Pages

Sunday, January 2, 2011

China dan Rusia Akan Jelajahi Mars

Beijing (ANTARA News/AFP) - Penjelajah planet Mars pertama asal China akan diluncurkan pada Oktober tahun ini melalui kegiatan bersama dengan Rusia setelah mengalami penundaan dua tahun, kata laporan media pemerintah pada Minggu.

Roket penjelajah itu, Yinghuo-1, sedianya diluncurkan pada Oktober 2009 dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan roket Phobos Explorer milik Rusia, namun dibatalkan, kata kantor berita Xinhua.

Dengan mengutip keterangan pakar Akademi Teknologi Luar Angkasa China, yang tidak disebutkan namanya, laporan itu menyatakan peluncuran tersebut akan dilakukan pada Oktober tahun ini. Laporan itu juga menyebutkan bahwa China akan meluncurkan penjelajah Mars-nya sendiri pada 2013.

Berdasarkan atas beberapa laporan sebelumnya, pengorbit itu akan menyelidiki lingkungan luar angkasa Mars dengan berpusat terhadap yang terjadi dengan air, yang sepertinya pernah ada di permukaan planet tersebut.

China telah memulai penyelidikannya terhadap Bulan, sehingga penjelajahan ke Mars itu akan menjadi langkah berikutnya bagi penjelajahan angkasa luar mereka, yang disasarkan sejajar dengan Amerika Serikat dan Rusia.

Pada saat ini, China memiliki penjelajah Chang`e 2, yang mengitari bulan serta melakukan berbagai uji untuk persiapan peluncuran Chang`e 3 pada 2013, yang diharapkan menjadi pendaratan tanpa awak pertama mereka di bulan.

China juga merupakan negara ketiga di dunia, yang mengirimkan warga negaranya di luar angkasa, setelah Amerika Serikat dan Rusia, ketika Yang Liwei mengawaki tugas angkasa luar Shenzhou-5 pada 2003.(*)

ANTARA

Iran-Amerika; Berunding, Sanksi atau Agresi Militer?

Pemerintah Barack Obama berulang kali menyatakan tidak akan membiarkan Iran menjadi kekuatan nuklir. Namun yang menjadi pertanyaan hingga saat ini, Amerika tidak pernah menjelaskan langkah-langkah detil negara ini untuk menjegal Iran. Saat ini Iran masih di bawah sanksi PBB, tapi ternyata sanksi inipun tidak mampu menghentikan aktivitas nuklir Iran, bahkan para pemimpin Iran semakin serius menindaklanjuti aktivitas nuklirnya. Menyaksikan kenyataan ini, Amerika dan sekutu Eropanya mulai kasak-kusuk untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat. Sementara di sisi lain, Iran berkali-kali menyatakan siap untuk melakukan perundingan, tapi pada saat yang sama menyatakan tidak akan menerima bila hak-haknya dikebiri. Artinya, Iran tidak akan mundur dari program nuklirnya.
Iran menuntut perundingan berdasarkan keadilan dan prinsip saling menghormati. Selain itu, negara-negara kelompok 5 + 1 juga harus transparan soal nuklir rezim Zionis Israel. Karena kelompok 5 + 1 menuding program nuklir tidak transparan, maka praktis selama ini mereka menutup mata dari aktivitas nuklir Israel. Begitu juga, negara-negara ini menuntut kerjasama Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di seluruh bidang.
Sanksi Syarat Perundingan
Tampaknya para pejabat Amerika dan wakil-wakil Uni Eropa sepakat di awal tahun 2011 akan menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap Iran. Sanksi baru ini akan diterapkan sebelum dimulainya babak baru perundingan Iran dengan kelompok 5 + 1 di Istanbul. Karena Barat yakin motif Iran menjadikan Turki sebagai tuan rumah perundingan kembali pada hubungan baik dua negara yang dapat memperkuat sikap Iran dalam perundingan.
Baru-baru harian Wall Street Journal dalam laporannya menulis, Eropa dan Amerika ingin mengakhiri perundingannya dengan Iran. Karena Iran tetap melanjutkan aktivitas nuklirnya. Sejatinya, para pejabat Barat ingin melanjutkan perundingan dengan Iran bila Iran melakukan kerjasama dengan IAEA secara menyeluruh berdasarkan resolusi PBB.
Keyakinan ini bersumber dari sebagian pejabat Barat yang meyakini bahwa tujuan Iran dari perundingan dengan kelompok 5 + 1 hanya mencari kesempatan untuk melanjutkan program nuklirnya. Oleh karena itu, mereka merasa sebelum dimulainya perundingan baru dengan Iran di Istanbul, hendaknya mereka segera menerapkan sanksi baru terhadap Iran. Padahal, sekalipun penjatuhan sanksi dapat menyulitkan Iran, tapi pada saat yang sama tidak mampu mengubah keinginan politik para pemimpin Iran.
Dari Kudeta Hingga Dialog
Tidak adanya kemajuan cepat dalam perundingan nuklir akan membawa sebagian analis politik dan politikus Amerika untuk memihak ide kudeta di Iran. Tentunya kebijakan kudeta yang berarti agresi militer hanya akan menghasilkan tragedi kemanusiaan. Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Amerika, Laksamana Mike Mullen menyatakan bahwa Republik Islam Iran tengah berusaha memproduksi bom nuklir dan hal ini menjadi ancaman bagi negara-negara tetangga Iran. Artinya, Mullen menyatakan bahwa dalam menghadapi ancaman Iran semua opsi terbuka lebar bagi Amerika.
Sementara Menteri Pertahanan Amerika, Robert Gates secara terbuka mengatakan bahwa ‘perang akan mempersatukan pemerintah dan bangsa Iran' dan program nuklir dan persenjataan Iran akan semakin tersembunyi.
Pusat-pusat konsultasi Senat Amerika terkait hal ini telah mengeluarkan peringatan bahwa perang terhadap Iran akan membuat kawasan Timur Tengah menjadi tidak stabil dan akan membahayakan kepentingan strategis Amerika. Pada akhirnya, serangan mendadak terhadap instalasi nuklir Iran merupakan ‘pilihan buruk' yang hasilnya kontra produktif.

Mencermati hal ini, mayoritas ahli strategi Amerika meyakini bahwa pemerintah Barack Obama dengan seluruh masalah di dalam dan di luar negeri tidak punya pilihan lain kecuali menghidupkan kembali proses diplomasi untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran. Alasan utama mereka adalah bila Amerika mengambil metode yang lebih berani dalam perundingan dan melakukan hubungan lebih luas dengan Iran, pada akhirnya mereka tidak punya pilihan lain, kecuali menerima Iran sebagai kekuatan nuklir.
Wawancara terbaru Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika dengan televisi BBC menunjukkan strategi baru ini. Clinton menyatakan bahwa Amerika secara bersyarat menyetujui Iran memiliki energi nuklir.
Tampaknya pandangan Washington terhadap Tehran masih dipengaruhi tiga masalah penting:
1. Iran saat ini tengah memperluas persenjataan nuklir dan menyesuaikannya dengan sistem rudalnya dengan senjata nuklir.
2. Iran tengah berusaha menguasai kawasan Irak, Teluk Persia dan seluruh Timur Tengah.
3. Kepemimpinan Iran menjadi bahaya laten dan segera bagi Israel.
Dengan mencermati tiga hal ini, Amerika berkeyakinan bila program nuklir Iran tidak juga berhenti, pada saat itu Amerika dan sekutunya akan menghadapi ‘dunia lain' dalam empat hingga lima tahun ke depan dan setidak-tidaknya ada dua kejadian penting yang akan terjadi:
1. Bahaya penyebaran senjata nuklir di Timur Tengah.
2. Kemungkinan serangan Israel ke Iran.
Sejatinya, Gedung Putih berkeyakinan bahwa upaya Iran untuk memproduksi senjata nuklir akan membuat kawasan menjadi sangat tidak stabil. Karena bila Iran menguasai teknik membuat bom nuklir, maka pada saat itu perlombaan persenjataan modern di Timur Tengah akan dimulai. Selain itu, Amerika harus senantiasa ketakutan akan serangan militer Iran terhadap Israel.
Itulah mengapa Amerika berkeyakinan Iran harus diawasi secara profesional oleh ‘pengawas khusus' di negara-negara lain, begitu juga tujuan pengumpulan onformasi elektronik, siber dan sumber-sumber manusia agar program rahasia Iran menjadi tidak stabil dari dalam.
Selain itu, para politikus Amerika berkeyakinan bahwa Iran harus diisolasi baik secara diplomasi maupun politik dan menjadi negara yang harus dikaji dan diteliti lebih jauh. Amerika tetap mengawasi manuver militer Iran di kawasan Teluk Persia lewat sebuah jaringan pengawsan luas dan patroli laut. Untuk ini, sejak awal tahun 2010, perisai rudal Patriot telah ditempatkan di Bahrain, Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Begitu juga Amerika memiliki pangkalan besar angkatan laut di Bahrain. Pangkalan ini menjadi basis kapal dan pesawat militer Amerika yang mengawasi aktivitas Iran. Bila terjadi serangan ke Iran, pangkalan ini dapat menjadi penangkis serangan Iran. Sejatinya, pangkalan angkatan laut Amerika di Bahrain menjadi pusat komando kapal dan pesawat militer yang bertugas mengawasi Iran dan bila terjadi serangan mendadak, pangkalan ini memainkan peranan sebagai pelindung kepentingan Amerika di Timur Tengah. (IRIB/SL)

IRIB

Iran Klaim Tembak Jatuh Pesawat Mata-mata Barat


Pesawat udara nirawak buatan Iran Karar saat diujicoba pertama kalinya tahun lalu.

2 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Komandan Kekuatan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan pada Payam Engelab, publikasi internal Pengawal Revolusi, kekuatan Barat di kawasan telah melakukan agresi terbatas melawan Iran, dan kami (Iran) sejauh ini telah menembak jatuh sebagian besar pesawat udara nirawak (puna) mata-mata milik musuh, dikutip Fars News Agency (FNA), Minggu (2/1).

“Dua dari pesawat telah ditembak jauh di Teluk Persia” tambah Brigjen Hajizadeh.

Hajizadeh mengatakan Iran telah menembak jatuh banyak pesawat asing, tetapi tidak mengungkapkan pada media, "dan ini untuk pertama kalinya kami (Iran) mengungkapkan berita ini ".

Beliau menolak menyebutkan secara pasti tanggal dan lokasi kejadian.

Setelah menembak jatuh Pengawal Revolusi mencontek dan memproduksi pesawat dalam jumlah besar melalui merekayasa balik, tambah Beliau.

Iran kedua kalinya umumkan telah menembak pesawat Barat. Pada Januari 2007, Anggota Parlemen Seyed Nezam Mola Hoveizeh mengatakan ke FNA, bahwa pasukan militer Iran telah menembak jatuh pesawat mata-mata milik AD AS ketika mencoba melewati perbatasan.

Pada Mei 2010, KASAD Iran Mayor Jenderal Ataolah Salehi mengatakan unit pertahanan udara Iran mengusir pesawat intai militer AS ketika berusaha mendekati wilayah latihan perang AD Iran di Selat Hormuz dan Samudera India sebelah Utara.

Iran Siap Ekspor Rudal Pertahanan Udara

Rudal pertahanan udara buatan Iran S-200.

Iran dapat mengekspor sistem pertahanan udara ke negara ketiga bila tidak ada masalah , diungkapkan Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam ol-Albia Brigadir Jenderal Ahmad Miqani pada Fars News Agency (FNA), Minggu (2/1).

Iran telah mengembangkan dan memproduksi sistem pertahanan udara lokal. Unit Pertahanan Udara Iran sukses menguji coba berbagai jenis sistem pertahanan anti pesawat udara, termasuk Tor-M1 dan S-200 saat digelar latihan udara skala nasional Velayat III pada November tahun lalu.

Sistem S-200 dirancang mempertahankan area luas dari serangan pemboman atau pesawat strategis lainnya pada ketinggian sedang atau tinggi. Setiap batalyon dilengkapi 6 peluncur rudal dan sistem kontrol penembakan. Sistem dapat dihubungkan dengan sistem radar jarak jauh lainnya. Jarak maksimal rudal 200 dan 350 km tergantung dari model.

Tor-M1 merupakan sistem pertahanan udara jarak dekat bergerak, ditujukan melumat pesawat sayap tetap dan rotari, puna dan rudal jelajah yang terbang antara ketinggian sedang dan sangat rendah.

Pemerintah Iran meluncurkan program pengembangan senjata buatan lokal setelah diembargo oleh Amerika Serikat pada era-1980an. Iran telah mampu memproduksi tank, kendaraan angkut pasukan, rudal dan jet tempur sejak 1992.

BERITA HANKAM

Senjata Nuklir Mengancam Israel

Ancaman terbesar bagi Israel adalah komplek senjata nuklir rezim ini. Demikian dikatakan Dahr Jamail, wartawan senior AS. Dalam wawancaranya dengan Press TV, Jamail mengatakan, komplek senjata nuklir Israel merupakan ancaman paling serius dan nyata bagi rezim ini. Karena itu, untuk keamanannya sendiri, Israel harus melenyapkan senjata-senjata nuklirnya. Sejak tahun 1958, Rezim Zionis Israel mulai menggarap proyek senjata nuklir dengan membangun reaktor Dimona yang terus berlanjut sampai saat ini. Israel tak pernah mengizinkan inspektor PBB meninjau aktivitas nuklirnya yang memang ditujukan untuk kepentingan militer, meski rezim ini sudah memiliki ratusan hulu ledak nuklir. Presiden AS di era 1970-an Jimmy Carter dalam kebijakannya secara terbuka mendukung kepemilikan Israel atas senjata nuklir. Carter bahkan mengakui bahwa hulu ledak nuklir yang dimiliki Israel berjumlah antara 200 dampai 300 unit. (IRIB/AHF/AR) 

IRIB

Serangan Udara Pertama Israel ke Gaza di 2011

Sejumlah pesawat tempur rezim Zionis Israel Ahad dini hari (02/01) membombardir sejumlah kawasan di Jalur Gaza. Sebagaimana diberitakan Kantor Berita al-Quds dari Gaza, dalam serangan jet-jet tempur Zionis Israel ke bagian utara dan pusat Jalur Gaza yang mengakibatkan sedikitnya dua orang warga Palestina cidera.
Rezim Zionis Israel bulan lalu, Desember 2010 rezim Zionis Israel meningkatkan serangan udaranya ke Jalur Gaza.
Dalam Perang 22 Hari Gaza yang terjadi dimulai sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, lebih dari 1450 warga Palestina di Gaza gugur syahid. (IRIB/SL/PH)

IRIB

Terbongkarnya Peristiwa 11 September Setelah 9 tahun

 Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam pidatonya di Majelis Umum PBB tahun lalu membongkar konspirasi peristiwa 11 September 2001. Sontak, pernyataan logis yang dikemukakan Ahmadinejad mengenai peristiwa itu menjadi perhatian opini publik dunia.
Di Amerika sendiri, masyarakat Negeri Paman Sam ini memiliki pertanyaan besar atas peristiwa yang berbuntut disudutkannya Umat Islam. Richard Gage, Arsitek dan Insinyur kelompok pencari fakta peristiwa 11 September menyebut kejadian fenomenal di tahun 2001 lalu itu sebagai rekayasa dan konspirasi.
Gage dalam statemennya menyebut, Larry A. Silverstein, pebisnis AS, sebagai aktor di balik konspirasi peristiwa 11 September. Sebelumnya, Silverstein dalam sebuah perbicaraan yang terekam kepada kepala pemadam kebakaran menggunakan kalimat "tarik ke bawah", sebelum menara kembar WTC runtuh.
Pemilik properti itu beralasan bahwa kalimat itu digunakan untuk memerintahkan seluruh personil pemadam kebakaran terjun ke lapangan.
Namun Gage menilai menilai klaim itu tidak beralasan, karena di sekitar wilayah menara tujuh tidak ada seorang pun petugas pemadam kebakaran.

Pada tahun 1970 hingga 1980, Silverstein membeli sejumlah kantor dan bangunan penting di sekitar Manhattan dan Midtown. BBC melaporkan, menara bisnis tujuh Manhattan termasuk yang runtuh pada 11 September 2001, dan beberapa jam setelah hancurnya menara kembar WTC. Ironisnya, seluruh properti yang bukan milik Silverstein selamat dari peristiwa itu.
Meskipun Silverstein membantah peristiwa 11 September sebagai rekayasa dan konspirasi, dan dirinya menolak berada di balik runtuhnya bangunan 47 tingkat itu. Namun berbagai fakta membantahnya. Kepala kantor Pemadam Kebakaran New York, Daniel A. Nigro, antara tahun 2001 hingga 2002 mengungkapkan bahwa dirinya memutuskan untuk mengosongkan lokasi pukul 15.00 setelah runtuhnya menara WTC.
Ricard Gage menilai runtuhnya bangunan menawa WTC tidak normal. Jika memperhatikan dengan teliti video rekaman peristiwa hancurnya bangunan ini, kita menyaksikan bahwa bangunan itu hancur tanpa guncangan dari atas ke bawah.
Daniel Jowenko yang berpengalaman menghancurkan bangunan tua selama 27 tahun menilai hancurnya menara WTC disengaja, dan dilakukan oleh tim perusak.

Berbagai keganjilan lain semakin menambah deretan fakta bahwa peristiwa 11 September adalah sebuah konspirasi dan rekayasa yang dilakukan petinggi Gedung Putih (IRIB/PH) 


IRIB 

Russian Air Force to receive up to 100 Sukhoi fighter jets by 2015

Sukhoi. © PhotoSukhoi Company (JSC)
The Russian Air Force will also receive twenty-five new Su-34 Fullback fighter-bombers in the next few years
07:55 02/01/2011
© Photo Sukhoi Company (JSC)
The Russian Air Force will receive up to 100 Sukhoi fighter jets by 2015, the Defense Ministry spokesman said on Sunday. Three state contracts with the Sukhoi design bureau on the supply of the jets have been already signed, Vladimir Drik said.
Fifty advanced Su-35 Flanker-E multirole fighters, billed as "4++ generation using fifth-generation technology," more than ten advanced Su-27SM Flanker multirole jets and five Su-30M2 Flanker-C multirole fighters are among the aircraft to be supplied.
The Russian Air Force will also receive twenty-five new Su-34 Fullback fighter-bombers in the next few years, the spokesman said.

MOSCOW, January 2 (RIA Novosti

RIA NOVOSTI

BERITA POLULER