Pages

Monday, September 13, 2010

Russian, Indian air forces may hold joint exercises soon

Russian Air Force chief, Col. Gen. Alexander Zelin
03:09 11/09/2010
© RIA Novosti. Sergei Pyatakov

Related News

Air forces of Russia and India may hold joint exercises in the next few years, Russian Air Force chief, Col. Gen. Alexander Zelin, said after his visit to India.
"We will definitely hold joint exercises," he said.
The proposal has already been submitted for consideration to the governments of the two states. The joint exercises, if approved, may take place in 2011 or 2012.
India, along with Venezuela, Algeria and Malaysia, is a major buyer of Russian military aircraft. The total volume of deliveries to these countries exceeded $2 billion in 2008.

NEW DELHI, September 10 (RIA Novosti)

RIAN NOVOSTI

Polri Bantah Tim Densus 88 Siksa Tahanan Politik Separatis Maluku

(Foto: JPPN)

13 September 2010, Jakarta -- Mabes Polri membantah tuduhan pemerintah Australia yang menyebut jika Densus 88 Anti Teror Polri telah melakukan penyiksaan tahanan politik di Ambon Maluku. Menurut Polri Densus tak pernah berurusan dengan tahanan separatis politik Ambon.

"Untuk penangkapan RMS dan separatis, Densus 88 tidak dilibatkan. Yang menangkap dan mengurusi itu anggota Polda, seperti Brimob dan lainnya," kata Kabid Penum Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (13/9/2010).

Namun demikian, Marwoto mengaku Polri akan mengecek kebenaran tuduhan dari pemerintah Australia itu. Densus dituduh pemerintah Australia telah melakukan penyiksaan terhadap tahanan politik yang terlibat aksi separatisme di Maluku.

Menurut data ada 12 anggota separatis di Maluku yang ditutup wajahnya dan dipukuli di wajah dan tubuhnya dengan pentungan. Salah satu tahanan mengatakan bahwa mereka dipaksa menelan cabe mentah, dan dua lainnya dipaksa untuk berciuman dan saling memeluk kalau menolak mereka dipukuli.

Australia, seperti diberitakan RNW, menyayangkan dan prihatin dengan kekejaman terhadap tahanan politik yang dilaporkan oleh Human Rights Watch dan Amnesty International itu. Mereka mengaku akan mengirim tim ke Indonesia menyelidiki penyiksaan yang dilakukan oleh anggota pasukan anti teror Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) atas tahanan anggota separatis Maluku.

Apa maumu Australia

Pengiriman tim investigasi Australia guna menyelidiki penyiksaan, menempatkan Indonesia sebagai negara bawahan Australia. RMS tidak layak digolongkan tahanan politik, mereka kaum separatis. Jika pemerintah mengijinkan tim ini datang ke Indonesia, tindakan ini lebih buruk dibandingkan reaksi kemayu terhadap Malaysia dalam kasus penyanderaan tiga petugas DKP oleh Kepolisian Malaysia.

Tindakan pemerintah Australia ini, kemungkinan dilatarbelakangi bantuan ke POLRI. Mereka merasa berhak mencampuri suatu urusan, jika kepentingannya terancam.

Keberhasilan melepaskan Timor Timur dari Indonesia, menjadikan mereka merasa superior dan terus berusaha secara konsisten melepaskan provinsi-provinsi di Indonesia Timur dari NKRI secara sistematis.

Keberhasilan mereka akhirnya ditentukan oleh kualitas kepemimpinan pemerintah Republik Indonesia. Kami berharap Indonesia dianugerahi pemimpin berkarakter kuat dan tegas agar negara asing tidak menganggap Indonesia sebagai obyek kepentingan nasional mereka.

Tribun News/Berita HanKam

Menhan Malaysia Harapkan Latma Terus Dilanjutkan

Pembukaan Latihan Malindo Darsasa 7AB/2010 di Malaka, Malaysia. (Foto: detikFoto)

14 September 2010 -- Menteri Pertahanan Malysia Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan latihan militer bersama antara Indonesia dan Malaysia harus dilanjutkan diadakan, meskipun seorang pemimpin militer senior Indonesia diberitakan akan mengkaji kembali latihan perang.

Menhan mengatakan latihan yang telah berlangsung tahunan, hendaknya tidak terhenti karena insiden laut yang menuai protes di Indonesia.

Latihan Malindo Darsasa 7AB/2010 di Malaka akhir April melibatkan unit komando Malaysia dan Indonesia dari tiga angkatan menguntungkan kedua Negara ucap Menhan.

“Bergantian, latihan serupa dijadwalkan di Indonesia 2014, ini melibatkan taktik dan pengkinian persenjataan,” tambah Menhan.

Malaysia telah memesan panser Anoa dari PT Pindad (Persero) guna melengkapi batalyon mekanis yang akan dibentuk. Malaysia membayar sebagian dengan kendaraan Proton Saga. Malaysia melakukan hal serupa dengan Rusia saat membeli jet tempur, menukarnya dengan CPO.

KOMPAS/Berita HanKam

Obama Katakan Islam Bukan Musuh Pada HUT 9/11

Obama Katakan Islam Bukan Musuh Pada HUT 9/11
Presiden AS Barack Obama (ANTARA/REUTERS/Larry Downing)
New York (ANTARA News) - Presiden Barack Obama mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa Islam bukan musuh, sementara upacara-upacara diadakan untuk menandai ulang tahun ke-9 serangan yang terjadi pada 11 September (9/11).


Upacara-upacara tersebut diadakan untuk menghormati hampir 3.000 orang yang tewas ketika para pembajak menabrakkan pesawat-pesawat ke World Trade Center di New York, Pentagon di luar Washington dan satu lapangan di Pennsylvania.


Namun, upacara-upacara tahun ini diwarnai hal-hal lebih berbau politik seperti aksi protes terhadap rencana pembangunan satu masjid yang terletak dua blok dari "Ground Zero" dan ancaman seorang pastur di Florida untuk membakar kitab suci Al Quran yang menyulut unjuk-unjuk rasa di berbagai belahan dunia Muslim.


Ketika berbicara di Pentagon, Obama mengatasi perdebatan di dalam negeri itu -- yang mengundang reaksi ummat Islam di luar negeri.


"Sebagai orang Amerika kami takkan dan tak pernah berperang dengan Islam. Islam bukanlah agama yang menyerang kita pada hari di September itu. Itu pekerjaan Al Qaida," kata Obama, yang mendesak warga Amerika jangan menaruh "kebencian dan prasangka."


Di Ground Zero, tempat pekerjaan rekonstruksi pertama kali dilakukan, satu kelompok paduan suara remaja membuka upacara itu dengan lagu kebangsaan.


Wakil Presiden Joseph Biden dan Walikota New York Michael Bloomberg termasuk di antara tokoh-tokoh yang menghadiri ritual tahunan pembacaan nama 2.752 orang yang terbunuh ketika dua pesawat udara menghancurkan menara kembar tersebut.


Kerabat para korban memegang potret orang-orang yang mereka cintai di bawah langit yang cerah sementara mereka mendengarkan daftar nama itu dibacakan oleh mereka yang selamat dalam tragedi tersebut dan para anggota tim rekonstruksi.


"Kami datang bukan untuk berkabung tetapi ingin mengingat kembali dan membangun kembali," kata Biden.


(ANT/B010)
ANTARA

Pastor Florida Batalkan Pembakaran Al Qur`an

Pastor Florida Batalkan Pembakaran Al Qur`an
Gainesville, Fla. (ANTARA News/Reuters) - Seorang pastor fudamentalis Amerika Serikat pada Kamis membatalkan rencananya untuk membakar Al Qur`an pada hari ulang tahun serangan 11 September Sabtu.

Terry Jones, yang memimpin gereja kecil Dove World Outreach Center yang tak dikenal, yang bermarkas di kota universitas Gainesville di Florida, mengatakan, satu perjanjian telah dicapai dengan para pemimpin Muslim untuk memindahkan lokasi pusat kebudayaan Islam dan masjid yang direncanakan di New York, yang kontroversial.

Pusat itu akan dipindahkan jauh dari tempat serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, menurut Jones.
ANTARA

Ulah Terry Jones Buat Marah Warga Kotanya


Ulah Terry Jones  Buat Marah Warga Kotanya
Jakarta (ANTARA News) -  Stephanie George, warga kota Gainesville, Florida,  gerah karena sering menyaksikan anggota Dove World Outreach Center  mengenakan kaos oblong dengan kalimat yang menghujat Islam.

Akhir pekan lalu Stephanie tak dapat berdiam diri lagi. Dia dan temannya, Lynda Dillon,  datang ke tempat pembuatan kaos Dragonfly Graphics untuk memesan selusin kaos bertuliskan  pesan tandingan: "Love,  not Dove."

Kaos itu  berisi lirik yang dipopulerkan  Elvis Costello (“What’s so funny ’bout peace, love and understanding”).

Aksi Stephanie itu ditujukan langsung terhadap  pendeta Terry Jones, gerejanya dan ancaman membakar Al Quran pada Sabtu, September 11.

"Dia seorang sinting, tapi aku masih merasa  perlu menyatakan  bahwa kami tidak sinting seperti dia. Aku tak mau mereka seolah mewakili lingkungan kami," kata Stephanie, (46).

Terry Jones sudah  dicerca  seluruh dunia dan warga kotanya lebih marah pada Jones. Mereka sangat marah dan kesal karena aksi Jones membuat kota kecil itu bercitra buruk.

Gainesville sebelumnya punya nama harum karena menghasilkan para juara kampus football AS, Gatorade, dan para rocker  seperti Tom Petty.

Kota Gainesville bersuasana terpelajar dan progresif, dengan walikota yang gay dan Dewan Kota yang semuanya dari Partai Demokrat. Kota metropolis dengan penduduk 115.000 itu punya lebih banyak toko es krim daripada toko-toko senjata.

"Dia tidak mewakili masyarakat," kata Larry Wilcox (78) yang sedang  membaca koran di sebuah restoran Panera. "Orang ini jelas cuma mengejar publisitas dan seorang yang aneh."

Pada hari Jumat, Mr Jones sekali lagi tampil dan menarik puluhan fotografer datang. Dia membawa seorang mantan Marinir  berkostum penyamaran. Mantan marinir itu memegang bendera Amerika Serikat dan menuntut permintaan maaf dari Muslim atas pemboman barak Marinir pada tahun 1983 yang menewaskan 241 orang di Beirut.

"Ini membuat kami putus asa," kata Larry Rev Reimer, pendeta dari Gereja Serikat Gainesville.  Dia tiba di  pintu gereja Dove membawa  8.048 tanda tangan dan berbagai pernyataan  dari 97 negara yang minta Jones membatalkan rencana membakar Al Quran.

Pendeta Reimer  mengatakan berbagai  orang dari seluruh dunia telah meminta kepada dirinya untuk membantu kota Gainesville menghadapi Jones.

Hal sama terjadi pada Walikota Craig Lowe. Dia mengatakan sangat banyak masukan yang ditujukan kepadanya. "Hampir satu email masuk perdetik," kata Lowe.

Ada warga yang mengatakan akan menuntut pemerintah kota atau Jones  supaya masalah itu jadi pembahasan masyarakat.  Masyarakat dari kota lain malah menyarankan  pengerahan National Guard (masyarakat yang menjalani wajib militer untuk pertahanan dalam negeri) untuk menghentikan rencana Jones.

Sebagian besar warga kota cuma bisa memendam kemarahan mereka terhadap Jones, tapi yang lain memilih jalan  konfrontasi langsung.

 Jose Soto,  pemimpin Mahasiswa untuk Masyarakat Demokratis di University of Florida, berdiri di seberang jalan gereja i Dove pada hari Jumat sore dengan rekan-rekannya dan mereka berteriak, "Hey ho, hei ho, Dove  Outreach got to go." (Dove Outreach harus angkat kaki).

"Mengabaikan mereka ternyata tidak berhasil," kata Soto. "Mereka makin jadi perhatian."

John L. Esposito, ahli tentang agama dan internasional di Georgetown serta konsultan untuk Departemen Luar Negeri AS, punya pendapat sendiri untuk menghadapi Jonies.

Politisi, media berita, serta semua warga   Gainesville, katanya, harus mengalihkan diri mereka kepada usaha untuk menyampaikan citra yang berbalikan dari Jones. "Yang harus kita mulai lakukan adalah memberikan sisi positif tentang diri kita, ini yang akan menjadi contoh bagi warga lain," katanya.

Sikap itu juga yang persis telah dilakukan  Dragonfly. Selama 24 tahun, perusahaan yang dikelola empat orang itu membuat kaos oblong bagi perusahaan, mahasiswa, acara-acara, dan gereja. Si pemilik Dragonfly, Joy Revels, menolak order dari Terry Jones yang memesan kaos oblong dengan tulisan menghujat agama.

Dia lalu mencetak 200 kaos tandingan pada hari Selasa, awalnya untuk tes permintaan sekaligus mengumpulkan sumbangan. Tapi, pada Jumat malam, sudah lebih dari 1.000 kaos "perdamaian, cinta dan saling pengertian" itu ludes terjual. " Hingga akhir pekan lalu, Joy dan pekerjanya masih sibuk memenuhi pesanan kaos tandingan terhadap Terry Jones.  Masyarakat Gainesville rupanya sama dengan semua orang di seluruh dunia;  mereka menolak dan marah terhadap Terry Jones.
(A038/ART)

Sumber : New York Times/ANTARA

Hikmahanto: Australia yang Butuh Densus 88, Bukan Sebaliknya


Selasa, 14/09/2010 08:51 WIB

Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Polri dan Densus 88 dinilai tergantung pada bantuan Australia. Itu pula sebabnya, pemerintah Australia bisa leluasa berkeinginan memeriksa oknum Densus 88 yang diduga melakukan penyiksaan pada tahanan separatis di Maluku. Padahal sebenarnya, justru Australia-lah yang sangat membutuhkan Polri dan Densus 88.

"Pemerintah Australia-lah yang bergantung pada polisi dan pemerintah Indonesia mengingat Indonesia dijadikan bumper agar terorisme tidak merambah ke Australia," ujar Guru Besar Hukum Internasional FH UI, Hikmahanto Juwana, dalam keterangan pers pada detikcom, Selasa (14/9/2010).

Hikmahanto menilai tindakan Australia dinilai bukan untuk penegakan HAM, melainkan dalam rangka akuntabilitas pemberian bantuan kepada pemerintah Indonesia dalam rangka perang melawan terorisme. Laporan soal akuntabilitas ini dinilai penting agar publik di negeri kanguru itu tidak mempermasalahkan bantuan tersebut.

"Untuk itu pemerintah harus tegas menolak intervensi yang dilakukan oleh pemerintah Australia dengan menerjunkan aparatnya untuk melakukan pemeriksaan," tegas dia.

Menurut Hikmahanto, bila pemerintah mengabulkan permintaan pemerintah Australia maka ini akan memunculkan pertanyaan publik terhadap pemerintah dan indikasi lemahnya diplomasi Indonesia. Apalagi belum lama ini pemerintah tidak mampu menangani kasus petugas DKP yang diborgol dan dipelakukan seperti tahan di Malaysia.

DETIK

BERITA POLULER