Pages

Thursday, September 16, 2010

Pagi Ini, Dua Sukhoi Gelar Uji Terbang


MAKASSAR - Dua pesawat jet tempur Sukhoi yang telah selesai dirakit dilakukan uji terbang, pagi ini. Ada tiga pilot asal Rusia yang mengasah kemampuan pesawat buatan mereka di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Komandan Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Agus Supriata mengatakan beradasarkan uji kelaikan mesin, uji instrumen, dan uji hidrolik, kedua pesawat itu sudah laik terbang.

"Sebelum uji terbang, saya menggelar apel dengan seluruh personel. Kami berharap uji terbang ini memuaskan," kata Agus.

Kedua pesawat itu selesai dirakit Rabu pekan lalu. Tim perakit hanya butuh waktu lima hari menyelesaikan tugasnya untuk menyampurnakan dua pesawat tempur ringan itu.

Uji terbang kedua Sukhoi tersebut lebih cepat sehari dari waktu yang ditentukan. Sebelumnya, Agus menyatakan uji penerbangan akan digelar pada 18-19 September.

Sementara itu, satu Sukhoi lainnya sudah bergabung di hanggar skadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin. Pesawat tambahan ini tiba kemarin pada pukul 20.10 Wita. Agus mengatakan, perakitan bisa diselesaikan selama tiga hari.

Selain satu Sukhoi, pesawat Antonov juga mengangkut sekitar 200 sparepart yang dibutuhkan untuk kesempurnaan perakitan pesawat. "Hari ini juga Sukhoi yang satu itu mulai dikerjakan. Akhir pekan sudah selesai," ucap jenderal bintang satu ini.

Ketiga Sukhoi yang baru tersebut akan segera diserahkan secara resmi kepada Panglima TNI AU dan Menteri Pertahanan. Ketiga pesawat ini melengkapi tujuh Sukhoi yang sudah dimiliki sebelumnya di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM

BRI Biayai Pembuatan 3 CN 235-200 Pesanan TNI AL



(Foto: Dispenau)

16 September 2010, Jakarta -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) siap mengucurkan dana sebesar 80 juta dolar AS atau setara Rp720 miliar kepada PT Dirgantara Indonesia untuk pembuatan tiga unit pesawat CN 235-220 pesanan TNI AL.

"BRI Cabang New York memenangkan seleksi tender pembiayaan Kredit Ekspor untuk PTDI," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Menurut Budi, penetapan BRI sebagai kreditur setelah melalui seleksi yang mengalahkan empat bank lainnya, yaitu BNI Cabang Singapura, BNP Paribas (Prancis), Credit Suisse (Swiss) dan Nord LB (Jerman).

"Kementerian Keuangan pada bulan Agustus memutuskan BRI sebagai pemenangnya. Ini satu kebanggan bagi kita bahwa bank lokal mengalahkan bank asing," ujar Budi.

Langkah selanjutnya, Bank BRI-Kementerian Keuangan dan PTDI akan menandatangani perjanjian kredit yang diharapkan sebelum akhir September 2010.

"Penyerahan pesawat akan pada 2012, atau dua tahun setelah penandatangan komersial kredit," ujar Budi.

Ia melanjutkan, jenis pesawat pesanan Dephan merupakan desain konfigurasi hasil kajian dan analisa mendalam dengan Pusat Penerbangan TNI AL.

Tiga unit pesawat tersebut merupakan pesanan tahap pertama dari enam pesawat yang dipesan TNI AL pada rencana strategis 2010-2014.

Budi menuturkan, pihaknya juga sedang mengerjakan satu unit helicopter super puma jenis cougar pesanan TNI AU.

Nilai kontrak pesanan TNI AU sebesar Rp179 miliar itu, merupakan bagian dari program fasilitas pembiayaan dalam negeri.

"Ini merupakan terobosan baru, di mana bank lokal memberikan pinjaman kepada PT DI," ujarnya.

Pada saat, PTDI memiliki kontrak pesanan pesawat dan komponen pesawat senilai Rp2,6 triliun, dengan jangka waktu penyelesaian 1 tahun hingga 10 tahun ke depan.

"Kontrak pembuatan komponen AirBus, pesanan helicopter dari sejumlah negara, kontrak perawatan pesawat," tegasnya.

Pada tahun ini, PTDI mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp225,11 miliar, dari Rp7,3 miliar tahun 2009.

Sedangkan belanja operasional ditargetkan mencapai Rp1,63 triliun, dari sebelumnya Rp889,7 miliar.

ANTARA News

Indonesia Tegaskan Rencana Penambahan Enam Sukhoi Lagi


0diggsdigg

Su-35 yang sedang diminati TNI AU

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menegaskan untuk menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi guna menggenapkan sepuluh unit yang ada menjadi satu skuadron.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA di Jakarta, Jumat menyatakan, rencana penambahan enam Sukhoi itu telah mendapat persetujuan presiden.

Ia mengatakan, keberadaan sepuluh pesawat Sukhoi yang bermarkas di Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, belum memadai untuk memberikan daya tangkal.

"Dibandingkan dengan wilayah udara nasional yang begitu luas, sepuluh unit Sukhoi yang ada belum memadai," tutur Imam.

Bandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang luas wilayah udaranya lebih kecil. Malaysia memilki 18 Sukhoi dan Singapura memiliki 24 pesawat F15, ungkap Kasau.

Dalam jangka panjang TNI Angkatan Udara sudah menetapkan untuk menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi.

Sejak 2003 Indonesia telah memiliki sepuluh pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003 Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Dan tiga unit Sukhoi SU-27SKM masing-masing tiba pada Jumat (10/9) dan Kamis (16/9).

Dengan penambahan yang ada dan akan diadakan pada jangka panjang, TNI Angkatan Udara telah mengirimkan calon penerbang dan teknisi Sukhoi ke Rusia dan Cina sebagai salah satu operator Sukhoi.


Sumber: ANTARA

27 September, Menhankam Hadiri Serah Terima Sukhoi


0diggsdigg


MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Komandan Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Hasanuddin Makassar, Marsekal Pertama (Marsma) Agus Supriatna, menegaskan, kematian tiga teknisi perakit jet Sukhoi Rusia, di Makassar tidak mempengaruhi jadwal uji terbang Skuadron 11.

"Yang datang ini Sukhoi ke-1o. Nanti akan resmi diserahkan terimamakan dari pabrikan ke pemerintah Indonesia, dalam hal ini kementwerian pertahanan," katanya kepada wartawan di sela-sela bongkar muat 1 unit Jet Sukhoi seri SU-27 SKM, Kamis (16/9) pukul 23.15 Wita, tadi malam, di Lanud Hasanuddin, Makassar.

Uji terbang dua Sukhoi yangh tiba 10 September lalu, dijadwalkan berlangsung Jumat (17/9/2010) pagi ini di Makassar.

Dua jet sukhoi inilah yang sementara dirakit 3 teknisi Rusia dari Tim Garansi bidang Hydrolik, radar, dan elektrik ini, lalu kemudian terjadi insiden kematian akibat mabuk-mabukan di Mes Wattimena Lanud, Makassar.

Dia menegaksan, proses serah terima itu akan dihadiri Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro Senin (27/09/2010) di Lanud Hasanuddin, Makassar.

Total ada enam unit yang akan diserah terimakan dari Produsesn Sukhoi, Knaapo Indonesia-Russia, atas kesepakatan jual beli Sukhoi dengan anggaran 350 juta dolar AS, tyahun 2007-2010.

Jet Sukhoi yang tiba tadi malam adalah seri single sheet SU 27 SKM. Ini akan melengkapi 1o unit jet peswat Skuadron 11 Hasanuddin.

"kemuatan militer udara Indonesia timur akan semakin solid," kata Agus.

Sumber: TRIBUN

RI Production Base Planning Makes Russian Alutsista




JAKARTA - MI: Indonesia will seek to reduce the trade deficit with Russia not only to increase exports and attract investment. Potential quality products at competitive prices from red bear country, paving the way for Indonesia to become the center of the assembly and hubs (hub port) for regional marketing of these products.

"Certainly an effort to increase non-oil exports and attract investment from Russia remains a top priority. But we see no potential to become central hubs for the assembly and Russian products to be marketed to other countries in Asia, Australia and New Zealand," said Minister of Trade Mari Elka Pangestu at a meeting of Indonesia-Russian Trade Mission in Moscow, Russia, Wednesday (15 / 9) last night.

According to him, a variety of sophisticated high-tech products from Russia could be developed to be assembled in Indonesia for subsequent export to other countries.

"The main target of course so they can eventually invest in Indonesia. However, in line with that, we offer our first port into a regional hub port for Russian products," he said.

Not only that. The possibility of further cooperation for the assembly of Russian combat equipment production in Indonesia.

"The government has formed a team together to review the purchase of some combat equipment after the purchase of Sukhoi fighter jets. Another option is to continue to work together or there will be further cooperation such as opening a new assembly line fighter in the country. We have the facilities for PT Dirgantara Indonesia,
Bandung, "said Mari.

Source: MEDIA INDONESIA

RI Berencana Menjadikan Basis Produksi Alutsista Rusia


0diggsdigg


JAKARTA--MI: Indonesia akan berupaya memperkecil defisit neraca perdagangan dengan Rusia tidak hanya dengan meningkatkan ekspor dan mengundang investasi. Potensi produk berkualitas dengan harga bersaing dari negeri beruang merah ini membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pusat perakitan dan pelabuhan penghubung (port hub) regional untuk pemasaran produk tersebut.

"Tentu upaya meningkatkan ekspor nonmigas dan mengundang investasi dari Rusia tetap menjadi prioritas utama. Namun kita melihat ada potensi untuk menjadi pusat perakitan dan pelabuhan penghubung untuk produk Rusia untuk dipasarkan ke negara lain di Asia, Australia, dan Selandia Baru," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat pertemuan Misi Dagang Indonesia-Rusia di Moskow, Rusia, Rabu (15/9) malam lalu.

Menurutnya, berbagai produk canggih berteknologi tinggi dari Rusia bisa bisa dikembangkan untuk dirakit di Indonesia untuk selanjutnya diekspor ke negara lain.

"Target utama tentu supaya mereka pada akhirnya bisa berinvestasi di Indonesia. Namun sejalan dengan itu, kita tawarkan dulu pelabuhan kita menjadi regional port hub untuk produk Rusia," tuturnya.

Tidak hanya itu. Kemungkinan kerja sama lebih jauh untuk perakitan peralatan tempur produksi Rusia di Indonesia.

"Pemerintah telah membentuk tim bersama untuk mengkaji pembelian beberapa peralatan tempur setelah pembelian jet tempur Sukhoi. Pilihan lainnya adalah melanjutkan kerja sama lebih jauh atau akan ada kerja sama yang baru misalnya membuka perakitan pesawat tempur di dalam negeri. Kita punya fasilitas di PT Dirgantara Indonesia, Bandung," ujar Mari.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Satu Sukhoi Baru Kembali Perkuat TNI AU

digg
illustrasi

akarta (ANTARA News) - Satu pesawat jet tempur Rusia tipe SU-27SKM kembali memperkuat armada tempur TNI Angkatan Udara. Satu pesawat jet tempur itu, tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis malam.

Seperti sembilan pesawat sejenis yang telah tiba sebelumnya, satu pesawat Sukhoi itu pun diberangkatkan dari Rusia menggunakan pesawat angkut Antonov menuju Makassar.

Kedatangan satu pesawat Sukhoi itu disambut beberapa pejabat TNI Angkatan Udara.

Setelah bagian demi bagian pesawat diturunkan dari badan Antonov, langsung dibawa ke skadron teknik untuk dirakit kembali dan diuji terbang.

Sebelumnya, kepada ANTARA Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengungkapkan, dengan kedatangan satu unit terakhir pesawat jet tempur Sukhoi itu, kini TNI AU memiliki sepuluh unit pesawat jet tempur buatan Rusia yang terkenal dengan manuver patukan kobra-nya.

Sebelumnya, dua unit Sukhoi sejenis telah tiba di pangkalan udara yang sama pada Jumat (10/9).

Dengan begitu, lanjut Kasau, tujuh pesawat Sukhoi yang baru diharapkan siap tampil pada peringatan HUT ke-65 TNI pada 5 Oktober mendatang, dalam formasi terbang lintas.

Sejak 2003 Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003 Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Sumber: ANTARA

BERITA POLULER