Pages

Sunday, February 6, 2011

Saab Delivers UCAV Fuselage to France

Saab Delivers UCAV Fuselage to France

After six years of planning, design, and production, Saab has now delivered the fuselage for Neuron, the European UAV demonstrator, to the primary contractor Dassault Aviation.
Neuron is a European collaboration project to develop a UCAV demonstrator, Unmanned Combat Aerial Vehicle. The aim is to develop expertise within advanced aeronautics. Six European countries are involved together with their aerospace industries: France, Sweden, Italy, Spain, Greece and Switzerland.
The work packages being managed by Saab relate to low signature (stealth) technology, flight testing, aerodynamics, avionics, the fuel system, the critical part of the ground station, as well as the design and production of the main fuselage, which has now been completed. The material and design used is mainly a composites sandwich construction
The fuselage is being transported from Saab in Linköping to Istres, where Neuron's aft section is already located. This has been produced by HAI in Greece. At the end of February, structural parts will be arriving from RUAG in Switzerland, and the two wing halves being produced by EADS-CASA in Spain will arrive at the beginning of March.
The loading doors from Italy's Alenia, the landing gear doors from Saab, plus additional stealth components from Dassault will follow, before the ground tests scheduled for the last quarter of 2011 take place. The maiden flight is expected in mid-2012.
"For Saab, the remaining work mainly involves systems integration and flight testing. These are two of our specialist areas today, where we want to maintain our leading position," says Lennart Sindahl, head of the Aeronautics business area at Saab. "Neuron has helped us to develop our design and production methods, something that will benefit both civil and Gripen production," adds Lennart Sindahl. "Furthermore, the Neuron programme has led to greater cooperation between the participating European countries."


DEFENCE TALK

Russia tests upgraded MiG fighter jet for India 1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet) Loading ... Loading ... Air Force News — By RIA Novosti on February 7, 2011 4:42 am

Russia tests upgraded MiG fighter jet for India

MiG-29 fighter

Russia's MiG corporation on Friday carried out the first test fight of a MiG-29 fighter modernized under a contract with the Indian Air Force (IAF).
"On February 4, 2010, a MiG-29UPG fighter carried out its first test flight. The flight lasted for an hour and was flawless," MiG said in a statement.
The IAF has awarded the MiG corporation a $900 million contract to upgrade all of its 69 operational MiG-29s.
These upgrades include a new avionics kit, with the N-109 radar being replaced by a Phazatron Zhuk-M radar. The aircraft is also being equipped to enhance beyond-visual-range combat ability and for air-to-air refueling to increase flying time.
In 2007, Russia also gave India's Hindustan Aeronautics Limited (HAL) a license to manufacture 120 RD-33 series 3 turbojet engines for the upgrade.
The first six aircraft are being upgraded in Russia while the remaining 63 will be refitted at the HAL facility in India.

DEFENCE TALK

Bat-winged drone bomber in test flight: US Navy

Bat-winged drone bomber in test flight: US Navy

The X-47B jet

Navy News — By Agence France-Presse on February 6, 2011 7:28 pm 
 A robotic, bat-winged bomber designed to take off from a US aircraft carrier has passed its first test in a debut flight in California, the US Navy said.
The X-47B jet, which looks like a smaller version of the B-2 stealth bomber, stayed in the air for 29 minutes and climbed to 5,000 feet in a test flight on Friday at Edwards Air Force Base, according to the Navy and defense contractor Northrop Grumman.
Military leaders see the plane as part of a new generation of drones that would be able to evade radar and fly at much faster speeds than the current fleet of propeller-driven Predators and Reapers used in the war in Afghanistan.
"Today we got a glimpse towards the future as the Navy?s first-ever tailless, jet-powered unmanned aircraft took to the skies," Captain Jaime Engdahl, a program manager for the warplane, said in a statement. Northrop is building the navy bomber under a $636 million contract awarded in 2007.
With no pilot on board, the experimental aircraft was operated by a joint Navy and Northrop team on the ground.
The plane "flew a racetrack pattern over the dry lakebed with standard-rate turns," the Navy said.
It will be years before the X-47B joins the naval air fleet, with the first tests on a carrier scheduled for 2013, Northrop said in a release.

DEFENCE TALK

KRI FRANS KAISIEPO-368 SEBAGAI MIO COMMANDER KE 7




Duta Bangsa : KRI Frans Kaisiepo-368 yang sedang mengemban misi perdamaian dunia dalam Satgas MTF/UNIFIL di lebanon
mendapat kepercayaan untuk menjadi MIO Commander yang ke 7 kalinnya.
Beirut (03/02/11).  Pengiriman Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL merupakan yang kedua kalinya di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini merupakan suatu bentuk kepercayaan yang sangat besar yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam melaksanan misi perdamaian dunia terutama dalam satuan tugas Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL.
Kepercayaan ini tentu tidak terlepas dari kinerja dan profesionalisme yang telah ditunjukan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut khususnya Kapal Perang Republik Indonesia. Sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, KRI Frans Kaisiepo-368 yang ditugaskan sebagai salah satu unsur MTF/UNIFIL  telah mampu  menjawab tantangan ataupun kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Hal ini dibuktikan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan MTF  kepada KRI Frans Kaisiepo-368 untuk memimpin unsur-unsur kapal perang yang tergabung dalam MTF/UNIFIL, baik itu kapal perang negara-negara NATO (North Atlantic Treaty Organization) maupun kapal perang negara lainnya, seiring dengan penunjukan KRI Frans Kaisiepo sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation)Commander yang ketujuh kalinya.
Berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai MIO Commande harus dilaksanakan dengan baik oleh KRI Frans Kaisiepo, karena hal ini akan menjadi contoh, suritauladan dan penilaian tersendiri bagi unsur-unsur lain yang tergabung dalam MTF/UNIFIL di dalam menjaga perairan Lebanon seperti yang diamanatkan dalam UNSCR (United Nations Security Council Resolutions) 1701 dan 1884.
Penunjukan kembali KRI Frans Kaisiepo sebagai MIO Commander kali ini dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL mempunyai arti tersendiri berkaitan dengan pengamanan peraiaran Lebanon sehubungan dengan situasi politik yang berkembang di Lebanon pasca mundurnya 11 orang anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri Saad Hariri pada tanggal 12 Januari 2011 serta penunjukan Najib Mikati sebagai perdana menteri yang baru seperti yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo yang sekaligus sebagai Dansatgas Maritime Task Force TNI KONGA XXVIII-B/UNIFIL, Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST.
Sebagai MIO Commander kali ini, KRI Frans Kaisiepo-368 membawahi beberapa unsur yang ada di Area Of Maritime Operations (AMO) antara lain: TCG Yildirim F243 (Turki), HS Kasos P26 (Yunani), FGS Donau A516 (Jerman), FGS Hyane P6130 (Jerman), FGS Zobel P6125 (Jerman), BNS Osman F18 (Bangladesh), BNS Madhumati P911(Bangladesh) dan untuk mempermudah koordinasi terutama dengan LAF-Navy (Lebanese Armed Forces Navy) dan badan otoritas maritim Lebanon, maka seorang LLO dari LAF-Navy yaitu Sub Lieutenant Charles Kosseifi on board di KRI Frans Kaisiepo-368.
Selama menjalankan tugas sebagai MIO Commander, selain melaksanakan MIO dengan tujuan untuk mencegah masuknya senjata illegal dan material pendukungnya ke wilayah Lebanon yang merupakan Major Taskpertama unsur Maritime Task Force/UNIFIL, KRI Frans Kaisiepo-368 juga melaksanakan kegiatan tambahan berupa latihan bersama dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang berada di Area of Maritme Operation(AMO)seperti Publishing Exercise (PUBEX), Maneuvering Exercise (MANEX) dan Replenishment at Sea Excercise (RASEX).
Kegiatan latihan ini juga dilaksanakan dengan LAF-Navy, hal ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan profesionalisme LAF-Navy agar mampu menjaga perairan teritorialnya sendiri dan mempunyai kemampuan yang handal dalam  bidang kepelautan. Hal ini merupakan Major Task kedua yang harus dilaksanakan sebagai unsur  Maritime Task Force/UNIFIL di Lebanon.
Adapun rangakaian kegiatan latihan yang baru saja dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 adalah RASEX yang dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2011 pada pukul 09.00 sampai 10.00 LT antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Yildirim F243(Turki) diArea of Maritime Operation(AMO) tepatnya di Zone 1 Center.
TCG Yildirim F243 merupakan salah satu unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang baru saja bergabung pada tanggal 29 Januari 2011 menggantikan TCG Fatih F242 yang telah selesai melaksanakan masa tugasnya dalam Maritime Task Force/UNIFIL. Latihan tersebut merupakan bentuk latihan yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam MTF Internal Exercise Schedule (Jadwal Latihan Internal MTF) yang diatur dan ditetapkan oleh CTF (Commanding Task Force).
Dalam latihan RASEX kali ini, KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS(Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas tanggung jawab serta wewenang untuk mengatur jalanya latihan. Latihan yang sangat menarik dan cukup  menantang tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam Tabord (Table Order) yang dibuat oleh KRI Frans Kaisiepo-368.
 
(Dispenarmatim).
http://koarmatim.tnial.mil.id/

KCR-40 Clurit Diluncurkan di Batam


05 Februari 2011

KCR-40 buatan Palindo Marine Industries Batam (photo : Defense Studies)

Kapal Perang Buatan Batam
BATAM (BP) – Industri shipyard di Batam mengukir sejarah baru, setelah berhasil menyelesaikan pengerjaan Kapal Cepat Rudal (KCR) dalam waktu kurang dari setahun. Hebatnya lagi, kapal perang ini memiliki kemampuan mengangkut dan menembakkan rudal ini, seluruh desain dan pengerjaanya dilakukan putra-putri terbaik Indonesia.
”Sebagian bahan atau material pembuatan kapal perang ini merupakan hasil produksi dalam negeri,” kata Laksamana Pertama TNI Suryo Djati Prabowo, Kepala Dinas Pengadaan TNI Angkatan Laut, Jumat (4/2). Kapal perang ini diberi nama KCR-40 Clurit. Kecepatannnya mencapai 30 knot.
“Ini satu-satunya kapal cepat rudal di Indonesia buatan anak bangsa di Batam,” ujar Suryo dengan bangganya di sela-sela peluncuran kapal sepanjang 44 meter itu di PT Palindo Marine Industri, Tanjunguncang, kemarin.
Kapal sejenis yang di Indonesia saat ini, kata Suryo, rata-rata buatan luar negeri. Namun buatan Batam ini kualitasnya tidak kalah dengan karya asing.
Kapal Cepat Rudal ini berbahan baja-alumnium yang dikembangkan industri perkapalan (shipyard) di Batam untuk Indonesia dan dunia internasional.
”Dengan keberhasilan ini, kita tunjukan kepada dunia bahwa kita telah mampu membangun dan mengembangkan alut sista secara mandiri di dalam negeri,” kata Suryo.
Kapal yang keseluruhan proses pembuatannya di PT Palindo Marine Industries, Batam ini, akan dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco) modern, Meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali. Kehadiran kapal dengan sistem pendorongan handal yang mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot ini, kata Suryo, diharapkan mampu mengemban tugas-tugas TNI AL dan juga memberikan efek deterrence bagi pertahanan negara.
Sementara menurut Komandan Lanal Batam Kolonel laut (P) Iwan Isnurwanto, KCR ini terbuat dari baja khusus pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT Krakatau Steel.Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.
Kapal dengan sistem propulsi Fixed Propeller 5 daun ini juga akan dilengkapi 1 unit meriam 6 barel caliber 30 MM, meriam anjungan 2 unit caliber 20 MM dan peluru kendali 2 set Rudal C-705.
Dalam waktu dekat, kapal perang ini akan diuji coba. “Setelah itu, kapal buatan Batam ini dapat segera memasuki jajaran operasional TNI AL,” ujar Suryo.
Sementara itu, putra-putri terbaik bangsa di belakang proses pekerjaan KCR ini, kata direktur PT Palindo Marine Industries Hermanto, berasal dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) yang bekerja di Batam. “Iya. Desain dan pembangunan kapal ini sejak awal dilakukan oleh putra-putri bangsa Indonesia dari ITS di Batam. Kita bangga dengan karya besar mereka,” katanya. (spt)

(Batam Pos)

RM6 Billion Approved for Six Patrol Vessel


06 Februari 2011

One of alternatives model for patrol vessel (photo : Bernama)

LUMUT, (Bernama) -- The government has agreed to allocate RM6 billion to build six second generation patrol vessels for the Royal Malaysian Navy, Defence Minister Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi said Saturday.

The construction of the ships will boost the economy while benefiting 632 vendor companies, he told reporters here after a briefing on the project.

"Thus, we will ensure that at least RM2 billion of the allocation will benefit these vendor companies which are strategic partners of Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd," he added.

Ahmad Zahid said that he would himself monitor the progress of the project, due to start next year, and ensure that all concerned benefit from it and that there was no delay in paying the vendors.

He said that Boustead Naval Shipyard had constructed several new generation vessels for the RMN and shown itself to be on par with other ship builders in the world.

Ahmad Zahid also said the Lumut-Bagan Datoh coastal area here has been identified for a world-class shipyard to be developed over the next 10 to 20 years.

He said the defence industry, including shipping, had immense potential in the Asean region and now generated income of US$25 billion a year.

If Malaysia could attract at least 20 per cent of the defence spending, US$5 billion or RM15 billion could be generated by companies in the country, he said.

Ahmad Zahid the government was now trying to attract more defence industry-based projects, including ship building, to the country.
(Bernama)

Thailand Ujicoba Kendaraan APC 8x8 BTR3E1


05 Februari 2011

BTR3E1 Thailand dengan camo digital tengah menjalani uji kemampuan amfibi (all photos : Komchadluek)

Setelah 2 unit kendaraan APC 8x8 BTR3E1 didatangkan dari Ukraina pada September 2010 maka Angkatan Bersenjata Thailand mulai memperlihatkan kepada umum saat melakukan uji kemampuan kendaraan ini.
BTR3E1 oleh Angkatan Darat Thailand diuji kemampuan untuk perang malam hari, kehandalan sistem senjata yang dipasang serta kemampuan berenang saat menyeberangi sungai. Tidak ketinggalan juga pengamatan dilakukan pada transmisi, mesin dan propulsinya.

Pengadaan kendaraan ini mengalami banyak hambatan, Thailand yang semula menginginkan memakai mesin Deutz buatan German akhirnya harus menerima kenyataan embargo dari German karena kudeta militer yang terjadi di negeri gajah putih tersebut. Pilihan mesin akhirnya beralih ke buatan USA.


Thailand rencananya akan mendatangkan kendaraan ini dalam 2 tahapan. Tahap pertama direncanakan untuk membeli 96 kendaraan, disusul kemudian tahap kedua dengan 121 kendaraan.

Kendaraan lapis baja ini akan dipakai untuk pergerakan pasukan infantri, dimana dibutuhkan kemampuan untuk mengirimkan pasukan secara cepat dan aman dari tembakan lawan.


Angkatan Bersenjata Thailand telah mengusulkan penambahan anggaran agar dapat segera merealisasikan pengadaan kendaraan lapis baja 8x8 ini. Selain karena kebutuhan modernisasi peralatan juga karena menghangatnya masalah perbatasan dan konflik dalam negeri yang terjadi di Thailand bagian Selatan.

(Defense Studies)

BERITA POLULER