Pages

Tuesday, September 14, 2010

3 Perakit Sukhoi Meninggal Kapolda Sulselbar: Tidak Ada Tanda Kekerasan di Tubuh Korban

Makassar - Kasus kematian 3 perakit pesawat Sukhoi asal Rusia di Makassar masih dalam penyelidikan kepolisian. Hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah ketiga korban.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan di mayat korban," kata Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Irjen Pol Johny Waenal Usman, usai menengok jenazah ketiga korban di kamar mayat RS Bhayangkara, Jl Mappaodang, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/9/2010).

Dalam kesempatan itu Johny juga menyinggung soal pemulangan jenazah ketiga warga negara Rusia itu. Menurut Johny, hal tersebut sepenuhnya kewenangan pihak Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin dan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.

Sekadar diketahui, 3 anggota tim perakit Sukhoi dari Rusia yang tewas adalah Savanoc, Alexander dan Voronim. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.

Dugaan awal, ketiganya tewas usai mengkonsumsi minuman keras. Namun saat melakukan olah TKP, polisi juga menemukan sejumlah obat-obatan kesehatan yang dibawa korban dari negara asalnya.


(djo/djo)
DETIK

3 Perakit Sukhoi Tewas Polisi Temukan Obat-obatan dari Rusia di Kamar Korban

 
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews

Makassar - Polisi masih menyelidiki sebab-sebab kematian 3 perakit pesawat Sukhoi asal Rusia di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah obat-obatan kesehatan yang dibawa korban dari negara asalnya.

"Kita juga menemukan muntahan korban di kamarnya di mess Lanud Sultan Hasanuddin," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Kombes Hery Subiansauri, di RS Bhayangkara, Jl Mappaodang, Makassar, Selasa (14/9/2010).

Namun Herry tidak menjelaskan lebih detil nama dan jenis obat-obatan tersebut. Menurutnya, hal tersebut masih dalam penyelidikan petugas labfor.

"Tim dokter dari Rusia juga berencana datang ke Makassar untuk ikut melakukan investigasi. Tapi kapan waktunya, masih belum ada kepastian," ungkap Herry.

Hery menambahkan, sampai saat ini jenazah ketiga perakit Sukhoi itu masih berada di RS Bhayangkara. Pemulangan ketiga jenazah tersebut sepenuhnya akan ditangani pihak Lanud Sultan Hasanuddin dan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.

Sekadar diketahui, 3 anggota tim perakit Sukhoi dari Rusia yang tewas adalah Savanoc, Alexander dan Voronim. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur. Dugaan awal, ketiganya tewas usai mengkonsumsi minuman keras.

(djo/djo)

DETIK 

KRI Dewaruci Pukau Pengunjung Italia

KRI Dewaruci Pukau Pengunjung Italia
Jakarta (ANTARA News) - Atraksi yang dilakukan crew KRI Dewaruci pada hari terakhir festival internasional kapal-kapal layar tiang tinggi Mediterania di Cagliari, Italia, berhasil memukau warga kota Cagliari meskipun kehadirannya terlambat tiga hari karena perbaikan tiang layar di pelabuhan Brest, Prancis.

Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa dalam keterangan persnya yang diterima Antara, Selasa menyebutkan keterlambatan tersebut ditebus dengan rangkaian atraksi budaya yang memuka pengunjung festival dari pagi hingga larut malam.

Dikatakannya crew KRI Dewaruci menampilkan tari perang Papua, Rantak Sumbar, Reog Ponorogo Jatim, Rapak Kendang Jabar, Saman Aceh dan ditutup dengan Poco-poco yang diikuti oleh para penonton.

Segera setelah merapat di dermaga Cagliari dengan atraksi kadet yang berdiri di tiang-tiang layar tinggi, Dewaruci menerima kunjungan masyarakat Cagliari, dimulai dengan rombongan para penderita cacat yang diantar keluarga dan didampingi petugas palang merah Italia.

Di luar skenario, kapten kapal Dewaruci, Letkol Soeharto La Djide menyiapkan anak buahnya mengelar pertunjukan budaya yang membuat seorang penderita cacat dengan segala keterbatasannya bangkit dari tempat duduknya dan bergoyang mutar-mutar, yang mengundang tepuk tangan pengunjung memadati geladak kapal dan antrian pengunjung di tepi dermaga.

Banyaknya pengunjung, membuat crew Dewaruci kembali mengelar pertunjukan dengan posisi penari menghadap pengunjung yang jumlahnya terus bertambah dan tidak dapat naik ke atas kapal.

Seusai gelar budaya , marching band Gita Taruna melakukan parade dengan berjalan sekitar satu km dari dermaga ke taman besar di sepanjang marina dengan latar belakang kapal-kapal layar kecil yang berjajar rapi dan indah.

Parade atraktif yang membawakan lagu-lagu populer menarik perhatian pengendara yang melewati jalan utama di depan marina yang melambaikan tangan sambil mengambil foto peserta parade .

Memperhatikan antusiasme tinggi pengunjung pada aktraksi budaya crew Dewaruci kembali memenuhi permintaan penyelenggara untuk tampil di terminal utama kapal pesiar di dermaga Ichnusa, Cagliari.

Suguhan pertunjukan budaya yang lebih menarik di depan pengunjung yang membuat mereka ikut menari dan memberikan tepuk tangan yang tidak henti-hentinya sepanjang pertunjukan.

Sambil menonton, sejumlah pengunjung menghampiri Duta Besar RI Roma, Mohamad Oemar yang duduk bersama kapten Dewaruci dan menyampaikan berbagai ungkapan pujian dan terima kasih atas kedatangan Dewaruci dalam festival.

Ketua Penyelenggara Fetival Pier Paolo Del Rio mengatakan keterlambatan Dewaruci sudah terbayar lunas dengan atraksi spektakuler hari ini.

"Saya mengenal nama Indonesia dari media massa," ujar seorang warga setempat yang mengakui kesan awalnya negatif, namun kehadiran Dewaruci yang menampilkan budaya yang belum pernah disaksikan di kapal lain yang ikut festival di Cagliari, membuat ia jatuh cinta dan ingin berkunjung ke Indonesia.

Para penonton sore itu kebanyakan datang bersama keluarga kemudian menuju kapal untuk menyaksikan keunikan Dewaruci, kapal latih TNI AL yang juga aktif memperkenalkan seni budaya Indonesia di 21 negara sahabat dalam pelayaran lintas benua sejak tujuh bulan lalu.(*)
(U-ZG/R009)

ANTARA

Russia revives Caspian Sea Monster


The revival of GEV production was announced by the Alekseev design and construction bureau, which used to be the leading producer of such vehicles. According to its production branch director, Evgeny Meleshko, the bureau is working on a big model. It will spend two years making the new design with the first tests to be launched in 2012.
“For our company it’s a big project, and most of our specialists will be working on it,” Meleshko told Interfax news agency.
GEVs are high-speed naval vehicles that fly just over the surface thanks to a high-pressure air cushion created by its wings. The first prototype with a wingspan of 37.6 meters and a hull length of about 100 meters could travel at 250 knots and had a maximum take-off weigh of 544 tons.
The Soviet Union produced several models, including one for amphibian troops transportation and a cruise missile carrier. There was also a project for a strategic GEV armed with ballistic missile.

http://rt.com/Politics/2010-02-17/us-attack-iran-amd.html

Israel and US allegedly preparing military strike on Iran

       
It comes after Washington called for tougher measures to be taken against the country over its nuclear ambitions.
The reports first appeared in Iranian media and were later picked up by more mainstream Israeli and Iranian media. According to them, Israeli helicopters have dropped large amounts of military equipment in northern Saudi Arabia, eight kilometers from Tabuk, the closest Saudi city to Israel.
Later, London Times magazine published a report claiming that Saudi Arabia agreed to give Israel a narrow corridor of air space in northern Saudi Arabia. The article went on to say that the Saudis had adjusted defense missile systems to allow Israeli jets to fly overhead.
According to Egyptian sources, an American fleet made its way through the Suez Canal. Eyewitnesses say the fleet had eleven frigates and an air carrier. They add there was also an Israeli frigate among the ships. All commercial traffic was suspended for some time as the fleet made its way from the Mediterranean to the Red Sea.
There has been no reaction from Washington, but Saudi Arabia has vehemently denied the claims.
Dr. Eldad Pardo of the Hebrew University in Jerusalem says it is not unlikely for Saudi Arabia and other Gulf states to cooperate with Israel against Iran.
Definitely, it is possible,” Pardo stated. “The question is not whether it is Israel or not. Israel has military capabilities but, all in all, it is a minor player in the Iranian game. The major players are the superpowers and the phenomenon of globalization, free trade and all that is in danger if Iran obtains nuclear weapons.”

http://rt.com/Top_News/2010-06-28/iran-us-military-preparations.html#

Paket Senjata Saudi 60 Miliar Dollar




F-15 Arab Saudi (Foto: defensenews-updates.blogspot.com)

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Presiden Barack Obama akan segera memberitahu Kongres mengenai paket senjata untuk Arab Saudi senilai 60 miliar dollar Amerika Serikat. Perjanjian itu berpotensi memecahkan rekor dan mungkin akan membantu menghadapi ancaman Iran yang meningkat.

Seorang pejabat senior AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, Senin (13/9) mengatakan, ia memperkirakan Saudi pada awalnya hanya berkomitmen pada pembelian senilai 30 miliar dollar, tapi itu dapat menjadi lipat dua. Paket tersebut akan termasuk 84 jet tempur F-15 Boeing Co dan peningkatan 70 unit lainnya dari (tipe) pesawat itu. Paket itu juga melibatkan 72 helikopter Black Hawk yang dibuat Sikorsky Aircraft, satu unit dari United Technologies Corp.

"Itu sangat besar," kata Andrew Exum, seorang pengamat di Pusat untuk Keamanan Amerika Baru, menyebut perjanjian yang telah lama diantisipasi itu sebagai "pembangkit semangat" bagi industri pertahanan AS. "Apa yang AS sekarang upayakan untuk dilakukan di sini sangat jelas. (Ini) pada dasarnya berupaya untuk bekerja dengan, bersama dan melalui mitra-mitra kami di kawasan itu untuk mengimbangi Iran," katanya.

Penambahan persenjataan Saudi itu terjadi di tengah kekhawatiran internasional yang mendalam mengenai langkah Iran untuk meningkatkan kemampuan militernya, termasuk kemajuan dalam program nuklirnya yang Barat yakini ditujukan untuk mengembangkan bom atom, sebuah tuduhan yang dibantah Iran. AS juga telah mengurangi kecemasannya atas kemampuan rudal Iran yang bertambah, dan dengan tenang membantu negara-negara Arab meningkatkan pertahanan rudal mereka.

Paket Saudi itu, kata Exum, harus dilihat dari konteks perjanjian lainnya di kawasan itu. Ia menyebut yang diperkirakan penjualan sistim pertahanan rudal yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp pada Uni Emirat Arab.

Senin pagi, juru bicara Pentagon, Kolonel Dave Lapan, mengatakan, ia memperkirakan Kongres akan menerima pemberitahuan resmi mengeni perjanjian dengan Saudi, yang telah lama diantisipasi, itu pekan depan. Lapan menolak untuk mengomentari perinciannya dan mengatakan Kongres perlu diberitahu pertama.

Dorongan untuk Boeing
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan perjanjian senjata AS-Saudi itu juga melibatkan 70 helikopter Apache dan 36 Little Birds buatan Boeing. Jika disetujui, perjanjian Saudi itu akan memberikan dorongan besar pada unit pertahanan Boeing Co, yang memiliki beberapa program penting yang telah dikurangi oleh Menteri Pertahanan Robert Gates tahun lalu.

"Transaksi ini menunjukkan bahwa mungkin masih akan ada banyak semangat dalam program jet tempur F-15 dan program pesawat warisan Boeing lainnya," kata pengamat pertahanan Loren Thompson dari Institut Lexington yang bermarkas di Virginia.

"Penjualan ke Saudi itu dengan sendirinya akan membuat perbedaan besar pada penghasilan perusahaan selama sedikitnya lima tahun ke depan," ujar Thompson.

Dengan pemberitahuan ke Kongres itu, para anggota parlemen memiliki waktu 30 hari untuk menolak perjanjian tersebut.

Arab Saudi adalah pembeli terbesar senjata AS dalam rentang waktu empat tahun dari 2005 hingga 2008, dengan 11,2 miliar dolar AS dalam perjanjian, menurut Pelayanan Riset Kongres AS.

Sumber: KOMPAS

Perakit Sukhoi Tewas karena Sesak Napas

TEWAS. Jenazah Voronin Sergei warga Rusia yang tergabung dalam tim garansi (warranty) perakit pesawat tempur Sukhoi saat dikeluarkan dari Rumah Sakit Stella Maris Makassar, malam tadi. (FOTO DARWIN/BKM)

MAKASSAR, KOMPAS.com — Alexander, Voronim, dan Victor Savanoc, tiga warga negara Rusia yang menjadi teknisi dan perakit jet tempur Sukhoi, meninggal karena sesak napas.

"Ketiganya mengalami sesak napas, rongga dada, mual-mual, dan mengalami pusing sebelum meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Hery Subiansauri didampingi Kabid Dokkes Kombes Budyo Prasetyo, dan dokter Bhayangkara, AKB Mapparape, di Makassar, Selasa (14/9/2010).

Ia mengatakan, ketiga korban sudah diotopsi oleh tim Laboratorium Forensik Universitas Hasanuddin dan Kedokteran Kepolisian Polda Sulselbar di Rumah Sakit Polri Bhayangkara.

Ketiga korban itu merupakan bagian dari 12 anggota tim garansi pesawat jet tempur canggih Sukhoi SU-27 SKM yang akan memperkuat Skuadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Ketiga anggota perakit dan teknisi Sukhoi itu tiba di Makassar pada Minggu, 5 September, dan akan berada di Lanud Hasanuddin, Makassar, selama setahun untuk memberikan jaminan kepada personel TNI AU jika jet tempur supercanggih itu akan menjadi bagian dari Skuadron 11 Lanud Hasanuddin.

Sumber: KOMPAS

BERITA POLULER