Pages

Friday, December 3, 2010

China Discloses New SD-10 Combat Capabilities


02 Desember 2010

SD-10/PL-12 is a BVR AAM, with max speed mach 4, can reach target 100km (photo : pakforum)

China's SD-10 beyond visual range air-to-air missile (AAM) may be a considerably more capable weapon than has hitherto been believed. Officials from the SD-10's manufacturer, the Luoyang Electro-Optical Technology Development Centre (LOEC), say the SD-10 was designed from the beginning to function with a dual-mode seeker operating in distinct active and passive radar homing modes. If so, the SD-10 (and current production SD-10A) are the first AAMs to enter service with this acknowledged capability.

In lengthy discussions with LOEC at the Airshow China 2010 in Zhuhai between 16-21 November, the operating modes of the SD-10 were described to Jane's in detail. The missile has an active-radar terminal homing capability which has been public knowledge since the first details of the SD-10 were officially released in the middle of the last decade.

What has remained unspoken until now is the missile's claimed ability to home in on radar or electronic warfare emissions from the target aircraft, without support from the launch aircraft or use of the missile's own active seeker modes.

A LOEC official told Jane's that the passive mode was not intended to be the missile's primary targeting method - and cited the risks to friendly aircraft when relying on passive guidance mode alone. It is not clear if the SD-10's seeker can continuously alternate between active and passive modes in flight, or if it makes a less sophisticated 'one time' switch.

WAMENHAN RI: Media Massa Sebagai Sarana Transformasi Informasi Kebijakan Pertahanan


0diggsdigg

illustrasi Media Massa Yang Membahas Tentang Militer

Jakarta, DMC – Setiap esensi kebijakan Pertahanan dan setiap kegiatan Kementerian Pertahanan, yang perlu diketahui oleh masyarakat sebagai stake holder, harus mampu dikomunikasikan oleh para pejabat yang berwenang dilingkungan Kementerian Pertahanan. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI, Sjafrie Sjamsoeddin, sebelum membuka secara resmi pelaksanaan Workshop Pertahanan Pelatihan Mengenal Media Massa, Public Relation dan Jurnalis dengan tema, "Peningkatan SDM dan Citra Kementerian Pertahanan (Kemhan) Melalui Media Massa", di Gedung Urip Sumohardjo, Kemhan RI, Jakarta, Rabu(1/12).

Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, penyampaian kinerja Kemhan langsung kepada masyarakat dilaksanakan, salah satunya melalui interaksi dengan media melalui jalur interaksi dengan media massa. Meskipun para pejabat Kemhan saat ini, sebagian telah memiliki kualitas dasar dan pengembangan berkomunikasi dengan publik, namun perlu diperhatikan mengenahi prinsip-prinsip, etika dan estetika dalam penyampaiaan informasi. Sehingga pesan yang akan ditransformasikan dapat secara tepat dan benar dipahami masyarakat, demikian Wamenhan mengingatkan.

Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), sejak tanggal 30 April 2008 Wamenhan mengharapkan masyarakat dapat dibanjiri dengan informasi yang dimiliki oleh Kemhan secara benar. Media massa sebagai sarana transformasi informasi, dapat diibaratkan sebagai telor mentah yang kita pegang, terlalu kuat digengga, pecah, terlalu lemah pun, telor akan lepas dan pecah. Sehingga para pejabat diajak memahami bagaimana sebaiknya berhubungan dengan media massa.

Hal senada disampaikan salah satu nara sumber Benny S. Butarbutar, salah seorang praktisi bidang informasi publik dan mantan jurnalis di beberapa media massa, mengingat Kemhan menjadi 10 institusi teratas negara yang menjadi sosrotan media dan setiap kebijakan terkait pertahanan langsung menyentuh kepada kepentingan publik, diperlukan kemampuan dan kepiawaian pejabat publik dalam menghadapi media massa.

Kemampuan dan kepiawaian tersebut didapatkan dari penguasaan terhadap masalah dan kepercayaan diri ketika dihadapkan pada situasi memberikan informasi dan menjawab pertanyaan wartawan. Para peserta juga diajak merubah pemahaman yang bukan lagi bagaimana pejabat menghadapi media namun bagaimana kita mampu menggunakan media massa sebagai sarana penyampaian infomasi publik.

Workshop yang diadakan oleh Kantor Pusat Informasi Publik Kemhan bekerja sama dengan Ira Kusno Communication, salah satu lembaga pelatihan jurnalistik, berlangsung selama dua hari. Untuk hari pertama dikhususkan kepada pejabat Eselon I dan II yang berjumlah 33 peserta sedangkan untuk hari kedua bagi pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Kemhan RI. Materi yang diterima peserta, diantaranya berupa tekhnik wawancara dan tekhnik door stop. Sedangkan narasumber yang menyampaikan materi hari pertama Ira Kusno, Simon Silalahi (Kompas) dan Indiarto (presenter TV ONE).

Pada hari kedua pelatihan workshop untuk eselon III dan IV materi yang diberikan terkait dengan cara membuat press release, wawancara dan pengenalan media net working.

Sumber: DMC

Tank BMP-3F Marinir Akan di Serah Terimakan Pada 11 Desember 2010


JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno beserta rombongannya bersama Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin melakukan pemaparan tentang serah terima Tank Amphibi BMP-3F buatan Rusia kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dilaksanakan di Markas Komando Korps Marinir, Jalan Prapatan No. 40 Jakarta Pusat, Jumat (3/12).

Sebelumnya, Kasal beserta rombongan Sholat Jum’at bersama para prajurit Marinir dan warga sekitar mako di Gedung Graha Marinir. Menurut rencana upacara serah terima BMP-3F akan dilaksanakan di Banongan Situbondo tanggal 11 Desember 2010, serta diakhiri kegiatan pengangkatan Menhan sebagai warga kehormatan Korps Marinir.

Paparan tersebut disampaikan langsung oleh Dan Pasmar 1 Kolonel Marinir A. Faridz Whashington, serta dihadiri Irjenal Mayjen TNI (Mar) Djunaedi Djahri, Asops Kasal, Aspers Kasal, Aslog Kasal, Komandan Kobangdikal, Komandan Seskoal, para pejabat teras Mabesal dan pejabat teras di lingkungan Korps Marinir.

Sumber : PEN MARINIR

Yudhoyono-Lee Myung Bak Akan Bertemu di Bali

Yudhoyono-Lee Myung Bak Akan Bertemu di Bali
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak akan melakukan pertemuan dwipihak di sela-sela Forum Demokrasi Bali (BDF) III yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 9-10 Desember 2010.

"Saya baru saja bertemu dengan Menlu Korea Selatan untuk menkonfirmasi kehadiran Presiden Lee," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat petang seusai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima surat kepercayaan lima orang duta besar negara sahabat.

Menlu mengatakan, dalam pertemuan itu Menlu Korsel Kim Sung-hwan menyampaikan sikap Presiden Korea Selatan khususnya hubungan baik antara kedua negara.

Terkait agenda pertemuan kedua kepala negara, Menlu mengatakan salah satunya konflik di Semenanjung Korea.

"Saya yakin akan dibahas (konflik di Semenanjung Korea)," katanya.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kusuma Habir, Indonesia dan Korea Selatan akan mengetuai BDF III sehingga Presiden Yudhoyono dan Presiden Lee akan membuka forum perhelatan regional yang akan dihadiri 36 negara peserta dan sedikitnya 28 negara peninjau tersebut.

Sementara itu terkait konflik di Semenanjung Korea, pada Pada Selasa malam (23/11), Menlu atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam atas terjadinya saling tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan di Pulau Yeonpyeong yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil.

Menlu mengatakan, Pemerintah Indonesia mendesak kedua pihak untuk segera menghentikan permusuhan, melakukan upaya maksimal untuk menahan diri dan menghindari terjadinya peningkatan ketegangan.

Pada kesempatan itu Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya dimulai kembali perundingan enam pihak yang diikuti oleh Korea Selatan, Korea Utara, Amerika Serikat, Rusia, China dan Jepang guna membahas seluruh aspek yang terkait dengan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

Pada Selasa, Korea Utara menembakkan artileri ke Pulau Yeonpyeong yang terletak di dekat perbatasan maritim antara Korea Utara dan Selatan. Hal itu kemudian memicu baku tembak kedua Korea.

Korea Utara tidak mengakui perbatasan tersebut, dengan merujuk pada kenyataan bahwa perbatasan itu diputuskan secara sepihak oleh Amerika Serikat setelah perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata.

Sebanyak tiga pertempuran kelautan terjadi di kawasan itu pada 1999, dan pemerintah Korsel menyalahkan Korut atas serangan yang menenggelamkan kapal perang di kawasan itu pada Maret tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan di Kantor Pusat Berita Korea (KCNA) yang dikutip oleh kantor berita Korea Selatan Yonhap, Panglima Tinggi Militer Korut menuduh militer Korsel memulai ketegangan dengan menembak ke arah sebelah Korut.

Upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua Korea yang dipicu oleh program nuklir kontroversial Korea Utara telah dilakukan dalam rangkaian perundingan enam pihak. Perundingan-perundingan itu, terakhir diselenggarakan Desember 2008.

Korut meninggalkan forum itu April 2009. Lima bulan kemudian negara itu mengumumkan mereka telah mencapai tahap akhir pengayaan uranium- satu jalan baru penting untuk membuat sebuah bom nuklir.(*)

ANTARA

Inilah Kekuatan Korsel yang Ditakuti Korut




INILAH.COM, Jakarta- Angkatan Darat Korea Selatan (Republic of Korea Army / ROKA) terbesar nomor enam di dunia. Negara ini juga memiliki lebih dari satu juta tentara yang kuat.

ROKA dibagi menjadi tiga ketentaraan yaitu First Army (FROKA), Second Army (Sroka) dan Third Army (TROKA) di mana masing-masing memiliki markas, korps dan divisi.

Tiap ketentaraan memiliki markas besar Angkatan Darat, Komando Penerbangan dan Komando Khusus Perang dengan 11 korps, 49 divisi dan 19 brigade. Ini termasuk 522 ribu pasukan yang diperkirakan didukung oleh 5.850 kendaraan lapis baja, 11.337 sistem rudal, 7.032 sistem pertahanan rudal dan 13 ribu sistem pendukung infanteri.

Tank ROKA termasuk M48A5, T-80U, K1 dan K1A1 yang memiliki meriam 120 mm yang dibuat lokal. Tentara ROKA juga didukung 2.872 tank termasuk 1.524 K1 dan K1A1.

Pengganti masa depan K1 MBT adalah XK2 Black Panther yang memiliki mesin Diesel 1.500 hp, meriam utama 120mm/L55 dan senapan mesin koaksial. Tank baru itu juga memiliki peralatan radar dengan sistem deteksi laser serta relatif kuat dibandingkan M1A2 dari Amerika atau Leclerc dari Perancis.

Saat ini, Korea Selatan telah memproduksi K-9 Thunder yang sudah diekspor ke Turki, sama seperti seri K200 yang aksinya bisa kita lihat di operasi perdamaian PBB, sebagai bagian dari pasukan perdamaian Malaysia.

Korea Selatan juga memiliki K21 yang seluruhnya dibangun dari fiberglass di mana dapat mengurangi beban kendaraan. Ini memungkinkan tank melakukan perjalanan pada kecepatan yang tinggi tanpa mesin besar dan kuat. Saat diproduksi, K21 tipe NIFV dibangun lebih ringan, bahkan jika dibandingkan seri Bradley milik Amerika atau seri BMP dari Rusia.

ROMA juga memiliki K-SAM Pegasus yang dilengkapi dengan 8 rudal yang dapat terbang maksimum 2,6. Seri K-30 Biho juga didukung sistem senapan kembar 30mm yang mampu meledak sendiri di udara.

Sumber: INILAH

TNI Cegah Data Militer Bocor di Wikileaks

INILAH.COM, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menegaskan bahwa pihaknya akan mengantisipasi kebocoran data intelejen dan militer Indonesia.

Baru-baru ini, marak pembocoran dokumen rahasia sejumlah negara oleh situs Wikileaks. Namun hal itu belum dianggap oleh TNI sebagai ancaman serius. Pasalnya sejauh ini TNI belum mendapatkan konfirmasi mengenai kebocoran dokumen rahasianya.

"Belum ada secara resmi diumumkan kalau TNI membocorkan," tutur Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, usai upacara penerimaan 1.301 anggota TNI yang baru saja kembali dari Libanon untuk misi perdamaian di mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (3/12/10).

Ia menjelaskan saat ini TNI tengah mendalami apakah ada kebocoran yang terjadi. TNI juga tengah melakukan pencegahan-pencegahan terjadinya kebocoran dokumen rahasia TNI, yang dapat mengancam kedaulatan bangsa.

"Jika memang ada kebocoran, bisa saja hal tersebut disebabkan oleh keteledoran anggotanya, maupun kesengajaan dari pihak-pihak tertentu yang ingin stabilitas negara terganggu," imbuhnya.

Sebelumnya, situs Wikileaks telah membocorkan rahasia intelejen dan militer dari berbagai negara. Wikileaks juga membocorkan kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Antara lain berisi penghinaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton terhadap Presiden Argentina dan permintaan Raja Arab Saudi untuk menyerang Iran dan menyebut Presiden Iran sebagai ular berbisa.

Sumber: INILAH

AS Takut ASEAN-China Bersatu


0diggsdigg


INILAH.COM, Jakarta – Kebocoran laporan kabel rahasia milik Amerika Serikat mengungkap alasan negara adidaya ini begitu tertarik memperhatikan ASEAN. Alasannya: China. Kok bisa?

Laporan kabel rahasia AS yang dipaparkan oleh situs WikiLeaks itu menjabarkan pertemuan EAS serta anggota-anggotanya. EAS menyatukan ASEAN dengan anggota-anggota plus three-nya, China, Korsel dan Jepang. Kemudian Australia, Selandia Baru dan India.

EAS yang bertujuan untuk membahas isu-isu dengan kepentingan sama itu membuat AS ketar-ketir. Apalagi, pejabat Jepang mendeskripsikan EAS sebagai pertemuan historis untuk menyatukan pandangan-pandangan masa depan komunitas Asia Timur.

“Kelompok macam ini bisa menggantikan forum mulitateral utama Asia dalam perdagangan dan investasi, APEC,” demikian laporan itu, yang juga menyebutkan bahwa Rusia diundang dalam EAS sebagai tamu spesial.

“Beberapa orang di AS khawatir bahwa EAS akan menandakan kebangkinan regionalisme Asia, dimana AS tidak memiliki peran memimpin,” lanjutnya. Amerika juga khawatir China akan menggunakan EAS untuk mengkonsolidasikan peran pemimpin di Asia.

Laporan Report RL33242 bertajuk ‘East Asia Summit (EAS): Issues for Congress’ ini menyimpulkan, ASEAN memegang peranan penting untuk memimpin Asia. Sebab, ASEAN adalah kunci pendirian EAS dan segala prosesnya. Tak heran Indonesia penting, sebab Indonesia saat ini adalah Ketua ASEAN.

Penyusun laporan itu, Bruce Vaughn yang seorang analis Asia Tenggara dan Asia Selatan untuk Foreign Affairs, Defense, and Trade Division, melakukan pekerjaannya atas nama Congressional Research Service (CRS). Lembaga ini merupakan tangan riset untuk Kongres (DPR) AS.

Sumber: INILAH

BERITA POLULER