA POLULER