Pages

Tuesday, September 14, 2010

TNI Selidiki Tewasnya Tiga Mekanik Sukhoi

JAKARTA--MI: Pihak TNI hingga kini masih menyelidiki penyebab pasti tewasnya teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Hal itu ditegaskan Menkopolhukam Djoko Suyanto, Selasa (14/9). "Yang jelas sedang diselidiki penyebabnya, satu orang karena ikutan melihat temannya meninggal, stau lagi dibawa ke rumah sakit, tukas Djoko.

"Sedang dalam pengusutan, sedang dalam penyelidikan di Makassar. Mudah-mudahan KSAU bisa segera melaporkan lebih lanjut," lanjutnya.

Sebagaimana diketahui tiga anggota tim perakit Sukhoi SU 27 SKM dari Rusia tewas. Ketiga perakit itu duga tewas akibat menenggak minuman keras.

Ketiganya bukan personel militer Rusia, tetapi tim dari pabrikan Sukhoi di Rusia yang bertanggung jawab merakit dan mempersiapkan Sukhoi hingga layak tempur. Namun belum diketahui apakah Rusia akan mengirim pengganti ketiganya. Ketiga anggota tim perakit Sukhoi dari Rusia yang tewas adalah Savanoc, Alexander dan Voronim. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Indonesia akan membeli Shukhoi Pakfa (6-12 unit pada tahun-tahun 2028-2032) dan Rusia Akan Mengekspor 600 jet Sukhoi PAK FA generasi kelima


Rusia akan mengekspor lebih dari 600 unit pesawat tempur Sukhoi generasi kelima. Menurut ahli dari Pusat Analisis Perdagangan Global Arms, direncanakan untuk membangun setidaknya seribu pesawat ini. Urutan yang diharapkan dari Angkatan Udara Rusia selama tahun 2020-2040 dengan skenario ekonomi yang menguntungkan di dalam negeri dapat mencapai 400-450 unit.


Secara umum, volume pesanan ekspor potensial untuk PAK FA, mengingat India, bisa mencapai 548-686 fighter. Saat ini, satu-satunya anggota asing dari program PAK FA adalah India, yang berencana untuk memiliki tidak kurang dari 250 unit pesawat tempur generasi kelima dalam pertahanan angkatan udara. Mereka akan dibangun atas dasar PAK FA Rusia, namun tingkat kontrol perizinan dari sisi Rusia untuk model masa depan pesawat generasi kelima masih belum diketahui.


Pada bulan Juli tahun 2010, Direktur Jenderal Sukhoi Mikhail Pogosyan mengatakan bahwa kontrak dengan India dapat ditandatangani sebelum akhir tahun ini. Rincian kerjasama masa depan Sukhoi dan perusahaan terkemuka India Hindustan Aeronautics (HAL) berpartisipasi dalam pembangunan belum dilaporkan.

Rusia Today: versi Cina membahayakan hubungan bilateral jet Rusia


0diggsdigg
PAK FA VS F-22 Raptor (Foto: imageshack)
Berdasarkan proyeksi tersebut, pembeli potensial PAK FA didistribusikan antara negara-negara berikut: Aljazair (dapat membeli 24-36 pesawat tempur generasi kelima dalam periode tahun 2025-2030), Argentina (12-24 unit pada tahun-tahun 2035 - 2040), Brazil (24 - 36 unit pada tahun-tahun 2030-2035), Venezuela (24-36 unit pada tahun-tahun 2027-2032), Vietnam (12-24 unit pada tahun-tahun 2030-2035), Mesir (12-24 unit pada tahun-tahun 2040-2045).


Juga, Indonesia (6-12 unit pada tahun-tahun 2028-2032), Iran (36-48 unit di tahun 2035-2040), Kazakhstan (12-24 unit pada tahun-tahun 2025-2035), Cina (hingga 100 unit di tahun-tahun 2025-2035), Libya (12-24 unit pada tahun-tahun 2025-2030), Malaysia (12-24 unit pada tahun-tahun 2035-2040), dan Suriah (12-24 unit pada tahun-tahun 2025-2030) .


Pesaing nyata PAK FA di masa mendatang hanya F-35 Lightning-2, sebagai versi berat dari US generasi kelima tempur F-22. Karena harganya yang mahal (sekitar $ 250.000.000 per pesawat untuk ekspor) hampir tak ada permintaan di pasar persenjataan dunia.


Selain itu, pada paruh pertama abad kedua puluh satu, sejumlah negara menghadapi meningkatnya kompetisi dari AS karena Mereka ingin menyimpan kemandirian dalam kebijakan dan akan mencari mitra kerjasama dalam produksi sistem senjata teknologi tinggi, analis mengatakan.


Di masa mendatang, sejumlah negara Eropa Barat dan, kemungkinan Prancis dan Jerman akan menunjukkan kepentingan praktis dalam kemitraan dengan Rusia untuk mengembangkan pesawat tempur generasi kelima. Mereka tidak akan dapat melaksanakan program serupa secara mandiri, dari awal. Mereka tidak akan mau membeli F-35, seperti yang dilakukan sekarang dengan negara-negara lain, karena mereka tidak ingin masuk ke teknologi, dan sebagai akibatnya, ketergantungan politik di Amerika Serikat


Pesawat generasi kelima direncanakan untuk mengambil bagian dalam acara dirgantara MAKS-2011. Direktur Jenderal Sukhoi mengatakan bahwa pesawat itu melakukan penerbangan selama 16 tes, dan sampai saat ini tingkat sistem dalam hal kehandalan dan keamanan memungkinkan untuk program tes penerbangan secara penuh. Selama tahun 2011-12 direncanakan untuk menyelesaikan pengujian pesawat tempur baru.

Deputi Pertama Menteri Pertahanan Vladimir Popovkin diperkirakan kebutuhan pesawat tempur Angkatan Udara dari generasi kelima di 50-100 unit. Ngomong-ngomong, berapa kebutuhan Rusia di generasi baru peralatan tersebut, mengingat besarnya negara ini, diperkirakan sebagai sangat sederhana. Pada 2013-2015 Departemen Pertahanan akan membeli pesawat batch instalasi sepuluh, dan pada tahun 2020 batch seri 60 unit akan dibeli untuk Angkatan Udara.


Menurut Stockholm Peace Research Institute (SIPRI), Rusia peringkat kedua dunia dalam hal senjata diekspor. Di pasar dunia, berbagi Rusia adalah 23%, sementara Amerika Serikat memiliki 30%. Pada 2001-2005, Rusia telah menjadi pemimpin dalam memasok senjata luar negeri - 31% vs 30% dari Rusia US menghabiskan empat kali kurang dari Jepang, Jerman dan tiga kali lebih kecil dari Republik Ceko pada penelitian dan pengembangan eksperimental.

Sumber: Pravda/MIK/MJ INAKU

Ditahun tahun 2020 Sudah mempunyai dan memproduksi pesawat tempur generasi ke- 5 KFX 201 (RI-Korsel) sebanyak 50 unit dan di tahun 2028 indonesia akan membeli Sukhoi Pakfa dari Russia sebanyak 12 Unit, disaat itu pula Rudal Jelajah (balistik) indonesia (PINDAD dan LAPAN) sudah bisa di test, disaat itu pula Destroyer Destroyer maritim sudah bisa diproduksi banyak, disitu pula panser cannon dan amvibi buatan PINDAD diproduksi, Maju terus INDONESIA KU. MERDEKA

Pemerintah Tegaskan Australia tidak bisa Periksa Anggota Densus 88

JAKARTA--MI: Indonesia menegaskan pemerintah Australia sama sekali tidak berwenang memeriksa anggota Densus 88 terkait tuduhan penyiksaan dalam kasus separatisme RMS di Maluku. Hal itu ditegaskan  Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan Menkopolhukam Djoko Suyanto, Selasa (14/9).

Kapolri menyatakan saat ini tuduhan itu masih diselidiki. "Begini, tentunya kita dalami dulu. Tidak ada otoritas dari negara asing bisa memeriksa anggota kita. Kita serahkan ke dalam nanti apa betul ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Densus berkaitan dengan pemeriksaan yang dilakukan di Maluku," ujar Kapolri di Kantor Presiden.

Terkait jutaan dolar bantuan Australia, Kapolri menyatakan akan memilah-milah bantuk kerjasama dengan Negeri Kanguru itu. "Dihitung dalam bentuk dolar ya silakan aja. Tapi intinya tidak ada pihak lain yang, asing maksud saya, periksa anggota saya, tidak ada itu. Kalau memeriksa ya kita sendiri," tukasnya.

Sedangkan Djoko menyatakan pernyataan Australia itu baru bersifat tuduhan. Djoko memperkirakan kepolisian sudah mengirimkan tim ke Maluku untuk memastikan dugaan tersebut.

"Jadi isu-isu seperti itu pasti direspon dengan baik oleh kepolisian. Saya kok menyangsikan masih ada penyiksaan seperti itu," tukas Djoko.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Monday, September 13, 2010

Pesawat Tanpa Awak Amerika Kembali Beraksi, 12 Tewas

 IRIB News-Sumber-sumber di Pakistan menyatakan, pesawat tanpa awak militer Amerika Serikat hari ini (14/9) kembali beraksi menyerang wilayah adat Waziristan utara. Serangan itu menewaskan 12 orang. Dalam serangan tersebut sebuah gedung permukiman di wilayah Shawal di 30 kilometer arah utara kota Miranshah, hancur dihantam tiga roket.(IRIB/MZ/AR)



irib

Ahmadinejad Kunjungi Lebanon, Israel ketar-Ketir

Ahmadinejad Kunjungi Lebanon, Israel ketar-Ketir
Lawatan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon bulan depan dan kunjungannya ke lokasi perang 33 hari di Lebanon selatan menjadi isu panas media massa Israel, dan pembicaraan penting para politisi rezim Zionis. Media cetak, radio dan televisi Israel Jumat malam dan hari ini (Sabtu,11/9) berulangkali menayangkan rencana lawatan Ahmadinejad ke Lebanon, terutama kunjungan Presiden Iran ini ke wilayah selatan Lebanon. Tel Aviv mengkhawatirkan dampak lawatan tersebut yang semakin mengkokohkan muqawama Lebanon.
Koran Lebanon, al-Nahar kemarin menulis, Ahmadinejad hingga kini berulangkali menyatakan tekadnya untuk mengunjungi wilayah selatan Lebanon, dan lokasi perang 33 hari antara Muqawama Hizbullah dan rezim Zionis Israel (IRIB/PH

irib

Ni Dia Pangkalan Spionase Israel Terbesar di Dunia

Tel Aviv, IRIB News-Rezim Zionis Israel membangun pangkalan spionase terbesar di Timur Tengah. Pangkalan yang berfungsi mendengar percakapan dan mengumpulkan data ini dibangun di daerah Nagev, selatan Palestina pendudukan. Menurut laporan Kantor Berita Qudsna, Majalah Le Monde edise September dalam artikelnya membongkar fungsi pangkalan ini menyebutnya sebagai pusat spionase yang bukan hanya terbesar di kawasan, bahkan di dunia.
Majalah Perancis ini menambahkan, daerah Urim, selatan Palestina pendudukan dan berjarak 30 km dari Beersheba ini merupakan kawasan pusat spionase Israel. Namun demikian lokasi detailnya masih belum jelas.
Merekam percakapan, mengumpulkan informasi dan data dari Timur Tengah, Eropa, Afrika dan Asia adalah misi utma pangkalan ini. Meski memiliki fasilitas yang sangat lengkap, anehnya pangkalan ini lolos dari pengamatan media. Hal inilah yang membuat keberadaan pasti pangkalan ini susah dilacak.
Pangkalan spionase ini memiliki lebih dari 30 mesin pelacak gelombang dan perekam percakapan telepon serta mesin yang mampu menembus email organisasi internasional, tokoh dan pemerintah Eropa, Afrika dan Asia.
Menurut keterangan sejumlah pejabat Israel,pangkalan ini mampu menjadi pusat komando dan mengorganisir jaringan mata-mata. (IRIB/Qudsna/MF)


irib

Obama Setujui Penjualan Senjata Terbesar ke Arab Saudi

Washington, IRIB News-Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengumumkan kontrak penjualan senjata antara AS dan Arab Saudi senilai lebih dari 60 miliar dolar. Menurut laporan Press TV, Koran Wall Street Journal menulis, Gedung Putih mengeluarkan izin pembelian 84 jet tempur F15, tiga helikopter jenis Apache, Black Hawks 72 dan Little Birds 36 kepada Arab Saudi.
Menurut koran ini, Washington juga mengadakan pembicaraan dengan Raja Arab Saudi terkait sistem angkatan laut dan rudal yang bernilai puluhan miliar dolar. Menurut para pengamat, ini adalah transaksi senjata terbesar AS. Antara tahun 2001-2008 Arab Saudi telah merogoh koceknya sebesar 37 miliar dolar untuk membeli senjata.
Transaksi ini tinggal menunggu keputusan Kongres untuk dijalankan. Sementara itu, AS sendiri telah sejak lama berusaha membangun sistem rudal di seluruh wilayah Teluk Persia. Para pengamat menilai transaksi senjata AS dengan negara-negara Arab ditujukan untuk membendung pengaruh Iran yang kian hari kian kuat di kawasan. (IRIB/Press TV/MF)

IRIB

BERITA POLULER