Pages

Wednesday, January 19, 2011

2014, Lapan Orbitkan Empat Satelit





Jakarta, Lapan.go.id - Salah satu sasaran utama kinerja Lapan pada 2011 ialah peluncuran satelit Twinsat (Lapan-A2 dan Lapan-Orari) untuk mitigasi bencana. Pengembangan satelit terus berlanjut, hingga pada 2014, Lapan akan memiliki empat satelit buatan sendiri meskipun dalam skala kecil. Selama ini, 10 satelit milik Indonesia masih buatan luar negeri.

Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Lapan Dr. Adi Sadewo Salatun, M. Sc. saat rapat kerja Menteri Riset dan Teknologi serta jajaran Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) dengan Komisi VII DPR RI di Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara Lantai I, Senin (17/1).

Selain pengembangan satelit, Lapan juga bersiap melakukan studi kelayakan sarana dan prasarana stasiun peluncuran di Pulau Enggano, menguji statik roket RX-550, serta membahas RUU Keantariksaan dengan DPR. Roket RX-550 saat ini sedang dalam proses pengujian bekerjasama dengan BATAN dan dijadwalkan selesai paling lambat Maret 2011. “Jika semuanya telah siap, maka peluncuran RX-550 merupakan peluncuran roket paling besar sampai saat ini,” ujar Adi.

Dalam rapat tersebut, Kepala Lapan menyampaikan realisasi program utama Lapan 2010. Untuk bidang roket, telah dilakukan integrasi dan pengujian subsistem satelit mikro Lapan-A2 dan Lapan-Orari. Di bidang roket, Lapan mengembangan kemampuan roket nasional untuk keperluan riset ilmiah.

Kemudian, di bidang penginderaan jauh (inderaja), lapan mengembangkan model pemanfaatan data satelit inderaja untuk pengembangan wilayah, pemantauan dan inventarisasi sumber daya alam dan lingkungan, serta operasi pelayanan informasi mitigasi bencana (Simba).

Sementara itu di bidang sains antariksa dan atmosfer, Lapan menyuplai model atau data akurat tentang cuaca antariksa, prosedur standar peringatan dini dan mitigasi cuaca antariksa, serta layanan informasi pemanfaatan sains atmosfer. Selain itu, Lapan mendukung penguatan kelembagaan iptek dan regulasi kebijakan pengembangan kedirgantaraan nasional (harmonisasi RUU Keantariksaan).

Sumber: LAPAN

Satuan Tim Gultor Yon 400/Raider Gelar Latihan Anti Teror


19 Januari 2011, Semarang -- (ANTARA Foto): Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Tim Gultor Batalyon 400/Raider bersiap turun dari helikopter untuk melakukan penyerbuan ke sarang pemberontak pada Latihan Taktis Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 406, di daerah latihan Kodam IV/Diponegoro, di Bantir, Sumowono, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (19/1). Latihan yang melibatkan berbagai kesatuan di TNI AD itu untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam menerapkan teknik dan taktik pada operasi pertempuran daerah pemukiman/kota. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ed/Spt/11)

Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Tim Gultor Batalyon 400/Raider turun dari heli dan melakukan penyergapan ke sarang pemberontak saat mengikuti Latihan Taktis Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 406 di daerah latihan Kodam IV/Diponegoro, Bantir, Sumowono, Kabupaten Semarang, Rabu (19/1). Latihan tersebut melibatkan berbagai kesatuan TNI AD guna meningkatkan kemampuan prajurit dalam menerapkan teknik dan taktik pada operasi pertempuran. (Foto: SM CyberNews / Maulana M Fahmi)

ejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Tim Gultor Batalyon 400/Raider turun dari helikopter untuk melakukan penyerbuan ke sarang pemberontak. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ed/Spt/11)

Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Tim Gultor Batalyon 400/Raider berhasil menangkap salah satu pimpinan pemberontak. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ed/Spt/11)

Sumber: ANTARA Foto/Suara Merdeka

Kemhan Targetkan Penurunan Pinjaman LN Untuk Alutsista


Super Tucano akan gantikan OV-10 Bronco, diproduksi pabrik pesawat Brasilia Embraer. (Foto: Embraer)

19 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Kementerian Pertahanan mentargetkan penurunan alokasi pinjaman luar negeri untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan secara bertahap.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam pengarahannya pada Rapat Pimpinan TNI 2011 di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya bertekad pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dipenuhi di dalam negeri dengan pembiayaan dalam negeri.

"Kredit Ekspor itu kan pinjaman, jadi secara bertahap kita akan kurangi dan memfokuskan pengadaan dari dalam negeri," katanya.

Purnomo menambahkan, "Insya-Allah pendapatan negara bisa terus naik. Sekarang Rp1.000 triliun dan berharap bisa mencapai Rp2.000 triliun pada akhir kabinet ini. Itu berarti juga GDB kita akan meningkat, itu arti juga `income` per kapita kita akan naik,".

Pada kesempatan itu, Menhan juga meminta agar pagu Kredit Ekspor yang telah ditetapkan agar dituntaskan penggunaannya untuk mendukung pengembangan kekuatan TNI dalam kerangka kekuatan pokok minimum (minimum essential forces/MEF).

"Saya optimistis target pembangunan MEF masih bisa dicapai, untuk mencapai hal tersebut saya minta pagu pinjaman tersebut 2005-2009 yang dulu ditetapkan agar diselesaikan secepat mungkin," ujarnya.

Menurut dia, pagu yang sudah mendapat penetapan namun belum efektif agar diselesaikan secepat mungkin dengan mengikuti peraturan-peraturan perundangan yang berlaku.

"Kita sedang selesaikan dengan Menkeu dan Bapenas, termasuk di dalamnya untuk sektor pertahanan," ujar Purnomo, menjelaskan.

Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan alokasi anggaran Rp47,5 triliun atau sekitar 3,86 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.

Kenaikan anggaran itu akan difokuskan pada enam bidang yang menjadi prioritas pada rencana strategis pertahanan negara 2010-2014. Enam bidang yang menjadi prioritas itu adalah pengembangan kekuatan pokok minimum, industri pertahanan nasional, pencegahan kejahatan di laut, meningkatkan rasa aman, modernisasi keamanan nasional dan peningkatan kualitas kebijakan keamanan nasional.

Sumber: ANTARA News

AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel


0diggsdigg

Rudal Korea Selatan.

SEOUL, RABU - Korea Selatan berencana meningkatkan daya jangkau peluru kendali yang mereka miliki untuk mengantisipasi sikap agresif negara tetangga, Korea Utara.

Upaya itu juga sekaligus untuk meningkatkan efek penggentar bagi Korut. Untuk merealisasikan niat tersebut, Korsel akan bekerja sama dan berkonsultasi dengan negara sekutunya, Amerika Serikat.

Langkah negosiasi dilaporkan sudah digelar kedua negara sejak akhir tahun lalu. Jika jadi dilakukan, daya jelajah peluru kendali Korsel bakal meningkat dari hanya mencapai radius 300 kilometer menjadi lebih dari 1.000 kilometer.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Rabu (19/1), menolak berkomentar. Namun, Perdana Menteri Korsel Han Seung-soo pernah menyampaikan di depan parlemen Korsel soal pentingnya upaya tersebut, apalagi menyusul langkah uji coba peluncuran peluru kendali Korut pada April 2009.

Sayangnya isu itu tidak mengemuka dan berlanjut dalam pertemuan keamanan bilateral tahun 2009. Ketika itu AS khawatir upaya tersebut hanya akan memicu perlombaan senjata di kawasan timur laut Asia.

Akan tetapi, isu tersebut kembali mencuat dan dinilai mendesak untuk segera direalisasikan, terutama pasca-serangan terhadap kapal perang Korsel, diduga dilakukan Korut. Dalam insiden itu 46 prajurit Angkatan Laut Korsel tewas.

Serangan Korut kembali terjadi saat mereka menyerang Pulau Yeonpyeong, Korsel, dan menewaskan empat orang dengan tembakan ratusan peluru artileri meriam Korut.

Saat ini diyakini Korut memiliki sedikitnya 1.000 peluru kendali dengan berbagai macam tipe dan 800 peluru kendali balistik. Kebanyakan dari peluru kendali itu diarahkan langsung ke Seoul atau ke sejumlah daerah lain di Korsel. Sejumlah peluru kendali Korut diketahui memiliki daya jelajah menengah, hingga 3.000 kilometer.

Hal itu berarti Korut memiliki kemampuan ”menghajar” basis militer AS yang ada di Jepang dan di Guam. Pada April 2009 Korut menguji coba tiga peluru kendali balistik antarbenua mereka. Salah satu peluru kendali itu melintas terbang di atas wilayah udara Jepang dan mendarat di Samudra Pasifik.

Dalam tur kunjungan kawasannya pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Robert Gates memperkirakan dalam lima tahun mendatang Korut sudah menguasai peluru kendali balistik antarbenua, yang mampu menjangkau negaranya. Dari sanalah kemudian muncul pernyataan Gates bahwa Korut telah menjadi ancaman langsung bagi AS.

Lebih lanjut, untuk bisa menjalankan rencananya meningkatkan daya jelajah peluru-peluru kendalinya, Korsel harus terlebih dahulu mendapat persetujuan AS untuk merevisi pakta perjanjian bilateral kedua negara, yang ditetapkan tahun 2001. Dalam pakta itu disebutkan, peluru kendali balistik Korsel dibatasi hanya memiliki daya jelajah maksimal 300 kilometer dan membawa bahan peledak sampai 500 kilogram.

”Saat ini pembicaraan tentang hal itu masih sangat awal dan dini, terutama untuk bisa mengetahui apakah rencana tersebut bisa dilakukan atau tidak,” ujar salah seorang sumber dari dalam pemerintahan Korsel.

Selama ini AS menjamin pertahanan Korsel dengan menggelar 30.000 personel pasukan militernya di kawasan tersebut.

Sumber: KOMPAS

Menhan Optimistis Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum Capai Target


Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suhartono , Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Goerge Toisutta, dan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI, Soeparno, meninjuau pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), usai pembukaan rapat pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (19/1). Rapat pimpinan TNI 2011, mengusung tema " Konsistensi Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum dan Reformasi Birokrasi TNI Guna Mendukung Tugas pokok TNI", tersebut akan berlangsung hingga 21 Januari mendatang . (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/mes/11)

20 Januari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) dalam rangka memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) mencapai target. Catatan, pembangunan MEF harus diikuti percepatan penetapan pagu pinjaman. Hal tersebut dikatakan Purnomo kepada wartawan usai pembukaan Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2011 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (19/1).

Rapim yang dibuka Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengambil tema Konsistensi Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum dan Reformasi Birokrasi TNI Guna Mendukung Tugas Pokok TNI. Selain itu, Rapim TNI diselingi pameran alat-alat pertahanan dari berbagai jenis senjata produksi dalam negeri.

Rapim itu sendiri dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, KSAD Jenderal TNI George Toisutta, KSAL Laksamana TNI Soeparno, dan Kepala Staf Umum TNI Edi Hardjoko.

Peserta Rapim TNI 2011 sebanyak 142 orang dari jajaran pimpinan Mabes TNI, TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat, dan Angkatan Laut, termasuk peninjau.

Purnomo meminta pagu pijaman segera diefektifkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebab, tanpa efektivitas itu maka pembangunan kekuatan pokok minimum tidak akan maksimal. "Kita optimistis bila pembangunan MEF mencapai target apabila pagu pinjaman bisa dipercepat," ujarnya.

Sampai sekarang ini, tutur dia, pemerintah masih melakukan upaya percepatan pagu pinjaman. Pemerintah telah menetapkan pinjaman luar negeri pada tahun mendatang dan akan semakin menurun. "Kita sedang selesaikan dengan Menkeu dan Bappenas termasuk di dalamnya untuk sektor pertahanan," ujarnya.

Sementara itu, Agus Suhartono mengatakan, program kerja TNI 2011 masih fokus pada pencapaian kekuatan pokok minimum dalam rangka memodernisasi alutsista.

Sisi lain, TNI konsisten melaksanakan reformasi birokrasi, seperti yang telah dicanangkan secara nasional oleh pemerintah. Reformasi birokrasi untuk mewujudkan TNI yang profesional, mandiri dan bersih.

Selain itu, ucap ia menambahkankan, TNI juga fokus pada optimalisasi industri strategis dalam negeri dan operasi militer selain perang untuk penanggulangan bencana alam. Sedangkan terkait operasional masih terkendala pada anggaran. "Namun, di tengah keteratasan yang ada TNI tetap akan melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya," kata Agus.

Pembenahan SDM

Panglima TNI mengakui, pembenahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) TNI belum maksimal. Sehingga, muncul dinamika dalam pengembangan kekuatan dan kemampuan TNI. Untuk itu, pada program kerja TNI 2011 harus ada pembenahan program dan kinerja.

"Profesionalisme TNI telah dilakukan melalui kebijakan Sapta Tunggal Panglima TNI yang meliputi pengembangan kekuatan dan kemampuan TNI serta penggunaan kekuatan TNI. Namun, itu belum dapat dilaksanakan karena pembenahan SDM yang belum maksimal," ujarnya. Selain SDM, TNI membenahi administrasi, operasional, alutsista maupun anggaran.

Meski demikian, Agus menilai, TNI mengalami kemajuan siginifikan dalam penegakan demokrasi Indonesia, seperti reformasi birokrasi TNI, penegakan hak asasi manusia (HAM) dan peningkatan profesionalisme serta kesejahteraan prajurit.

"Rapim ini untuk mengevaluasi serta memperbaiki kinerja TNI disesuikan dengan pola dan tingkat ancaman yang dihadapi ke depan," ujarnya.

Sumber: Suara Karya

UAV Sriti Sudah Diproduksi Tetapi Belum Digunakan TNI

Pesawat Tanpa Awak Buatan BPPT.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) produksi dalam negeri sudah 99,7 persen diserap oleh TNI. Dia mengatakan, penggunaan alutsista lokal akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah. "Penyerapan secara overal untuk 2010 itu 99,7 persen," kata Purnomo di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (19/1).

Dia mengingatkan, produsen Alutsista lokal mampu memenuhi standar yang ditetapkan oleh TNI. Oleh karenanya, setiap Alutsista harus melalui uji coba. "Saya cukup puas, beberapa sudah dipakai, beberapa lagi masih uji coba, karena harus ada kepastian sebelum dipakai di lapangan," kata Purnomo.

Dia mengatakan, pihaknya ingin mendorong industri Alutsista nasional, namun mereka juga harus bisa memenuhi dan memperbaiki standar. Terkait modal bagi Alutsista nasional, Purnomo mengatakan, pihaknya hanya pemakai Alutsista. "Tapi, kami juga ingin memberi dukungan. Caranya, kita beri kesempatan bagi para pemakai produk mereka," katanya. Mengenai masalah korporasi, hal itu diatur Kementerian BUMN.

Dalam kesempatan sama, Chief Engineering produk Pesawat Tanpa Awak (PUNA) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Dahsyat mengatakan, pesawat tanpa awak dengan nama Sriti sudah diproduksi BPPT sejak 2003, namun belum digunakan oleh TNI.

"TNI nanti akan menggunakan, sekarang kita sedang terus uji coba," kata Dahsyat. Dia mengatakan, PUNA produksi BPPT harganya bisa 20-40 persen dari harga produk sejenis produksi luar negeri. Satu paket produk Sriti ini berharga sekitar Rp 3 miliar sebanyak tiga unit.

Sumber: REPUBLIKA

Tank Siluman Bakal Jadi Kenyataan





Konsep tank siluman yang dikembangkan oleh BAE Systems, Inggris. Foto: foxnews.com

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anda pernah baca komik Wonder Woman? Tokoh superhero karya William Moulton Marston itu punya pesawat jet yang bisa menghilang alias tak kelihatan.

Nah, dalam waktu tak lama lagi kendaraan lapis baja atau tank yang diturunkan dalam medan tempur juga bakal tak kelihatan oleh musuh alias invisible.

Kemungkinan untuk “menghilangkan” tank itu kini sedang diteliti oleh pabrik senjata di Inggris, BAE Systems. Mereka menamakan teknologi ini sebagai eCamouflage.

Cara kerjanya dengan menggunakan “tinta elektornik” sebagai bahan penyamaran. Lalu, video kondisi di sekitar tank diarahkan ke tank tersebut maka jadilah tank siluman.

Tak seperti penyamaran konvesional, pada penyamaran eCamouflage gambar di seluruh tank turut berubah menyesuaikan kondisi di sekitarnya.

Hal ini dimungkinkan berkat adanya sensor elektronik canggih yang tertanam di bagian luar tank. Dengan begitu tank bisa menyusup ke wilayah musuh tanpa ketahuan.

Untuk mewujudkan proyek ini BAE Systems menggandeng perusahaan Swedia yang menciptakan teknologi e-ink screens di digital book readers seperti Amazon Kindle dan Sony Reader.

Teknologi ini akan diujicobakan di tank CV90. “Tapi tak hanya itu, kami juga akan mencobanya di pesawat terbang,” kata Mike Sweeney, juru bicara perusahaan tersebut.

Sumber: KOMPAS

BERITA POLULER