Pesawat Hercules A-1312 Kembali Bertugas

07 Februari 2011

Pesawat Hercules TNI-AU A.1312 (photo : TNI-AU)

Pesawat C-130 Hercules A. 1312 Kembali

Setelah dilakukan perawatan dan perbaikan selama satu setengah tahun di Bandung, pesawat Hercules A.1312 milik Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh tiba di Lanud dan diterima langsung oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI A. Dwi Putranto dengan upacara militer yang bertempat di lapangan Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh (4/2).

Dalam upacara tersebut Komandan menerima sertifikat kelaikan udara dari Komandan Skadron Udara 32 Letkol Pnb Wayan Superman di saksikan seluruh anggota Skadron Udara 32 dan para pejabat Lanud Abd Saleh.

Sejarah telah membuktikan bahwa selama ini pesawat Hercules sebagai pendukung operasi dalam hal angkut personel dan logistik, telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai operasi, demikian sambutan Komandan setelah menerima laporan dari Komandan Skadron Udara 32.

Lebih lanjut dikatakan, pesawat Hercules tidak hanya memberikan kontribusi bagi kepentingan operasi militer namun juga memberi andil pada berbagai operasi kemanusiaan di seluruh wilayah Indonesia. Mengingat jam terbang pesawat Hercules begitu besar, maka diperlukan perawatan berkala dan menyeluruh agar pesawat dapat beroperasi maksimal.

Komandan mengharapkan dengan selesainya program perawatan dan perbaikan yang baru saja dilaksanakan, tidak ada lagi adanya accident dan incident terhadap pesawat Hercules yang ada di Lanud Abd Saleh dan dapat menambah kekuatan dan kesiapan pesawat Hercules kita dalam mendukung tugas-tugas operasi ke depan.

(TNI-AU)

Semua Alutsista Tahun 1980 ke Bawah Akan Diganti

05 Februari 2011

Tank ringan AMX-13 akan diganti dengan tank ringan jenis baru dan juga MBT (photo : Kaskus Militer)

NGAMPRAH, (PRLM).-Sekitar 60 persen alutsista (alat utama sistem persenjataan) Kavaleri, seperti panser dan tank, tergolong sudah tua. Modernisasi dilakukan secara bertahap hingga 2014 nanti untuk mendukung sistem pertahanan negara agar menjadi lebih mumpuni dan setara dengan negara-negara lain.

“Semua alutsista buatan tahun 1980 ke bawah akan diganti. Bukan karena sudah tidak berfungsi lagi, tapi karena kita membutuhkan persenjataan modern yang canggih agar minimal dapat sejajar dengan negara-negara lain,” kata Brigjen TNI Burhanudin Siagian, Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI AD, di sela-sela kegiatan pengobatan gratis sebagai bagian dari rangkaian perayaan hari ulang tahun ke-61 Pussenkav, Jumat (4/2), di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav), Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Siagian, akibat banyaknya alutsista yang telah berumur, selama ini prajurit Kavaleri tidak bisa menggelar latihan bersama dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetanggal di wilayah Asia Tenggara. “Tidak usah ditutup-tutupi. Kita memang masih tertinggal, termasuk dari segi penganggaran. Inilah yang ingin kita kejar secara bertahap,” ucapnya.

Alutsista baru bagi Pussenkav nantinya tidak melulu didatangkan dari luar negeri. Sebagian di antaranya dipasok dari Perindustrian Angkatan Darat (Pindad). Apalagi sekarang Pindad telah mampu memproduksi angkutan bersenjata kanon.
Merayakan ulang tahun ke-61, Pussenkav menggelar berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat, di antaranya pembuatan tanggul penahan banjir sepanjang 500 meter di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, perlombaan Pramuka, pengobatan massal, dan sunatan gratis. Ribuan warga terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Dede (48), salah seorang warga Desa Jayamekar, Padalarang, bersyukur bisa mengikuti pengobatan gratis. Ia sakit di pergelangan tangan kirinya yang sudah diderita bertahun-tahun dapat sembuh. “Moga-moga saja saya berjodoh di sini sehingga sakit di tangan ini bisa segera sembuh,” katanya. (A-165/kur)

(Pikiran Rakyat)

Foto Animasi Palindo KCR 40

BATAM - PT Palindo Marine Industries telah berhasil menyelesaikan pengerjaan Kapal Cepat Rudal (KCR) yang diberi nama KCR-40 Clurit. Kapal yang memiliki panjang 44 meter dan mempunyai Kecepatan maksimal 30 knot ini kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar.

Kapal Cepat berbahan baja-alumnium ini keseluruhan proses pembuatannya di kerjakan di Batam oleh PT Palindo Marine Industries, kapal akan dilengkapi dengan sistem persenjataan modern, Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.

KCR ini terbuat dari baja High Tensils Steel pada bagian lambung. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar.

Sumber : BATAMPOS.CO.ID











Foto : TRIDES ARKON SEJATI

ALUTSISTA

AS Tak Putus Asa Selamatkan Mubarak

Gedung Putih Kamis malam (3/2) menyatakan bahwa Amerika Serikat tengah mengkaji berbagai solusi dan berdialog dengan ptinggi Mesir untuk mensukseskan transisi kekuasaan di negara ini dengan cara terbaik. Tommy Vietor, juru bicara Gedung Putih di bidang dewan keamanan nasional mengatakan, Presiden Barack Obama menyatakan bahwa kini adalah saatnya dilakukan proses transisi kekuasaan secara damai di Mesir dan dibarengi dengan kesepakatan menyeluruh.
Ia menambahkan,"Kami bersama pihak Mesir berdialog soal berbagai mekanisme untuk memajukan proses ini, namun semua ini tergantung keputusan rakyat Mesir." (IRIB/IRNA/AHF)

IRIB

Aircraft Carrier Makes First E-2D Advanced Hawkeye Launch

The E-2D Advanced Hawkeye, the Navy's newest airborne early warning and control aircraft, made its first launch Feb. 1, from USS Harry S. Truman (CVN 75).
Air Test and Evaluation Squadron (VX) 20 representatives and aircrew from Patuxent River, Md., are aboard Truman to conduct suitability testing on the new aircraft.
"Truman is here to provide the squadron with the platform they need to perform the testing," said Lt. Cmdr. Rodney Moss, USS Harry S. Truman aircraft handler. "We will be supporting their test equipment on board, as well as aiding them in launch and recovery efforts."
"The idea of the E2-D started in the late 90's as kind of just a concept," said Cmdr. Mike Santomauro, flight test director. "The aircraft they are landing today began its initial testing back in 2007. The fact that we are even coming out to this ship is the culmination of more than a year-and-a-half of effort to get to here."
The E-2D Advanced Hawkeye will not provide a significant change in the mission of early warning and control; however, it will enable the aircraft to perform its mission with greater improvements.
"It is a two-generation leap in surveillance capabilities, and it's going to be a game changer in information dominance for the U.S. Navy," Chief of Naval Operations Adm. Gary Roughead said during a speech in 2010.
The new aircraft will be able to scan a larger area, detect smaller objects and process information quickly than its predecessor. The aircrews will be able to accomplish these tasks through improved all-glass cockpits and tactical operator stations.
"There are a lot of things that have changed," said Santomauro. "The old E-2C had a lot of steam gauges, but the cockpit of the new E2-D is composed entirely of glass with flat screen control panels."
The aircraft will go through a rigorous six-day testing period during which the squadron will determine whether the E2-D is effective in a operational shipboard environment.
"We will make our determinations based on any discrepancies with the airframe or whether we see any gaps in the anticipated capability," said Santomauro. "We have about 200 test points we are trying to accomplish."
Truman provided the pilots of VX-20 the chance to make the E-2D's much-anticipated first recovery and launch from an aircraft carrier.
"So far, the testing is going very well," said Santomauro. "Through developmental tests we are moving toward making determinations of whether the aircraft is suitable for use."
"There is not going to be anything new for the guys working on the flight deck," said Moss. "It is more about the data the pilots are collecting while they are up there."
This new aircraft serves as the U.S. Navy's continual effort to maintain excellence and gain the competitive advantage over all challengers.
"We are fulfilling the CNO's vision for how he wants to fight wars in the future," said Santomauro. "I think we are going to link a lot of pieces together to make a more effective fighting force."

DEFENCE TALK

Senjata SS2 Pindad menunjukkan kehandalannya sebagai senjata kelas dunia

Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan kontingen TNI AD menjadi juara umum di ajang lomba tembak internasional. Kali ini Tim Tembak berhasil menjadi juara umum pada lomba tembak Australian Army Skill Arms Meeting (AASAM) 2010 yang berlangsung di Puckapunyal Victoria Australia dari tanggal 6-20 Mei 2010. Tim Tembak TNI AD berhasil memperoleh 22 medali emas, 13 medali perak dan 14 medali perunggu. Pada lomba AASAM 2010, TNI AD mengirim 10 atlit petembak dan 5 official. Para Petembak merupakan prajurit-prajurit yang dipilih secara selektif dan dibekali berbagai materi tentang kemampuan menembak. Kontingen TNI AD dipimpin oleh Letkol. Inf. Budiman Danyonif Linud 328/Kostrad. Keberhasilan kontingen Indonesia menjadi juara umum untuk kedua kalinya selain didukung oleh kemampuan dan kesiapan tim petembak TNI AD juga didukung oleh kualitas dan kehandalan senjata produksi PT. Pindad (Persero), senapan serbu SS2 - V4. Hal ini merupakan suatu pencapaian prestasi yang membanggakan bagi TNI AD khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Lomba AASAM merupakan ajang lomba tembak antar Angkatan Perang berskala internasional yang diikuti oleh negara – negara dikawasan Asia Pasifik, Eropa dan negara - negara Persemakmuran. AASAM diselenggarakan sejak tahun 1984 dan tahun ini diikuti oleh 10 negara yaitu Australia, Brunei, Indonesia, Singapura, Thailand, Philipina, Papua New Guinea, East Timor, Perancis dan Kanada.    PINDAD

US and China launched space weapon tests: documents

Defense Technology News — By Agence France-Presse on February 4, 2011 5:50 am 

 The United States and China both used advanced missiles to blow up their own satellites in a mutual show of military strength, documents published in Thursday's Telegraph newspaper showed.
The memos, leaked by the WikiLeaks website, revealed that the US responded to China's 2007 destruction of a weather satellite by blowing up its own malfunctioning satellite in a "test" strike.
The US insisted at the time that it undertook the operation to prevent the satellite returning to earth with a toxic fuel tank which would pose a health hazard.
A leaked cable sent from the US embassy in Beijing in February 2008, the day after the US strike, revealed that China was doubtful of this explanation.
"Teng Jianqun, Deputy Secretary General of the China Arms Control and Disarmament Department, described the shoot-down as unnecessary and simply an opportunity to test the US missile defense system," the memo said.
According to the cable, Teng said the shoot-down was "an ideal opportunity to voice their (the US) objection" and proved "the US missile defense system is also an offensive system."
Another leaked cable revealed that the US embassy in China received "direct confirmation of the results of the anti-satellite test" from the US military command in the Pacific.
The White House was shocked in February 2007 when China demonstrated its capability to strike in space by blowing up a weather satellite 530 miles above earth.
In another leaked cable sent in January 2008, it was communicated that officials working for the then secretary of state Condoleezza Rice had warned Beijing.
"A Chinese attack on a satellite using a weapon launched by a ballistic missile threatens to destroy space systems that the US and other nations use for commerce and national security," the officials said.
"Destroying satellites endangers people. Any purposeful interference with US space systems will be interpreted by the US as an infringement of its rights and considered an escalation in a crisis or conflict," they added.
A month later, Robert Gates, then US defence secretary, authorized the USS Lake Erie cruiser to fire a highly-sophisticated SM-3 rocket at the USA 193 spy satellite, the US's first such strike in 23 years.
The strike raised tensions between the two countries, with "angry" China claiming at a defence summit in 2008, that the US and themselves were "neither allies nor adversaries," the cables said.
Another memo claimed that China was worried over US plans to place defence radars in Japan and alleged the US was developing an "airborne laser system" which could "attack a missile in launch phase over the sovereign territory."
The latest memo, dated January 2010, showed that China had successfully used a SC-19 missile to destroy a CSS-X-11 missile 150 miles above earth, an action the US considered as an anti-satellite test.
The cable showed that Secretary of State Hillary Clinton shared the previous administration's concern over China's plans and said "objections... previously delivered in January 2007 and January 2008 are still valid."

 DEFENCE TALK