Pages

Tuesday, February 1, 2011

TNI AU Siapkan Tim Evakuasi ke Mesir


(Foto: Saptono)

1 Februari 2011, Jakarta -- (Dispenau): Mengingat semakin luasnya kerusuhan yang menimpa negara Mesir, TNI Angkatan Udara telah menyiapkan personel Paskhas untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang berada di negara tersebut, Selasa (1/2).

Menurut Waasops Kasau Marsma TNI FHB. Bambang Soelistyo, S.Sos., personel Paskhas tersebut terbagi dalam tiga kelompok yang mempunyai tugas masing-masing yaitu kelompok 15 bertugas sebagai Komando Pengendali (Kodal), kelompok 42 sebagai Tim Inti dalam evakuasi dan kelompok 45 sebagai Ground Handling.

Dikatakan, personel tersebut terdiri dari Paskhas Detasemen Bravo’90 dan Paskhas yang sudah berpengalaman dalam United National (UN) Mission, mereka sudah siap diberangkatkan sewaktu-waktu sesuai perintah dari Mabes TNI dengan mengemban tugas untuk mengamankan pesawat-pesawat dan WNI yang akan dievakuasi keluar dari Mesir.

“Tugas tersebut bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), merupakan tugas negara yang harus dijalankan demi menjaga nama baik institusi TNI AU, TNI maupun negara Republik Indonesia dengan menjaga penampilan, bertindak tegas dan santun”, ungkapnya.

Pasukan Tim Evakuasi TNI AU ini dipimpin oleh Komandan Tim Kolonel Psk. Rolland D.G. Waha dan Komandan Detasemen Bravo’90 Letkol Psk. M. Juanda.

Dijelaskan, dalam mengevakuasi WNI di Mesir, TNI AU juga telah menyiapkan sebanyak lima pesawat C-130 Hercules yang terdiri atas tiga pesawat dari Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma dan dua pesawat dari Skadron Udara 32 Wing II Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Dalam upaya mengevakuasi WNI di Mesir, Presiden telah menunjuk Wakil Kasau Marsdya TNI Sukirno sebagai Post Commander Satuan Tugas Evakuasi WNI dan telah berangkat menuju Mesir Senin malam. Turut mendampingi Wakil Kasau yaitu Mayjen Mar. Affan Gafar (Dan Kormar), Marsma TNI Sudipo Handoyo (Danpuspomau) dan Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas) dan Letkol Inf. Almukolis Suryo, sebagai tim aju (advance team).

Sumber: TNI AU

Monday, January 31, 2011

Militer Mesir Akhirnya Berpihak pada Rakyat, Selamat Tinggal Mubarak!

Militer Mesir Senin sore waktu setempat (31/1) mengumumkan tuntutan masyarakat dan aksi protes di jalan-jalan selama sepekan sebagai tindakan legal yang sama sekali tidak melanggar hukum. Pernyataan itu disampaikan oleh Jurubicara Militer Mesir dalam statemen resmi yang ditayangkan langsung oleh televisi lokal. Berdasarkan laporan tersebut, militer mengaku bahwa aksi protes masyarakat selama sepekan terakhir konstitusional. Untuk itu, militer Mesir tidak akan menggunakan senjata dan kekerasan dalam menghadapi para pengunjuk rasa.
Pernyataan resmi militer yang dirilis kantor berita resmi Mesir, Middle East News Agency (MENA) juga menekankan kebebasan bereksperesi secara damai dan aman bagi seluruh pihak. Televisi lokal Mesir dalam berbagai laporannya juga meyakinkan bahwa militer tidak akan menggunakan kekerasan dalam menghadapi para pendemo.
Sementara itu, para analis politik selama ini menilai militer sebagai pertahanan terakhir Mubarak dalam mempertahankan kekuasaannya. Menyusul statemen resmi militer tersebut, Mubarak benar-benar berada di ambang kehancuran menyusul nasib diktator Ben Ali.
Sebelum pengumuman dirilis, Mubarak mengambil sumpah para anggota kabinet baru. Meski demikian, militer tetap berpihak pada rakyat. Selamat tinggal Mubarak!!! (IRIB/ Farsnews/AR)

irib

Rusia Ajak Indonesia 'Main Perang-perangan'


0diggsdigg

Ist

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Militer Rusia mengajak Indonesia ikut dalam latihan bersamanya dengan Australia yang akan digelar April 2011. Hal itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, latihan bersama militer Rusia dan Australia sudah lama dilaksanakan. "Dan kami berharap Indonesia bisa ikut serta dalam latihan tersebut," kata Ivanov.

Menanggapi itu, Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkannya secara matang. Dalam pertemuan tertutup tersebut, dibicarakan pula pengadaan alat utama sistem senjata TNI yang diadakan dari Rusia.

Di era 1960-an sebagian besar alat utama sistem senjata diadakan dari Rusia seperti pesawat tempur dan kapal selam. Terakhir Indonesia membeli 10 pesawat tempur jet Sukhoi dan berencana melakukan pembelian enam unit pesawat sejenis secara bertahap.

Sumber: REPUBLIKA

Terjadi Peningkatan Pelanggaran Militer Malaysia Di Nunukan


0

Selama tahun 2010, deteksi TNI AL terhadap aktivitas militer Malaysia khususnya yang beroperasi di sekitar perbatasan RI-Malaysia di Nunukan antara lain Sebatik, perairan Karang Unarang dan sekitarnya, terjadi peningkatan terutama unsur Udara. Demikian penjelasan Komandan Lanal Nunukan Letkol Laut (P) Rachmad Jayadi yang dimuat disalah satu group Jawa Pos surat kabar Kaltim Radar Tarakan (Berita utama dan hal 7 kolom 1, Rabu, 26/1), pada tahun 2010 tercatat 192 kali unsur laut dan 56 kali unsur udara, Bila dibanding tahun 2009 deteksi unsur laut sebanyak 206 kali dan 30 kali unsur udara.

Sementara pelanggaran wilayah (Garwil) sepanjang 2009 adalah 14 kali unsur laut dan 10 kali unsur udara, Ini cenderung turun dari segi pelanggaran wilayah, namun intensitas Pesawat udara Malaysia cenderung mengalami peningkatan, sementara untuk tahun 2010, pelanggaran wilayah terjadi sebanyak 14 kali unsur laut dan 7 kali unsur udara, deteksi kontak maupun pelanggaran wilayah tersebut kata pria melati dua dipundak tersebut, ini diperoleh dari deteksi dan pengamatan Posal Satrad Sei Pancang yang berada di Sebatik, maupun hasil patroli sepanjang tahun yang digelar TNI AL di bawah Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim). Baik itu berupa kapal perang maupun pesawat udara intai maritim.

Untuk mengantisipasi pelanggaran wilayah maupun tindakan negatif lainnya yang dilakukan Malaysia di wilayah Perbatasan maka TNI AL di bawah Komando Gugus Tempur Laut Armatim semakin giat meningkatkan intensitas gelar unsur KRI dan pesawat yang beroperasi di perairan perbatasan RI-Indonesia.

Lebih lanjut perwira AAL lulusan tahun 1991. “Kita akan terus tingkatkan pengawasan dan patroli di kawasan perbatasan RI – Malaysia selain itu laporan dari peran serta masyarakat juga dinantikan ini bentuk partisipasi aktif Masyarakat maritim Indonesia, khususnya yang berada di sekitar perairan karang Unarang agar melaporkan segera apabila melihat dan menemukan kegiatan pihak Malaysia dalam bentuk apapun di perairan Indonesia sebagai bentuk deteksi dini, selain itu info juga bisa di dapatkan dari nelayan yang kebetulan melaut di sekitar perbatasan”.

Sumber: TNI

TNI Siagakan Hercules Evakuasi WNI di Mesir



31 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia menyiagakan pesawat angkut berat C-130 Hercules untuk membantu evakuasi Warga Negara Indonesia yang tengah terjebak kisruh politik di Mesir.

Juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro kepada ANTARA di Jakarta Senin mengatakan, pihaknya belum memastikan berapa Hercules yang akan disiapkan.

"Berapa pesawat yang akan disiapkan, sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi di sana," katanya.

Terkait itu, TNI Angkatan Udara akan mengirim Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Seokirno, Komandan Pusat Polisi Militer AU Marsekal Pertama TNI Soedipo, dan Kolonel Pnb Yuyu Sutisna sebagai tim pendahulu ke Mesir.

"Mereka akan berangkat pada malam ini," kata Bambang.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat terbatas membahas perkembangan situasi di Mesir meminta instansi terkait untuk melakukan evakuasi udara bagi WNI yang berada di Mesir.

"Melakukan evakuasi udara dari Mesir kembali ke tanah air," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan resmi di Kantor Presiden.

Untuk itu, pemerintah telah membentuk satuan tugas yang dipimpin oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hassan Wirajuda.

Sejumlah perwakilan juga tergabung dalam satgas, antara lain dari kementerian perhubungan dan kementerian kesehatan.

Rencananya, tim akan menggunakan pesawat angkut komersil dan militer untuk memulangkan warga negara Indonesia. "Kalau bisa berangkat malam ini, berangkat kita," kata Presiden menegaskan.

Dari Kairo dilaporkan, perwakilan pemerintah RI di negara itu tengah mendata jumlah WNI yang berada di negara itu.

Kepala Bagian Penerangan, Sosial dan Budaya Iwan Widjaya Mulyatno., mengatakan,"Atase Pertahanan sedang mendata siapa saja yang akan dievakuasi lebih awal," kata Iwan kepada korespondedn ANTARA Munawar Saman Makyanie di Kairo.

Menurut dia, pesawat yang digunakan untuk evakuasi itu akan dikirim dari Jakarta.

Iwan menambahkan,KBRI sedang mempertimbangkan untuk mengevakuasi WNI dari kawasan antara lain Kairo, Mansyurah, Iskandariah.

Sebanyak 5.000 WNI saat ini berada di Mesir, yang sebagian besar adalah mahasiswa. Mereka umumnya bertempat tinggal di luar kota-kota besar.

Sejumlah negara berencana mengevakuasi para warganya ke luar Mesir yang sepekan terakhir dilanda aksi hura-hara yang merenggut lebih 100 nyawa dan melukai ribuan lainnya.

Aksi warga Mesir itu menuntut Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun untuk mundur.

Sumber: ANTARA News

Peningkatan Kekuatan Militer Asing Ancam Indonesia


F-15SG AU Singapura, jet tempur tercanggih di kawasan Asteng. (Foto: DID)

1 Februari 2011, Jakarta -- (Jurnas): Peta kekuatan militer asing saat ini sudah tidak bisa dianggap sepele. Dari berbagai informasi, peningkatan kekuatan militer asing yang berpotensi mengancam kedaulatan NKRI yang berada dekat di seputar wilayah Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini disampaikan oleh Kapten Sus Ardhianto dalam acara paparan Intelijen yang diprakarsai oleh Asintel Kosekhanudnas I Kolonel Sus Abriyanto Datu Indarwan di Aula Iskandar Kosekhanudnas I, Jakarta, Senin (31/1).

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah kedaulatan yang sangat luas dibandingkan dengan negara lain. Namun, kekuatan militer yang dimiliki negara kita tidak sebanding dengan luasnya wilayah yang harus dipertahankan," kata Ardhianto.

Ia mencontohkan, Singapura, negara kecil tetapi memiliki kekuatan udara dengan sejumlah pesawat tempur generasi terbaru. "Tentu menjadikan negara tersebut percaya diri dan sekaligus menjadi ancaman yang potensial bagi Indonesia," ujarnya.

Diakhir paparan, Asintel Kosekhanudnas I juga berpesan agar sebagai prajurit TNI AU harus selalu memiliki sense of intelijen dengan selalu mengetahui informasi terkini dalam perkembangan dunia dengan harapan dapat memahami apa yang harus diperbuat dalam kondisi dan situasi apa pun yang berkembang secara profesional.

Sumber: Jurnas

Industri Pertahanan Indonesia Sekarat


JAKARTA - Industri strategis Indonesia sekarat. Setelah 13 tahun reformasi bangsa, kondisi industri strategis termasuk bidang pertahanan malah semakin terpuruk. Lemahnya anggaran pertahanan memperburuk proses revitalisasi industri yang sebelumnya dicanangkan untuk go internasional pada 2015.

"Saat ini sepuluh industri strategis dalam keadaan sakaratul maut, padahal dulu pernah dalam kondisi maju," ujar Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq, di sela-sela Rapat Dengar Pendapat Umum di Komisi I DPR, Senin (31/1).

Dia mengatakan, UU belum menjadi payung hukum yang kuat dalam revitalisasi industri statregis, salah satunya industri pertahanan, sehingga kondisinya sekarat. Padahal konsep revitalisasi tersebut bukan gagasan baru dan direncanakan akan mencapai hasil optimal pada 2015.

"Secara gagasan pikiran sudah dimulai oleh Pak Habibie yang referensinya jelas, doktrin politik Bung Karno. Maka kita undang untuk memberikan masukan pemikiran untuk kita masukan ke UU nanti," ujar Mahfudz.

Menurutnya, DPR ingin merancang strategi revitalisasi sebagai kelanjutan dari kebijakan sebelumnya yang sudah dibangun BJ Habibie.

Presiden ke-3 itu mengatakan, dirinya kecewa terhadap pemerintah yang menganaktirikan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pertahanan ketimbang perusahaan-perusahaan swasta. Menurutnya, perlu ada UU yang secara tegas mengatur BUMN.

"BUMN sakit dibiarkan mati. BUMN yang sehat dimatikan. Kalau swasta yang sakit disubsidi, yang benar saja, to?" seru Habibie di hadapan para anggota Komisi I DPR.


Pesawat N-250, perkembangannya terhenti akibat intervensi asing pada BUMN Nasional

Menurutnya karyawan industri pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia sebelum reformasi berjumlah 15.651 orang, sedangkan saat ini tinggal 2.988 orang. Perusahaan yang telah menghasilkan pesawat Indonesia pertama itu, menurutnya, tinggal menunggu waktu saja hingga ditutup. Sama dengan penutupannya ketika masih bernama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 2002.

Idealnya, ujar Habibie, industri strategis adalah industri yang bisa membangun bangsa. Bukan hanya industri yang dibangun dan dimanfaatkan untuk pertahanan. Revitalisasi, ujarnya, tidak akan cukup, jika hanya mengandalkan, anggaran pertahanan yang ada.

"Tidak akan cukup. Untuk operasional latihan saja, untuk terbang butuh biaya berapa. Kalau tidak cukup, lalu beli dari luar negeri saja? Yang benar saja. Kalau begitu, bagaimana mau mandiri? Katanya mau mandiri," tuturnya.

Habibie percaya, di antara 240 juta WNI, tidak mungkin tak ada orang yang memiliki kemampuan produksi setara dengan ahli di luar negeri. "Masak tidak ada 100 juta, 1 juta, atau bahkan 100 orang yang sama dengan orang- orang luar negeri?" ujarnya.

Senada dengan Habibie, anggota Komisi I dari Fraksi Golkar, Fayakhun Adriadi mengatakan, langkah lain yang perlu dikaji selain UU adalah matriks produksi alutsista. Menurutnya, Indonesia telah mampu memproduksi namun tetap masih mengimpor alutsista dari luar.

"Jangan sampai PT Pindad bisa membuat panser, tapi usernya, TNI, memesan dari luar. Sudah bisa membuat bom yang dicantelkan di pesawat tempur, tapi tidak satu pun bom terjual. Teknologi radar, negara ini negara besar yang miskin radar, kami yakin Indonesia sudah mampu membuat radar," ujarnya.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

BERITA POLULER