Pages

Sunday, December 5, 2010

Prajurit AS di Irak Dijauhkan dari Wikileaks

Prajurit AS di Irak Dijauhkan dari Wikileaks
(istimewa)
Baghdad (ANTARA News) - Militer Amerika Serikat sedang berusaha untuk mencegah para prajuritnya di Irak melihat dan membaca dokumen-dokumen yang dibeberkan di laman Wikileaks.

Mereka juga telah memperingatkan melalui laman di internet bahwa para prajurit dapat melanggar hukum jika tetap melakukan hal itu, menurut seorang juru bicara, Sabtu.

Peringatan itu ditayangkan sejak Jumat di jaringan militer Amerika Sekitar, NIPRNet, sebelum para prajurit dapat mengakses berita dan laman-laman lain. Isinya memberitahu para prajurit jika mereka tidak seharusnya melihat, mengunduh atau mengirimkan dokumen-dokumen rahasia.

"Sesuai dengan arahan DOD (Departemen Pertahanan) dan

USF-I OPSEC (Operasi Keamanan Pasukan Amerika Serikat-Irak) 10-2, semua personil diimbau untuk menahan diri dari melihat dan membaca semua artikel yang berkaitan dengan WikiLeaks pada sistem mereka di NIPR DOD," bunyi peringatan itu.

Tapi Sersan Kelli Lane mengatakan militer tidak memblokir internet.

"USF-I belum memblokir situs-situs berita," kata pejabat media militer Amerika Serikat melalui sebuah surat elektronik kepada AFP.

"Karena Wikileaks membeberkan dokumen-dokumen rahasia dan kemudahan akses atas dokumen itu di dunia maya, USF-I telah menayangkan halaman peringatan di komputer NIPRNet."

Lane mengatakan bahwa imbauan itu hanya merupakan peringatan dan tidak melarang para prajurit untuk melihat laman-laman berita. Dia tidak mengatakan laman-laman berita yang mana yang dimaksudkan.

Selama beberapa hari terakhir, WikiLeaks telah mulai menerbitkan dokumen pertama dari 250.000 saluran diplomatik Amerika Serikat dan memicu badai di dunia internasional karena penilaian pribadi para diplomat Amerika atas para pemimpin asing dan politik telah ditayangkan kepada publik.

Dokumen tersebut adalah publikasi utama ketiga dari dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat oleh Wikileaks tahun ini, setelah laman itu mempublikasikan puluhan ribu dokumen militer Amerika Serikat terkait konflik Afghanistan dan Irak.(*)

ANTARA

Korut Cela Latihan Militer Korsel

Minggu, 5 Desember 2010 - 17:03 wib
Baskoro Pramadani - Okezone
Foto: Ilustrasi pasukan Korsel. (Reuters)
SEOUL - Korea Utara mencela rencana latihan militer yang akan dilakukan oleh Korea Selatan bersama Amerika Serikat. Pasalnya, dalam latihan militer terakhir berujung pada konflik dan memicu Korea Utara melakukan serangan berdarah ke Pulau Yeonpyeong milik Korsel.

Kantor berita Korut KCNA menyebut rencana latihan Korsel sebagai upaya untuk memicu perang. Latihan Korsel itu direncanakan akan berlangsung di lepas pantai kawasan semenanjung dari Senin sampai dengan Jumat. Seoul mengabarkan pihak militer Korsel telah mempersiapkan 29 tempat untuk melakukan latihan, termasuk satu dari lima pulau di daerah perbatasan.

"Tindakan provokatif musuh yang gila-gilaan telah membuat kondisi (stabilitas) di semenanjung Korea menjadi tidak terkontrol. Tidak seorangpun yang bisa menduga situasi apa yang akan berkembang selanjutnya (di semenanjung)," sebut KCNA seperti dilansir AFP (5/12/2010).

Korsel telah mempersiapkan serangkaian latihan militer, termasuk latihan bersama dengan pasukan Amerika Serikat yang berlangsung selama empat hari. Latihan tersebut berlangsung di tengah tingginya tensi antara dua Korea menyusul serangan berdarah Korut ke Pulau Yeonpyeong milik Korsel.

Dalam serangan tersebut, dua marinir dan dua warga sipil Korsel menjadi korban. Serangan terhadap warga sipil itu adalah yang pertama sejak Perang Korea mengalami gencatan senjata pada 1953. Serangan itu juga telah menghancurkan puluhan rumah dan membakar kawasan hutan di pulau.

Pihak Korut menyalahkan Korsel yang mereka anggap telah melakukan tindak provokasi lebih dulu. KCNA mengatakan negara komunis ini sekarang mencoba untuk tetap tenang dan menahan diri di tengah aktivitas militer yang dilakukan Korsel. Namun mereka juga memperingatkan kemungkinan terjadinya perang besar-besaran di antara kedua Korea yang akan berdampak buruk bagi stabilitas di seluruh kawasan semenanjung.(fmh)

OKEZONE

Russia's missile forces to replace Topol-M with multiple-warhead RS-24

RS-24
11:56 30/11/2010
© www.kapyar.ru
Russia's Strategic Missile Forces (SMF) will be rearmed with multiple-warhead RS-24 missiles instead of the RS-12M Topol-M (SS-27 Sickle) mobile intercontinental ballistic missile systems, SMF Commander Lt. Gen. Sergei Karakayev said on Tuesday. "The mobile missile system with the RS-24 ballistic missile is an improved version of the Topol-M, and during production experience with fifth generation mobile missile systems was taken into account," Karakayev said, adding that the missile proved itself a reliable weapon. "Therefore it was decided to rearm the SMF with this type of missile system," he continued. "At the same the Topol-M mobile missile system will not be supplied to the Strategic Missile Forces in the future."
RS-24 is believed to have up to six independent warheads, and is thus more likely to be able to penetrate anti-missile defense systems than the single warhead Topol-M.
The SMF said in August that the Topol-M and RS-24 missiles would be the mainstay of the ground-based component of Russia's nuclear triad and would account for no less than 80% of the SMF's arsenal by 2016.
As of June 2010, the SMF operated at least 50 silo-based and 18 road-mobile Topol-M missile systems. The RS-24 was commissioned in 2010 after successful testing.
The RS-12M Topol is a single-warhead intercontinental ballistic missile, approximately the same size and shape as the U.S. Minuteman ICBM. The first Topol missiles entered service in 1985.
The missile has a maximum range of 10,000 km (6,125 miles) and can carry a nuclear warhead with a yield of 550 kilotons.
Next year the SMF will hold 10 intercontinental ballistic missile launches, twice as many as in 2010, Karakayev said.
MOSCOW, November 30 (RIA Novosti)

 RIA Novosti

Indonesia Outlines Procurement Plans



C295 Interior - EADS CASA CN-295 a possible contender for a replacement for its aging Fokker F27s (photo : operacional)

JAKARTA, Indonesia — Indonesia is planning to place an order for jet trainers and is interested in expanding its fleet of fighters, helicopters and fixed-wing transports.

The country’s defense minister, Purnomo Yusgiantoro, says the three finalists in the jet trainer competition are from South Korea, Russia and the Czech Republic. Industry executives say the types are the Korea Aerospace Industries T-50, Yakovlev Yak-130 and Aero Vodochody L-159, respectively.

Purnomo tells AVIATION WEEK that a decision will be made soon and Indonesia plans to order 16 aircraft, enough for one squadron. “It is already in the final process,” he says, without noting a definite time frame.

“We are looking for aircraft that can be used for training and as a light attack fighter,” he says. “Light fighters are good for intercepting aircraft that cross your territory without giving notice.”

Indonesia needs jet trainers because about half its BAE Hawks are grounded, Purnomo says, noting that the country has had difficulties getting spare parts and equipment for the Hawks. “I stressed to the chairman of BAE, they need to trust us and give us the spares. They promised to improve relations,” he says, adding that if there is no improvement, Indonesia will have to phase out the Hawks.

South Korea could be the front-runner in the jet trainer competition due to the strategic importance Indonesia places on that relationship. “The air force is the end user and they have to make a technical evaluation,” Purnomo says. But once the air force makes a choice, it goes to the armed forces headquarters for approval, and then it goes to the ministry of defense, he says. The ministry “understands what the government’s interest is,” he adds.

Indonesia and South Korea signed a memorandum of understanding in July to develop a new fighter, the KF-X, and the Indonesian state-owned aircraft manufacturer Indonesian Aerospace will be involved . Purnomo says Indonesia wants to start putting KF-X fighters into service with its air force in 2025 and start replacing their Lockheed Martin F-16s.

But in the near term, Lockheed Martin could benefit. “There is budget for brand-new F-16s or used F-16s,” Purnomo says. “With used F-16s we can get more and upgrade it ourselves [with help from overseas], which is attractive to us”. But if Indonesia buys used F-16s, then it has to take into consideration the aircraft’s life-cycle . Indonesia already has F-16 A/B Block 15 aircraft and Purnomo confirms that Indonesia wants these upgraded.

The U.S. no longer has an arms embargo against Indonesia, but there are some technical issues to be ironed out , government officials say. Purnomo says Indonesia can always turn to a non-U.S. company to upgrade the F-16s. “There is Turkey. They have the biggest F-16 fleet after the U.S.,” he says.

Bell Helicopter and Eurocopter recently secured deals thanks to their partnerships with state-owned aircraft maker Indonesian Aerospace, which helps manufacture the helicopters. Purnomo says the country’s army recently signed a firm contract with Indonesian Aerospace for 24 Bell 412EP utility helicopters. He also says the air force is buying more Eurocopter AS332 Super Puma helicopters made by Indonesian Aerospace.

Indonesia also has a future requirement for helicopters to be stationed on its navy’s corvettes and be used for anti-submarine warfare. Four Dutch-built Sigma 9113-class corvettes were purchased recently, and it has a fifth corvette under construction at a shipyard in Surabaya.

Another future procurement will be for additional Sukhoi fighters. Indonesia already has 10 and Purnomo says the country plans to buy six more so it can form a squadron.

In terms of military transports, upgrades to its older-model Lockheed C-130s are on the wish list. The country also hopes to buy more Indonesian Aerospace CN-235s and is looking for a replacement for its aging Fokker F27s, with the EADS CASA CN-295 a possible contender.

(Aviation Week)

Menhan: Indonesia Akan Bangun Pabrik Propelan


0diggsdigg

illustrasi

SUBANG(SINDO) – Indonesia segera bisa memproduksi bahan peledak khusus untuk kebutuhan militer. Rencananya,pabrik yang mampu memproduksi propelan akan selesai dibangun PT Dahana pada 2013.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, industri propelan sebagai bahan peledaksangat diperlukan untuk pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).Sebab,selama ini bahan peledak militer masih sepenuhnya bergantung dari luar negeri. ”Industri propelan sangat dibutuhkan,” ujarnya usai peletakan batu pertama pembangunan Energetic Material Center (EMC) di kawasan pabrik bahan peledak PT Dahana, Subang,Jawa Barat,kemarin Karena itu, Purnomo menjanjikan pembangunan tersebut akan mendapat dukungan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai badan yang khusus menangani revitalisasi industri pertahanan.

”Ini merupakan proyek strategis industri pertahanan. Dalam kabinet ini industri pertahanan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan industri nasional. Akan meminta dukungan KKIP agar pembangunannya sesuai dengan jadwal pada kabinet ini,”paparnya. Selain sebagai kawasan industri, Menteri Pertahanan juga meminta agar di kawasan seluas hampir 600 hektare tersebut dibangun juga tempat pengembangan dan penelitian yang selama ini berlangsung secara tersebar dan sporadis.

”Pindad melakukan litbang,TNI juga, belum lagi institusi lain. Lebih baik jika nantinya dipadukan dalam satu lokasi,”tuturnya. Dia juga berharap kawasan tersebut dapat digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bahan peledak. Purnomo melanjutkan, kawasan industri terpadu PT Dahana tentunya juga memproduksi bahan-bahan peledak untuk tujuan komersial dengan tujuan untuk menunjang jalannya perusahaan.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Pengembangan Usaha PT Dahana Fajar Harry Sampurno mengatakan,kebutuhan bahan peledak untuk kepentingan militer Indonesia 100% masih harus diimpor. ”Kami masih nol dan untuk memenuhi kebutuhan itu dan 100% masih mengandalkan impor. Sementara untuk bahan peledak komersial, kami sudah dapat mandiri. Meskipun supply kami masih mencapai 80%,”ungkapnya. Namun, dia mengaku optimistis jika industri propelan sudah beroperasi kebutuhan bahan peledak untuk militer akan dapat terpenuhi secara mandiri.

Nantinya, akan dibangun pabrik untuk propelan roket dan propelan amunisi. ”Pada 2013, saya yakin pasokan bahan peledak militer Indonesia akan dipasok secara mandiri oleh Dahana,” tuturnya.Khusus untuk pembangunan pabrik propelan,diperlukan anggaran sedikitnya USD80 juta. Sehari sebelumnya Litbang TNI Angkatan Udara dan PT Dahana menandatangani kerja sama penelitian dan pengembangan untuk penyempurnaan desain dan sertifikasi Blast Effect Bomb yang merupakan bom latih pesawat tempur.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 km.Menurut rencana, pada2013,akandiproduksisebanyak 750 roket dan tahun berikutnya 1000 roket dengan nama RHAN- 122. Roket yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan,PT Pindad dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Pusat Latihan Tempur di Baturaja,Sumatera Selatan, Sabtu (6/11) lalu.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan Pos M Batubara mengatakan, meskipun 90% bahan material roket sudah berasal dari dalam negeri.Namun, propelan sebagai bahan pendorongnya masih harus diimpor. Pemerintah memang bertekad menjadikan tahun 2010 sebagai era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.Tekad ini diikuti dengan geliat industri-industri untuk melakukan inovasi serta produksi. Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan seperti PT Pindad yang mulai unjuk gigi dalam melakukan inovasi panser dan senjata serbu.

Setelah dianggap sukses memproduksi panser tipe angkutan personel sedang 6x6 yang dipakai kontingen garuda dalam menunaikan misi perdamaian di Lebanon Selatan,kini PT Pindad mulai akan memproduksi panser dengan senjata kanon dengan nama Panser Tarantula Sementara itu, PT PAL Surabaya juga melakukan pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal dengan panjang 105 meter bekerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship-building Belanda.

Sumber: SINDO

WikiLeaks: AS Pengaruhi Perdamaian RI-GAM


0diggsdigg


INILAH.COM, Jakarta – Dokumen yang dibocorkan situs WikiLeaks menunjukkan informasi bahwa Amerika Serikat (AS) ternyata berada di balik proses pencapaian perdamaian Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
WikiLeaks memunculkan dokumen tersebut dalam bagian WikiLeaks Document Release mengenai informasi kepada Kongres AS dari Congressional Research Service. Informasinya termuat dalam Report RS20572 bertajuk Indonesian Separatist Movement in Aceh. Laporan itu disajikan oleh Larry Niksch dari Divisi Hubungan Luar Negeri, Perdagangan dan Pertahanan tertanggal 26 Februari 2004.

Di dalamnya disebutkan bahwa perhatian terhadap Indonesia mau tidak mau juga harus terkait dengan Aceh. Sebab, hubungan RI-AS dalam hal pemberantasan terorisme akan terganggu oleh perubahan situasi di Aceh. Untuk mencegahnya, Pemerintahan George W Bush menyatakan harus ikut mempengaruhi proses perundingan perdamaian di Aceh.

Karena itu, di musim semi 2002, Asisten Menteri Luar Negeri, Matt Daley, menemui pemimpin GAM, Hasan Tiro di Swedia. Dalam pertemuan itu, Daley mendesak Tiro untuk menerima opsi otonomi khusus dari pemerintah Indonesia.

Pemerintah AS juga menawarkan Jenderal Marinir (Purnawirawan) Anthony Zinni untuk menjadi mediator dalam perundingan itu. Zinni kemudian mengunjungi Aceh pada Juli 2002.

Kepada pihak Indonesia, AS secara hati-hati mendekati TNI terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM). AS menekan pemerintah Indonesia untuk tidak melaksanakan rekomendasi TNI untuk menerapkan darurat militer di Aceh. Dalan laporan itu disebukan bahwa pemerintah AS tidak ragu lagi menilai bahwa kebijakan darurat militer merupakan kebijakan TNI sepenuhnya.

Untuk mendekati TNI, pemerintah AS juga melobi lembaga peradilan di AS terkait dengan gugatan oleh the International Labour Rights Foundation terhadap perusahaan minyak AS, Exxon-Mobil Corporation, karena keterlibatannya dalam kasus pelanggaran HAM oleh TNI yang menjaga instalasi gas alam milik Exxon-Mobil Corporation di Aceh.

AS kemudian melobi hakim federal dengan mengirim surat pada 29 Juli 2002. Isinya, Departemen Luar Negeri berpendapat bahwa gugatan itu bisa mendorong pemerintah Indonesia bersikap diskriminatif terhadap perusahaan-perusahan AS dan menghentikan kerjasama dengan AS dalam pemberantasan terorisme.

Khusu terkait masalah Aceh itu, pemerintahan Bush menerapakan tiga kebijakan. Pertama, mempengaruhi GAM untuk setidaknya mau bernegosiasi dalam hal penerapan otonomi khusus.

Kedua, mempengaruhi pemerintah Indonesia untuk memiliki niat baik dalam membuat undang-undang otonomi khusus itu. AS menyebut kebijakan kedua itu sebagai tugas yang penting karena Indonesia pernah mengingkari janji terkait otonomi di Aceh.

Ketiga, mempengaruhi TNI untuk tidak melakukan langkah-langkah yang bisa menimbulkan krisis hak asasi yang parah di Aceh (misalnya membunuh warga sipil). Sebab, jika itu terjadi, upaya Pentagon (Departemen Pertahanan AS) mendekati TNI akan mendapat hambatan dari Kongres.

Sumber: INILAH

Menhan: Indonesia Akan Beli 24 Unit Bell 412EP Dan 16 Unit Pesawat Latih





T-50 Buatan KAI Korea Selatan merupakan Pesawat Latih Dan Pesawat Tempur Ringan.

JAKARTA, Niat Indonesia untuk melakukan pemesanan terhadap pesawat tempur latih dan tertarik dalam memperluas armada pesawat tempur, helikopter dan pesawat angkutnya. Menteri pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, tiga kandidat pesawat tempur latih Korea Selatan, Rusia dan Republik Ceko, yaitu T-50, Yakovlev Yak-130 dan Vodochody Aero L-159. Purnomo mengatakan kepada AVIATION WEEK bahwa keputusan dibuat dengan cepat dan Indonesia menyediakan 16 pesawat, cukup untuk satu skuadron. "Hal ini sudah dalam tahap akhir," katanya, tanpa mencatat jangka waktu tertentu.

"Kami mencari pesawat yang dapat digunakan untuk pelatihan dan sebagai pesawat tempur serang ringan," katanya. " Fighter yang baik untuk mencegat pesawat ringan yang melintasi wilayah NKRI tanpa pemberitahuan sebelumnya." Indonesia membutuhkan pesawat tempur latih karena sebagian pesawat BAE hawks sudah digrounded, Purnomo mengatakan, Indonesia sangat mengalami kesulitan untuk mendapatkan suku cadang dan peralatan untuk Hawks. "Untuk meningkatkan hubungan, saya(purnomo) menegaskan bahwa Presiden BAE, berjanji akan melakukan pengadaan suku cadang dan peralatan untuk hawks." katanya, bila tidak ada perbaikan suku cadang dan peralatan maka Indonesia akan menggrounded hawks secara bertahap.

Korea Selatan mungkin akan memimpin dalam kompetisi untuk pengadaan pesawat tempur latih untuk TNI AU karena kedekatan hubungan strategis dengan Indonesia. "TNI AU sebagai pengguna pesawat tempur sedang melakukan pengkajian dan membuat evaluasi teknis untuk pesawat tempur latih tersebut" kata Purnomo.tetapi apabila AU telah membuat pemilihan pesawat yang terbaik.maka proposal akan diajukan ke markas besar TNI untuk disetujui,dan kemudian diserahkan kepada departemen pertahanan"katanya. Menhan "mengerti apa yang dibutuhkan oleh pemerintah," tambahnya".

Indonesia dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman pada bulan Juli untuk mengembangkan sebuah pesawat tempur baru, KF-X, dimana PT DI ikut dilibatkan untuk memproduksi pesawat tempur tersebut. Purnomo mengatakan Indonesia ingin mulai memasukkan pesawat tempur KF-X dalam armada TNI AU pada tahun 2025 untuk mengantikan pesawat tempur F-16.

Tetapi dalam jangka pendek, Indonesia bisa mengambil keuntungan dari Lockheed Martin. "Kita mempunyai anggaran untuk membeli F-16 tipe terbaru atau menerima hibah f-16", kata Purnomo. "dengan menggunakan F-16 kita dapat mengupgrade sendiri (dengan bantuan luar negeri),yang membuat kami menjadi tertarik." Tetapi jika Indonesia menerima hibah F-16, maka harus memperhitungkan lifetime pesawat tempur tersebut. Indonesia telah memiliki F-16 A / B Blok 15 dan Purnomo menegaskan bahwa Indonesia ingin upgrade F-16.

Sekarang Amerika Serikat mencabut embargo atas Indonesia, tetapi ada beberapa masalah teknis yang akan terus kita kaji. Purnomo mengatakan Indonesia dapat mengupgrade F-16 dari perusahan non-AS karena "Ada Turki. Mereka memiliki armada terbesar F-16 setelah Amerika Serikat, "katanya.

Bell Helicopter dan Eurocopter baru-baru ini menerima tawaran melalui kerjasama dengan produsen pesawat PT DI, Karena PT DI bisa membantu dalam memproduksi helikopter. Purnomo mengatakan TNI baru-baru ini menandatangani kontrak dengan PT DI untuk pengadaaan 24 helikopter Bell 412EP. Ia juga mengatakan TNI AU juga membeli helikopter AS332 Super Puma, yang dibuat oleh PT DI.

Indonesia dalam waktu dekat juga membutuhkan helikopter untuk ditempatkan di korvet AL,heli ini jg dapat digunakan untuk peperangan anti kapal selam. 4 kapal korvet sigma buatan belanda yang telah dibeli baru baru ini,dan juga kapal korvet kelima yang dalam pengerjaan di PAL Surabaya.

Untuk kedepannya maka akan diadakan pembelian pesawat tempur Sukhoi. Indonesia telah mempunyai 10 pesawat tempur Sukhoi dan purnomo mengatakan pemerintah berencana membeli 6 lagi sehingga jumlahnya akan menjadi satu skadron.

Dalam hal transpor militer,upgrade model C130 yang sudah menua masuk dalam daftar belanja. Pemerintah juga berencana untuk membeli CN 235 dari PTDI serta mencari dan menggantikan psawat F 27 yang sudah tua dengan EADS CASA CN 295 dalam tender.

Sumber: AVIATION WEEK/MIK

BERITA POLULER